Anda di halaman 1dari 1

Nama : reni vionita

Npm. : 1943050001

Tugas review

Radiofarmaka adalah senyawa kimia yang mengandung atom radioaktif dalam


strukturnya dan digunakan untuk diagnosis atau terapi. Dengan kata lain,
radiofarmaka merupakan obat radioaktif.
Beberapa contoh rute pemberian: per oral (kapsul dan larutan), intravena, intraperitoneal,
intrapleural, intratekal, inhalasi, instilasi melalui tetes mata, kateter urin, kateter intraperitoneal
dan shunts.
Kedokteran Nuklir
Radiofarmaka dimanfaatkan dalam berbagai jenis pemeriksaan dalam kedokteran
nuklir. Pemeriksaan tersebut terbagi menjadi 3 kategori:
1. Pemeriksaan untuk pencitraan
Pemeriksaan ini memberikan informasi untuk tujuan diagnostik dan
dilakukan dengan memeriksa pola distribusi radioaktif dalam tubuh.
2. Pemeriksaan fungsi tubuh secara in vivo
Pemeriksaan fungsi tubuh secara in vivo bertujuan untuk mengukur fungsi
organ tubuh atau sistem fisiologis tubuh berdasarkan absorpsi,
pengenceran, konsentrasi, bahan radioaktif dalam tubuh atau ekskresi
bahan radioaktif dari tubuh setelah pemberian radiofarmaka.
3. Pemeriksaan untuk tujuan terapetik
4. Pemeriksaan ini bertujuan untuk keperluan penyembuhan, atau terapi
paliatif. Mekanisme kerja umumnya berupa absorpsi radiasi beta untuk
menghancurkan jaringan yang terkena penyakit.

Penggunaan kedokteran nuklir untuk tujuan diagnostik harus berprinsip bahwa


penggunaan bahan radioaktif yang diberikan harus dalam dosis yang serendah
mungkin namun sudah dapat diperoleh informasi yang diinginkan. Perlu dijaga
bahwa dosis radiasi yang diabsorbsi harus serendah mungkin. Selain itu, kondisi
aseptik harus dijaga selama penyiapan karena bahan diberikan melalui injeksi
intravena.

Sebagai sediaan farmasi yang berbahaya, radiofarmaka perlu penanganan khusus


dalam proses pengadaan, penyiapan, penyimpanan dan pendistribusian, terutama
untuk pemberian ke pasien dalam lingkungan fasilitas kedokteran nuklir.
Teknik penanganan
Teknik farmasi nuklir dibagi menjadi dua kategori yaitu:
1. Teknik
protektif
Teknik protektif mencegah atau meminimalisasi kontaminasi radioaktif
dan paparan radiasi yang tidak perlu.
2. Teknik
aseptik
Teknik aseptik mencegah atau meminimalisasi kemungkinan kontaminasi
mikroba pada larutan steril dan peralatan.
Pemanfaatan radionuklida dilakukan untuk tujuan diagnosis atau terapi beberapa
gangguan penyakit pada otak, kelenjar tiroid, jantung, paru-paru, hati, limpa dan
sistem pencernaan, ginjal dan tulang.

Anda mungkin juga menyukai