Anda di halaman 1dari 26

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN ANALISIS FARMASI


ANALISIS KADAR MEBENDAZOL PADA
SEDIAAN SUSPENSI ORAL

NAMA : RENALDI SAIFUL


NIM : 15020190194
KELAS : C11C12
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : SRI WAHYUNI

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Analisis penetapan kadar merupakan suatu analisis kuantitatif, sangat


penting untuk diketahui dan pahami terutama kita yang berkecimpung di dunia
farmasi dimana analisis penetapan kadar penting dilakukan untuk menjamin
mutu dan keamanan dari suatu sediaan, analisis dapat dilakukan dengan
berbagai metode baik secara instrumental ataupun secara konvensional,
namum metode yang dipilih kali ini adalah metode spektrofotometri. Metode
spektrofotometri merupakan metode analisis yang menggunakan alat
instrumental spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer UV-Vis merupakan
instrument yang sering di gunakan dalam analisis kuantitatif ataupun kualitatif
dalam dunia kefarmasian dimana prinsip dari spektrofotometer UV-Vis adalah
interaksi sampel atau analit dengan radiasi elektromagnetik, untuk panjang
gelombang spektrofotometer UV-Vis sendiri adalah 200-800 nm, metode
spektrofotometri dipilih karena tingkat akurasi dan spesifitas yang tinggi
sehingga hasil yang diperoleh akan lebih optimal.
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
absorbansi yaitu dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang
gelombang tertentu pada suatu objek kaca yang disebut kuvet. Sebagian dari
cahaya tersebut akan di serap dan sisanya akan dilewatkan. Hasil pengukuran
spektrofometer disebut dengan nilai absorbansi. Nilai absorbansi dari cahaya
yang di serap sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.
Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk
mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Spektrofotometer Uv-Vis mengukur pengukuran serapan cahaya di daerah

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL
ultraviolet (200-350nm) dan sinar tampak (350-800nm) oleh suatu senyawa.
Serapan cahaya Uv-Vis mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi
elektron-elektron dari orbital keadan dasar yang berenergi rendah ke orbital
keadaan tereksitasi berenergi lebih rendah.
Dalam praktikum ini dilakukan penetapan kadar sampel menggunakan
metode spektrofotmeter. Adapun sampel yang digunakan yaitu mebendazol.
Mebendazol merupakan obat yang efektif untuk melawan spektrum nematoda
yang luas. Obat ini terpilih untuk terapi infeksi oleh cacing cambuk, cacing
kremi, cacing tambang, dan cacing gelang.
Mengenai analisis kadar mebendazol pada sediaan oral akan dibahas
lebih lanjut pada bab-bab berikutnya.
1.1 Maksud Praktikum
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang analisis kadar Mebendazol
pada sediaan suspensi oral secara spektrofotometri UV-Vis.
1.2 Tujuan Praktikum
Mengetahui dan memahami tentang analisis kadar Mebendazol pada
sediaan suspensi oral secara spektrofotometri UV-Vis.

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum

Mebendazole, suatu senyawa benzimidazole sintetik, efektif melawan


spektrum nematoda yang luas. Obat ini merupakan obat terpilih pada terapi
infeksi cacing oleh cacing cambuk (Trichuris trichiura), cacing kremi
(Enterobius vermicularis), cacing tambang (Necator americanus dan
Ancylostoma duodenale), dan cacing gelang (Ascaris lumbricoides).
Mebendazole bekerja dengan mengikat dan mengganggu pembentukan
mikrotubulus parasit dan juga menurunkan ambilan glukosa. Parasit yang
terkena dikeluarkan bersama feses (Harvey, 2013).
Mebendazol merupakan obat cacing yang paling luas spektrumnya.
Obat ini tidak larut dalam air, tidak bersifat higroskopis sehingga stabil dalam
keadaan terbuka. Mebendazol adalah obat cacing yang efektif terhadap cacing
Toxocara canis, Toxocara cati, toxascaris leonina. Trichuris vulpis, Uncinaria
stenocephala, Ancylostoma caninum, Taenia pisiformis, Taenia hydatigena,
Enhinococcus granulosus dan aeniaformis hydatigena. Senyawa ini
merupakan turunan benzimidazol, obat ini berefek pada hambatan
pemasukan glukosa ke dalam cacing secara inversibel sehingga terjadi
pengosongan glikogen dalam cacing. Mebendazol juga dapat menyebabkan
kerusakan struktur subseluler dan menghambat sekresi asetik olinesterase
cacing. Nama kimia mebendazole yaitu methyl [(5-benzoyl-3H-benzoimidazol-
2-yl)amino]formate. Rumus kimia C16H13N3O3. (Ganiswara, 1995)
Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat
yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai
dan ditujukan untuk penggunaan oral. Bebrapa suspensi dapat langsung
digunakan, sedangkan yang lain berupa campuran padat yang harus
dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera sebelum
digunakan. Sediaan seperti ini disebut Untuk suspensi oral (Tim MGMP Pati,

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL
2015).
Farmokinetika : Mebendazol tidak larut dalam air dan rasanya enak.
Pada pemberian oral absorbsinya buruk. Obat ini memiliki bioavabilitas
sistemik yang rendah yang disebabkan oleh absorbsinya yang rendah dan
mengalami first pass hepatic metabolisme yang cepat. Dieksresikan lewat urin
dalam bentuk yang utuh dan metabolit sebagai hasil dekarboksilasi dalam
waktu 48 jam. Absorbsi mebendazol akan lebih cepat jika diberikan bersama
lemak. (Ganiswara, 1995)
Efek nonterapi dan kontraindikasi : Mebendazol tidak menyebabkan
efek toksik sistemik mungkin karena absorbsinya yang buruk sehingga aman
diberikan pada penderita dengan anemia maupun malnutrisi. Efek samping
yang kadang-kadang timbul berupa diare dan sakit perut ringan yang bersifat
sementara. Dari studi toksikologi obat inu memiliki batas keamanan yang
lebar. Tetapi pemberian dosis tunggal sebesar 10 mg/kg BB pada tikus hamil
memperlihatkan efek embriotoksik dan teratogenik. (Ganiswara, 1995)
Analisis Kuantitatif adalah Pemisahan suatu senyawa kimia menjadi
bagian bagian terkecil nya ataupun yang kurang lebih demikian; penetapan
unsur-unsurnya maupun zat-zat asing yang mungkin dikandungnya. Definisi
ini mengikhtisarkan lingkup kimia analisis dalam istilah yang sangat luas.Kimia
analisis berhubungan dengan teori dan praktek dari metode-metode yang
dipakai untuk menetapkan komposisi bahan. Dalam mengembangkan
metode-metode analisisnya, seorang kimiawan analisis dibebaskan untuk
mencomot prinsip-prinsip dari bidang ilmu lain (Underwood, 2002).
Spektroskopi adalah metode penelitian yang didasarkan pada interaksi
antara materi dengan cahaya. Bila materi disinari cahaya, maka ada
kemungkinan bahwa cahaya akan diserap, dihamburkan, dipantulkan,
dibelokkan,atau diubah sudut getarnya. Spektrofotometri merupakan metode
analisis yang didasarkan pada absorpsi radiasi elektromagnet. Cahaya terdiri
dari radiasi terhadap kepekaan mata manusia. Gelombang dengan panjang

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL
berlainan akan menimbulkan cahaya yang berlainan sedangkan campuran
cahaya dengan panjang-panjang ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya
putih meliputi seluruh spektrum nampak 400-760 nm (Gandjar, 2007).
Spektrofotometri dapat dibayangkan sebagai suatu perpanjangan dari
penilikan visual dimana studi yang lebih terinci mengenai pengabsorpsian
energi cahaya oleh spesies kimia memungkinkan kecermatan yang lebih besar
dalam pencirian dan pengukuran kuantitatif (Rohman, 2012).
Spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang
kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko
dan suatu alat untuk perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun
pembanding. spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara
relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan
sebagai fungsi dari panjang gelombang (Khopkar, 2010).
Teknik spektrofotometri ultraviolet tampak digunakan secara umum di
laboratorium analisis kimia, baik untuk tujuan analisis kualitatif maupun untuk
analisisi kuantitatif. Popularitas teknik spektrofotometri ultraviolet-tampak (Uv-
Vis) disebabkan oleh cara penggunaannya yang mudah dan cara analisisnya
yang cepat. Hampir semua laboratorium yang terlibat dengan pengujian kimia
mempunyai alat atau instrument ini (Rohman, Abdul, 2018).
Spektrofotometri uv-vis mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila
cahaya monokromatiik melalu suatu media (larutan), maka sebagian cahaya
tersebut akan diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan
dipancarkan. Sinar dar sumber cahaya akan dibagi menjadi dua berkas oleh
cermn yang berputar pada bagian dalam spektrofotometer. Berkas pertama
akan melewati kuvet berisi blanko, sementara berkas kedua akan melewati
kuvet berisi sampel. Blanko dan sampel akan diperiksa secara bersamaan.
Adanya blanko,, berguna untuk menstabiilkan absorbs akbat perubahan
voltase dari sumber cahaya (Timbangen, dkk, 2019).

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

2.2 Uraian Bahan


1. Air / H2O (Ditjen POM, 2014: 63)
Namaresmi : PURIFIED WATER
Nama lain : Air murni
RM/BM : H2O / 18,02 gr/mol
Rumusstruktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut

2. Asam Format 96% (Dirjen POM, 2014 : 1668)


Nama resmi : ASAM FORMAT
Nama lain : Asam Perklorat
RM/BM : HCOOH / 46,03 gr/mol
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna; mudah menguap;


berbau khas; berasa asam
Kelarutan : Mudah larut dalam aseton; larut dalam air dingin,
air panas, dietil eter, benzene, gliserol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Murni pereaksi

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

3. Asam Klorida (Dirjen POM, 2014 : 156)


Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORODIUM
Nama lain : Asam Klorida
RM/BM : HCl / 36,46 gr/mol
Rumus struktur : H – Cl
Pemerian : Cairan tak berwarna, berasap,bau merangsang.
Jika diencerkan dengan dua bagian volume air,
asap hilang
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol (95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
4. Kloroform (Dirjen POM, 2014 : 696-697)
Nama resmi : KLOROFORM
Nama lain : Chloroform
RM/BM : CHCl3 / 119,38 gr/mol
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna; mudah mengalir;


mempunyai sifat khusus; bau eter; rasa manis dan
membakar. Mendidih pada suhu lebih kurang 610C,
dipengaruhi oleh cahaya
Kelarutan : Sukar larut dalam air; dapat bercampur dengan
etanol; dengan eter; dengan benzene; dengan
heksane; dan dengan lemak dan minyak menguap

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya,


pada suhu tidak lebih 30oC
5. Isopropil Alkohol P (Dirjen POM, 2014 : 1741) (Dirjen POM, 1979 :
325)
Nama resmi : ISOPROPIL ALKOHOL P
Nama lain : 2-propanol
RM/BM : (CH3)2CHOH / 60,10 gr/mol
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan jernih tidak berwana, bau khas, mirip


etanol, rasa membakar, mudah terbakar
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Murni pereaksi
6. Mebendazol (Dirjen POM, 2014 : 813)
Nama resmi : MEBENDAZOLE
Nama lain : Metil5- benzoil-2-benzimidazolkarbamat
RM/BM : C16H13N3O3 / 295,29 gr/mol
Rumus struktur :

Pemerian : Serbuk putih sampai agak kuning; hamper tidak


berbau; melebur pada suhu lebih kurang 2900C
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam larutan asam
mineral encer, dalam etanol, dalam eter dan dalam
kloroform; mudah larut dalam asam format
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

2.2 Prosedur Kerja (Anonim 2021, h. 7-9)


1. Preparasi Sampel
a. Isolasi Sampel (FI V : 814-815)
1) Ukur seksama sejumlah volume suspensi oral setara dengan
lebih kurang 1000 mg mebendazol, kemudian masukkan
kedalam labu tentukur 100 mL, encerkan dengan asam format
96% sampai tanda dan campur.
2) Pipet 10 mL larutan kedalam labu tentukur 100 mL kedua,
tambahkan 40 mL asam format 96% dan panaskan didalam
tangas air pada suhu 500C selama 15 menit.
3) Dinginkan, tambahkan air sampai tanda, kocok dan saring
melalui penyaring kaca masir dengan porositas sedang.
4) Pipet 10 mL filtrat kedalam corong pisah 250 mL, tambahkan 50
mL air dan 50 mL kloroform P, kocok selama lebih kurang 2
menit.
5) Biarkan memisah dan pindahkan lapisan koroform ke dalam
corong pisah 250 mL kedua, cuci lapisan air dua kali tiap kali
dengan 10 mL Kloroform P, tambahkan cucian kloroform
kedalam corong pisah kedua, buang lapisan air.
6) Cuci gabungan lapisan kloroform dengan campuran 4 mL asam
klorida 1 N dan 50 mL larutan asam format 96% dalam air (1:10),
dan pindahkan lapisan kloroform kedalam labu tentukur 100 mL
7) Ekstraksi air cucian dua kali, tiap kali dengan 10 mL kloroform P,
tambahkan ekstrak gabungan kloroform kedalam labu tentukur
diatas, tambahkan 2 mL asam format 96% dan 7 mL isopropyl
alcohol P, encerkan dengan kloroform P sampai tanda, kocok

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

8) Pipet 5 mL larutan kedalam labu tentukur 100 mL, encerkan


dengan isopropyl alcohol P sampai tanda.
b. Analisis Kadar
1) Penyiapan Larutan
a) Larutan baku : timbang seksama lebih kurang 10 mg
Mebendazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 100 mL
dan tambahkan 90 mL kloroform P, 7 mL isopropyl alcohol P
dan 2 mL asam format 96%. Kocok sampai larut, tambahkan
isopropyl alcohol P sampai tanda. Pipet 5 mL larutan kedalam
labu tentukur 100 mL kedua, encerkan dengan isopropyl
alcohol P sampai tanda. Larutan mengandung mebendazol
lebih kurang 5 µg per mL. NB : Mebendazol BPFI, terlebih
dahulu dilakukan pengeringan pada suhu 1050 selama 4 jam
sebelum digunakan, disimpan dalam wadah tertutup rapat.
b) Larutan blangko : campur 90 mL kloroform P dengan 2 mL
asam format 96% dalam labu tentukur 100 mL, tambahkan
isopropyl alcohol P sampai tanda dan kocok. Pipet 5 mL
larutan ke dalam labu tentukur 100 mL yang kedua, encerkan
dengan isopropyl alcohol P sampai tanda
2) Penentuan panjang gelombang maksimum
Lakukan pengukuran larutan baku pada rentang panjang
gelombang 200-400 nm, panjang gelombang dimana
serapannya maksimal adalah panjang gelombang maksimum (λ
maks FI 247 nm)
3) Pengukuran larutan uji dan larutan baku
Ukur serapan larutan baku dan larutan uji pada panjang
gelombang maksimum menggunakan larutan blangko.

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

4) Analisis Data
Hitung jumlah dalam mg mebendazol, C16H13N3O3, dalam
suspensi oral yang digunakan dengan rumus :
200C(!")
!"

Keterangan :
C = kadar mebendazol BPFI dalam µg per mL
Au = Serapan larutan uji
As = Serapan larutan baku

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum iniyaitualat
spektrofotometri, corong, corong pisah, erlenmeyer, gelas ukur, kuvet,
labu takar, oven, pipet volume, penyaring kaca masir, dan timbangan
analitik.g pengaduk, cawan porselen, gelas kimia, gelas ukur, kuvet,
pipet skala, pipet tetes,sendok tanduk, spektrofotometer UV Vis, dan
timbangan analitik.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu Aquadest,
Asam format 96%, Asam klorida 1 N, Isopropil alkohol, Kloroform,
Mebendazol BPFI (Baku pembanding primer), dan Mebendazol sediaan
suspensi oral.
3.3 Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Perhitungan sampel
a. Dihitung volume sampel yang dianalisis berdasarkan
prosedur kerja yang dibutuhkan sejumlah volume suspensi
oral setara dengan lebih kurang 1000 mg mebendazol.
b. Diketahui konsentrasi pada etiket tiap 5 ml mengandung 100
mg mebendazol (100 mg/5 ml), maka
Volume sampel = 5 !"
100 !" x 1000 mg
= 50 ml

Jadi, diukur sebanyak 50 ml sampel suspensi mebendazol untuk


analisis (karena volume sediaan mebendazol suspensi oral 30 ml
maka dibutuhkan 2 botol sampel sediaan mebendazol suspense
oral.

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

3. Preparasi sampel suspensi mebendazol dengan metode ekstraksi


cair-cair atau partisi cair-cair
a. Diukur seksama 50 ml (1000 mg) sampel suspensi mebendazol,
kemudian masukkan ke dalam labu ukur 100 ml.
b. Diencerkan dengan asam format 96% sampai tanda dan campur
hingga homogen.
Konsentrasi awal larutan uji :
1000 #$ 10.000 #$
=
100 #% 1000 #%

= 10.000 ppm
c. Dipipet 10 ml larutan ke dalam labu ukur 100 ml kedua, tambahkan
40 ml asam format 96% dan panaskan di dalam tangas air pada
suhu 50oC selama 15 menit.
d. Didinginkan, tambahkan air sampai tanda
Konsentrasi larutan uji pengenceran kedua :
10 #$
10.000 ppm = 1000 ppm
100 #%

e. Dikocok dan disaring melaui penyaring kaca masir dengan


porositas sedang.
f. Dipipet 10 ml filtrat ke dalam corong pisah 250 ml
g. Sampel ditambahkan 50 ml air dan 50 ml kloroform P, dikocok
selama lebih kurang 2 menit.
Konsentrasi larutan uji pengenceran ketiga :
10 #$
1000 ppm = 100 ppm
100 #%

h. Dibiarkan memisah (antara lapisan kloroform dan lapisan airnya)


dan dipindahkan lapisan kloroform ke dalam corong pisah 250 ml
kedua. NB: Kloroform berada di lapisan bawah dan air dilapisan bagian
atas karena bj kloroform lebih besar dari air.

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

i. Dicuci lapisan air dua kali tiap kali dengan 10 ml kloroform P


j. Dibiarkan memisah dan ditambahkan cucian kloroform ke dalam
corong pisah kedua, buang lapisan air.
k. Dicuci gabungan lapisan kloroform dengan campuran 4 ml asam
klorida 1 N dan 50 ml larutan asam format 96% dalam air (1 : 10),
dikocok dan dibiarkan memisah.
l. Dipindahkan lapisan kloroform ke dalam labu tentukur 100 ml
m. Diekstraksi air cucian dua kali, tiap kali dengan 10 ml kloroform P,
kocok dan biarkan memisah dan diambil ekstrak kloroform
kemudian digabung ke dalam labu tentukur.
4. Penyiapan larutan uji (sampel)
a. Ekstrak kloroform ditambahkan 2 ml asam format 96% dan
ditambahkan 7 ml isopropil alkohol P.
b. Diencerkan dengan kloroform P sampai tanda, dihomogenkan
c. Dipipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 100 ml
d. Diencerkan dengan isopropil alkohol P sampai tanda
Konsentrasi akhir larutan uji :
5 #$
100 ppm = 5 ppm
100 #%

5. Penyiapan larutan baku


a. Ditambahkan seksama lebih kurang 10 mg mebendazol BPFI,
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml.
b. Ditambahkan 90 ml kloroform P
c. Ditambahkan 7 ml isopropil alkohol P
d. Ditambahkan 2 ml asam format 96%
e. Dikocok sampai larut, ditambahkan isopropil alkohol P sampai
tanda.
Konsentrasi awal larutan baku mebendazol :

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

10 #%
= 100 ppm
100 #%

f. Dipipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 100 ml kedua


g. Diencerkan dengan isopropil alkohol P sampai tanda. Larutan
mengandung mebendazol lebih kurang 5 g/ml.
Konsentrasi akhir larutan baku mebendazol :
5 #$
100 ppm 5 #$ = 5 ppm = = 5 g/ml
100 #% 1000 #

NB: Mebendazol BPFI terlebih dahulu dilakukan pengeringan pada


suhu 105o selama 4 jam sebelum digunakan, disimpan dalam
wadah tertutup rapat.
6. Penyiapan larutan blanko
a. Dicampur 90 ml kloroform P dengan 2 ml asam format 96% dalam
labu tentukur 100 ml, ditambahkan isopropil alkohol P sampai
tanda dan dikocok.
b. Dipipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 100 ml yang kedua,
diencerkan dengan isopropil alkohol P sampai tanda.
7. Penentuan panjang gelombang maksimum
Dilakukan pengukuran larutan baku pada panjang gelombang 200-
400 nm, panjang gelombang dimana serapannya maksimal adalah
panjang gelombang maksimum (λ maks FI 247 nm).
8. Pengukuran larutan uji dan larutan baku
Diukur serapan larutan uji dan larutan baku pada panjang gelombang
maksimum yang diperoleh menggunakan larutan blanko.
9. Perhitungan kadar
Dihitung jumlah dalam mg mebendazol C16H13N3O3 dalam sediaan
suspensi oral yang digunakan dengan rumus.
200C (!")
!"

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan

1 Bentuk Sediaan Suspensi Oral

2 Termasuk golongan obat antihelmintik

3 Larutan Baku yang digunakan Mebendazol BPFI

4 Panjang gelombang maks. FI.V 247 nm

5 Pelarut yang digunakan Asam formiat 96%, air,


kloroform, isoprophyl alkohol,

6 Metode pemisahan sampel Metode ektraksi cair


cair

7 Metode analisis Spektrofotometriuv-vis

8 Konsentrasi awal larutan uji 10.000 ppm

9 Konsentrasi pengenceran ke-2 1000 ppm


larutan uji

10 Konsentrasi pengenceran 100 ppm


ke-3 larutan uji

11 Konsentrasi larutan uji yang 5 ppm


di ukur

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

12 Konsentrasi awal larutan baku 100 ppm

13 Konsentrasi larutan baku 5 ppm


yang diuji

14 Rumus penetapan kadar &'


200! &( "

4.2 Perhitungan
Diketahui :

C = 5 µg/mL
Au = 0,498
As = 0,475
Ditanya :
Kadar suspensi mabendazol?
Penyelesaian :
!)
200C ( !" )

200 C (!") = 200 # 5 (0,498)


!" 0,475

= 200 x 5 x 1,04842 x 100%


= 1048,42 µg/mL x 100%
= 1,04842 mg/ml x 100%
= 104,842 %
4.3 Pembahasan

Mebendazol (turunan benzimidazol) adalah antelmintik yang bekerja


dengan mengikat dan mengganggu sintesis mikrotubulus parasit (parasit yang
terpapar dikeluarkan bersama feses) dan juga menurunkan ambilan
glukosa.Mebendazol biasanya tersedia di pasaran dalam bentuk suspensi
oral.

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

Spektrofotometri UV-Vis merupakan teknik analisis yang


menggunakan sumber radiasi elektromagnetik Ultraviolet dan Visible (sinar
tampak) dengan menggunakan spektrofotometer.Dimana panjang
gelombang untuk ultraviolet yaitu 190-380 nm dan panjang gelombang untuk
visible yatu 380-780 nm.Spektrofotome terdapat digunakan untuk mengukur
besarnya energy yang diabsorbsi/diteruskan.Jika radiasi yang monokromatik
melewati larutan yang mengandung zat yang dapat menyerap, maka radiasi
ini akan dipantulkan, di absorbsi oleh zatnya dan sisanya ditransmisikan.

Maksud dilakukannya percobaan ini adalah untuk menjelaskan


tentang analisis kadar Mebendazol pada sediaan suspensi oral secara
Spektrofotometri UV-Vis. Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah
untuk mengetahui dan memahami tentang analisis kadar Mebendazol pada
sediaan suspensi oral secara Spektrofotometri UV-Vis.

Pada percobaan ini dilakukan isolasi sampel menggunakan metode


ektraksi cair-cair, penyiapan larutan uji, penyiapan larutan baku, penyiapan
larutan blanko, penentuan panjang gelombang maksimum, pengukuran
larutan uji dan larutan baku, perhitungan kadar. Digunakan mebendazol
sedian suspensi oral sebagai larutan uji (sampel), Mebendazol BPFI sebagai
larutanbaku, serta campuran kloroform P,asam format 96%, dan isopropyl
alkohol P sebagai larutan blanko.

Pada penentuan panjang gelombang maksimum, dilakukan


pengukuran larutan baku pada panjang gelombang 200-400 nm. Dimana
panjang gelombang yang menghasilkan serapan maksimal dijadikan sebagai
panjang gelombang maksimum. Adapun pada pengukuran larutan uji dan
larutan baku, diukur serapan larutan uji dan larutan baku pada panjang
gelombang maksimum yang diperoleh menggunakan larutan blanko. Hasil
yang diperoleh yaitu absorban larutan uji (Au) sebesar 0,498 dan absorban
larutan baku (As) sebesar 0,475. Berdasarkan hasil tersebut, dihitung jumlah

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL
dalam mg mebendazol C16H13N3O3 dalam sediaan suspensi oral yang
digunakan dengan menggunakan rumus yang telah ditetapkan dan diperoleh
persen kadar sebesar 104,842%. Hasil tersebut memenuhi persyaratan
mebendazol.Dimana berdasarkan literatur, kadar mebendazol dalam sediaan
yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%.

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaandiatas, dapat disimpulkan bahwa kadar
mebendazol dalam sediaan mebendazol suspense oral memenuhi syarat
karena % kadar yang didapatkan sebesar 104,842 % dimana menurut
literatur persyaratan kadar mabendazol dalam sediaan yaitu tidak kurang
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%.
5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini diperlukan kecermatan dan
kehati hatian dalam percobaan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan
literature atau yang diharapkan.

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2021. Penuntun Praktikum Analisis Farmasi. Makassar: Fakultas


Farmasi Universitas Muslim Indonesia

DitjenPOM 1979. “Farmakope Indonesia, Edisi III”. Departemen


Kesehatan RI: Jakarta.

DitjenPOM 2014. “Farmakope Indonesia, Edisi V”.Departemen


Kesehatan RI: Jakarta.

Gandjar, I.G &Rohman.A.,2007, Kimia Farmasi Analisis, PustakaPelajar,


Yogyakarta.

Ganiswara, S.G., Setiabudi, R., Suyatna, F.D., Purwantyastuti, Nafrialdi


(Editor). 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Bagian
Farmakologi FK UI: Jakarta

Harvey, Richard A dan Pamela C. Champe. 2013. Farmakologi Ulasan


Bergambar Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran: EGC

Khopkar, S.M., 2010, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI-Press : Jakarta

Rohman, A., 2012, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar : Yogyakarta.


Rohman, Abdul dan Sudjaji. 2018. Analisis Kuantitatif Obat. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press
Timbangen, dkk. 2019. “Alat Penguji Material”. Guepedia Publisher.
Underwood, A.L., 2002. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

LAMPIRAN
Ø Skema Kerja
Disiapkan alat dan bahan

Perhitungan sampel:
Dihitung volume sampel yang dianalisis berdasarkan prosedur kerja yang
dibutuhkan sejumlah volume suspensi oral setara dengan lebih kurang
1000 mg mebendazol

Preparasi sampel suspensi mebendazol dengan metode ekstraksi


cair-cair atau partisi cair-cair:
Diukur seksama 50 ml (1000 mg) sampel suspensi mebendazol,
kemudian masukkan ke dalam labu ukur 100 ml

Diencerkan dengan asam format 96% sampai tanda dan campur hingga
homogen

Dipipet 10 ml larutan ke dalam labu ukur 100 ml kedua, tambahkan 40 ml


asam format 96% dan panaskan di dalam tangas air pada suhu 50oC
selama 15 menit

Didinginkan, tambahkan air sampai tanda

Dikocok dan disaring melaui penyaring kaca masir dengan porositas


sedang

Dipipet 10 ml filtrat ke dalam corong pisah 250 ml

RENALDI SAIFUL SRI WAHYUNI


15020190194
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

ß
Sampel ditambahkan 50 ml air dan 50 ml kloroform P, dikocok selama
lebih kurang 2 menit

Dibiarkan memisah (antara lapisan kloroform dan lapisan airnya) dan


dipindahkan lapisan kloroform ke dalam corong pisah 250 ml kedua.

Dicuci lapisan air dua kali tiap kali dengan 10 ml kloroform P

Dibiarkan memisah dan ditambahkan cucian kloroform ke dalam corong


pisah kedua, buang lapisan air

Dicuci gabungan lapisan kloroform dengan campuran 4 ml asam klorida 1


N dan 50 ml larutan asam format 96% dalam air (1 : 10), dikocok dan
dibiarkan memisah

Dipindahkan lapisan kloroform ke dalam labu tentukur 100 ml

Diekstraksi air cucian dua kali, tiap kali dengan 10 ml kloroform P, kocok
dan biarkan memisah dan diambil ekstrak kloroform kemudian digabung
ke dalam labu tentukur

Penyiapan larutan uji (sampel):


Ekstrak kloroform ditambahkan 2 ml asam format 96% dan ditambahkan
7 ml isopropil alkohol P

Diencerkan dengan kloroform P sampai tanda, dihomogenkan

ANIL ARYANDI FITRA ULYA A.R GAPPA


15020190027
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

ß
Dipipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 100 ml

Diencerkan dengan isopropil alkohol P sampai tanda

Penyiapan larutan baku:


Ditambahkan seksama lebih kurang 10 mg mebendazol BPFI,
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml

Ditambahkan 90 ml kloroform P

Ditambahkan 7 ml isopropil alkohol P

Ditambahkan 2 ml asam format 96%

Dikocok sampai larut, ditambahkan isopropil alkohol P sampai tanda

Dipipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 100 ml kedua

Diencerkan dengan isopropil alkohol P sampai tanda. Larutan


mengandung mebendazol lebih kurang 5 g/ml

Penyiapan larutan blanko:


Dicampur 90 ml kloroform P dengan 2 ml asam formar 96% dalam labu
tentukur 100 ml, ditambahkan isopropil alkohol P sampai tanda dan
dikocok

ANIL ARYANDI FITRA ULYA A.R GAPPA


15020190027
ANALISIS KADAR MEBENDAZOLE PADA SEDIAAN SUSPENSI ORAL

Dipipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 100 ml yang kedua,


diencerkan dengan isopropil alkohol P sampai tanda

Penentuan panjang gelombang maksimum:


Dilakukan pengukuran larutan baku pada panjang gelombang 200-400
nm, panjang gelombang dimana serapannya maksimal adalah panjang
gelombang maksimum (λ maks FI 247 nm)

Pengukuran larutan uji dan larutan baku:


Diukur serapan larutan uji dan larutan baku pada panjang gelombang
maksimum yang diperoleh menggunakan larutan blanko

Perhitungan kadar:
Dihitung jumlah dalam mg mebendazol C16H13N3O3 dalam sediaan
suspensi oral yang digunakan dengan rumus

ANIL ARYANDI FITRA ULYA A.R GAPPA


15020190027

Anda mungkin juga menyukai