a. Urgensi Praktikum
biologis seperti plasma, Dried Blood Spot (DBS), urin, dan saliva.
c. Sasaran Pembelajaran
e. Tempat Praktikum
f. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui cara preparasi sampel yang baik dan benar dalam
g. Teori
dan biotik dalam sistem biologis. Dalam industri kesehatan bioanalisis fokus
berbagai cairan tubuh (misalnya plasma, serum, darah utuh, air liur, air mata,
dan urin) dan jaringan organ (misalnya ginjal, hati, paru-paru, kulit, dan
jaringan otak). Secara umum, sampel biologis ini mengandung banyak sekali
komponen endogen seperti garam, molekul kecil, protein, dan lipid, atau
(SPE).
cepat, dan nyaman dalam bioanalisis. Dalam Teknik ini, volume kecil darah,
protein, analit yang diinginkan yang terikat pada protein dilepaskan ke dalam
dan tetap berada di dalam larutan. Setelah sentrifugasi dan/atau filtrasi,
supernatan.
Pengendap protein terdiri dari beberapa jenis yaitu pelarut organik yang
larut dalam air, asam, ion logam, atau garam. Di antara jenis tersebut, pelarut
organik dan asam yang larut dalam air adalah yang paling umum contohnya
dengan teknik lain, misalnya LLE dan SPE. Karena hanya protein yang
secara hipotetis dihilangkan dari matriks sampel dengan metode ini, analit
molekul kecil harus tetap berada dalam larutan dan ini menghasilkan
Pelarut pada metode PPT terdiri dari beberapa jenis yaitu: (i) pelarut
organik yang larut dalam air, (ii) asam, (iii) ion logam, atau (iv) garam. Di
antara precipitan ini, pelarut organik dan asam yang larut dalam air adalah
Pelarut organik yang larut dalam air yang paling umum digunakan adalah
pelarut dalam kategori ini 100% larut dalam air. Selain itu, pada persiapan
sampel PPT biasanya ditambahkan asam dan basa, penambahan ini dapat
satu teknik preparasi sampel yang umum digunakan dimana metode ini
melibatkan ekstraksi analit yang diinginkan atau komponen gangguan yang
tidak diinginkan dari satu fase cair (misalnya sampel biologis) ke fase cair lain
pengontakan suatu larutan dengan pelarut (solvent) lain yang tidak saling
penambahan solvent.
Dalam LLE, sampel biologis (plasma, serum, darah utuh, dan homogenat
urin atau jaringan) umumnya dicampur dengan aditif (buffer, asam, atau basa)
untuk memastikan ekstraksi molekul target yang efisien. Ini diikuti dengan
penambahan larutan kerja dan pelarut organic yang tidak dapat bercampur
dengan air. Kemudian campuran dua fase yang tidak dapat bercampur dalam
sampel dan pelarut organik, di mana molekul target dipindahkan dari fase air
Ada beberapa kelemahan LLE yaitu teknik ini tidak berlaku untuk semua
ini, masalah utama lainnya adalah pembentukan emulsi. Ini sulit untuk
sama dengan ekstraksi cair-cair yang melibatkan partisi senyawa antara dua
adsorben yang memiliki sifat mirip dengan sifat analit yang diperiksa, Secara
Ekstraksi fase padat dapat dibagi menjadi 4 berdasarkan jenis fase diam
atau penjerap yang dikemas dalam cartridge, yakni fase normal (normal
berikatan dengan analit, dimana ikatan antara analit dengan penjerap harus
lebih kuat dibandingkan ikatan antara analit dengan matriks sampel sehingga
analit akan tertahan pada penjerap. Selanjutnya dipilih pelarut yang mampu
1. Pengkondisian
dimana pada proses ini analit yang diinginkan akan tertahan pada penjerap
sementara komponen lain dari matriks yang tidak diinginkan akan keluar dari
cartridge.
3. Pembilasan
4. Pengelusian
pelarut yang dapat larut dalam air seperti Asetonitril (ACN) untuk ekstraksi
pelarut yang dapat larut dalam air seperti ACN, dan larutan garam pekat
tinggi dan pelarut organik dalam sistem SALLE semuanya dapat secara
besar garam, komponen matriks, dan residu partikel tertahan dalam fase
dan elusi.
Kategori Garam
dapat dipisahkan dari air untuk membentuk fase baru. Sistem dua fase baru
A.1 Urin
Urin manusia terdiri dari air (95%). Sisanya adalah urea (2%), kreatinin
(0,1%), asam urat (0,03%), klorida, natrium, kalium, sulfat, amonium, fosfat, dan
ion serta molekul lain dalam jumlah yang lebih sedikit. PH urin dalam kisaran
normal 5,7–7,0. Sampel urin normal tidak memiliki warna merah atau coklat
kemerahan karena hemoglobin dari sel darah merah, mioglobin dari sel otot,
obat-obatan tertentu, atau pewarna makanan. Jika sampel urin keruh atau
Karakteristik dan komposisi urin manusia normal bisa dilihat pada tabel
berikut:
Untuk karakteristik urin pada beberapa hewan coba terdapat pada gambar
berikut:
Analisis obat yang biasa menggunakan matriks urin yaitu obat golongan
antiinflamasi.
sesuai dengan standar yang telah berlaku guna mendapatkan hasil yang
Buang sedikit urine yang pertama kali keluar, lalu segera tampung
Tutup rapat wadah yang berisi sampel urine agar tidak tumpah atau
terkontaminasi.
Bersihkan bagian luar wadah penampung urine menggunakan tisu
belakang, pada pasien pria alat kemaluan dibersihkan pada ujung kemaluan.
secara mandiri, biasanya digunakan kateter, yaitu selang karet yang dipasang
melalui lubang kencing (uretra). Sampel urine yang diambil pada pasien
pengguna kateter harus langsung dari selang kateter, tidak boleh dari kantung
Pengambilan urin pada hewan coba tikus dapat dilakukan dengan buang
air kecil secara spontan yang dilakukan dengan cara tikus dibiarkan
berkeliaran didalam kandang kosong yang bersih yang telah dilapisi dengan
plastik, Tikus dikeluarkan segera setelah buang air kecil dan urin yang
dan mencuci daerah periurethral tikus lebih baik untuk memperoleh urin yang
dalam dua cairan berbeda yang tidak dapat bercampur, biasanya buffer berair
dan pelarut organik. Pelarut Organik LLE yang umum digunakan adalah metil
tert-butil eter (MTBE), etil asetat, metilen klorida, heksana, dan kloroform. Di
antara pelarut ini, MTBE adalah pelarut organik yang paling umum digunakan.
menit), dan mudah untuk memisahkan tingkat organik MTBE dari fase air.
Selain itu salah satu metode preparasi sampel urin yang umum digunakan
sebelum LC-MS/MS adalah SPE. Tujuan dari SPE adalah untuk membuat
analit yang menarik terikat pada sorben SPE, dan membersihkan komponen
memiliki berbagai jenis fase diam termasuk fase balik, fase normal,
Kerugian metode SPE adalah biaya tinggi kartrid atau pelat SPE, memiliki
banyak langkah ekstraksi sehingga membutuhkan waktu lebih lama dari LLE,
A.2. Saliva
Saliva atau air liur merupakan sekresi yang dihasilkan oleh kelenjar eksokrin
yang disebut kelenjar ludah. Adapun beberapa kelenjar penghasil ludah seperti
terutama terdiri dari air dan enzim saliva, elektrolit, antibodi dan beberapa bahan
Produksi saliva terjadi sepanjang waktu di mana produksinya ini terutama dari
daerah basal di bawah lidah. Ketika terdapat aktivitas otot ataupun terdapat
rangsangan (makanan), hal ini dapat merangsang produksi saliva yang dapat
penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mulut. Akibat adanya enzim,
saliva juga memainkan peran penting dalam metabolisme dan juga penting untuk
penghilangan obat. Saliva juga dapat berperan dalam diagnosis suatu penyakit.
Beberapa contoh obat-obatan yang dapat dideteksi pada saliva seperti golongan
fungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh sel-sel tubuh. Darah tersusun atas
2 yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah mencakup eritrosit, leukosit dan
trombosit, sedangkan plasma darah mengandung kurang lebih 90% air dan zat-
zat lainnya. Beberapa zat itu seperti protein plasma (albumin, globulin,
fibrinogen), sari makanan, ataupun bahan lain seperti obat-obatan yang dalam
mencapai 55% sedangkan sel darah memiliki volume 45%. Kebanyakan obat-
suatu obat dalam sampel biologis secara kualitatif maupun kuantitatif digunakan
sampel plasma darah. Adapun beberapa contoh obat yang dapat dianalisis pada
h. Metode Kerja
A. Sampel Urin
Alat
- Kartrid SPE
- Labu tentukur
- Micropipet
- Tabung eppendrof
- Vortex
Bahan
- Alkohol swab
- Aquadest
- Hidroklorotiazid
- Kloroform
- Metanol
- Paracetamol
- Selotip
- Toluen
Prosedur Kerja
1. Cuci dan cukur bulu tikus pada bagian penis tikus untuk
yang berlawanan.
c. Larutan Standar
e. Larutan Sampel
sampel urin.
dipipet ke dalam tabung gelas kultur sekali pakai (16 X 100 mm).
rpm.
5 mL lainnya
selama 30 detik.
B. Sampel Saliva
Alat
- Spuit
- Tabung sentrifugasi
Prosedur Kerja
Alat
- Spoit
- Pipa kapiler
- Tabung EDTA K3
- Tabung Eppendorf
- Sentrifugasi
Bahan
- Eter
- Alkohol
- Kapas
Prosedur Kerja
pembuluh darah
45°
5. Miringkan tikus dan darah akan menetes melalui pipa kapiler dan
dalam metanol.
d. Larutan Standar
konsentrasi 50, 100, 200, 500, 1.000, 2.000, dan 5.000 µg/ml
4. Dibuat juga pengenceran piroxicam dengan metanol 50% 500
ng/mL
Standar Parasetamol
berikut:
menit
8. Fase organik diambil dan diuapkan sampai kering di atas hot plate.
Standar Piroxicam
menit
meloxicam) ditambahkan
ke kolom
Alat
- Botol spray
- Gunting bedah
- Pelubang kertas
- Vial
Bahan
- Eter
- Etanol
- Pipet kapiler
- Pelat microplate 6
Prosedur Kerja
h. Pengumpulan sampel
ruang
i. Ekstraksi
1 malam
dalam metanol.
k. Larutan Standar
konsentrasi 50, 100, 200, 500, 1.000, 2.000, dan 5.000 µg/ml
2. Dibuat juga pengenceran piroxicam dengan metanol 50% 500
ng/mL
ke kolom
i) Referensi:
Gomes, A. P., Barbosa, E., Santos, A. L. A. D., Lizot, L. F., Sauer, E., Garcia,
1994. 1555-1562.
2011: 926–950.
Kurien, Biji T., Nancy E. Everds, and R. Hal Scofield. Experimental Animal
Li, Wenkui, Wenying Jian, and Yunlin Fu, eds. Sample Preparation in LC-MS
Sarigul, Neslihan, Filiz Korkmaz, and İlhan Kurultak. A New Artificial Urine
1-11.
Vaghela, A., Patel, A., Patel, A., Vyas, A., & Patel, N. Sample Preparation in
Washington, Ida M., and Gerald Van Hoosier. Clinical Biochemistry and
Wiesner, J., dejager, A., Sutherland, F., Hundt, H., Swart, K., Hundt, A., &
Zhang, J., Myasein, F., Wu, H., & El-Shourbagy, T. A. Sugaring-Out Assisted
2013: 198-202.