Anda di halaman 1dari 32

Solid Phase Extraction, LLC, Metode

Fraksinasi dan Analisa Kandungan


Kimia Dalam Fraksi

Dosen Pengampu :
apt. Ayu Rahmawati, M.Farn
Anggota Kelompok :
1. Dhina Nurriska Masy'uri (200205069)
2. Widyanti (200205047)
3. Elvitri Dikayanti Zalukhu (2002050555)
Solid Phase Extraction
Sholid Phase Extraction atau Ekstraksi Fase Padat adalah metode yang digunakan
untuk isolasi dan konsentrasi analit yang dipilih dari aliran sampel gas, fluida atau cairan
mengalir melalui transfer mereka ke dan retensi pada fase padat.

Prinsip dan praktik SPE untuk analisis sampel cairan menggunakan perangkat kartrid dan disk. SPE
pada awalnya dianggap sebagai pengganti ekstraksi cair-cair (LLE). SPE memiliki sifat yang
menguntungkan untuk pengambilan sampel lapangan, menghilangkan kebutuhan untuk mengangkut dan
menyimpan sampel massal untuk diproses oleh laboratorium penerima.
Lanjutan...
Terlepas dari kematangan yang relatif, strategi berbantuan komputer untuk pengembangan
metode SPE masih jarang. Ekstraksi fase padat adalah teknik persiapan sampel yang mapan
dengan basis aplikasi yang terus melebar. Teknologi SPE telah menetapkan peluang baru
untuk
digunakan dalam pengambilan sampel pasif, penyimpanan dan pelestarian
ekstrak,pengambilan sampel lapangan, dan sebagai indikator biometrik.

Dalam SPE partisi analit terjadi anatar fase padat dan fase cair sehingga terkadang di sebut
sebagai ekstrasi padat cair. Dengan demikian SPE memiliki mekanisme retensi yang analog
dengan kromatografi kolom, karena analog dengan kromatografi SPE dapat di lakukan dengan
mode fase terbalik, fase normal, atau dalam
mode penukaran ion.
Prinsip Ekstraksi Padat
Prinsip ekstraksi fase padat yaitu analit yang terlarut dalam suatu pelarut yang
memiliki daya elusi rendah dimasukkan ke dalam cartridge dan kemudian akan
terperangkap pada medium SPE. Analit tersebut kemudian dapat dibilas dengan
pelarut
lain yang berdaya elusi rendah dan kemudian akhirnya dielusi dengan pelarut
berdaya elusi kuat bervolume kecil (Watson, 2010)
Penjerap Ekstraksi Padat
Earth SPE dapat dibagi menjadi 4 berdasarkan
Neptune
jenis fase diam atau penjerap yang di
kemas
dalam cartridge, yakni fase normal (normal
phase), fase terbalik (reversed phase),
adsorpsi (adsorption) dan pertukaran ion
(ion exchange).
Lanjutan....
Dalam fase normal mekanisme di dasarkan pada interaksi-interaksi polar,
yaitu interaksi dipol-dipol, ikatan hydrogen, ikatan phi-phi. Adsorben paling
umum di gunakan silica gel, alumina, magnesium silikat. Senyawa tersebut
bersifat efisien terhadap kepolaran
tinggi dan menengah. Untuk fase terbalik partisi terjadi melalui interaksi –
interaksi
hidrofobik (van der wals).
Panduan Umum pada Pemilihan Penjerap SPE
Prosedur SPE
Terdapat dua stategi, yang pertama memilih pelarut yang dapat
mampu menahan secars total analit yang di tuju pada penjerap
yang di gunakan, sedangkan senyawa yang mengganggu akan
terelusi. Yang kedua dengan tetap mengupayakan analit akan
terelusi
dan senyawa pengganggu tetap tertahan.
4 Tahapan Prosedur SPE
Terdapat 4 tahap dalam prosedur SPE

1. Pengkondisian.
Dengan mengkondisikan penjerap dengan pelarut yang sesuai. Kolom di aliri
dengan pelarut untuk membasahi permukaan, sedangkan penjerap nonpolar di
kondisikan dengan membasahi dengan methanol, lalu aquades.

2. Retensi (tertahanya sampel).

3. Pembilasan.
Menghilangkan seluruh komponen yang tidak tertahan.

4. Elusi.
Pengambilan analit yang di kehendaki jika analit tertahan oleh penjerap.
Tipe-tipe adsorban yang digunakan dalam SPE

1. Gel Silika Pifofilik

Metodologi :
Biasanya kolom dikondisikan dengan pembilasan dengan 5-10 volume-dasar metanol
yang diikuti dengn 5-10 volume dasar air atau dapar yang sesuai:

 Senyawa basa diadsorpsi dari larutan berair dengan cara menyesuaikan pH basa
dengan dapar, misalnya suatu dapar pH 10 akan sesuai untuk kebanyakan basa.
 Senyawa asam diekstraksi dari larutan berair dengan meyesuaikan pH asam.
 Senyawa netral dapat diekstraksi tanpa pengontrolan pH.
2. Gel Silika termodifikasi-permukaan polar
Gel silika ini menahan analit melalui interaksi antar gugus polar; gel silika itu sendiri
atau silika polar termodifikasi permukaan yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini
dapat digunakan
3. Metodologi khusus menggunakan adsorban fase lurus
Adsorban-adsorban ini biasanya digunakan untuk senyawa polar yang tidak ditahan
dengan baik oleh adsorban fase balik

4. Penukaran anion berbasis gel silika termodifikasi-permukaan


Penukaran anion biasanya dikondisikan melalui pembilasan dengan dapar 0,01-0,1 M
pada pH laruttan sampel tersebut. Dapar-dapar tersebut harus mengandung ion-ion
yang relatif mudah dipindahkan.
5. Penukaran kation berbasis gel silika termodifikasi-permukaan
Kolom penukaran kationdikondisikan dengan cara dibilas dengan dapar 0,01-0,1 M
pada pH larutan sampel. Dapar tersebut harus mengandung ion K+
, Na+
atau NH4+
yang
6. Gelmudah
Borat dipindahkan dari gel oleh kation-kation organik.
Gel-gel ini berbasis asam boronat alkil yang diimobilasi. Gel ini memiliki afinitas
yang selektif untuk gugus 1,2-diol atau 1,3-diol seperti yang ditemukan dalam molekul
yang mengandung katekol, contohnya dopamin, dan dalam gula atau glikosida

7. Gel Imunoafinitas
Adsorban ini berbasis ligan yang dimobilisasi, yang memiliki afinitas tinggi untuk
analit tertentu. Salah satu contoh tipe adsorbanafinitas yang sangat spesifik ini adalah
antibodi monoklonal untuk senyawa tertentu
Kelebihan dan Kekurangan Ekstraksi Fase
Padat
Keunggulan SPE dibanding dengan ekstraksi cair-cair adalah :
1. Proses ekstraksi lebih sempurna.
2. Pemisahan analit dari pengganggu yang mungkin ada menjadi lebih efisien.
3. Mengurangi pelarut organik yang digunakan.
4. Fraksi analit yang diperoleh lebih mudah dikumpulkan.
5. Mampu menghilangkan partikulat.
6. Lebih mudah diatomisasi.
LLC ( Liquid Liquid Chromatography)
Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan  yang mana
analit – analit dalam sampel terdistribusi antara dua fase yaitu fase
diam dan gerak. Fase diam dapat berupa bahan padat dalam
bentuk molekul kecil atau dalam bentuk cairan yang dilapiskan
pada pendukung padat atau dilapiskan pada dinding kolom. Fase
gerak dapat berupa  gas atau cairan. Jika gas digunakan sebagai
fase gerak maka prosesnya dikenal sebagai kromatografi gas. 
Dalam kromatografi cair dan juga kromatografi lapis tipis, fase
gerak yang digunakan selalu cair.
Liquid Liquid Chromatography (LLC)

Adalah teknik pemisahan campuran dimana pemisahan komponen-komponen


senyawa terjadi antara fase gerak dan fase diam yang keduanya merupakan zat

Kromatografi kertas
Umumnya sebagai fase diam adalah air dan fase gerak adalah
pelarut organik (contoh : fenol )
Kromatografi cair merupakan teknik yang tepat untuk memisahkan
ion atau molekul yang terlarut dalam suatu larutan. Jika larutan
sampel berinteraksi dengan fase stasioner, maka molekul-molekul
didalamnya berinteraksi dengan fase stasioner; namun
interaksinya berbeda dikarenakan adanya perbedaan daya serap
(adsorption), pertukaran ion (ion exchange), partisi (partitioning),
atau ukuran
Analisa Kandungan Kimia Dalam Fraksi
Tumbuhan merupakan sumber daya alam yang besar manfaatnya bagi
manusia,baik sebagai bahan pangan, sandang maupun sebagai bahan obat-
obatan. Penelitian dan pengembangan obat dari bahan alam terutama tumbuh-
tumbuhan merupakan tantangan untuk dijadikan peluang bagi akademisi dan
industri farmasi nasional ( Arbain,2002 ). Tumbuhan juga merupakan gudang
kimia terkaya, karena beribu-ribu komponen kimia yang bermanfaat secara
kefarmasian terkandung di dalamnya ( Rivai, 2002 ).
Disisi lain, fungsi dan peran setiap komponen kimia tumbuhan
belum terungkap seluruhnya.Sementara bukti khasiat dari
komponen kimia tersebut banyak terlihat seperti
pemanfaatannya secara empiris sebagai obat tradisional
( Kardinan dan Taryono, 2003 ).Tanaman Tectona grandis Linn.
f. adalah salah satu jenis pohon yang kayunya terkenal di
dunia, yang disebut Teak. Keunggulannya antara lain stabilitas
dimensi, daya tahan dan soliditas tekstur yang juga tidak
gampang membusuk.
Metode yang digunakan dalam mengisolasi tumbuhan ini
adalah ekstraksi secara maserasi. Maserasi merupakan
proses penyarian sederhana dengan jalan merendam bahan
alam atau tumbuhan dalam pelarut yang sesuai selama 3-5
hari. Keunggulan dari proses maserasi ini yaitu teknik
pengerjaan yang sederhana dan dapat digunakan untuk
semua jenis sampel, baik basah ataupun kering dan juga
bersifat termolabil.
Kemudian dilanjutkan dengan fraksinasi yang merupakan
tahapan kedua dari proses pemisahan senyawa. Fraksinasi
adalah tekhnik pemisahan dan pengelompokan kandungan
kimia ekstrak berdasarkan kepolaran. Pada proses fraksinasi
digunakan dua pelarut yang tidak tercampur dan memiliki
tingkat kepolaran yang berbeda. Senyawasenyawa yang
terdapat dalam ekstrak akan terpisah menurut kepolarannya
( Hawkins,and Rahn, 1997 ). Kemudian dilanjutkan dengan
pemeriksaan kromatografi lapis tipis untuk mengetahui
kelompok senyawa yang terdapat pada hasil fraksinasi,
pemisahan noda dan eluen yang cocok ( Harbone, 1987 ).
Ekstraksi merupakan suatu proses penarikan senyawa-senyawa
kimia dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan lain-lain menggunakan
pelarut tertentu. Pemilihan metoda ekstraksi tergantung pada
tekstur, kandungan air dan jenis senyawa yang diisolasi dari suatu
tumbuhan / hewan, sehingga senyawa kimia yang diekstraksi
dapat tertarik sempurna tanpa mengalami perubahan sifat dan
strukturnya.
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut
yang sesuai. Untuk memilih pelarut yang akan dipakai
dalam ekstraksi harus diketahui sifat kandungan kimia
metabolit sekunder yang akan diisolasi. Senyawa polar
lebih mudah larut dalam pelarut polar dan senyawa
non polar mudah larut dalam non polar ( Harborne,
1987 ).
Ada beberapa metoda yang dapat digunakan untuk mengekstraksi
simplisia, yaitu:
1.Maserasi ( Harborne, 1987 ).
Maserasi merupakan proses penyarian sederhana yaitu dengan
merendam sampel dalam pelarut yang sesuai selama 3-5 hari. Pelarut
akan menembus ke dalam rongga sel yang mengandung senyawa
metabolit, senyawa metabolit akan larut dan karena perbedaan
konsentrasi antara larutan senyawa metabolit di dalam sel dengan yang
di luar sel maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut
berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di
luar sel dan di dalam sel.Keuntungan dari metoda maserasi yaitu, teknik
pengerjaan dan alat yang digunakan sederhana serta dapat digunakan
untuk mengekstraksi senyawa yang bersifa termostabil.
2.Digestasi ( Voight, 1994 )
Digestasi adalah proses penyarian yang sama seperti maserasi dengan
menggunakan pemanasan pada suhu 300 C - 400 C. Cara ini dilakukan
untuk simplisia yang pada suhu biasa tidak tersari dengan baik.
3.Infusa ( Departemen Kesehatan RI, 2000; Voight, 1994 )
Infusa adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
( bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih ), selama 15 menit
dihitung mulai suhu mencapai 900 C.
4.Dekokta ( Voight, 1994 )
Dekokta adalah proses ekstraksi yang hampir sama dengan
infusa,perbedaannya pada dekokta digunakan pemanasan selama 30
menit dihitung mulai suhu mencapai 900 C. Cara ini dapat dilakukan
untuk simplisia yang mengandung bahan aktif yang tahan pemanasan.
5.Perkolasi ( Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1974 )
Perkolasi adalah ekstraksi dengan jalan melewatkan pelarut melalui
wadah yang diiisi sampel dengan kecepatan tertentu. Kecuali
dinyatakan lain, dinyatakan sebagi berikut : simplisia dengan derajat
kehalusan tertentu sebanyak 10 bagian dibasahi dengan cairan
penyari sebanyak 2,5 – 5 bagian, biarkan selama 3 jam dalam bejana
tertutup.
Pindahkan masa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator,
sambil tiap kali ditekan, hati-hati, tuangi dengan cairan
penyari secukupnya sampai cairan penyari menetes dan
diatas simplisia terdapat selapis cairan penyari, tutup
perkolator, biarkan 24 jam. Biarkan cairan menetes sampai
dengan kecepatan 1 ml permenit. Tambahkan berulang-
ulang cairan penyari secukupnya, sehingga selalu ada
selapis cairan penyari sampai didapat 80 bagian perkolat
dan tambahkan cairan penyari sampai 100 bagian perkolat.
Tutup dan biarkan selama 2 hari di tempat yang sejuk dan
terlindung dari cahaya.
Fraksinasi

Fraksinasi merupakan teknik pemisahan ekstrak


hasil maserasi yang telah diuapkan sehingga
diperoleh ekstrak kental. Fraksinasi ini menggunakan
berbagai pelarut dengan kepolaran yang berbeda-
beda, sehingga masing-masing pelarut mengandung
senyawa dengan kepolaran yang berbeda pula.
Adapun prinsip dari fraksinasi yaitu adanya penarikan
senyawa pada suatu ekstrak dengan menggunakan
pelarut yang saling tidak tercampur. Metode dari
fraksinasi yang biasa digunakan adalah metode ekstraksi
cair-cair dan kromatografi
TERIMAKASIH ❤️

Anda mungkin juga menyukai