ANALISA INSTRUMEN
NPM : 2143057015
Dasar Teori
Parasetamol merupakan obat analgesik antipiretik bukan termasuk golongan obat anti
inflamasi non steroid (non-NSAID) yang memiliki efek samping yang sangat kecil
pada saluran pencernaan, tetapi konsumsi jangka panjang dapat menyebabkan resiko
kerusakan hati (Beers et al., 2003). Dosis normal atau dosis yang dianjurkan adalah
650 mg/dosis tunggal dan di atas 3250 mg untuk dewasa (Druglib,2011). Parasetamol
atau asetaminofen memiliki berat molekul 151,6. Syarat kadar yang ditetapkan untuk
tablet parasetamol tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% (Direktorat
Jenderal Pengawas Obat dan Makanan, 1995).
Rf =
Retardation factor (Rf) merupakan parameter karakteristik KLT. Harga
Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari titik awal dan jarak
tepi muka pelarut dari titik awal (Roth, 1994). Angka R f berjarak antara 0,00 sampai
1,00 dan hanya dapat ditemukan dua decimal. Harga Rf untuk senyawa murni dapat
dibandingkan dengan harga Rf standar. Pengukuran yang sering dipakai lainnya
menggunakan pengertian Rx atau Rstd yang didefinisikan sebagai perbandingan antara
jarak yang digerakkan oleh senyawa yang tidak diketahui dengan jarak yang
digerakan oleh senyawa standar yang diketahui.
Fase diam yang sering digunakan dalam KLT adalah penjerap (adsorben). Silika gel
merupakan penjerap yang paling banyak digunakan dalam KLT. Bahan pengikat yang
sering ditambahkan untuk memperkuat melekatnya pada lempeng adalah gipsum, dan
silika gel atau dikenal dengan istilah “silika gel G”. Sedangkan istilah “silika gel
GF“ adalah identifikasi dipermudah dengan penambahan zat yang berfluorosensi.
Jenis-jenis bahan penjerap lainya adalah alumina, selulosa, sefadex, poliamida,
kieselguhr, dan amilum (Harborne, 1973). Fase diam normal yang tidak diaktifkan
seluruh permukaanya dilapisi air. Dengan kata lain, fase diam tersebut diduduki
molekul yang sangat polar dan membentuk ikatan hidrogen. Sebagian molekul air
harus dihilangkan dengan pemanasan atau pengaktifkan, biasanya pada suhu 100-
110oC, agar diperoleh fase diam aktif sebelum penotolan.
Fase gerak adalah medium angkut yang terdiri atas satu atau beberapa pelarut. Fase
gerak bergerak di dalam fase diam yaitu lapisan berpori karena ada gaya kapiler. Fase
gerak yang digunakan bertingkat mutu analitik dan bila diperlukan sistem pelarut
multikomponen, maka harus berupa suatu campuran sederhana mungkin terdiri atas
maksimum tiga komponen.
Berikut adalah beberapa petunjuk dalam memilih dan mengoptimasi fase gerak:
. Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena KLT
merupakan teknik yang sensitif.
. Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf solut
terletak antara 0,2-0,8 untuk memaksimalkan pemisahan (Rohman, 2009).
Prosedur Kerja
Pembuatan Eluen Metanol – Asam asetat –Etil asetat
. Membuat 50 ml eluen Metanol – Asam asetat – Etil asetat
dengan perbandingan 1 : 8 : 1 ( 5 ml methanol : 40 ml Asam asetat : 5 ml Etil asetat
) dengan mencampurkannya kedalam gelas kimia lalu mengaduk campuran,
kemudian memindahkan larutan kedalam chamber.
. Memasukkan kertas saring kedalam chamber dengan bagian
bawah kertas saring tercelup pelarut pengembang. Kemudian menutup chamber
dan mendiamkan sampai chamber jenuh oleh pelarut.
Uji KLT sampel Panadol Extra
. Membuat garis putus – putus pada plat KLT pada bagian
bawah dengan jarak 2 cm dari tepi menggunakan pensil. Menandai dengan pensil
pada bagian atas plat KLT sebagai batas pengembangan sebesar 0.5 cm dari tepi
plat KLT
. Menggerus tablet Panadol extra sampai halus, kemudian
ditimbang 50 mg, dilarutkan dalam 15 ml metanol
. Menotolkan larutan Panadol Extra ke plat KLT dan
mendiamkan hingga kering, mengulangi totolan sebanyak satu kali dan untuk
totolan ketiga kali pda titik totolan yang sama.
. Mencelupkan plat KLT yang telah ditotolkan kedalam eluen
sampai eluen mencapai garis pembatas
. Mengeluarkan plat KLT setelah mencapai batas
pengembangan dan mengeringkan plat KLT
. Memeriksa bercak noda pada plat KLT yang telah
dikeringkan dengan menggunakan Lampu UV
. Menghitung nilai Rf.
Uji KLT sampel Bodrex
. Melakukan prosedur yang sama dengan Uji KLT sampel
Panadol Extra, hanya saja tablet diganti dengan Bodrex, yang digerus dan
dilarutkan dengan 15 ml metanol.
Uji KLT sampel Paracetamol
. Melakukan prosedur yang sama dengan Uji KLT sampel
Panadol Extra, hanya saja tablet diganti dengan Paracetamol, yang digerus dan
dilarutkan dengan 15 ml metanol.
Uji KLT sampel Kafein
. Melakukan prosedur yang sama dengan Uji KLT sampel
Panadol Extra, hanya saja tablet diganti dengan Kafein, yang digerus dan
dilarutkan dengan 15 ml methanol.
. Data
Pengamatan
Perhitungan untuk membuat Eluen
Metanol : Asam asetat : Etil asetat
1 : 8 : 1
Volume 50 ml
Perhitungan nilai Rf pada masing – masing sampel
. Panadol Extra
Rf = =
. Bodrex
Rf = =
. Paracetamol
Rf = =
. Kafein
Rf = =