Anda di halaman 1dari 26

RESUME PBL

SKENARIO 1

NAMA : SALMA GHAISANI AQMAR W


NPM : 118170163
KELOMPOK : 2A
NAMA TUTOR : Pak Donny

BLOK 5.3
SEMESTER 5

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GUNUNG JATI
CIREBON
2020
SKENARIO 1

Desain Cohort

Seorang Kepala Sekolah X menerima laporan hasil pemeriksaan kesehatan berkala siswa
siswinya dari puskesmas yang berada dalam satu wilayah sekolah tersebut. Dari laporan itu
diketahui 1 dari 10 siswanya obesitas dan 30 persen dari total murid di Sekolah tersebut
tergolong berat badan berlebih. Puskesmas memberikan rekomendasi kepada kepala sekolah
untuk mengidentifikasi pola makan murid-muridnya dengan terlebih dahulu mengamati
kebiasaan makan mereka di kantin sekolah. Beberapa makanan yang tersedia di kantin tersebut
termasuk makanan cepat saji (junkfood). Kepala sekolah tersebut menduga terdapat pengaruh
antara makanan cepat saji dengan kejadian obesitas. Untuk membuktikan hipotesisnya, kepala
sekolah membagi kelompok kasus kontrol yang kemudian diikuti sampai 5 tahun dengan
menetapkan metode penelitian observasional analitik dengan desain penelitian yang sesuai.

STEP 1

1. Desain cohort : rancangan penelitian epidemiologi observasional analitik dengan diikuti


variasi yang akan datang, salah satu desain penelitian secara prospektif dan
retroperspektif dilihat dari faktor resikonya.
2. Metode observasional analitik : salah satu metode dengan tidak dilakukan intervensi pada
subyek dengan korelasi sebab dan akibat
3. Hipotesis : jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian, sesuatu yang dianggap
benar meskipun masih harus dibuktikan

STEP 2

1. Apa definisi dan jenis2 dari desain penelitian?


2. Apa tujuan dari desain penelitian?
3. Mengapa dipilih metode penelitian observasi analitik?

STEP 3

1. Apa definisi dan jenis2 dari desain penelitian?


Desain penelitian adalah suatu strategi untuk menuju penelitian yang berperan sebagai
pedoman untuk proses penelitian. Jenis2 nya terdiri dari observasional, desain cohort
Observasional dibagi jadi analitik dan deskriptif
Analitik dibagi menjadi cohort, cross sectional, case control
Desain penelitian adalah mendiskusikan dan menganalisi penelitian, jenis2nya yaitu
survey, longitudinal dan koperatif
Cohort : rancangan antara paparan dan penyakit dengan cara membandingkan kelompok
yag terpapar dan tidak terpapar, bisa dilakukan ecara prospektif dan retroperspektif
Case control : membandingkan antara kedua dengan faktor resiko
Cross sectional : dilakukan secara satu waktu
Skema penelitian dibagi menjadi Kualitatif dan kuantitatif
Eksperiman : studi yang dilakukan untuk mengetahui korelasi sebab akibat dengan
perlakuan
Deskriptif : pengumpulan dan pengolaan, untuk membuktikan suatu hipotesa
Analitik : bisa dua kelompok masyarakat
2. Apa tujuan dari desain penelitian?
Penemuan: fakta atau teori baru,
Pengembangan: pengembangan fakta atau teori baru, konsep,
Pembuktiaan : pembuktian teori baru, menguji fakta baru
Kegunaan dari konsep penelitian
Sarana untuk peneliti
Alat bagi untuk peneliti dari berbagai variable
Sarana bisa berupa preventif, promotive, kuratif, rehabilitatiff
3. Mengapa dipilih metode penelitian observasi analitik?
Studi analitik adalah reset epidemiologi dari faktor resiko, faktor resiko adalah pengaruh
terhadap penyakit tertentu, peneliti meniliti dari orang yang terpapar dan tidak terpapar.
Kasus menunjukkan ada yang terpapar dan tidak.
Karena mencari hubungan antar variable dengan analisis data yang sudah dikumpulkan
(anak yang obesitas dan tidak obesitas)

STEP 4
1. Apa definisi dan jenis2 dari desain penelitian?
Desain penelitian adalah suatu strategi
Berdasarkan waktu : cross sectional cohort
Berdasarkan statstitik : kuantitatif dan kualitatif
Observasional : tidak ada intervensi atau perlakuan dibagi menjadi deskriptif (hanya
mengamati) cross sectional, analitik (menganalisa dan menghubungkan) case control dan
cohort
Eksperimen : ada intervensi, dibagi menjadi 3
Deskriptif : hanya menjelaskan suatu keadaan
Analitik : menjelaskan mengapa suatu keadaan contohnya prevalensi ibu hamil

Cohort : antara paparan dengan penyakit dibagi menjadi yang terpapar dan tidak terpapar,
pajanan dengan tanpa pajanan (yang tidak menyebabkan penyakit), kelemahan dari
cohort yaitu memakan waktu yang lama sedangkan kelebihan nya yaitu teliti
Prospektif : belum ada penyakit, cohort pembanding internal (kelompok yang terpapar
dan tidak terpapar berasal dari populasi yang sama), cohort pembanding eksternal
(berbeda populasi). Follow up hingga mendapatkan suatu outcome
Retroperspektif : cohort yang melihat dari masa yang lalu, mengetahui apa faktor resiko,
outcome sudah ada
Variable independent : bebas, mempengaruhi perubahan (faktor resiko)
Variable dependent : yang obesitas
Kelebihannya yaitu merupakan yang paling baik untuk melakukan penelitian,
kekurangannya memerlukan waktu yang lama, biaya yang banyak.

Case control : membandingkan orang sakit dengan yang tidak sakit, kelebihannya
berguna untuk meneliti penyakit langka dan mempelajari faktor resiko, dapat dilakukan
waktu singkat, kekurungannya tidak bisa menentukan insiden penyakit

Cross sectional : dalam satu waktu, hemat sumber daya, studi potong melintang,
kelebihan mudah dilakukan murah, dapat meneliti dari banyak variable, kekurangan nya
dibutuhkan variable yang banyak
2. Apa tujuan dari desain penelitian?
Kegunaan : sarana dari peneliti agar lebih mudah dan sistematis, merupakan alat bagi
peneliti untuk mengontrol variable
Tujuan : menemukan atau menguji fakta lama atau fakta baru,
Manfaat : digunakan untuk mendeskripsikan suatu penyakit, menggambarkan sumber
daya dalam pengembangan, untuk memecahkan masalah dalam sistem pelayanan
kesehatan, tindakan lanjutan

3. Mengapa dipilih metode penelitian observasi analitik?


Karena mencari hubungan antar variable dengan analisis data yang sudah dikumpulkan
(anak yang obesitas dan tidak obesitas)  membuat hipotesis
Mempelajari hubungan antara faktor resiko terjadap suatu penyakit  studi cohort 
waktu yang lama cukup efektif untuk membandingkan faktor resiko dari suatu penyakit
Untuk membuktikan suatu hipotesis  mengapa suatu penyakit terjadi
tingkat validitas yang tinggi tetapi kekurangan drop out yang tinggi.

Jenis hipotesis
H0  tidak ada hubungan variable
Ha  ada hubungan antar variable

Pendekatan kuantitatif : metode penelitian dengan cara mengikuti kaidah oenelitian


dengan metode stastistika, bersifat objektif, bersifat khusus
Pendekatan kualitatif : penelitian yang menghasilkan penemuan tanpa menggunakan
stastitik yang hasilnya berupa kata-kata, bersifat subjektif dan secara langsung, bersifat
umum
Mind map

desain
penelitian

tujuan manfaat jenis pendekatan hipotesis

eksperiental kualitatif

observasional kuantitatif

STEP 5

1. desain penelitian untuk studi vaksin covid

1. METODE PENELITIAN DAN DESAIN PENELITIAN (JELASKAN BESERTA


ISINYA SECARA UMUM)
A. DESAIN PENELITIAN.
1) OBSERVASIONAL

Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-


aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna
kejadian yang dilihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati
tersebut. 3

Jenis Observasional

1). Studi Cross Sectional


Dalam pengukuran cross sectional peneliti melakukan observasi atau pengukuran
variabel pada saat tertetu. Subjek yang diamati hanya diobservasi satu kali saja dan
pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut. Jadi pada studi
cross sectional peneliti tidak melakukan tidak lanjut terhadap pengukuran yang
dilakukan desain cross section merupakan desain yang dapat digunakan untuk
penelitian deskriptif, namun juga dapat dilakukan untuk penelitian analitik sehingga
sering digunakan untuk studi klinis maupun lapangan.

Kelebihan

a. Keuntungan yang utama dari desain cross sectional adalah memungkinkan


penggunaan populasi dari masyarakat umum tidak hanya para pasien yang mencari
pengobatan hingga generalisainya yang cukup memadai
b. Desain ini relatif mudah murah dan hasilnya cepat dan mudah diperoleh
c. Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel
d. Jarang terancam loss to follow up (drop out)
e. Dapat dimasukan kedalam tahapan pertama suatu penelitian cohort atau
eksperimen tanpa atau dengan sedikit sekali penambahannya
f. Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang bersifat lebih
Inklusif 3
Contoh :
ingin diketahui peran kadar kolesterol trigliderida hemoglobin jumlah konsumsi
rokok dan usia terhadap tekanan darah diastolik guru lelaki di jakarta. Hubungan antara
berbagai variabel independen (faktor resiko) dengan variabel dependen (tekanan darah)
dinyatakan dalam persamaan regresi multiple. 3

Kekurangan

a. Sulit untuk menemukan sebab akibat karena pengambila data resiko dan efek pada saat
yang bersamaan (temporal relationship tidak jelas)
b. Studi prevalens lebih banyak menjaring subjek mempunyai masa sakit yang panjang
dari pada yang mempunyai masa sakit yang pendek karena individu yang cepat
sembuh atau cepat meninggal mempunyai kesempatan yang lebih kecil untuk terjaring
dalam studi. Bila karakteristik pasien yang cepat sembuh atau cepat meninggal itu
berbeda dengan mereka yang mempunyai masa sakit yang panjang, terdapat salah
interpretasi hasil penelitian
c. Dibutuhkan jumlah subjek yang cukup banyak terutama bila variabel yang dipelajari
banyak
d. Dibutuhkan menggambarkan perjalanan penyakit indens maupun prognosis
e. Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang
f. Mungkin terjaid bias prevalens atau bias indens karena efek faktor suatu resiko selama
selang waktu tertentu dapat disalh tafsirkan sebagai efek suatu penyakit.

2) Studi Kasus Kontrol (Case Control)


Pada desain penelitian melakukan pengukuran variabel tergantung yakni efek
sedangkan variabel bebasnya dicari secara retrospektif, karena itu studi kasus kontrol
dsebut studi longitudinal. Artinya subjek tindak hanya diobservasi pada satu saat tetapi
diikuti selama periode yang ditentukan. Pada studi ini dilakukan identifikasi subjek
kasus yang telah terkena penyakit yakni sebagi efek. Kemudian ditelusuri secara
retrospektif ada atau tidak pengaruhnya dari faktor resiko tersebut.3
Contoh :
hubungan antara pemberian susu formula pada masa neonatus berkaitan dengan
peningkatan kejadian asma dibawah usia 1 tahun (asma dini) Pada studi kasus kontrol
yakni dengan mencari bayi dengan dan tanpa asma. 3

Kelebihan
a. Studi kasus kontrol dapat atau kadang bahkan merupakan satu satunya cara untuk
meneliti kasus yang jarang terjadi atau masa latennya panjang
b. Hasilnya dapat diperoleh dengan cepat
c. Biaya yang diperlukan relatif sedikit
d. Memerlukan subjek penelitian yang lebih sedikit
e. Memungkinkan untuk mengidentifikasi berbargai faktor resiko satu penelitian.
Kekurangan
a. Data mengenai pajanan faktor resiko diperoleh dengan mengandalkan daya ingat atau
catatan medis sehingga dapat menyebabkan recall bias. Data sekunder catatan medis
yang sering dipakai sebagai sumber data juga tidak begitu akurat
b. Validasi menggunakan informasi terkadang sukar diperoleh
c. Karena kasus maupun kontrol dipilih oleh peneliti maka suka untuk menyakinkan
bahwa kedua kelompok itu sedang dibandingkan
d. Tidak dapat memberikan incidence rates
e. Tidak dapat dipakai untuk lebih dari satu variabel. 3

3) Studi Cohort
Pada penelitian cohort yang diidentifikasi dulu adalah kasusnya kemudian subjek
diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk mencari ada tiddaknya efek
pada penelitian cohort murni (internal) yang diamati adalah subjek yang belum
mengalami pajanan faktor resiko serta belum mengalami faktor efek. Faktor yang
terpajan menjadi subjek peneliti sedangak subjek yang tidak terpajan menjadi kontrol.
Kedua kelompok tersebut kemudian diikuti periode waktu tertentu dan ditentukan
apakah telah terjadi efek atau penyakit yang telah diteliti. 3

Modifikasi Rancangan Studi Cohort


a. Studi Cohort Retrospektif
Peneliti mengidentifikasikan faktor resiko dan efek pada cohort yang telah terjadi
dimasa lalu namun kejadian efek ditelusur mempunyai propektif dilihat dari saat
pajanan resiko. Jenis analisis yang dapat digunakan sama dengan studi cohort
prospektif. Kesahihan hasil studi ini sangat bergantung pada kualitas data pada rekam
medis atau catatan yang dipergunakan sebagai sumber. 3
b. Studi Cohort Berganda
Pada studi cohort berganda dengan kelompok pembanding eksternal penelitian
dimulai kedua kelompok subjek dari populasi yang berbeda yakni satu kelompok
dengan faktor resiko dan kelompok lain tanpa faktor esiko. Desain ini lebih sering
digunakan ketimbang studi cohort dengan kelompok pembanding internal. 3
c. Nested Case Control Study
Jenis studi ini secara harfiah berarti terdapat bentuk studi kasus kontrol yang
bersarang di dalam rangcangan penelitian cohort. Data yang digunakan adalah data
yang diperoleh dari studi cohort. Setelah penelitihan cohort selesai maka diperoleh
sejumlah subjek dengan efek yang positif yang berasal dari kelompok
kontrol.Keunggulan studi ini, yaitu penghematan biaya karena pemeriksaan
laboratorik pada faktor resiko hanya dilakukan pada kelompok kasus dan kontrol
bukan pada semua subjek penelitian studi cohort, selain itu studi ini lebih unggul
dibanding studi kasus-kontrol biasa karena sampel kontrolnya ditarik dari populasi
yang sama dengan populasi kasus.3
Contoh :
hubungan antara pemberian susu formula pada neonatus berkaitan dengan
peningkatan kejadian asma dibawah usia dini Jika pada studi cohort yaitu dnegan
mengamati bayi baru lahir, mencatat yang diberi susu formula dini dan yang tidak. 3

Kelebihan Rancangan Studi Cohort

a. Studi cohort merupkan hasil desain terbaik dalam menentukan insiden dan perjalan
penyakit asma atau efek yang diteliti
b. Studi cohort merupakan desain terbaik dalam menerangkan dinamaika hubungan
faktor resiko dengan efek secara temporal
c. Studi cohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan progesif
d. Studi cohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu faktor
resiko
e. Karena pengamatan dilakukan secara continue. 3

Kekurangan Rancangan Studi Cohort

a. Biasanya memerlukan waktu yang lama


b. Sarana dan biaya biasanya mahal
c. Sering kali rumit
d. Kurang efisien dari segi waktu dan biaya untuk meneliti kasus jarang
e. Terancam drop out karena terjadi perubahan intensitas pajanan atau faktor resiko dapat
mengganggu analisis lain
f. Pada keadaan tertentu dapat menimbulkan masalah etika karena peneliti membuarkan
subjek terkena pajanan yang dicurigai atau dianggap dapat murugikan subjek. 3

2. EKSPERIMENTAL

Rancangan penelitian eksperimental adalah rancangan studi yang dikembangkan


untuk mempelajari fenomena dalam kerangka hubungan ‘sebab-akibat’. Korelasi
hubungan sebab-akibat dipelajari dengan memberikan ‘perlakuan’ atau ‘manipulasi’ pada
subjek penelitian untuk kemudian dipelajari efek perlakuan tersebut. Rancangan
eksperimental memiliki kapasitas uji korelasi yang paling tinggi dibanding dengan
rancangan analitis observasional. Pada penelitian cohort dan kasus kontrol, pengujian
dilakukan hanya pada taraf ada atau tidak adanya korelasi antara faktor risiko dan efek
(penyakit), sementara kedalaman korelasi sebab-akibat tidak dapat dibuktikan secara
empiris. Kesimpulan adanya mekanisme hubungan sebab-akibat pada penelitian
observasional hanya sampai pada level dugaan atau ‘dugaan keras’ berdasarkan landasan
teoritis atau penelaahan logis yang dilakukan peneliti. 3

Bagaimana korelasi sebab akibat dapat diungkap melalui rancangan


eksperimental, adalah dengan adanya ‘manipulasi’ atau ‘perlakuan’ peneliti terhadap
subjek penelitian, lalu efek manipulasi tersebut diamati. Secara klasik rancangan
eksperimental diwujudkan dalam bentuk penelitian yang membagi subjek penelitian
menjadi dua kelompok yang sama persis kondisinya; satu kelompok diberi perlakuan
disebut sebagai kelompok perlakuan atau kelompok eksperimen, sementara kelompok
lain tidak diberi perlakuan atau kelompok kontrol. 3

Terdapat tiga ciri esensial dalam rancangan penelitian eksperimental, yakni:

(1) Manipulasi suatu variabel,


(2) Mengamati perubahan (efek) pada variabel lain (variabel dependen), dan
(3) Pengendalian pengaruh variabel lain yang tidak dikehendaki.
Jenis-jenis desain ekperimental

Ditinjau berdasarkan tingkat pengendalian variabel, desain penelitian


eksperimental dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :

1) Desain penelitian pra-eksperimental

Desain penelitian pra-eksperimental ada tiga jenis yaitu 1) one-shot case study, 2) one-
group pre-post tes design, dan 3) static group design.4

a) One-shot case study

Prosedur desain penelitian one-shot case study adalah sebagai berikut.


Sekolompok subjek dikenai perlakuan tertentu (sebagai variabel bebas) kemudian
dilakukan pengukuran terhadap variable bebas. 4

b) One group pretest-posttest design

Prosedur desain penelitian ini adalah : a) dilakukan pengukuran variabel


tergantung dari satu kelompok subjek (pretest), b) subjek diberi perlakuan untuk
jangka waktu tertentu (exposure), c) dilakukan pengukuran ke-2 (posttest)
terhadap variabel bebas, dan d) hasil pengukuran prestest dibandingan dengan
hasil pengukuran posttest. 4

c) Static Group Comparison

Desain ketiga adalah static group comparison yang merupakan modifikasi dari
desain b. Dalam desain initerdapat dua kelompok yang dipilih sebagai objek penelitian.
Kelompok pertama mendapatkan perlakuan sedang kelompok kedua tidak mendapat
perlakuan. Kelompok kedua ini berfungsi sebagai kelompok pembanding/pengontrol. 4

2) Desain penelitian eksperimen semu (quasy-experiment)

Desain penelitian eksperimen semu berupaya mengungkaphubungan sebab akibat


dengan cara melibatkan kelompok kontrol dan kelompok ekperimen tetapi pemilihan
kedua kelompok tersebut tidak dilakukan secara 4
3) Desain eksperimen sungguhan (true-experiment)

Desain ini memiliki karakteristik dilibatkannya kelompok kontrol dan kelompok


eksperimen yang ditentukan secaraacak. Ada tiga jenis desain penelitian yang termasuk
desain eksperimental sungguhan , yaitu : 1) pasca-tets dengan kelompok eksperimen dan
kontrol yang diacak, 2) pra-test dan pasca-test dengan kelompok eksperimen dan kontrol
yang diacak, dan 3) gabungan desain pertama dan kedua. 4

(1) Pasca-tes dengan pemilihan kelompok secara acak

Pada rancangan ini kelompok eksperimen diberi perlakuan sedangkan kelompok


kontrol tidak. Pengukuran hanya diberikan satu kali yaitu setelah perlakuan diberikan
kepada kelompok eksperimen. 4

(2) Pra dan pasca test dengan pemilihan kelompok secara acak

Dalam rancangan ini ada dua kelompok yang dipilihsecara acak. Kelompok
pertama diberi perlakuan (kel.Ekperimen) dan kelopok kedua tidak diberi perlakuan
(kel. Kontrol). Observasi atau pengkukuran dilakukan untuk kedua kelompok baik
sebelum maupun sesudah pemberian perlakuan. 4

(3) Desain Solomon

Desain yang merupakan penggabungan dari desain 1) dan desain 2) disebut desain
Solomon atau Randomized Solomon Four-Group Design. Ada empat kelompok yang
dilibatkan dalam penelitian ini : dua kelompok kontrol dan dua kelompok eksperimen.
Pada satu pasangankelompok eskperimen dan kontrol diawali dengan
prates,sedangkan pada pasangan yang lain tidak. 4

B. METODE PENELITIAN
Metode penelitian atau metode ilmiah adalah prosedur atau langkah-langkah
dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Jadi metode penelitian adalah cara
sistematis untuk menyusun ilmu pengetahuan. Sedangkan Teknik penelitian adalah cara
untuk melaksanakan metode penelitian. Metode penelitian biasanya mengacu pada
bentuk-bentuk penelitian.5
Macam-macam metode penelitan :
Mengacu pada bentuk penelitian, tujuan, sifat masalah dan pedekatannya ada
empat macam metode penelitian:
(1) Metode Eksperimen (Mengujicobakan), adalah penelitian untuk menguji apakah
variable-variabel eksperimen efektif atau tidak. Untuk menguji efektif tidaknya harus
digunakan variable control. Penelitian eksperimen adalah untuk menguji hipotesis
yang dirumuskan secara ketat. Penelitian eksperimen biasanya dilakukan untuk
bidang yang bersifat eksak. Sedangkan untuk bidang social biasanya digunkan
metode survey eksplanatory, metode deskriptif dan historis.5
(2) Metode Verifikasi (Pengujiaan), yaitu untuk menguji seberapa jauh tujuan yang sudah
digariskan itu tercapai atau sesuaai atau cocok dengan harapan atau teori yang sudah
baku. Tujuan dari penelitian verifikasi adalah untuk menguji teori-teori yang sudah
ada guna menyususn teori baru dan menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru.
Lebih mutakhirnya, metode verifikasi berkembang menjadi grounded research, yaitu
metode yang menyajikan suatu pendekatan baru, dengan data sebagai sumber teori
(teori berdasarkan data).5
(3) Metode Deskriptif (mendeskripsikan), yaitu metode yang digunakan untuk mencari
unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena. Metode ini dimulai dengan
mengumpulkan data, mengaanalisis data dan menginterprestasikannya. Metode
deskriptif dalam pelaksanaannya dilakukan melalui: teknik survey, studi kasus
(bedakan dengan suatu kasus), studi komparatif, studi tentang waktu dan gerak,
analisis tingkah laku, dan analisis dokumenter.5
(4) Metode Historis (merekonstruksi), yaitu suatu metode penelitian yang meneliti
sesuatu yang terjadi di masa lampau. Dalam penerapannya, metode ini dapat
dilakukan dengan suatu bentuk studi yang bersifat komparatif-historis, yuridis, dan
bibliografik. Penelitian historis bertujuan untuk menemukan generaalisasi dan
membuat rekontruksi masa lampau, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
memverifikasi serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta-fakta dan
bukti-bukti guna memperoleh kesimpulan yang kuat.5
2. JENIS PENELITIAN APA SAJA YANG SERING DILAKUKAN DI BIDANG
KESEHATAN DAN JELASKAN PENELITIAN TERSEBUT

Ada tiga jenis penelitian kesehatan utama: penelitian populasi, penelitian


laboratorium dan penelitian klinis.
A. PENELITIAN POPULASI
Studi tentang bagaimana dan mengapa penyakit terjadi dalam kelompok orang
(populasi). Ilmuwan yang bekerja di bidang ini disebut ahli epidemiologi. Mereka
mencari pola dan tren penyakit untuk mencari tahu mengapa penyakit tertentu, seperti
kanker, terjadi pada beberapa orang tetapi tidak pada orang lain. Temuan mereka
seringkali mengarah pada rekomendasi cara-cara untuk mengurangi atau mencegah
penyakit. Jenis penelitian ini berfokus pada kelompok orang daripada individu.5

 Penelitian layanan kesehatan - menyelidiki kualitas, biaya, dan kemudahan


akses ke layanan, seperti rumah sakit, spesialis, dan profesional kesehatan
terkait.5

 Penelitian data medis - memeriksa catatan medis, seringkali dari ratusan atau
ribuan orang, untuk memahami apa yang menyebabkan kanker dan bagaimana
mencegahnya.5

 Pemodelan matematika - menggunakan informasi dari masa lalu untuk


memperkirakan apa yang mungkin terjadi di masa depan, misalnya pemodelan
dapat menentukan berapa banyak orang yang mungkin didiagnosis dengan
kanker dalam waktu 10 tahun.5

B. PENELITIAN LABORATORIUM
Ilmuwan melakukan eksperimen laboratorium dengan bahan penyusun penyakit
untuk mencoba memahami cara kerja penyakit. Mereka mempelajari sel, protein dan
DNA dari manusia dan hewan, atau agen penyebab penyakit seperti bahan kimia, bakteri
dan virus. Ilmuwan juga mempelajari dan mengembangkan obat dan perawatan baru di
laboratorium. Penelitian laboratorium seringkali menjadi titik awal untuk penelitian
klinis.5

 Penelitian dasar - melihat sel dan molekul tubuh untuk mengetahui bagaimana
fungsinya. Ini membantu para ilmuwan mencari tahu mengapa kanker dimulai
atau menyebar dan bagaimana hal itu dapat dicegah atau diobati dengan lebih
efektif. Penelitian dasar membantu untuk menunjukkan apakah suatu pengobatan
kemungkinan besar aman dan efektif.5

 Penelitian pada hewan - membantu para ilmuwan memahami cara kerja


pengobatan, masalah yang mungkin ditimbulkan, dan apakah mungkin berguna
pada manusia.5

 Penelitian sel punca - melihat bagaimana sel punca berkembang, perannya


dalam menyebabkan penyakit dan resistensi pengobatan, dan kemungkinan
penggunaannya sebagai pengobatan.5

 Penelitian genomik - melihat peran gen dalam perkembangan penyakit, dan


bagaimana susunan genetik seseorang dapat digunakan untuk membantu
mencegah, mendiagnosis, dan mengobati penyakit.5

 Farmakogenetika - mempelajari bagaimana gen memengaruhi respons


seseorang terhadap obat, dan mengapa beberapa orang merespons obat tertentu
dengan baik dan yang lainnya tidak.

C. RISET KLINIKAL
Penelitian dilakukan pada masyarakat untuk lebih memahami, mendiagnosis,
mencegah dan mengobati penyakit. Biasanya dilakukan dalam pengaturan klinis seperti
rumah sakit atau klinik rawat jalan, dan seringkali membutuhkan partisipasi pasien.5
 Studi partisipasi manusia - memerlukan kontak dengan pasien dan / atau
sukarelawan yang sehat. Contohnya termasuk uji klinis dan penelitian perilaku
menggunakan kuesioner.5

 Studi berbasis catatan - mengakses data pribadi tanpa kontak tatap muka,
misalnya memeriksa catatan medis pasien untuk melihat apakah pengobatan
berhasil.5

 Studi laboratorium - periksa materi manusia seperti darah atau jaringan yang
diperoleh selama operasi, dari pengambilan sampel jaringan (biopsi), atau
pemeriksaan post-mortem (otopsi). Perbankan jaringan (atau biobanking)
mengumpulkan dan menyimpan kelompok sel (jaringan) untuk digunakan dalam
penelitian kanker.5

 Studi teknologi - mengembangkan teknologi baru untuk diagnosis dan


pengobatan.5
Ilmu pengetahuan adalah suatu pengetahuan yang sifatnya umum atau menyeluruh, memiliki
metode yang logis dan terurai secara sistematis. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan
penyelidikan yang dilakukan secara terencana, penuh kehati-hatian dan teratur terhadap suatu
objek atau subyek tertentu untuk memperoleh bukti, jawaban atau pengetahuan.
SARS-CoV-2 yang telah menjadi masalah sejak dinyatakan sebagai pandemi, telah
menyebabkan penghentian kegiatan ekonomi secara universal. Ilmuwan di seluruh benua
bergandengan tangan untukkerjasama inovatif dengan raksasa farmasi dan perusahaan rintisan
medis untuk menggunakan kembaliobat-obatan, mengembangkan vaksin, dan perangkat untuk
menghambat kemajuan pandemi yang luarbiasa ini.

Durasi uji klinis menimbulkan sejumlah hambatan yang cukup besar untuk pengembangan
vaksin yangcepat. Menurut norma yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS
(FDA), danWHO, kandidat vaksin harus melalui setidaknya tiga fase uji klinis terkontrol plasebo
untuk validasi keamanan dan kemanjurannya, yang dapat memakan waktu bertahun-tahun. untuk
menyelesaikan. Mengingat parahnya pandemi, yang telah memaksa penghentian total ekonomi
global, pengembanga nvaksin yang cepat diperlukan. Beberapa penulis menyarankan bahwa
studi tantangan manusia yang terkontrol dapat dilakukan untuk mengalihkan pengujian Fase 3
dengan tepat, dan memungkinkan lisensi cepat dari vaksin imunogenik. Namun, dalam studi
lapangan yang diperluas, peserta akan dipantau terus-menerus untuk mencari implikasi jangka
panjang yang ditimbulkan oleh vaksin.

Tahapan membuat sebuah vaksin biasanya membutuhkan penelitian dan pengujian bertahun-
tahun sebelum mencapai fase klinik. Menurut Centers for Disease Control and
Prevention (CDC), ada enam tahap untuk membuat sebuah vaksin, yaitu:

1. Tahap eksplorasi
2. Tahap praklinis
3. Perkembangan klinis
4. Tinjauan peraturan dan persetujuan
5. Manufaktur
6. Kontrol kualitas

Nah, untuk kasus COVID-19, kini vaksinnya masih berada di tahap dua dan tiga, yaitu tahap
praklinis dan uji klinis. Di kedua tahap ini, sebuah vaksin harus melewati berbagai kali proses
pengujian. 

 Uji Praklinis: Para ilmuwan menguji vaksin baru pada sel dan memberikannya pada
hewan seperti tikus atau monyet untuk melihat apakah vaksin tersebut menghasilkan
respons imun. Terdapat 91 vaksin COVID-19 di tahap ini. 
 Uji Klinis I (safety trials): Para ilmuwan memberikan vaksin kepada sejumlah kecil
orang untuk menguji keamanan dan dosis, serta untuk memastikan bahwa fungsi dalam
vaksin tersebut merangsang sistem kekebalan.
 Uji Klinis II (expanded trials): Ilmuwan memberikan vaksin pada ratusan orang yang
dibagi menjadi beberapa kelompok, seperti anak-anak dan orang tua. Tujuannya untuk
melihat apakah vaksin bekerja berbeda pada tubuh mereka. Uji coba ini selanjutnya
menguji keamanan vaksin dan kemampuan untuk merangsang sistem kekebalan.
 Uji Klinis III (efficacy trials): Memberikan vaksin pada ribuan orang dan menunggu
untuk melihat berapa banyak yang terinfeksi, dibandingkan dengan sukarelawan yang
menerima plasebo. Uji coba ini dapat menentukan apakah vaksin melindungi tubuh dari
virus corona. Pada bulan Juni, Food and Drug Administration (FDA) mengatakan bahwa
vaksin virus corona harus melindungi setidaknya 50 persen orang yang divaksinasi agar
dianggap efektif. Selain itu, uji coba tahap ini berperan besar untuk mengungkapkan
bukti efek samping yang relatif jarang, dan mungkin terlewatkan dalam penelitian
sebelumnya.
 Fase Gabungan: Salah satu cara untuk mempercepat pengembangan vaksin adalah
dengan menggabungkan fase. Beberapa vaksin virus corona sekarang dalam uji coba fase
I/II, misalnya, di mana mereka diuji untuk pertama kalinya pada ratusan orang.
 Persetujuan Dini atau Terbatas (early or limited approval): Tiongkok dan Rusia
telah menyetujui vaksin tanpa menunggu hasil uji klinis III. Namun, menurut para
ahli, proses yang terburu-buru bisa menimbulkan risiko yang serius. 
 Persetujuan:  Regulator di setiap negara meninjau hasil uji coba dan memutuskan
apakah akan menyetujui vaksin atau tidak. Selama pandemi, vaksin dapat menerima
otorisasi penggunaan darurat sebelum mendapatkan persetujuan resmi. Setelah vaksin
dilisensikan, peneliti terus memantau orang yang menerimanya untuk memastikannya
aman dan efektif.

Eksperimental
Rancangan penelitian eksperimental adalah rancangan studi yang dikembangkan untuk
mempelajari fenomena dalam kerangka hubungan ‘sebab-akibat’. Korelasi hubungan sebab-
akibat dipelajari dengan memberikan ‘perlakuan’ atau ‘manipulasi’ pada subjek penelitian untuk
kemudian dipelajari efek perlakuan tersebut. Rancangan eksperimental memiliki kapasitas uji
korelasi yang paling tinggi dibanding dengan rancangan analitis observasional. Pada penelitian
cohort dan kasus kontrol, pengujian dilakukan hanya pada taraf ada atau tidak adanya korelasi
antara faktor risiko dan efek (penyakit), sementara kedalaman korelasi sebab-akibat tidak dapat
dibuktikan secara empiris. Kesimpulan adanya mekanisme hubungan sebab-akibat pada
penelitian observasional hanya sampai pada level dugaan atau ‘dugaan keras’ berdasarkan
landasan teoritis atau penelaahan logis yang dilakukan peneliti. 3

Bagaimana korelasi sebab akibat dapat diungkap melalui rancangan eksperimental, adalah
dengan adanya ‘manipulasi’ atau ‘perlakuan’ peneliti terhadap subjek penelitian, lalu efek
manipulasi tersebut diamati. Secara klasik rancangan eksperimental diwujudkan dalam bentuk
penelitian yang membagi subjek penelitian menjadi dua kelompok yang sama persis kondisinya;
satu kelompok diberi perlakuan disebut sebagai kelompok perlakuan atau kelompok eksperimen,
sementara kelompok lain tidak diberi perlakuan atau kelompok kontrol. 3

Terdapat tiga ciri esensial dalam rancangan penelitian eksperimental, yakni:

(1) Manipulasi suatu variabel,


(2) Mengamati perubahan (efek) pada variabel lain (variabel dependen), dan
(3) Pengendalian pengaruh variabel lain yang tidak dikehendaki.

Berdasarkan modus pengendalian situasi penelitian, rancangan eksperimen dibagi menjadi dua
jenis, yakni: (1) eksperimen murni, dan (2) eksperimen semu atau kauasi. 3

Sistem notasi
Sebelum membicarakan desain dan eksperimental, sistem notasiyang digunakan perlu diketahui
terlebih dahulu. Sistem notasi tersebut adalah sebagai berikut:
X : Digunakan untuk mewakili pemaparan (exposure) suatukelompok yang diuji terhadap suatu
perlakuan eksperimentalpada variabel bebas yang kemudian efek padavariable tergantungnya
akan diukur.
O : Menunjukkan adanya suatu pengukuran atau observasi terhadap variabel tergantung yang
sedang diteliti pada individu, kelompok atau objek tertentu.
R : menunjukkan bahwa individu atau kelompok telah dipilihdan ditentukan secara random.5

Jenis-jenis desain ekperimental


Ditinjau berdasarkan tingkat pengendalian variabel, desain penelitian eksperimental dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu :
a.Desain penelitian pra-eksperimental
b. desaian penelitian eksperimental semu
c. desain penelitian eksperimental sungguhan. 5

1) Desain penelitian pra-eksperimental


Desain penelitian pra-eksperimental ada tiga jenis yaitu 1) one-shot case study, 2) one-group
pre-post tes design, dan 3) static group design.5

a) One-shot case study


Prosedur desain penelitian one-shot case study adalah sebagai berikut. Sekolompok subjek
dikenai perlakuan tertentu (sebagai variabel bebas) kemudian dilakukan pengukuran terhadap
variable bebas. Desain penelitian inisecara visual dapat digambarkan sebagai.5

Tabel 3.1. Desain penelitian one-shot case study.

SUBJEK PRA PERLAKUAN PASCA


1 KELOMPOK - X O

b) One group pretest-posttest design


Prosedur desain penelitian ini adalah : a) dilakukan pengukuran variabel tergantung dari satu
kelompok subjek (pretest), b) subjek diberi perlakuan untuk jangka waktu tertentu (exposure), c)
dilakukan pengukuran ke-2 (posttest) terhadap variabel bebas, dan d) hasil pengukuran prestest
dibandingan dengan hasil pengukuran posttest. Prosedur one group pretest-posttest design dapat
digambarkan sebagai berikut.5

Tabel 3.2. Desain penelitian one group pretest-posttest. 5


SUBJEK PRA PERLAKUAN PASCA
1 KELOMPOK O X O

c) Static Group Comparison


Desain ketiga adalah static group comparison yang merupakan modifikasi dari desain b. Dalam
desain initerdapat dua kelompok yang dipilih sebagai objek penelitian. Kelompok pertama
mendapatkan perlakuan sedang kelompok kedua tidak mendapat perlakuan. Kelompok kedua ini
berfungsi sebagai kelompok pembanding/pengontrol. Desainnya adalah sebagai berikut:5

Tabel 3.3. Desain penelitian Static Group Comparison.5

SUBJEK PRA PERLAKUAN PASCA


KEL. EKSPERIMEN O X O
KEL. KONTROL - - O

2) Desain penelitian eksperimen semu (quasy-experiment)


Desain penelitian eksperimen semu berupaya mengungkaphubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan kelompok kontrol dan kelompok ekperimen tetapi pemilihan kedua kelompok
tersebut tidak dilakukan secara acak, Kedua kelompok tersebut ada secara alami.
Desain penelitian jenis ini dapat digambarkan sebagai berikut.5
Tabel 3.3. Desain penelitian eksperimen semu.5

SUBJEK PRA PERLAKUAN PASCA


KEL. EKSPERIMEN O X O
KEL. KONTROL O - O

3) Desain eksperimen sungguhan (true-experiment)


Desain ini memiliki karakteristik dilibatkannya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
yang ditentukan secaraacak. Ada tiga jenis desain penelitian yang termasuk desain eksperimental
sungguhan , yaitu : 1) pasca-tets dengan kelompok eksperimen dan kontrol yang diacak, 2) pra-
test dan pasca-test dengan kelompok eksperimen dan kontrol yang diacak, dan 3) gabungan
desain pertama dan kedua. 5

(1) Pasca-tes dengan pemilihan kelompok secara acak


Pada rancangan ini kelompok eksperimen diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak.
Pengukuran hanya diberikan satu kali yaitu setelah perlakuan diberikan kepada kelompok
eksperimen. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut. 5
Tabel 3.4. Desain pasca tes dengan pemilihan kelompok secara acak. 5

SUBJEK PRA PERLAKUAN PASCA


KEL. EKSP. (R) - X O
KEL. KONTROL (R) - - O

(2) Pra dan pasca test dengan pemilihan kelompok secara


acak
Dalam rancangan ini ada dua kelompok yang dipilihsecara acak. Kelompok pertama diberi
perlakuan (kel.Ekperimen) dan kelopok kedua tidak diberi perlakuan (kel. Kontrol). Observasi
atau pengkukuran dilakukan untuk kedua kelompok baik sebelum maupun sesudah pemberian
perlakuan. Desain ini dapat digambarkan berikut ini.5
Tabel 3.5. Desain pra dan pasca tes dengan pemilihan kelompok secara acak.5

SUBJEK PRA PERLAKUAN PASCA


KEL. EKSP. (R) O X O
KEL. KONTROL (R) O - O

(3) Desain Solomon


Desain yang merupakan penggabungan dari desain 1) dan desain 2) disebut desain Solomon atau
Randomized Solomon Four-Group Design. Ada empat kelompok yang dilibatkan dalam
penelitian ini : dua kelompok kontrol dan dua kelompok eksperimen. Pada satu
pasangankelompok eskperimen dan kontrol diawali dengan prates,sedangkan pada pasangan
yang lain tidak. Gambar dari desain Solomon adalah sebagai berikut.5
Tabel 3.6. Desain Solomon.5
SUBJEK PRA PERLAKUAN PASCA
KEL. EKSP.1 (R) - X O
KEL. KONTROL 1 (R) - - O
KEL. EKSP.2 (R) O X O
KEL. KONTROL 2 (R) O - O
klasifikasi jenis desain penelitian sangat beragam, secara garis besar klasifikasi jenis penelitian
terdiri dari dua yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

No Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif


.
1. Kejelasan unsur: tujuan, Kejelasan unsur: subjek sampel, sumber
pendekatan, subjek, sumber data data tidak mantap dan rinci, masih
sudah mantap, dan rinci sejak awal. fleksibel, timbul dan berkembangnya
sambil jalan (emergent).
2. Langkah penelitian: segala sesuatu Langkah penelitian: baru diketahui
direncanakan sampai matang ketika dengan mantap dan jelas setelah
persiapan disusun. penelitian selesai.
3. Dapat menggunakan sampel dan Tidak dapat menggunakan pendekatan
hasil penelitiannya diberlakukan populasi dan sampel. Dengan kata lain,
untuk populasi. dalam penelitian kualitatif tidak dikenal
istilah populasi dan sampel. Istilah yang
digunakan adalah setting. Hasil
penelitian hanya berlaku bagi setting
yang bersangkutan.
4. Hipotesis: (jika memang perlu): Hipotesis:
a. Mengajukan hipotesis yang akan a. Tidak mengemukakan hipotesis
diuji dalam penelitian sebelumnya, tetapi dapat lahir selama
b. Hipotesis menentukan hasil yang penelitian berlangsung --- tentatif.
diramalkan --- a priori).
Hasil penelitian terbuka.
5. Desain: dalam desain jelas langkah- Desain: desain penelitiannya adalah
langkah penelitian dan hasil yang fleksibel dengan langkah dan hasil yang
diharapkan. tidak dapat dipastikan sebelumnya.
6. Pengumpulan data: kegiatan dalam Pengumpulan data: kegiatan
pengumpulan data memungkinkan pengumpulan data selalu harus dilakukan
untuk diwakilkan. sendiri oleh peneliti.
7. Analisis data: dilakukan sesudah Analisis data: dilakukan bersamaan
semua data terkumpul. dengan pengumpulan data.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dr. Sandu Siyoto, SLM.M.Kes, M. Ali Sodik,M.A. Dasar Metodologi Penelitian. Literasi
Media. Yogyakarta : 2015
2. Dodlet Aditya S, SKM. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Surakarta : 2009
3. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi 1. Jakarta: Rineka Cipta; 2018.
4. Imas Masturoh, Nauri Anggita T. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2018.
5. Johan Harlan, Rita Sutjiati Johan. Metode Penelitian Kesehatan. Depok: Penerbit
Gunadarma, 2018

Anda mungkin juga menyukai