Telah dilakukan percobaan yang berjudul Golongan Fenol yang bertujuan untuk
membedakan fenol monovalent dengan fenol polyvalent dan untuk
mengidentifikasinya. Prinsip percobaan ini adalah berdasarkan perubahan warna
yang terjadipada tiap-tiap sampel setelah penambahan larutan-larutan tertentu.
Dan dapat disimpulkan pula bahwa tiap-tiap senyawa mempunyai karakteristik
tersendiri.
Kromatografi kapis tipis adalah suatu teknik yang sederhana yang banyak
digunakan,metode ini digunakan lempengan kaca atau lembaran plastik yang
ditutup penyerap atau lapis tipis dan kering. Untuk menotolkan larutan cuplikan
pada lempengan kaca. Pada dasarnya menggunakan mikro pipet atau pipet kapiler.
Setelah itu bagian bawah dari lempengan dicelup dalam larutan pengelusi didalam
metografi absorpsi, fase diam berupa padatan dan fase geraknya dapat
berupacairan dan gas zat terlarut yang diabsorpsi oleh permukaan
partikel(Soebagio,2002)
Kromatografi lapis tipis menggunakan plat tipis yaitu dilapisi dengan
absorben tersebut seperti silika gel alumunium oksida (alumunium) maupun
selulosa. Absorben tersebut berperan sebagai fase diam fase gerak yang digunakan
dalam KLT sering disebut dengan eluen. Pemilihan eluen didasarkan dengan
polaritas senyawa dan biasanya merupakan campuran beberapa cairan yang
berbeda polaritas. Sehingga didapatkan perbandingan tertentu.kepolaran eluen
sangat berpengaruh terhadap Rf yang diperoleh(Gandjar,2007)
Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji
kopi, daun teh dan biji cokelat. Kafein memiliki efek farmakologis yang
bermanfaat secara klinis, seperti menstimulansasi sususan saraf pusat, kafein
hanya dapat menimbulkan kecanduan jika dikonsumsi dalam jumlah yang bnyak
dan rutin. Namun,kecanduan kafein berbeda dengan kecanduan obat psikotropika
maupun narkotika,karena gejalanya akan hilang hanya dalam satu dua hari setelah
dikonsumsi(Rachdiati,2008).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
4.2 Pembahasan
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan
perbedaan pada pergerakan antara gerak dan fase diam untuk memisahkan
komponen(berupa molekul) yang berada pada larutan. Molekul terlarut dalam fase
gerak,akan melewati kolom yang merupakan fase diam.
Kromatografi lapis tipis adalah pemisahan zat berdasarkan kepolarannya,
prinsipnya ada dua yaitu partisi dan absorpsi. Bila fase diam beruapa zat padat
yang aktif,maka dikenal istilah kromatografi penyerapan. Bila fase diam berupa
zat cair,maka teknik ini disebut dengan kromatografi pembagian metodenya ada
dua, fase gerak(pelarutnya) dan fase diam (sampelnya).
Semua kromatografi memiliki fase diam(dapat berupa padatan atau
kombinaasi cairan padatan) dan fase gerak(berupa cairan atau gas). Fase gerak
mengalir melalui fase diam dan membawa komponen yang bergerak pada laju
yang berbeda.
Pada percobaan ini sampel yang digunakan ialah obat-obatan yaitu caffein
dan paracetamol. Paracetamol adalah jenis obat yang termasuk kelompok
analgesik atau pereda rasa sakit. Coffein adalah senyawa alkaloid xantina
berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang
psikoaktif dan diuretik ringan, coffein juga bersifat basa lemah. Dipercobaan ini
digunakan plat kromatografi,pada plat kromatografi buatlah base line yang
digunakan sebagai tempat penotolan larutan dari sampel yang berjarak 1 Cm dari
tepi bawah plat kromatografi. Jarak tempuh eluen pada plat kromatografi ialah 7
Cm, palt kromatografi ini adalah fase diam dalam percobaan ini. Prinsip kerjanya
memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan
pelarut yang digunakan. Teknik ini menggunakan fase diam dari bentuk
silika.silika sangat polar dan karena gugus –OH dapat membentuk ikatan hidrogen
dengan senyawa-senyawa yang sesuai disekitarnya.silika pada umumnya
mengandung bahan tambahan kalsium sulfat untuk mempertinggi daya
lekatnya.silika digunakan sebagai adsorben untuk kromatografi senyawa-senyawa
netral asam dan basa. Selain itu, silika mempunyai efek pemisahan melalui proses
adsorpsi dan partisi.
Dalam peercobaan ini disiapkan absorben yang kering agar mampu
menyerap noda larutan sampel dengan baik. Proses penotolan dilakukan dengan
menggunakan pipet kapiler karena sampel yang akan dianalisis hanya dibutuhkan
sedikit serta dilakukan secara hati-hati dan diusahakan noda tidak melebar di
absorben. Eluen yang didapat dalam campuran dari n-butanol dan asam asetat.
Campuran berfungsi agar tiap sampel dengan gugus yang berbeda dapat
diidentifikasi.
Jarak noda yang dihasilkan untuk paracetamol dan campuran sama yaitu 9,8
Cm dan nilai Rf-nya 0,6 Cm, dengan menggunakan pelarut pengelusi
metanol:aquadest:ammoniak dengan perbandingan 70:29:1 dalam 10 ml. Karena
nilai Rf-nya sama maka dapat disimpulkan bahwa dalam sediaan obat tersebut
mengandung paracetamol dan cafffein.
Nilai Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan
kromatografi lapis tipis. Nilai ini merupakan ukuran kecepatan mikrasi suatu
senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan besaran
karakteristik dan dari titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal. Nilai
Rf dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :pelarut yang digunakan,jenis serta
ketebalan lapisan suhu,kejenuhan ruangan akan pelarut,kelembapan udara,
konsentrasi dan komposisi larutan yang akan didefinisikan,pencemaran pelarut
dan ketidakhomogen lempeng.
Secara teoritis nilai Rf yang bagus itu berkisar antara 0,2-0.8 apabila kurang
dari 0,2 maka artinya terlihat seperti memisah tetapi aslinya tidak memisah. Jika
lebih besar dari 0,8 mungkin saja itu terlalu besar terjadi karena fase gerak terlalu
kuat sehingga terbawa oleh fase geraknya. Dari hasil percobaan, nilai Rf yang
bagus itu terdapat pada sampel paracetamol dengan nilai Rf-nya =0,6
BAB V
KESIMPULAN
Perhitungan Rf :
Jarak tempuh Komponen/Noda
Rf =
Jarak tempuh eluen
9,8 Cm
Baku : Rf = = 0,6 Cm
15 Cm
9,8 Cm
Campuran: Rf = = 0,6 Cm
15 Cm
70
Metanol : X 10 ml = 7 ml
100
29
Aquadest : X 10 ml = 2,9 ml
100
1
Ammoniak : 100 X 10 ml = 0,1 ml