Anda di halaman 1dari 19

FARMAKOEPIDEMIOLOGI

Apt. Juni Fitrah, M. Farm

Kelompok 5

1. Wahyu Dwi Jessica 1904067


2. Khairani Hafizhah 1904072
3. Roza Lestari 1904077
4. Anggita Nurul Fiqriah L 1904096
Desain Studi Tersedia
untuk Studi
Farmakoepidemiologi

Farmakoepidemiologi
menerapkan metode epidemiologi
ke bidang konten farmakologi GAMBARAN UMUM METODE
klinis. Oleh karena itu, untuk ILMIAH
memahami pendekatan dan isu-
isu metodologis khusus bidang Pada tahap pertama seseorang mempelajari sampel
farmakoepidemiologi, prinsip- subjek penelitian
prinsip dasar bidang epidemiologi Kedua, orang menggeneralisasi informasi yang diperoleh
harus dipahami. dalam sampel subjek penelitian ini, menarik kesimpulan
tentang populasi secara umum. Kesimpulan ini disebut
sebagai asosiasi

Ketiga, orang menggeneralisasi lagi, menarik kesimpulan


tentang teori atau sebab-akibat ilmiah
TIPE KESALAHAN YANG
Tidak ada (independen)
DAPAT DIBUAT DALAM
01 Pertama, tentu saja, seseorang tidak dapat memiliki asosiasi MELAKUKAN SEBUAH
STUDI
Artifactual (palsu atau salah)
02 Kedua, seseorang dapat memiliki asosiasi artifaktual, yaitu
asosiasi palsu atau palsu.

Tidak langsung (bingung)

03 Ketiga, seseorang dapat memiliki asosiasi tidak langsung,


atau membingungkan

Penyebab (langsung atau benar)


04 Keempat, dan akhirnya, ada asosiasi kausal yang benar
KRITERIA UNTUK SIFAT PENYEBAB SEBUAH
ASOSIASI

1 2 3 4 5

Konsistensi Urutan waktu Kekhususan Kekuatan


Koherensi asosiasi asosiasi asosiasi
dengan
informasi (a) Kekuatan
yang ada kuantitatif
(masuk akal (b) Hubungan dosis-
biologis) respons
(c) Desain studi
DESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI

• LAPORAN KASUS
Laporan kasus berguna untuk meningkatkan hipotesis tentang efek obat, untuk diuji
dengan desain studi yang lebih ketat.

• SERI KASUS
Seri kasus adalah kumpulan pasien, semuanya memiliki paparan tunggal, yang hasil
klinisnya kemudian dievaluasi dan dijelaskan.

• ANALISIS TREN SEKULER


Analisis tren sekuler, juga disebut "studi ekologi", memeriksa tren paparan yang diduga
sebagai penyebab dan tren penyakit yang diduga sebagai efek dan menguji apakah tren
tersebut bertepatan.
Analisis tren sekuler berguna untuk memberikan bukti yang mendukung atau
menentang hipotesis dengan cepat.
STUDI KONTROL KASUS
Studi kasus-kontrol adalah studi yang membandingkan kasus
dengan penyakit untuk mengontrol tanpa penyakit, mencari perbedaan
dalam eksposur anteseden.

Studi kasus-kontrol dapat sangat berguna ketika seseorang ingin


mempelajari beberapa kemungkinan penyebab penyakit tunggal, karena
seseorang dapat mempelajari sejumlah eksposur sebagai faktor risiko
potensial menggunakan kasus yang sama.

STUDI KOHORT
Studi kohort adalah studi yang mengidentifikasi
himpunan bagian dari populasi yang ditentukan dan mengikuti
mereka dari waktu ke waktu, mencari perbedaan dalam hasil
mereka.

Studi kohort umumnya digunakan untuk


membandingkan pasien yang terpajan dengan pasien yang tidak
terpajan, meskipun mereka juga dapat digunakan untuk
membandingkan satu pajanan dengan pajanan lainnya.
Analisis Kontrol Kasus Dan Studi
Kohort
Studi kasus-kontrol dan studi kohort dimaksudkan untuk memberikan informasi
dasar yang sama , perbedaanya adalah bagaimana informasi ini dikumpulkan. Statistik
kunci yang dilaporkan dari studi ini adalah resiko relatif.
Resiko relatif adalah rasio tingkat kejadian suatu hasil pada kelompok terpajan
dengan tingkat kejadian hasil pada kelompok yang tidak terpajan.
Seseorang dapat menghitung resiko relatif langsung dari studi kohort. Namun,
dalam studi kasus kontrol, seseorang tidak dapat menentukan ukuran populasi yang
terpapar atau populasi yang tidak terpapar yang diambil dari subjek yang sakit dan subjek
yang tidak menjalani perawatan.
Uji Klinis Random
Studi eksperimental adalah studi dimana peneliti mengontrol terapi yang akan diterima oleh
setiap peserta. Umumnya penyidik menggunakan kontrol itu untuk secara acak mengalokasikan
pasien di antara atau diantara kelompok studi, melakukan uji klinis secara acak.
Kekuatan utama dari pendekatan ini adalah penugasan secara acak , yang merupakan satu-
satunya cara untuk membuat kelompok studi dapat dibandingkan dalam variabel pengganggu
potensial yang tidak diketahui atau tidak dapat diukur

. .
Keuntungan dan Kerugian Dari
Desain Studi Epidemiologi
Desain Studi Keuntungan Kekurangan

Uji klinis acak Desain paling menyakinkan Paling mahal


(studi eksperimental) hanya desain yang Palsu
mengontrol yang tidak Logistik paling sulit keberatan
diketahui atau pembaur yang etis lebih mahal.
tak terukur
Studi kohort Dapat mempelajari banyak Prospektif mungkin butuh
hasil yang dapat mempelajari waktu bertahun-tahun untuk
eksposur yang tidak biasa, menyelesaikan
kemungkinan bias seleksi
lebih kecil.
Data paparan yang tidak bias
Data insiden tersedia
Keuntungan dan kerugian dari desain
studi Epidemiologi
Desain studi Keuntungan Kekurangan

Studi kasus kontrol Dapat mempelajari banyak paparan. Kontrol pemilihan bermasalah mungkin
Dapat mempelajari penyakit yang tidak data eksposur yang dihias.
umum.
Secara logistic lebih mudah dan lebih
cepat.
Lebih murah
Analisis tren seluler Dapat memberikan jawaban yang cepat Tidak ada control pengganggu
(seri kasus) kuantisasi kejadian yang mudah. Tidak ada kelompok kontrol
(sehingga tidak dapat digunakan untuk
pengujian hipotesis).
Laporan kasus Metode yang murah dan mudah untuk Tidak dapat digunakan untuk pengujian.
menghasilkan hipotesis
Hasil Diskusi
Berdasarkan
Get a modern PowerPoint Presentationtabel keuntungan dan kekurangan diatas,
that is beautifully
dinyatakan designe. serangkaian desain studi
bahwa banyak yang berbeda. Masing-
masing dengan keunggualan dan kekurangan sendirinya. Laporan kasus,
seri kasus, analisis tren sekuler, studi kasus control dan studi kohort telah
Get a modern PowerPoint Presentation
dirujuk
thatsecara kolektif
is beautifully sebagai desain studi observasional atau desain non
designed.
experinmental. Ini semua adalah studi dimana peneliti tidak mengontrol
terapi, tetapi hanya mengamati dan mengevaluasi hasil perawatan
Get a modern PowerPoint Presentation
langsung.
that is beautifully designed.

Get a modern PowerPoint Presentation


that is beautifully designed.

Get a modern PowerPoint Presentation


that is beautifully designed.
METODE PENELITIAN

1. Metode Peneitian Korelasional


Metode Penelitian Korelasional adalah metode yang pelaksanaanya
dengan menghubungkan satu variable dengan variable lainya, sehingga disebut
korelasi. Peneliti yang menggunakan metode penelitian korelasional biasanya
memerlukan banyak variable kompleks.

Contoh : Metode penelitian korelasional : Hubungan Motivasi Belajar dengan


Kemampuan Membaca Cepat pada Remaja (Studi pada Remaja di SMA 7
Yogyakarta).
2. Metode Penelitian Historis
Metode Penelitian Historis digunakan oleh orang-orang atau peneliti yang
meragukan pertanyaan terkait hal atau peristiwa masa lalu. Biasanya metode ini
digunakan oleh ilmuan di bidang social. Metode ini bertujuan untuk merekontruksi
info kejadian masa lalu secara objektif dan sistematis. Metode penelitian historis
memiliki tahapan pengumpulan data, penilaian, pembuktian data, serta
penggabungan data dan bukti lapangan. Harapanya, data yang sudah diperoleh akan
memperkuat hipotesis yang sudah diajukan.

Contoh metode penelitian historis : Seni Tradisi Bekakak di Gunung Gamping


1960-2020 (Suatu Kejadian Historis Terhadap Sosial Budaya Masyarakat).
3. Metode Penelitian Kualitatif
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan serta
memberikan analisis terhadap fenomena, dinamika social, persepsi oleh
subjek, peristiwa, hingga sikap dari seseorang maupun dalam satu
kelompok. Penelitian menggunakan metode ini memanfaatkan dari data
deskriptif dalam bentuk kata-kata, tulisan, maupun lisan dari orang atau
pelaku yang telah diamati kemudian ditafsirkan.

Contoh dari metode penelitian kualitatif yaitu Analisis Karakter Remaja


Usia Sekolah 13-15 Tahun.
4. Metode Penelitian Kuantitatif
Kuantitatif merupakan sebuah metode yang menggunakan bukti empiris
sebagai cara untuk dapat melihat fenomena social yang terjadi dengan berdasarkan
prinsip statistik.
Tujuan dari penggunaan metode satu ini yaitu untuk dapat melihat pola sistematis serta
pembuktian terhadap hipotesis yang dimiliki oleh peneliti itu sendiri.
Kerangka berpikir yang digunakan pada metode penelitian satu ini sifatnya lebih
mengarah kepada pembuktian atas sebuah teori yang sudah ada.

Contoh dari metode penelitian kuantitatif yaitu Pengaruh Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Prestasi Belajar Kimia di Sekolah Menengah Pertama.
5. Metode Penelitian Deskriptif
Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan data
yang detail, mendalam, serta actual. Penelitian deskriptif akan memberikan
hasil terkait sebuah masalah dan kondisi yang berlaku. Penelitian tersebut
menjelaskan gejala-gejala yang sudah ada, seperti masalah sekaligus
meneliti kondisi yang terjadi. Penelitian ini juga menjadikan perbandingan
tentang apa yang dapat dilakukan untuk mendapatkan sebuah solusi paling
tepat.

Contoh metode penelitian deskriptif : Manajemen Pengembangan Kinerja


Guru SMP se-Kabupaten Sleman : Studi Tentang Penguasaan Tekhnologi
dan Pengembangan Kreativitas.
6. Metode Penelitian Eksperimental
Metode penelitian eksperimental adalah metode penelitian dengan
cara memanipulasi kondisi dan situasi alami. Metode penelitian
eksperimental dapat digunakan untuk mengetahui kemungkinan sebab-
akibat dari kondisi eksperimental. Hasil tersebut juga bisa dibandingkan dan
digunakan untuk dasar penelitian selanjutnya. Agar hasil tetap akurat,
terdapat objek yang tidak diberi perlakukan sebagai variable control.

Contoh metode penelitian eksperimental yaitu Pergantian Kurikulum Akan


Diteliti Apakah Cukup Signifikan Dalam Membantu Proses Pembelajaran
atau Tidak.
Kesimpulan
1. Diklasifikasikan berdasarkan bagaimana subjek
direkrut ke dalam penelitian.

a) Kasus kontrol (Riwayat kasus, rujukan kasus, studi restrospektif,


trohoc).
b) Kohort (tindak lanjut, studi propektif,sebuah studi
eksperimental, uji klinis)

2. Diklasifikasikan berdasarkan bagaimana data


dikumpulkan untuk penelitian

a) Teori retrospektif, tidak bersamaan studi


retrolektif
b) Prospektif (studi prolektif)
c) Studi cross-sectional
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai