BAB I

ALKALIMETRI

1.1 Tujuan Percobaan

- Membuat larutan standard Natrium hidroksida 0,2 N
- Standardisasi Natrium hidroksida dengan Asam oksalat
- Menentukan kemurnian asam dalam Asam cuka yang diperdagangkan.
1.2 Tinjauan Pustaka
Asidi-Alkalimetri Termasuk Reaksi Netralisasi Yakni Reaksi Antara Ion Hidrogen
Yang Berasal Dari Asam Dengan Ion Hidroksida Yang Berasal Dari Basa Untuk
Menghasilkan Air Yang Bersifat Netral. Netralisasi Dapat Juga Dikatakan Sebagai Reaksi
Antara Pemberi Proton (Asam) Dengan Penerima Proton (Basa) (Gandjar, 2013). Titrasi
Asam-Basa Merupakan Metode Yang Menggunakan Larutan Yang Disebut Titran Dan
Dilepaskan Dari Perangkat Gelas Yang Disebut Buret. Titik dalam titrasi di mana titran
YANG TELAH DITAMBAHKAN CUKUP UNTUK BEREAKSI SECARA TEPAT
DENGAN SENYAWA YANG DITENTUKAN DISEBUT TITIK EKIVALEN, TITIK INI
SERING DITANDAI DENGAN PERUBAHAN WARNA SENYAWA YANG DISEBUT
INDIKATOR (sASTROMIDJODJO, 2010).
dALAM MEMILIH SUATU ASAM UNTUK DIGUNAKAN DALAM SUATU
LARUTAN STANDAR HENDAKNYA DI PERHATIAK FAKTOR BERIKUT:
- aSAM HARUS KUAT, ARTINYA SANGAT TEROKSIDASI
- aSAM ITU TIDAK BOLEH ATSIRI (MUDAH MENGUAP)
- lARUTAN ASAM HARUS STABIL
- gARAM DARI ASAM HARUS DAPAT LARUT
- aSAM ITU TIDAK BOLEH MERUPAKAN PENGOKSID YANG CUKUP KUAT
SEHINGGA MERUSAK SENYAWA ORGANIK YANG DIGUNAKAN SEBAGAI
INDIKATOR.
kARAKTERISTIK LARUTAN STANDARD PRIMER:
- hARUS TERSEDIA DENGAN MUDAH DALAM SUATU BENTUK MURNI ATAU
DALAM KEADAAN KEMURNIAN YANG DIKETAHUI
- zAT HARUS MUDAH DIKERINGKAN DAN TAK BOLEH TERLALU
HIGROSKOPIK
- sATNDAR PRIMER MEMPUNYAI BOBOT EKIVALEN YANG TINGGI AGAR
AKIBAT SESATAN PENIMBANGAN DAPAT DIMINIMALKAN
- Lebih Disukai Asam-Basanya Kuat Agar Mudah Terdisosiasi (Underwood, 1993).
 Asidimetri Merupakan Penetapan Kadar Secara Kuantitatif Terhadap Senyawa-Senyawa
Yang Bersifat Basa Dengan Menggunakan Baku Asam. Sebaliknya Alkalimetri
Merupakan Penetapan Kadar Senyawa-Senyawa Yang Bersifat Asam Dengan
Menggunakan Baku Basa (Gandjar, 2013).
Titrasi Langsung Asam-Basa Dalam Larutan Air:
1. Titrasi Asam Kuat/Basa Kuat
Suatu Indikator Merupakan Asam Atau Basa Lemah Yang Berubah Warna Diantara Bentuk Tidak Terionosasinya.

2. Titrasi Asam Lemah Dengan Basa Kuat Dan Titrasi Basa Lemah Dengan Asam Kuat

Jika Sejumlah Kecil Volume Asam Kuat Atau Basa Kuat Ditambahkan Pada Basa Lemah Atau Asam Lemah Maka Nilai

Ph Akan Meningkat Secara Drastis Di Sekitar 1 Unit Ph, Di Bawah Atau Di Atas Nilai Pka.

bEBERAPA ASAM ATAU BASA DAPAT MEMBERIKAN ATAU MENERIMA

LEBIH DARI SATU PROTON KARENANYA MOL ANALIT EKIVALEN DENGAN

LEBIH DARI 1 MOL TITRAN. jIKA NILAI PkA GUGUS-GUGUS YANG BERSIFAT

ASAM ATAU BASA BERBEDA LEBIH DARI LEBIH KURANG EMPAT MAKA

SENYAWA TERSEBUT MEMPUNYAI LEBIH DARI 1 TITIK infleksi.

tAHAP 1 co32- + h+ hco3

tAHAP 2 hco3 + h+ h2co3
3. Titrasi Tidak Langsung Dalam Pelarut Air

Titrasi Tidak Langsung Ini Dapat Dilakukan Untuk Titrasi-Titrasi Lemah Dengan Basa Kuat,Ataupum Tritrasi Basa Lemah Dengan Asam Kuat. Contoh

Yang Sering Digunakan Adalah Titrasi Asam Lemah Dengan Basa Kuat.

Selain Dengan Indikator Tunggal Dalam Asidi-Alkalimetri Juga Digunakan Indikator Campuran Dengan Tujuan Untuk Memeberikan Perubahan Warna

Yang Tajam Pada Titik Akhir Titasi.

Beberapa contoh indikator campuran adalah:

 Campuran yang sama banyak antara merah netral (0,1 % dalam etanol) dan biru nmetilen (0,1 % dalam etanol). Indikator

campuran ini akan memberikan perubahan warna yang tajam dari biru violet menjadi hijau ketika beralih dari larutan asam

menjadi larutan basa pada pH sekitar 7. Indikator ini dapat digunakan untuk menitrasi asam asetat dengan larutan amonia atau

kebalikannya.
  Campuran antara 3 bagian fenolftalein (0,1 % larutan dalam etanol) dengan 1 bagian alfa fenolftalein (0,1 % dalam etanol) akan

memberikan perubahan warna yang tajam dari merah muda menjadi ungu pada pH 8-9.

 Campuran dari 3 bagian biru timol (0,1 % larutan dari garam natriumnya) dengan 1 bagian kesrol merah (0,1 % larutan garam

natriumnya) akan memberikan perubahan warna dari kuning ke ungu pada pH 8,3.

Tabel 1.1. iNDIKATOR YANG BISA DIGUNAKAN DALAM ASIDI-ALKALIMETRI

wARNA
iNDIKATOR tRAYEK pH
aSAM bASA

kUNING mETIL 2,4 - 4,0 mERAH kUNING

bIRU bROMFENOL 3,0 - 4,6 kUNING bIRU

jINGGA mETIL 3,1 - 4,4 jINGGA mETIL

hIJAU bROMKESROL 3,8 - 5,4 kUNING bIRU

mERAH mETIL 4,2 - 6,3 mERAH kUNING

uNGU bROMKESROL 5,2 - 6,8 kUNING uNGU

bIRU bROMTIMOL 6,1 - 7,6 kUNING bIRU

mERAH fENOL 6,8 - 8,4 kUNING mERAH

mERAH kRESOL 7,2 - 8,8 kUNING mEAH

bIRU tIMOL 8,0 – 9,6 kUNING bIRU

fENOLFTALEIN 8,2 – 10,0 tAK bERWARNA mERAH

tIMOLFTALEIN 9,3 – 10,5 tAK bERWARNA bIRU

1.3 TINJAUAN BAHAN

Aquadest
A.
- Rumus molekul :H2O

- Bentuk :liquid

- Bau :tidak berbau

- Berat molekul:18,02 gr/mol

- Warna :tidak berwarna

- pH :7

- Titik didih :100 0C (212 OF)

- Titik leleh :-

- Tekanan uap :2.3 kPa (@ 20 OC)

- Densitas uap :0.62 (air=1)

- Kelarutan :-

Asam asetat
B.
- rUMUS MOLEKUL :ch3cooh

- bERAT MOLEKUL :60.05 GR/MOL

- bENTUK :CAIRAN

- wARNA :TAK BERWARNA

- bAU :MENYENGAT

- Ph :2,5 (50 G/20 oc)

- tITIK LELEH :120 oc

- tITIK DIDIH :116-118 0c (1,013 HPA)

- tITIK NYALA :39 oc

- tEKANAN UAP :15,4 HPA ( 20 oc)

aSAM OKSALAT
C.
- Rumus molekul :H2C2O4.H2O

- Bentuk :solit

- Bau :tidak berbau

- Berat molekul :90,04 gr/mol

- Warna :putih

- pH :-

- Titik didih :-

- Titik leleh :189,5 OC ( 373.1 OF)

- Tekanan uap :-

- Densitas uap :4.62 (air=1)

- Kelarutan :larut dalam air dingin, dietil eter

Natrium hidroksida
D.
- Rumus molekul :NaOH

- Bentuk :solit

- Bau :tidak berbau

- Berat molekul :40 gr/mol

- Warna :putih

- pH :13,5

- Titik didih :1388 OC (2539,4 OF)

 - Titik leleh :323 OC (613,4 OF)

- Tekanan uap :-

- Densitas uap :-

- Kelarutan :mudah larut dalam air

Phenolptalein
E.
- Rumus molekul :-

- Bentuk :liquid

- Bau :tidak berbau

- Berat molekul :-

- Warna :tidak berwarna

- pH :-

- Titik didih :78,5 OC (173.3 OF)

- Tekanan uap :5.7 kPa (@20 OC)

- Titik leleh :-114,1 OC (-173,4 OF)

- Densitas uap :1,59 (air=1)

- Kelarutan :-

1.4 Alat dan Bahan

B. Bahan-bahan yang digunakan :
A. Alat-alat yang digunakan :
a. aQUADEST (h2o)
 tISSUE
 STATIF DAN KLEM b. ASAM CUKA (ch3cooh)
 PIPET VOLUME
c. ASAM OKSALAT
 PIPET TETES
(h2c2o4.2h2o)
 PALSTIK
 NERACA DIGITAL d. NATRIUM HIDROKSIDA
 LABU UKUR (nAoh)

 KARET PENGHISAP
e. pHENOLPTAELIN (c20h14o4)
 KARET
 GELAS UKUR
 GELAS ARLOJI
 eRLENMEYER
 CORONG KACA
 BURET
 BOTOL aQUADEST
 bEAKER GLASS
 BATANG PENGADUK
 1.5 pROSEDUR PERCOBAAN
A. pREPARASI LARUTAN
- mEMBUAT LARUTAN NATRIUM HIDROKIDA 0,2 n, SEBANYAK 500 Ml
- mEMBUAT LARUTAN STANDAR ASAM OKSALAT 0,1 n, SEBANYAK 100
Ml.
B. sTANDARISASI NATRIUM HIDROKSIDA DENGAN LARUTAN standar asam
oksalat
- mEMIPET 10 Ml LARUTAN ASAM OKSALAT KE DALAM ERLENMEYER
DAN MENAMBAHKAN INDIKATOR pp SEBANYAK 3 TETES
- mELAKUKAN STANDARISASI DENGAN LARUTAN NATRIUM
HIDROKSIDA SAMPAI LARUTAN BERUBAH DARI BENING TIDAK
BERWARNA MENJADI WARNA PINK
- mENGULANGI PERCOBAAN SAMPAI 3 KALI.

C. pENENTUAN KADAR ASAM DALAM ASAM CUKA YANG

DIPERDAGANGKAN
- mENIMBANG BEAKERGLASS KOSONG KEMUDIAN MEMASUKKAN 5 Ml
ASAM CUKA CONTOH DAN MENIMBANG LAGI SEHINGGA
DIPEROLEH BERAT ASAM CUKA
- mELARUTKAN DENGAN AQUADEST SAMPAI VOLUMENYA 100 Ml
- mEMIPET 10 Ml KEMUDIAN DIMASUKKAN KE DALAM ERLENMEYER
DAN MENAMBAHKAN 4 TETES INDIKATOR pp
- mELAKUKAN TITRASI DENGAN LARUTAN STANDAR NATRIUM
HIDROKSIDA SAMPAI LARUTAN BERUBAH WARNA MENJADI WARNA
MERAH JAMBU DAN MENCATAT VOLUME YANG DIPERLUKAN
- mENGULANGI PERCOBAAN DIATAS SAMPAI KALI.
1.6 dATA pENGAMATAN
tABEL 1.2. dATA STANDARDISASI LARUTAN NATRIUM HIDROKSIDA
DENGAN ASAM OKSALAT 0,1n
kETERANGAN i ii iii
bERAT TELITI BAHAN BAKU 4 4 4
(GRAM)
bERAT EKIVALEN BAHAN BAKU 40 40 40
(GRAM)
vOLUME LARUTAN BAKU (Ml) 500 500 500
vOLUME LARUTAN YANG 10 10 10
 DITITRASI (Ml)
vOLUME LARUTAN PENITER (Ml) 5,5 5 4,8

tABEL 1.3. dATA PENGAMATAN PENETUAN KADAR ASAM CUKA

kETERANGAN i ii iii
bERAT BOTOL TIMBANG 43,89 43.89 43,89
KOSONG (GRAM)
bERAT TIMBANG BOTOL ISI 49,12 49,12 49,12
(GRAM)
bERAT ASAM CUKA (GRAM) 5,23 5,23 5
vOLUME LARUTAN nAoh (Ml) 4,2 4,3 4,3
vOLUME LARUTAN PENITER 10 10 10
(Ml)
1.7 pERSAMAAN REAKSI
sTANDARISASI LARUTAN NATRIUM HIDROKSIDA DENGAN ASAM
OKSALAT
2nAoh + h2c2o4.2h2o nA2c2o4 + 2h2o
(nATRIUM HIDROKSIDA) (aSAM OKSALAT) (NATRIUM OKSALAT) (AIR)
pENENTUAN KADAR ASAM DALAM ASAM CUKA
nAoh + ch3cooh ch3coonA + h2o
(nATRIUM HIDROKSIDA) (aSAM ASETAT) (NATRIUM ASETAT) (AIR)

1.8 pEMBAHASAN
A. sTANDARDISASI nAoh DENGAN LARUTAN STANDAR aSAM oKSALAT
sETELAH MELAKUKAN STANDARDISASI DENGAN aSAM oKSALAT DAPAT
MENGETAHUI KONSENTRASI nAoh ADALAH 0,2586 n. hAL INI BERBEDA
SECARA TEORI, YAITU 0,2 n. kEMUNGKINAN DISEBABKAN KARENA:
- sIFAT nAoh YANG HIGROSKOPIS, MAKSUDNYA nAoh MUDAH SEKALI
MENGUAP
- kURANG KETELITIAN SAAT PENIMBANGAN
pENENTUAN ASAM DALAM ASAM CUKA YANG DIPERDAGANGKAN
B.
dARI HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN DIDAPATKAN ASAM CUKA SEBESAR
25,8794%, BERBEDA
SECARA TEORI YAITU 25%. hAL INI DISEBABKAN OLEH:
 kEMUNGKINAN HASIL YANG TIDAK SESUAI ADALAH KARENA
BAHAN YANG DIGUNAKAN MUDAH MENGUAP
  tIDAK AKURAT DALAM MENTITRASI
 kESALAHAN DALAM PENIMBANGAN BAHAN.
1.9 kESIMPULAN
a. dALAM PERCOBAAN YANG DILAKUKAN DIPEROLEH NORMALITAS
LARUTAN nAoh SEBESAR 0,2586 n.
b. dALAM PENENTUAN KADAR ASAM DALAM ASAM CUKA YANG
DIPERDAGANGKAN DIPEROLEH PROSENTASE KADAR ASAM YAITU
(25,8794).

DAFTAR PUSTAKA

Gandjar,I Golib,dkk.2013. Kimia Farmasi.Yogyakarta:PUSTAKA PELAJAR

R.A. Day, Jr./ A.L. Underwood. 1993.Analisa Kimia Kuantitatif edisi 4.Jakarta: Penerbit
Erlangga
R.A. Day, Jr./ A.L. Underwood. 1996.Analisa Kimia Kuantitatif edisi 5.Jakarta: Penerbit
Erlangga
Sostrohamidjodjo,Hardjono.2010.Kimia Dasar Edisi Ke-2.Gadjah Mada Universiti
Press:Yogyakarta
(___http://khannadf8.blogspot.com/2014/04/penetapan-kadar-ch3cooh-metode.html
(___http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21213/1/kpm-jun2008-
2%20%285%29.pdf