Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ANALISIS FARMASI

HPLC (HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY)


pengawet makanan

OLEH:
NISRINA MUSLIHIN

(O1A114078)

MUSTAKIM

(O1A1140

YUGO ADE ANUGRAH

(O1A1140

IIN SAPUTRI

(O1A114

FIRDARINI

(O1A114120)

JURUSAN FARAMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Analisis Farmasi
yang berjudul HPLC pada Makanan ini.
Atas bimbingan dosen, tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya, dan begitu pula pada teman-teman kelompok yang telah
mendukung sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Makalah Anlisis Farmasi ini masih
banyak terdapat kekurangan ataupun kesalahan baik dari segi isi maupun dari segi
pengetikan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca dibutuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kendari,

November 2016
Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kromatografi Cair Kinerja tinggi.
2.2 Prinsip Kerja Kromatografi Cair Kinerja tinggi
2.3 Kelebihan dan kekurangan Kromatografi Cair Kinerja tinggi .....
2.4 Penerapan HPLC Dalam Makanan ......................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis
material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya. Secara
tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur atau
senyawa kimia, baik organik maupun anorganik, sedangkan analisis kuantitatif

bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu
cuplikan. Kimia analitik modern dikategorisasikan melalui dua pendekatan, target
dan metode. Berdasarkan targetnya, kimia analitik dapat dibagi menjadi kimia
bioanalitik, analisis material, analisis kimia, analisis lingkungan, dan forensik.
Berdasarkan metodenya, kimia analitik dapat dibagi menjadi spektroskopi,
spektrometri massa, kromatografi dan elektroforesis, kristalografi, mikroskopi,
dan elektrokimia.
Kromatografi merupakan suatu cara pemisahan fisik dengan unsur-unsur
yang akan dipisahkan terdistribusikan antara dua fasa, satu dari fasa- fasa ini
membentuk suatu lapisan stasioner dengan luas permukaan yang besar dan yang
lainnya merupakan cairan yang merembes lewat atau melalui lapisan yang
stasioner. Fasa stasioner/diam dapat berupa zat padat atau suatu cairan, dan fasa
gerak dapat berbentuk cairan ataupun gas.
Umumnya metode kromatografi seperti adsorpsi, partisi, dan penukar ion
adalah contoh-contoh dari kromatografi kolom. Pada metode kromatografi cair ini
digunakan kolom tabung gelas dengan bermacam diameter. Partikel dengan
dimensi yang bervariasi digunakan sebagai penunjang stasioner. Banyaknya cairan
pada kolom jumlahnya sedemikian rupa sehingga hanya cukup menghasilkan
sedikit tekanan untuk memelihara aliran fase gerak yang seragam. Secara
keseluruhan pemisahan ini memakan waktu lama. Berbagai usaha telah dilakukan
untuk menambah laju aliran tanpa mengubah tinggi piringan teoritis kolom.
Penurunan ukuran partikel penunjang stasioner tidak selalu menguntungkan.
Kromatografi cair kinerja tinggi atau high performance liquid chromatography
(HPLC) berbeda dari kromatografi cair klasik. HPLC menggunakan kolom
dengan diameter umumnya kecil, 2-8 mm dengan ukuran partikel penunjang 50
nm; sedangkan laju aliran dipertinggi dengan tekanan yang tinggi.
I.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1 Apa yang dimaksud dengan HPLC
2 Bagaimana prinsip kerja HPLC?
3 Apa kelebihan dan kekurangan HPLC?
4 Bagaimana Penerapan HPLC Dalam Analisis Senyawa?
I.3. Tujuan

1
2
3
4

Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :


Untuk mengetahui pengertian dari HPLC
Untuk mengetahui prinsip kerja HPLC
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari HPLC
Untuk mengetahui penerapan HPLC pada makanan.

I.4. Manfaat
Manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Mampu mengetahui pengertian dari HPLC
2. Mampu mengetahui prinsip kerja HPLC
3. Mampu mengetahui kekurangan dan kelebihan dari HPLC
4. Mampu mengetahui penerapan HPLC pada makanan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.I. Pengertian
HPLC merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis
dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah bidang, antara
lain : farmasi; lingkungan; bioteknologi; polimer; dan industri- industri makanan.
HPLC merupakan satu teknik kromatografi cair cair yang dapat digunakan baik
untuk keperluan pemisahan maupun analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif
dengan teknik HPLC didasarkan kepada pengukuran luas atau area puncak analit
dalam kromatogram, dibandingkan dengan luas atau area larutan standar.
Performance Liquid Chromatography (HPLC) merupakan metode yang
tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.
HPLC secara mendasar merupakan sebuah perkembangan tingkat tinggi dari
kromatografi kolom. Selain dari pelarut yang menetes melalui kolom di bawah

pengaruh gravitasi, HPLC didukung oleh pompa yang dapat memberikan tekanan
tinggi sampai dengan 400 atm. Hal ini membuat HPLC dapat memisahkan
komponen sampel lebih cepat. Saat ini, HPLC merupakan teknik pemisahan yang
diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu
sampel dalam berbagai bidang, antara lain : farmasi, lingkungan, bioteknologi,
polimer, dan industri-industri makanan. Beberapa perkembangan HPLC terbaru
antara lain : miniaturisasi sistem HPLC, penggunaan HPLC untuk analisis asamasam nukleat, analisis protein, analisis karbohidrat, dan analisis senyawa-senyawa
kiral.
2.2.

Prinsip Kerja
Kerja HPLC pada prinsipnya adalah pemisahan analit-analit berdasarkan

kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan larutan tertentu
sebagai fasa geraknya. Yang paling membedakan HPLC dengan kromatografi
lainnya adalah pada HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak.
Campuran analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya, dan kecepatannya untuk
sampai ke detektor (waktu retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada
spektrum yang puncak-puncaknya terpisah. Urutan skala polaritas : golongan
fluorocarbon < golongan hidrokarbon < senyawa terhalogenasi < golongan eter <
golongan ester < golongan keton < golongan alkohol < golongan asam.
HPLC dapat menganalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Pada proses
kualitatif cara yang paling umum untuk mengidentifikasi adalah dengan melihat
Retention time (RT). Peak yang mempunyai RT yang sama dengan standard
umumnya adalah sebagai peak milik analat. Selain melihat RT hal lain yang perlu
dilihat adalah spektrum 3D dari signal kromatogram. Zat yang sama akan
mempunyai spektrum 3D yang juga sama. Sehingga jika spektrum 3D antara dua
zat berbeda, maka kedua zat tersebut juga dipastikan adalah zat yang berlainan,
meskipun memiliki RT yang sama.
Kemudian melalui analisa kuantitatif dapat diketahui kadar komponen yang
dianalisis di dalam sampel. Yang berperan dalam proses separasi pada system
HPLC adalah kolom. Ada kolom yang digunakan untuk beberapa jenis analisa,
misalnya kolom C18 yang dapat digunakan untuk analisa carotenoid, protein,
lovastatin, dan sebagainya. Namun ada juga kolom yang khusus dibuat untuk
tujuan analisa tertentu, seperti kolom Zorbax carbohydrat (Agilent) yang khusus
digunakan untuk analisa karbohidrat (mono-, di-, polysakarida). Keberhasilan

proses separasi sangat dipengaruhi oleh pemilihan jenis kolom dan juga fasa
mobil.
Setelah komponen dalam sample berhasil dipisahkan, tahap selanjutnya
adalah proses identifikasi. Hasil analisa HPLC diperoleh dalam bentuk signal
kromatogram.

Dalam

kromatogram

akan

terdapat

peak-peak

yang

menggambarkan banyaknya jenis komponen dalam sample.


Metode pemisahan umum dalam HPLC tergantung sifat polaritas senyawa
dalam eluat :
a. Fasa Normal

Fasa gerak nonpolar


Fasa diam polar

b. Fasa Terbalik

Fasa gerak polar


Fasa diam nonpolar
Resolusi adalah pengukuran secara fisik suatu pemisahan. Resolusi dapat

ditingkatkan dengan mengoptimasi parameter-parameter HPLC yaitu retensi,


selektifitas, dan efisiensi. Secara praktis parameter-parameter HPLC tersebut
dapat dioptimalkan dengan mengubah :

Komposisi dari fase gerak


Laju alir
Sifat kimia dari fase gerak
Jenis kolom Metode HPLC dapat digunakan untuk analisa kuantitatif dan
sekaligus kualitatif.
Untuk analisa kualitatif dengan membandingkan kromatogram sampel

dengan kromatogram baku pembanding berdasarkan waktu retensinya. Sedangkan


untuk analisa kuatitatif dapat digunakan dengan persamaan : Cx = Ax / Ap X Cp
Keterangan :
- A = Peak area = Luas puncak
- C = Konsentrasi
- X = sampel
- P = pembanding
Atau jika ingin mendapatkan data yang lebih valid dapat pula ditentukan
dengan menggunakan kurva kalibrasi larutan standar. HPLC yaitu alat yang
berfungsi mendorong analit melalui sebuah kolom dari fase diam (yaitu sebuah

tube dengan partikel bulat kecil dengan permukaan kimia tertentu) dengan
memompa cairan (fase bergerak) pada tekanan tinggi melalui kolom. Sampel yang
akan dianalisis dijadikan dalam volume yang kecil dari fase bergerak dan diubah
melalui reaksi kimia oleh fase diam ketika sampel melalui sepanjang kolom.
Tujuan penggunaan alat ini adalah mengetahui kadar asam organik. Waktu
saat analit keluar dari ujung kolom disebut waktu retensi dan merupakan suatu
karakteristik yang unik dari tiap analit. Penggunaan dari tekanan menaikkan
kecepatan linear memberikan lebih sedikit waktu bagi analit untuk berdifusi, dan
menghasilkan chromatogram. Pelarut yang banyak digunakan yaitu air dan zat-zat
organik seperti metanol. HPLC ini digunakan untuk asam organik, seperti asam
formiat dan asam asetat. Jika sampel mula-mula berbentuk padatan harus didistruksi dulu kemudian di-treatment sehingga berupa larutan homogen yang tidak
terdapat endapan lagi dan bening karena syarat sampel yang dapat dianalisa
menggunakan HPLC adalah harus tidak ada endapan dan harus bening.
Sample yang mengandung banyak komponen didalamnya akan mempunyai
kromatogram dengan banyak peak. Bahkan tak jarang antar peak saling
bertumpuk (overlap). Hal ini akan menyulitkan dalam identifikasi dan perhitungan
konsentrasi. Oleh karena itu biasanya untuk sample jenis ini dilakukan tahapan
preparasi sample yang lebih rumit agar sample yang siap diinjeksikan ke HPLC
sudah cukup bersih dari impuritis. Sample farmasi biasanya jauh lebih mudah
karena sedikit mengandung komponen selain zat aktif. Sample ini umumnya
hanya melalui proses pelarutan saja.
2.3.

Kelebihan dan Kekurangan


Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC) atau High Pressure Liquid

Chromatography (HPLC) merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia.


HPLC termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan
fasa gerak cairan dan fasa diam cairan atau padat. Banyak kelebihan metode ini
jika dibandingkan dengan metode lainnya. Kelebihan itu antara lain:
1.
2.
3.
4.

Mampu memisahkan molekul- molekul dari suatu campuran


Mudah melaksanakannya
Kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi
Dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan yang dianalisis

5.
6.
7.
8.

Resolusi yang baik


Dapat digunakan bermacam- macam detektor
Kolom dapat digunakan kembali
Mudah melakukan "sample recovery". Mudah untuk mendapatkan kembali
cuplikan, karena detector pada HPLC tidak merusak komponen zat yang

dianalisis.
9. Dapat memisahkan zat-zat yang tidak mudah menguap ataupun tak tahan
panas
10. Banyak pilihan fasa geraknya Cepat : Waktu analisis umumnya kurang dari 1
jam. Banyak analisis yang dapat diselesaikari sekitar 15-30 menit. Untuk
analisis yang tidak rumit (uncomplicated), waktu analisi kurang dari 5 menit
bisa dicapai
11. Resolusi : Berbeda dengan KG, Kromatografi Cair mempunyai dua rasa
dimana interaksi selektif dapat terjadi. Pada KG, gas yang mengalir sedikit
berinteraksi dengan zat padat; pemisahan terutama dicapai hanya dengan rasa
diam.
12. Kemampuan zat padat berinteraksi secara selektif dengan rasa diam dan rasa
gerak pada HPLC memberikan parameter tambahan untuk mencapai
pemisahan yang diinginkan.
13. Sensitivitas detektor : Detektor absorbsi UV yang biasa digunakan dalam
HPLC dapat mendeteksi kadar dalam jumlah nanogram (10-9 gram) dari
bermacam-macam zat.
14. Detektor- detektor Fluoresensi dan Elektrokimia dapat mendeteksi jumlah
sampai picogram (10-12 gram). Detektor-detektor seperti Spektrofotometer
Massa, Indeks Refraksi, Radiometri, dll, dapat juga digunakan dalam HPLC
15. Kolom yang dapat digunakan kembali : Berbeda dengan kolom kromatografi
klasik, kolom HPLC dapat digunakan kembali (reusable) . Banyak analisis
yang bisa dilakukan dengan kolom yang sama sebelum dari jenis sampel yang
diinjeksi, kebersihan dari solven dan jenis solven yang digunakan
16. Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik : zat zat yang tidak bisa
dianalisis dengan KG karena volatilitas rendah , biasanya diderivatisasi untuk
menganalisis psesies ionik. HPLC dengan tipe eksklusi dan penukar ion ideal
sekali untuk mengalissis zat zat tersebut.
17. Mudah rekoveri sampel : Umumnya setektor yang digunakan dalam HPLC
tidak menyebabkan destruktif (kerusakan) pada komponen sampel yang

diperiksa, oleh karena itu komponen sampel tersebut dapat dengan mudah
dikumpulkan setelah melewati detector.
18. Solvennya dapat dihilangkan dengan

menguapkan

ksecuali

untuk

kromatografi penukar ion memerlukan prosedur khusus.

Kekurangan HPLC
1. Larutan harus dicari fase diamnya terlebih dahulu
2. Hanya bisa digunakan untuk asam organic
3. Harus mengetahui kombinasi yang optimum antara pelarut, analit, dan
gradient elusi
4. Harganya mahal sehingga penggunaannya dalam lingkup penelitian yang
terbatas.
2.4.

Penerapan HPLC Dalam Analisis Senyawa pada Makanan


Penentuan Empat Pengawet pada bahan makanan dengan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Pengawet makanan telah berubah menjadi elemen penting saat ini

sehingga memainkan peran penting selama penyimpanan makanan. Ini akan


mempertahankan makanan untuk jangka waktu yang panjang dari pembusukan
tersebut. Pengawet adalah zat yang meningkatkan jangka waktu penyimpanan
makanan dengan melindungi makanan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh
mikroorganisme.
Asam benzoat (BA) dan asam sorbat (SA) umumnya efektif untuk
mengendalikan, menghambat pertumbuhan ragi, dan bertindak melawan berbagai
serangan bakteri. Efektif pH untuk Asam benzoat dan asam sorbat adalah 2,5-4
dan lebih dari 6, masing-masing (3-6). Di sisi lain, Parabens, alkil ester dari Para
Amino Asam benzoat (PABA), adalah kelas agen antimikroba yang digunakan
secara tunggal atau kombinasi untuk menghambat antimikroba yang dimaksudkan
mempengaruhi terhadap cetakan dan ragi. zat-zat ini dapat memiliki beberapa efek
biologis tetapi, umumnya, menganggap bahwa efek penghambatan terhadap
proses transport membran dan fungsi mitokondria sangat penting . Paraben
memenuhi beberapa kriteria dari suatu pengawet yang ideal, dinyatakan bahwa
paraben memiliki spektrum yang luas dari aktivitas antimikroba, aman digunakan

(yaitu relatif non-iritasi,non-kepekaan, dan toksisitas rendah), stabil lebih kisaran


pH, dan cukup larut dalam air untuk menghasilkan konsentrasi efektif dalam fasa
air. Hidrolisis cukup terjadi pada pH di atas 7 (7,8). aktivitas antimikroba paraben
meningkat ketika kelompok ester memiliki rantai panjang; namun, karena
kelarutan berkurang dengan meningkatnya rantai panjang, ester rendah (metil dan
propil) adalah pilihan praktis untuk digunakan dalam makanan.
Penggunaan aditif makanan di berbagai negara adalah dibatasi oleh
peraturan khusus. Menurut Joint Komite Ahli FAO / WHO pada Food Additives
(JECFA), batas keamanan pada penggunaan aditif dapat dinyatakan dalam asupan
sehari-hari yang dapat diterima (ADI), yang mewakili jumlah zat yang dapat
dikonsumsi

sehari-hari,

bahkan

untuk

seumur

hidup,

tanpa bahaya kesehatan (10). Kelompok ADI 0-5 dan 0-25 mg / kg berat badan
telah ditetapkan oleh JECFA untuk BA dan benzoat garam dan untuk SA dan
sorbates garam, masing-masing. Menurut Dewan artikel konsumen, intoxification
akut karena untuk asam benzoat unclearly diidentifikasi. Namun, artikel yang
menekankan bahwa asupan harian yang berlebihan asam benzoat dalam jangka
panjang dapat mengakibatkan gangguan pencernaan dimana beberapa pasien yang
menderita asma, rhinitis atau urtikaria mungkin mengalami eksaserbasi ini gejala
setelah menelan makanan dengan asam benzoat.
Penentuan analitis pengawet ini tidak hanya penting untuk tujuan jaminan
kualitas tetapi juga untuk kepentingan konsumen dan perlindungan. Metode
analisis yang paling umum untuk penentuan asam benzoat, asam sorat dan
parabens adalah fase terbalik HPLC (1318).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode untuk
secara bersamaan mendeteksi empat pengawet termasuk natrium benzoat (SB),
kalium sorbat (PS), metil paraben (MP) dan propil paraben (PP) berdasarkan pada
ultrasonik dibantu ekstraksi pelarut dan fase terbalik -tinggi kromatografi kinerja
cair

(RPHPLC)

teknik.

Sebuah

prosedur

ekstraksi

sederhana

adalah

dikembangkan dalam rangka untuk mengekstrak semua pengawet dalam satu


langkah. Kemudian analit dipisahkan oleh RPHPLC, dan diidentifikasi dengan
cara multi-channel detector (UV) menggunakan = 225 nm dan = 254 nm
deteksi. Jumlah pengawet diperoleh referensi untuk kurva standar matriks-cocok

karena efek matriks yang relevan. Akurasi (recovery), presisi, Batas deteksi
metode kuantifikas Batas (MQL), linearitas, dan kekasaran dari Metode
dievaluasi. Setelah itu, metode ini diuji pada beberapa jenis sampel makanan
untuk memeriksa fleksibilitas.
Bahan dan Metode
sampel makanan: Sebanyak 20 sampel makanan yang dibeli dari. Sampel
dikategorikan sebagai: minuman ringan (2), makanan kaleng (4), saus dan
ketchups (5), tomat paste (4), jus buah (2) dan jus lemon (3).
Kondisi kromatografi: analisis kromatografi dilakukan dalam HPLC (Knauer,
Jerman) dilengkapi sebagai berikut: ultimate 3000 pompa, sampel injektor K1100
Automated, Knauer UVD detektor 170U dan kolom thermostatted kompartemen
oven TCC-100. Kolom kromatografi adalah Supelcosil LC-18: 25cm 4.6mm,
5m (Supelco, Bellefonte, PA, USA). pengumpulan data sampel dioptimalkan
untuk 25 menit per sampel dengan deteksi UV pada panjang gelombang serapan
maksimum dari senyawa, 225 nm untuk SB, dan 254 nm untuk PS, MP dan PP.
fase gerak yang digunakan adalah kombinasi metanol-buffer asetat = pH 4,4 (fase
A; 70:30, v / v) dan metanol-buffer asetat = pH 4,4 (fase B; 35: 65v / v). Program
elusi ditunjukkan pada Tabel 1. Selain itu, laju aliran fase gerak ditetapkan untuk
1,0 mLmin-1

Memilih kondisi terbaik untuk deteksi dan pemisahan pengawet: Dalam


rangka mencapai sensitivitas tertinggi dalam penentuan pengawet, efek dari
panjang gelombang deteksi diselidiki dalam 220, 225, 230, 235 dan 254 nm
gelombang panjang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang gelombang
untuk

natrium

benzoat

pada

225

nm.

Namun,

dioptimalkan panjang gelombang untuk PS, MP dan PP ditemukan pada 254 nm,
dan dalam kelanjutan program, ini panjang gelombang menunjukkan sensitivitas
terbaik dari puncak.
Beberapa fase gerak yang berbeda diuji termasuk metanol-buffer asetat
(35:65), metanol-asetat penyangga (40:60), metanol-buffer asetat (50:50), dan
metanol-buffer asetat (30:70). Hasil penelitian menunjukkan yang persen metanol
rendah (metanol-asetat penyangga (35:65)), resolusi SB, PS dan MP yang cocok;
Namun, dalam keadaan ini, PP dielusi begitu terlambat. Di sisi lain, di persen
metanol tinggi (seperti buffer metanol-asetat (50:50)), resolusi SB, PS dan MP
terlalu buruk meskipun PP dielusi dengan benar. Jadi, dengan mengevaluasi hasil
ini, Program elusi gradien diikuti.
Akhirnya, program elusi dioptimalkan gradien (sebagai ditunjukkan pada
Tabel 2) diterapkan untuk mendapatkan resolusi puncak yang baik dan juga masuk
akal run time. Dalam kondisi optimum, waktu retensi untuk SB (Puncak pertama),
PS (puncak kedua), MP (peak ketiga) dan PP (peak keempat) adalah sekitar 6, 7,5,
10,3, dan 16,8 menit, masing-masing.

Validasi metode:

1. Batas deteksi (LOD)

didefinisikan sebagai puncak terkecil terdeteksi

dengan sinyal tinggi tiga kali lipat dari baseline sementara batas kuantitasi
(LOQ)

mengacu

pada

tingkat

terendah

analit, yang dapat ditentukan dengan diterima tingkat kepercayaan. nilai


LOQ sering dihitung 10 kali tinggi sinyal untuk baseline. Batas deteksi dan
kuantisasi diperkirakan oleh berturut-turut penurunan konsentrasi standar
siap turun ke puncak terkecil yang terdeteksi. karakteristik analitis penting
lainnya dari Metode dirangkum dalam tabel 3.
2. Linearitas: Untuk melaksanakan penelitian ini, solusi dengan delapan
tingkat konsentrasi dalam kisaran 0,5, 1, 2, 5, 20, 80, 100 dan 200 mg / kg
disiapkan. Semua analisis dilakukan dalam rangkap tiga. Kisaran dan
koefisien korelasi yang tercantum dalam Tabel 3.

3. Recovery : metode ini dipelajari di mana konsentrasi diketahui dari analit


adalah ditambahkan dengan metode pre-treatment sampel dan dihitung
dengan konsentrasi analit pulih dalam kaitannya dengan yang ditambahkan
sebagai sampel spike. Hasil yang diperoleh untuk studi akurasi (recovery
Metode) dari 10 sampel (n = 3 untuk masing-masing tingkat konsentrasi)
disajikan pada Tabel 4.

Menurut Tabel 4, dapat disimpulkan bahwa studi recovery pengawet dalam


matriks bahan makanan adalah benar. Oleh karena itu, metode analisis yang
diusulkan adalah cukup akurat untuk penentuan simultan dari empat pengawet
oleh recovery rata-rata 88-110%; menunjukkan koreksi dan akurasi metode.
Identifikasi puncak pengawet dalam berbagai bahan makanan didasarkan pada
perbandingan antara kali retensi senyawa standar, dan dikonfirmasi oleh spiking
senyawa standar yang dikenal untuk sampel. Kromatogram dari satu preservative
positive ditampilkan pada gambar 1.

Hal ini juga diketahui bahwa panjang gelombang deteksi salah satu faktor
yang paling penting yang mempengaruhi sensitivitas metode ini. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dioptimalkan panjang gelombang untuk SB adalah pada 225
nm. Namun, panjang gelombang dioptimalkan untuk PS, MP dan PP ditemukan
pada 254 nm. Hasil ini dikonfirmasi oleh ilmuwan lain.
Komposisi fase gerak adalah faktor kunci dalam resolusi pemisahan
kromatografi sama dengan saat menjalankan analisis. fase gerak yang
mengandung

buffer

asetat

(sebagai

senyawa

penyangga)

yang

jelas

direkomendasikan sebagai yang paling cocok untuk menjamin sangat pemisahan


kromatografi yang baik dari pengawet (SB, PS, MP dan PP). Temuan
menunjukkan bahwa rendah persen metanol (metanol-buffer asetat (35:65)), yang
resolusi dari SB, PS dan MP yang cocok; namun, PP dielusi begitu terlambat. Di
sisi

lain,

di

tinggi

persen

metanol

(seperti

buffer

metanol-asetat

(50:50)), resolusi SB, PS dan MP terlal buruk tapi PP dielusi dengan benar. Oleh
karena itu, gradien elusi (Tabel 2) diterapkan untuk memiliki pemisahan terbaik
dengan resolusi yang baik dan juga waktu jangka pendek.
Ekstraksi dari pengawet dari sampel harus dilakukan sebelum kromatografi
analisis. Ekstraksi dari makanan cair dan padat dengan metanol, natrium
hidroksida dan air deionisasi adalah alternatif yang baik untuk analisis rutin BA,
SA, MP dan PP dalam sampel makanan. Terlepas dari kompleksitas dari beberapa
matriks makanan, ekstraksi dengan metode ini adalah ekonomi, penghematan
waktu, dan mudah bawa. detektor UV-vis adalah alat yang berguna untuk
pengujian kekhususan metode HPLC disini disajikan untuk analisis kuantitatif
rutin BA, SA, MP dan PP dalam makanan. Karena sebagian besar protein
gangguan hadir di sampel diendapkan di hadapan solusi Carrez, pelarut ekstraksi
tanpa Carrez solusi (metanol-NaOH air 40:20:40 (V / V / V), 60: 0: 40 (V / V / V),
dan 20:20:60 (V / V / V)) tidak mengarah untuk mendapatkan yang baik bentuk
puncak dan efektif ekstraksi digunakan untuk sampel yang kompleks seperti saus,
kecap, makanan kaleng; ini mungkin bisa menjadi attributedto ekstraksi lengkap
dan pembentukan additional peaks pada waktu retensi yang sama. Selain itu, hasil
menunjukkan bahwa kehadiran NaOH pada ekstraksi pelarut efektif berdasarkan
sifat kimia dari pengawet (Tabel 1).

Analisis pengawet (SB, PS, MP dan PP) menunjukkan hubungan linear


dengan koefisien regresi linear tinggi tekad untuk semuanya (R2> 0.99).
Linearitas deskripsi ofstandard lengkap didukung oleh regresi isshown data dalam
Tabel 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ekstraksi thedeveloped
memberikan akurasi reasonablygood untuk analisis pengawet inthe sampel
makanan.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
a. HPLC (High Performance Liquid Chromatografi) adalah pemisahan
senyawa-senyawa berdasarkan kepolaran, dimana terdapat fase mobile
(gerak) dan fase stasioner (diam).
b. Kerja HPLC pada prinsipnya adalah pemisahan analit-analit berdasarkan
kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan larutan
tertentu sebagai fasa geraknya
c. HPLC sebagai suatu metode pemisahan memiliki beberapa keuntungan yaitu
menghasilkan pemisahan yang sangat cepat, dapat memisahkan zat-zat yang
tidak mudah menguap ataupun tak tahan panas, banyak pilihan fasa geraknya,
mudah untuk mendapatkan kembali cuplikan, karena detector pada KCKT
tidak merusak komponen zat yang dianalisis, dan dapat dirangkai dengan
instrumen lain untuk meningkatkan efisiensi pemisahan. Sedangkan
kekurangannya adalah larutan harus dicari fase diamnya terlebih dahulu,
hanya bisa digunakan untuk asam organic, harus mengetahui kombinasi yang
optimum antara pelarut, analit, dan gradient elusi, harganya mahal sehingga
penggunaannya dalam lingkup penelitian yang terbatas.
d. KCKT dapat diterapkan pada analisis senyawa yang terdapat dalam makanan
untuk menganalisis pengawet makanan.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M., dan Suherman. 1991. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Airlangga
University Press. Surabaya.1995.
Analisis Instrumental. Airlangga University Press. Surabaya.
Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Universitas Padjajaran.
Bandung.
Faraji, Mohammad, Farzaneh Rahbarzare, 2016, Simultaneous Determination of
Four Preservatives in Foodstuffs by High Performance Liquid
Chromatography, Nutrition and Food Sciences Research, Vol 3, No 2
Putra, Effendy D. L., 2004. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dalam Bidang
Farmasi J. Jurusan Farmasi Fakultas Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara :3-6.
Sudjadi, 1986. Metode Pemisahan. Kanisius. Yogyakarta.
Bassett, J., R.C. Denney, G.H. Jeffery, dan J. Mendham, 1994, Kimia Analisis
Day,

Kuantitatif Anorganik, Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta.


R.A dan Underwood, A.L., 1986, Analisis Kimia Kuantitatif,

Erlangga,Jakarta.
Khopkar, S.M., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press.
Ullah Shafqat, Arshad Hussain, Javid Ali, Khaliqurrehman and Asad ullah. 2012.
A Simple and Rapid HPLC Method for Analysis of Vitamin-C in Local
Packed Juices of Pakistan. Middle-East Journal of Scientific Research.
12 (8): 1085-1091

Anda mungkin juga menyukai