TEST BENEDICT
(SEMI KUANTITATIF)
KELOMPOK 1 (KELAS E)
RIMBHA PUTRI LESTARI 201710410311114
AZRUL CHOLIS AZZAHABI 201710410311131
SHAFELIA NATA AJI KUSUMA 201710410311156
ARIFA KHARIMATUL FUAD 201710410311184
PUTRI ANASSTASYA WIDJANARKO 201610410311125
Tujuan
penyaring. Gula mempunyai gugus aldehid dan keton bebas mereduksi ion kupri
dalam suasana alkalis menjadi koprooksida yang tidak larut dan berwarna merah.
Banyaknya endapan merah yang terbentuk sesuai dengan kadar gula yang
terdapat di urin. Analisa urin itu penting, karena banyak penyakit dan gangguan
metabolisme dapat diketahui dari perubahan yang terjadi didalam urin. Zat yang
dapat dikeluarka dalam keadaan normal tidak terdapat adalah glukosa, aseton,
Penjepit kayu
Tabung reaksi Beakerglass
Pipet
Rak tabung reaksi
Bahan
Gambar 3 : Urin Patologis Gambar 4 : Urin Patologis Gambar 5 : Urin Patologis Gambar 6 : urin Patologis
A B A (kelompok lain) B (kelompok lain)
Pembahasan
Praktikum kali ini memeriksa kadar glukosa dalam urin dengan uji Benedict secara semi
kuantitatif. Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida salah satunya adalah
glukosa. Sehingga uji Benedict dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan
glukosa. Urine yang mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit
diabetes.
Pertama-tama yang dilakukan adalah menyiapkan 3 buah tabung reaksi kemudian
memasukkan masing-masing 2,5 ml perekasi benedict ke dalam tabung reaksi yang telah
disiapkan tersebut. Selanjutnya ditambahkan 4 tetes urin ke dalam tabung I yang berisi
urin normal, ditambahkan 4 tetes urin yang sudah ditambahkan larutan glukosa 0,5%
kedalam tabung II, lalu ditambahkan 4 tetes urin yang ditambahkan larutan glukosa 2%
ke dalam tabung III. Setelah semua bahan dimasukkan kedalam masing-masing tabung,
panaskan tabung reaksi tersebut sampai mendidih didalam beaker glass yang diletakkan
diatas hotplate, kemudian amati endapan yang terbentuk dan perubahan warna yang
terjadi.
Lanjutan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh adalah warna keempat larutan tersebut adalah pada
tabung I yang berisi urin normal, didapatkan warna biru atau dengan kata lain tidak terjadi
perubahan warna setelah dilakukan pemanasan. Hasil ini bisa didapatkan karena dalam urin
tidak terkandung glukosa, sehingga walaupun sudah dipanaskan, proses reduksi ion Cu++
yang terkandung dalam reagen Benedict tidak dapat terjadi dan mengakibatkan tidak adanya
perubahan warna.
Pada tabung II yang berisi urin patologis A, didapatkan perubahan warna menjadi hijau tosca.
Hasil ini bisa didapatkan karena didalam urin terkandung glukosa sekitar kurang dari 0,5%.
Glukosa yang terkandung didalam urin inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan warna,
karena ketika dipanaskan glukosa memberikan elektronnya kepada ion Cu++ sehingga
tereduksi menjadi ion Cu+, lalu Cu+ dioksidasi menjadi Cu2O, hal inilah yang menyebabkan
perubahan warna pada larutan ini.
Lanjutan
Pada tabung III yang berisi urin patologis B, didapatkan perubahan warna dari biru menjadi
hijau setelah dipanaskan dan terdapat endapan berwarna merah bata di bagian bawah tabung
reaksi. Hasil ini bisa didapatkan karena didalam urin terkandung glukosa sekitar 2% Glukosa
yang terkandung didalam urin inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan warna, karena
ketika dipanaskan glukosa memberikan elektronnya kepada ion Cu++ sehingga tereduksi
menjadi ion Cu+, lalu Cu+ dioksidasi menjadi Cu2O, hal inilah yang menyebabkan perubahan
warna pada larutan ini. Perubahan warna yang terjadi pada urin patologis B lebih pekat karena
konsentrasi kandungan glukosa didalamnya lebih tinggi dari urin patologis A.
Kesimpulan
2
4
3
Urin normal tidak mengandung
1 glukosa.
Kadar glukosa yang diperoleh
Kadar glukosa yang diperoleh dalam dalam urin patologis B dengan
urin patologis A dengan menggunakan menggunakan pereaksi
pereaksi benedict secara semi benedict secara semi
kuantitatif adalah sekitar <0,5%. kuantitatif adalah sekitar >2%.
Untuk menentukan kadar
glukosa dalam urin secara
semi kuantitatif dapat .
dilakukan Uji Benedict.
That’s all. Thank you!
Any Questions?