Anda di halaman 1dari 10

SURVEILLANCE

EPIDEMIOLOGI
TERKAIT KESEHATAN
REPRODUKSI DENGAN
CEPAT
kelompok 5

01 02 03

Putri
Nurul Afni Nur Rahmadani Wulandari
Rahayu
Pengertian Deteksi dini pertumbuhan dan
perkembangan
Istilah surveilans atau surveillance berasal dari bahasa
Prancis yakni sur dan veiller yang didefinisikan sebagai
pengamatan dari dekat dan terus menerus pada satu
orang atau lebih untuk pengarahan, pengawasan,
pengontrolan, atau pengendalian (Choi, 2012).
JENIS SURVEILLENCE EPIDEMIOLOGI

1. Surveilans Individu
2. Surveilans Penyakit
3. Surveilans Sindromik
4. Surveilans Berbasis laboratorium
5. Surveilans Terpadu
6. Surveilans Kesehatan Global
LANGKAH-LANGKAH SURVEILLANCE EPIDEMIOLOGI
1. Pengumpulan Data
2. Pengelolaan Data
3. Analisis dan Interpetasi Data
4. Diseminasi Informasi
5. Evaluasi
EPIDEMIOLOGI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI
1. Studi Deskriptif
Studi deskriptif biasa dilakukan bila tidak banyak diketahui
mengenai riwayat alamiah (natural history), kejadiannya atau
faktor-faktor yang mempengaruhi suatu masalah kesehatan.
Tujuan studi ini adalah untuk memperkirakan frekuensi dari
masalah kesehatan atau kecenderungan menurut waktu (time
trend) dalam suatu populasi, menentukan karateristik-
karakteristik individu menurut ciri tertentu dan menghasilkan
hipotesis yang lebih spesifik mengenai etiologi suatu penyakit.
LANJUTAN…

1) Sifat-sifat Penting
a. Menggambarkan karateristik individu saat ini atau masa lampau dengan
outcome dan/atau exposure tertentu. Selain itu juga, menentukan insiden
dan prevalen dari suatu outcome atau exposure;
b. Hanya mempelajari satu kelompok, tidak ada kelompok pembanding;
c. Tidak ada kesimpulan yang dapat ditarik mengenai hubungan (asosiasi)
antara exposure dengan outcome.

2) Keuntungan dan Kerugian Studi Deskriptif


I. Keuntungan:
 Data relatif mudah didapat,
 Biaya pengumpulan data relatif lebih murah,
 Umumnya data sudah tersedia,
 Masalah etik minimal karena peneliti tidak menentukan pelayanan
kesehatan mana yang akan diterima individu.
LANJUTAN…

II. Kerugian:
 Tidak ada kelompok pembanding, karena itu peneliti tergantung kepada studi-
studi sebelumnya atau pendapat ahli-ahli mengenai perbandingan ini. Untuk
mendapatkan apakah hasil studinya lebih baik/buruk dari apa yang diharapkan
atau lebih baik/buruk bila responden yang dipelajari tidak mendapat pengobatan,
 pernyataan mengenai hubungan sebab-akibat haruslah berhati-hati. Suatu
hubungan mungkin terdapat antara X dan Y, hampir selalu peneliti mengusulkan
agar dilakukan penelitian analitik untuk mempelajari hubungan sebab-akibat.
III. Metode
1. Desain: studi deskriptif dapat dirancang dalam beberapa cara sesuai dengan
tujuan studi.
a) menggambarkan exposure sebelumnya pada orang-orang dengan outcome
(kasus), tidak ada kelompok pembanding.
b) Menentukan frekuensi outcome di antara orang-orang yang ter-expose terhadap
suatu faktor yang diduga menimbulkan outcome tersebut, tidak ada kelompok
pembanding.
Lanjutan.....

2. Menentukan hubungan karakteristik tertentu dengan prevalen suatu outcome dari sampel
pada populasi target. Pada “cross-sectional” ini dapat tindakan kelompok pembanding internal
untuk memeriksa hipotesis yang potensial.
3. Sumber dan metode pengumpulan data
Data studi deskriptif, biasanya dikumpulkan
a. Pada suatu saat waktu tertentu (study cross–sectional)
b. Pada beberapa waktu tertentu yang direncanakan dahulu (study longitudinal)
c. Melalui monitoring yang bersinambungan (surveilans).
4. Analisis
Cara-cara di bawah ini dipakai untuk menganalisis dan menginterpretasikan data-data yang
berasal dari studi deskriptif
1) ,
2) histogram (bar charts),
3) kurva (grafik garis),
4) diagram tebar (scatter diagram),
5) presentasi grafik lain (pie chart, pictogram, dan lain-lain).
Thank you

Anda mungkin juga menyukai