Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

URINALISIS

Oleh:

Kelompok 2

Sahda Sabilah Luhtansa (2143057015)

Liany Carolina Rambu Lika (2143050019)

Septiana Berbara Blaon (2143050016)

Hanna Tri Akifah (2243087008)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

TAHUN 2022/2023
URINALISIS
I. Tujuan
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui kandungan zat urine
b. Agar mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kualilatif pada urine
c. Agar mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan protein pada urine
d. Agar mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan glukosa pada urine

II. Dasar Teori


Urine atau air seni merupakan sisa hasil metabolisme dalam tubuh yang harus
dikeluarkan dari tubuh melalui sistem urogenital karena bersifat racun bagi tubuh. Urine
dapat dipergunakan untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit tertentu dengan beberapa
metoda yang disebut Urinalisis. Urine sebagai bahan pemeriksaan diperoleh dengan
berbagai cara sesuai dengan tujuan pemeriksaan dan yang digunakan adalah urine
sewaktu yaitu urine yang diambil saat diperlukan sewaktu-waktu saja. Selain itu ada
urine 24 jam, urine 12 jam, urine pagi dan urine sewaktu, dapat dipergunakan sesuai
dengan berbagai tujuan pemeriksaan.
Sebelum melakukan pemeriksaan urine lebih lanjut, langkah awal adalah melakukan
pemeriksaan urine secara kualitatif meliputi uji Warna, uji Suhu, Uji pH, Uji Berat jenis
dan Uji Bau serta Volume. Secara umum normal volume urine pada orang dewasa 600 –
2500 ml/hari, tergantung air yang masuk, suhu lingkungan, makanan, keadaan fisik dan
mental. Warna urine normal umumnya kuning pucat sampai kuning. Zat warna yang
terdapat pada urine adalah urokhrom, urobilin dan hematoporfirin. Warna abnormal
dapat terjadi karena sebab-sebab tertentu, misalnya minum obat-obatan, adanya pigmen
empedu, adanya darah, adanya asam homogenitisat lainnya. Suhu urine berkisar antara
25o – 35o C, normalnya berkisar 30o C. Urine bersifat asam dengan pH kira-kira 6,0 (4,7
– 8,0) tergantung makanan yang masuk. Bila urine dibiarkan maka reaksi akan menjadi
basis karena perubahan urea menjadi ammoniak. Berat jenis urine berkisar 1,003 – 1,030,
tergantung bahan terlarut didalamnya. Adapun bau urine sangat khas, kadangkala tidak
berbau sampai bau harum. Semua kondisi diatas merupakan sifat-sifat urine yang
normal.
Secara biokimia, urine normal mengandung zat-zat antara lain Urea, Ammonia,
Kreatinin dan kreatin, Asam urat, Asam-asam amino, Allantoin, Chlorida, Sulfat, Fosfat,
Oksalat, Hormon, Enzim, Vitamin dan Mineral. Adapun zat abnormal dalam urine
adalah adanya protein dan glucosa, karena protein dalam urine sehari tidak boleh lebih
dari 30 – 200 mg yang di ekresikan. Bila ekskresi naik disebut proteinuria, hal ini terjadi
pada kebocoran ginjal akibat glomerulonefritis. Sedangkan pada keadaan normal glucosa
dalam urine tidak boleh lebih dari 1 gram sehari. Diuji dengan reaksi Benedict hasilnya
negatif. Kadar glucosa dalam urine lebih besar disebut glukosuria, misalnya pada
penyakit kencing manis (Diabetes mellitus).
III. Alat dan Bahan
a. Alat
No Alat Ukuran Jumlah
1 Urinometer 1
2 Beaker glass uk. 1 L 1L 2
3 Termometer 1
4 pH Indikator 1
5 Gelas Ukuran 2
6 Corong kaca 1
7 Kertas Saring 4
8 Lampu Spiritus 1
9 Rak Tabung 1
10 Tabung Reaksi 12
b. Bahan
No Bahan Wujud Konsentrasi Jumlah
1 Urine Cair
2 Reagen Benedict Cair
3 As. Asetat Glasial Cair
4 As. Sulfasalisilat Cair

IV. Prosedur Kerja

No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan


A Pemeriksaan Kualitatif : A. Pemeriksaan Kualitatif
1. Uji Warna dan Bau -Warna : Putih
2. Uji Suhu -Bau : Menyengat
3. Uji Ph -Suhu : 28℃
4. Uji Berat Jenis -pH : 7
-Bobot Jenis : -1,001
B Pemeriksaan Protein B. Pemeriksaan Protein
1. Urine dipanaskan sambil diamati -Urine (dipanaskan) : tidak
perubahan warna yang terbentuk terjadi perubahan warna
2. Ditambahkan asam asetat glacial, lalu - Urine + as. Glasial
dipanaskan lagi, jika urine tersebut (dipanaskan) : tidak keruh
keruh berarti positif mengandung - Urine + as. Sulfosalisilat
protein (dipanaskan) : tidak keruh
3. Urine ditambahkan asam sulfosalisilat,
apabila keruh berarti positif
mengandung protein
C Pemeriksaan Glukosa C. Pemeriksaan Glukosa
1. Urine dalam tabung reaksi ditambahkan - Urine + Reagen Benedict :
larutan reagen Benedict, Bila terbentuk Warna biru kehijauan
warna merah bata, berarti positif
mengandung glukosa, sebaliknya bila
tetap berwarna hijau berarti negatif
V. Pembahasan
Pada percobaan kali ini kami melakukan praktikum tentang urinalisasi. Urine
atau air seni merupakan sisa hasil metabolisme dalam tubuh yang harus dikeluarkan
dari tubuh melalui sistem urogenital karena bersifat racun bagi tubuh. Tujuan
dilakukannya Percobaan ini yaitu agar dapat mengetahui kandungan zat urine.
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu urine yang di peroleh
dari salah satu praktikan, reagen benedict, As. Asetat glasial dan As. Sulfasalisilat
sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu urinometer, Beaker glass,
Termometer, pH indikator, Gelas ukur, Corong kaca, Kertas saring, Lampu spiritus,
Tabung reaksi dan Rak tabung.
Pada praktikum ini ada beberapa parameter yang diujikan. Parameter yang
pertama yaitu Pemeriksaan Kualitatif yang diujikan yang pertama yaitu Uji warna dan
Bau dengan cara mengamati warna dan bau urine secara organoleptis, yang kedua
yaitu Uji suhu dengan cara Suhu urine diamati menggunakan thermometer selama 2
Menit didalam gelas. Yang ketiga yaitu Uji pH dengan cara pH urine diamati dengan
menggunakan pH indikator Universal dan yang keempat yaitu Uji Berat Jenis dengan
cara Berat jenis urine diamati dengan menggunakan alat satu set Urinometer.(terdiri
dari bejana dan alat ukur). Semua peralatan di lap bersih, masukkan urine kedalam
bejana setinggi ¾ bagian . Masukkan alat ukur kedalam bejana yang sudah terisi
urine, usahakan posisi tetap di tengah-tengah dengan meletakkan kertas saring yang
sudah dilubangi dan melayang. Angka yang diperoleh di konversi lagi dengan
temperatur urine 31,5o C dengan berat jenis standard 100,3.
Parameter kedua yang di uji yaitu Pemeriksaan Protein dengan cara yang
pertama Urine dipanaskan sambil diamati perubahan warna yang terbentuk kemudian
ditambah asam asetat glacial, lalu dipanaskan lagi, jika urine tersebut keruh berarti
positif mengandung protein dan terakhir Urine ditambah asam sulfosalisilat, apabila
keruh berarti positif mengandung protein.
Parameter terakhir yang diujikan yaitu Pemeriksaan Glucosa dengan cara
Urine dalam tabung reaksi ditambahkan larutan reagen Benedict, Bila terbentuk
warna merah bata, berarti positif mengandung Glukosa, sebaliknya bila tetap
berwarna hijau berarti negatif mengandung Glukosa.
Hasil yang diperoleh dari percobaan ini yaitu pada pengujian pemeriksaan
kualitatif pada uji warna dan bau hasilnya urine berwarna putih kekuningan dengan
bau khas kencing sangat menyengat, suhu urine yang diperoleh yaitu 28℃, dengan
pH 7 dan bobot berat jenis -1,001.
Pada pemeriksaan protein hasil yang diperoleh urine saat dipanaskan tanpa
penambahan reagen apapun tidak terjadi perubahan warna, dan ketika urine dengan
penambahan asam glasial serta urine dengan penambahan asam sulfosalisilat ketika
dipanaskan lagi diperoleh hasil urine tidak keruh yang berarti urine negatif
mengandung protein.
Yang terakhir hasil yang di peroleh dari pemeriksaan Glukosa yaitu diperoleh
urine berwarna biru kehijauan ketika urine ditambahkan reagen benedict yang berarti
urine negatif mengandung Glukosa.
VI. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat diambil kesimpulan yaitu
a. Pada Pemeriksaan kualitatif urine berwarna putih kekuningan, bau menyengat,
dengan suhu 28℃, pH 7 dengan bobot jenis -1,001
b. Pada Pemeriksaan protein diperoleh hasil negatif mengandung protein
c. Pada pemeriksaaan glukosa hasil yang diperoleh negatif mengandung glukosa

VII. Daftar Pustaka


1. Bintang M. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta (ID) : Erlangga.
2. Marks DB, Marks AD, Smith CM. 2000. Dasar- Dasar Biokimia Kedokteran. Jakata
(ID) : ECG.
3. Mc Murry J. 2008. Organic Chemistry 8th Edition. New York (US): WH Freeman
and Company.

Anda mungkin juga menyukai