Anda di halaman 1dari 28

Desain Studi Epidemiologi

Karya tulis ini disusun untuk memenuhi nilai tugas Blok 25 Pendidikan Dokter Umum
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya tahun 2015

Syeba Dinda Hasianna


04121001109
PDU Reguler 2012

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

1. Randomized Controlled Clinical Trials (RCT)


Randomized Controlled Clinical Trials adalah suatu jenis penelitian epidemiologi
dimana subyek dari suatu populasi dikelompokkan secara acak ke dalam grup yang biasa
disebut dengan kelompok studi dan kelompok kontrol, untuk menerima dan tidak menerima
suatu tindakan preventif, terapeutik, manuver dan intervensi. Jenis penelitian ini biasanya
digunakan untuk mengetahui efektivitas suatu obat.
RCT sendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:
1.

Open trial: peneliti dan subyek penelitian mengetahui obat apa yang diberikan
2. Single mask (single blind): salah satu pihak tidak mengetahui obat apa yang
diberikan, bisa saja peneliti atau subyek penelitian.
3. Double mask (double blind): kedua pihak ( peneliti dan subyek penelitian)
tidak mengetahui pengobatan yang diberikan, demi menghindari terjadinya
berbagai bias
4. Triple mask (triple blind): peneliti, subyek penelitian, dan penilai tidak
mengetahui obat apa yang diberikan.

Karakteristi dari RCT adalah:


1.
2.

Adanya randomisasi
Memberikan tingkat perlakuan yang berbeda pada subyek penelitian
3. Adanya blinding (teknik untuk membuat subyek dan atau pengamat dan atau
peneliti tidak mengetahui tentang status intervensi dari subyek penelitian. Hal
ini untuk mencegah bias informasi)
4. Adanya restriksi (menerapkan kriteria inklusi dan eksklusi dalam memilih
subjek untuk penelitian, sehingga semua subjek penelitian memiliki level atau
kategori faktor perancu atau confounding factor yang sama)
5. Intention to threat analysis (semua subjek yang menerima maupun tidak
menerima intervensi, menyelesaikan maupun tidak menyelesaikan intervensi
dianalisis, sesuai dengan hasil randomisasi)

Cara perhitungan sampel pada RCT:

n1 dan n2 : Jumlah subjek kelompok perlakuan dan placebo


Z : Deviat baku normal untuk kesalahan tipe 1
Z : Deviat baku normal untuk kesalahan tipe 2
P1 : Proporsi efek standar (dari pustaka)
P2 : Proporsi efek yang diteliti (ditetapkan peniliti)
P : Setengah x (P1 + P2)

Teknik analisis dari RCT dapat dilakukan dengan:

Chi square

ANOVA

T-test

Survival analysis

Kelebihan dari desain studi RCT adalah:


1. Faktor bias dapat dikontrol secara efektif karena faktor perancu telah dibagi
secara seimbang.
2. Telah dilakukan kriteria inklusi.
3. Dari segi statistika lebih efektif karena jumlah kelompok perlakuan dan
kontrol sebanding.
4. Pemilihan peserta secara random sangat menguntungkan uji klinis secara teori.

Kelemahan dari desain studi RCT adalah:


1.
2.

Desain dan pelaksanaan yang kompleks dan mahal.


Masalah etika memberikan perlakuan yang dihipotesiskan merugikan, atau tidak

3.

memberikan perlakuan yang bermanfaat.


Uji klinis terkadang harus dilakukan seleksi tertentu sehingga tidak merepresentasikan
populasi.

4. Jika ukuran sampel terlalu kecil, randomisasi gagal mengontrol faktor


perancu.
5. Jika waktu perlakuan terlalu pendek, RCT tidak mampu menunjukan efek
perlakuan yang sesungguhnya.

Berikut contoh jurnal terindex dan atau tereputasi dengan desain studi RCT:

2. Community Trials

Community trials adalah studi di mana intervensi dialokasikan kepada komunitas,


bukan kepada individu-individu. Intervensi komunitas dipilih karena alokasi intervensi tidak
mungkin atau tidak praktis dilakukan kepada individu. Contohnya adalah "Riset Tentang
Efektivitas Fluorodasi Air Minum Untuk Mencegah Karis Pada Masyarakat"
Jenis desain studi ini sendiri adalah uji eksperimental dan karakteristik dari
community trials adalah:
1.

Subjek studi adalah orang-orang bebas penyakit di suatu komunitas tertentu

2.

Menekankan pencegahan dan pengobatan

3.

Digunakan untuk mengevaluasi intervensi yang bertujuan untuk mengurangi


dampak pada komunitas

4.

Pengumpulan data diambil dari komunitas

5.

Desain studi yang tepat untuk penyakit yang berhubungan dengan sosial.
Kelebihan dari community trials adalah dengan studi ini kita dapat mengevaluasi
intervensi kesehatan pada masyarakat karena pengujian dilakukan pada keadaan komunitas
yang sebenarnya. Sedangkan kelemahannya adalah dapat terjadi bias seleksi yaitu adanya
perbedaan sistematis antar kelompok perbandingan yang berasal dari prosedur-prosedur yang
digunakan untuk memilih subyek dan faktorfaktor yang mempengaruhi keikutsertaan
responden dalam penelitian, dan dapat pula memungkinkan subyek komunitas yang diteliti
mendapatkan intervensi lain diluar dari penelitian karena penelitian pada komunitas sangat
berbeda dengan penelitian di laboratorium.
Berikut contoh jurnal terindex dan atau tereputasi dengan desain studi community
trials:

3. Ecological Study
Studi ekologi sering juga disebut dengan studi korelasi populasi yaitu suatu studi
dengan populasi sebagai unit analisis, yang bertujuan mendeskripsikan hubungan korelatif
antara penyakit dan faktor-faktor yang diminati peneliti. Faktor-faktor tersebut dapat berupa
umur, obat-obatan, dll. Unit observasi dan unit analis pada studi ini adalah kelompok
(agregat) individu, komunitas atau populasi yang lebih besar. Agregat tersebut biasanya
dibatasi oleh secara geografik, misalnya penduduk provinsi, penduduk kota, penduduk
negara, dan sebagainya. Contohnya adalah "Hubungan Iklim Dengan Kasus DBD di Kota
Pekanbaru Tahun 1999-2008".
Jenis studi ekologi diantaranya adalah:
1.

Studi eksplorasi
Jenis studi dengan metode observasi terhadap perbedaan geografis dalam
hubungannya dengan desease rate diantara berbagai region atau grup.

2.

Multiple Group Comparison


Studi yang menggambarkan hubungan antara rata-rata derajat keterpaparan
atau exposure dan desease rate diantara berbagai grup (kelompok populasi).

3.

Time Trend Study or Time Series


Studi yang mengamati hubungan antara perubahan rata-rata exposure dengan
perubahan desease rate pada populasi tunggal (single population).

4.

Mixed Study
Studi yang mengamati perubahan rata-rata derajat exposure dengan perubahan
desease rate pada berbagai populasi.
Karakteristik dari studi ekologi adalah:
1. Penelitian korelasi tepat, jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin
melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian
eksperimen.
2. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan)
nyata.
3. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
4.
Unit yang dianalisis ada populasi atau kumpulan orang bukan individu.
5.
Membuat hipotesis untuk studi analitik.
6.
Mempelajari trend dalam masalah kesehatan.
Kelebihan dari studi ini adalah:

1.

3.

Dapat menggunakan data insidensi, prevalensi, maupun mortalitas


2. Dapat digunakan pada penyelidikan awal hubungan penyakit, karena mudah
dan murah dengan memanfaatkan informasi yang ada
Memerlukan waktu yang pendek
4. Dapat dipergunakan untuk menilai efektivitas suatu tindakan preventif dan
promotif kesehatan yang dilakukan pada masyarakat

Kelemahan dari studi ini adalah:


1.

2.

Tidak dapat dipakai untuk menganalisis hubungan sebab akibat karena:

Ketidakmampuan menjembatani kesenjangan status paparan dan status

penyakit pada tingkat populasi dan individu


tidak mampu mengontrol faktor perancu potensial

Bersifat sugestif saja terhadap hubungan yang ada

4. Cross Sectional
Cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari korelasi antara faktor
faktor resiko dan dampaknya, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya
diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel
subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati
pada waktu yang sama.
Studi Cross sectional dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
1.
Deskriptif

Penelitian ini digunakan untuk menentukan besaran pengaruh dari masalah


kesehatan atau faktor resiko dan penelitian perkembangan masalah secara
2.

alamiah dalam pokok bahasan epidemiologi deskriptif.


Analitik
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan antara hubungan variabel atau
faktor dalam ruang lingkup arah dan besarnya hubungan yang terjadi.

Karakteristik dari studi ini adalah:


1. Pengamatan subjek studi hanya dilakukan satu kali selama penelitian.
2. Perhitungan perkiraan besarnya sampel tanpa memperhatikan kelompok yang
terpajan atau tidak.
3. Pengumpulan data dapat diarahkan sesuai dengan kriteria subyek studi.
4. Tidak terdapat kelompok kontrol dan tidak terdapat hipotesis spesifik.
5. Hubungan sebab akibat hanya berupa perkiraan yang dapat digunakan sebagai
hipotesis dalam penelitian analitik atau eksperimental.
Perhitungan sampel dilakukan dengan rumus proporsi binomunal (binomunal

proportions).
Jika besar populasi N diketahui, maka rumusnya adalah:

Jika besar populasi N tidak diketahui, maka peneliti bisa melakukan pengambilan

sampel secara acak.


Namun apabila besar populasi (N) tidak diketahui atau (N-n)/(N-1) = 1, maka besar
sampel dihitung dengan rumus :

Ket:
n : jumlah sampel minimal
p: proporsi sampel yang inigin diteliti
q : 1-p (proporsi sampel yang tidak sesuai penelitian)
d : limit dari error atau presisi absolut
N : jumlah populasi
Kelebihan dari studi ini adalah:
1. Merupakan penelitian observasi yang paling simpel
2. Mudah untuk dilaksanakan
3. Hasil segera diperoleh

4. Dapat menjelaskan hubungan antara fenomena kesehatan yang diteliti dengan


faktor yang terkait terutama karakteristik yang menetap
5. Memberikan informasi prevalensi
6. Merupakan studi awal dari suatu rancangan studi kasus-control maupun cohort
7. Memiliki bias recall yang lebih sedikit dari subjek
Kelemahan dari studi ini adalah:
1. Tidak bisa menyimpulkan hubungan sebab akibat karena urutan waktunya
tidak dapat ditentukan
2. Tidak cocok untuk kasus yang jarang terjadi
3. Tidak dapat digunakan untuk menghitung insidensi atau resiko relatif yang
sebenarnya
4. Penelitian dalam satu waktu, hanya berkaitan dengan survivor dan survive
yang ditemukan
5. Tidak berguna untuk mendeskripsikan sejumlah kasus atau kejadian ketika
kasus tersebut reccurent.

Berikut contoh jurnal terindex dan atau tereputasi dengan desain studi cross sectional:

5. Cohort

Penelitian cohort adalah rancangan epidemiologi analitik non eksperimental dan


bersifat observasional yang bertujuan mencari adanya hubungan sebab akibat dengan
membandingkan insiden penyakit pada kelompok yang tidak terpajan oleh faktor risiko
sebagai kontrol dalam satu jangka waktu tertentu.
Studi cohort pada dasarnya dibagi dalam dua kelompok utama yaitu:
1.
Kohort prospektif
Bentuk studi kohort yang murni sesuai dengan sifatnya
Titik awal waktu pengamatan adalah saat ini, dimana pada saat
populasi kohort belum mengalami akibat yang diteliti, dan populasi

penelitian diikuti sampai masa depan.


Ada dua bentuk yaitu: kohort prospektif dengan pembanding internal
dan kohort prospektif dengan pembanding eksternal:
1.
Kohort prospektif dengan pembanding internal:

Kelompok yang sakit (terpapar dan tidak terpapar)


Populasi kohort terpapar dan tidak terpapar

2.

Kelompok
yang
tidak sakit
(terpapar dan tidak terpapar)
Kohort prospektif
dengan
pembanding
eksternal

Sakit
Terpapar
Tidak sakit
Sakit
Tidak terpapar

2.

Tidak sakit

Kohort Retrospektif
Pengamatan dimulai pada saat akibat/efek sudah terjadi.

Faktor resiko (+)

Sakit
Tidak sakit

Subyek yg diteliti

Sakit

3.

Resiko (+)

Sakit

Faktor resiko (-)


Nested Case Control Study
Faktor resiko (+)

Tidak sakit

Case

Tidak sakit

Subyek yg diteliti

Resiko (-)

Sakit
Resiko (+)

Faktor resiko (-)

Control

Tidak sakit
Resiko (-)

Ada dua bentuk perhitungan besar sampel studi kohort:


1.

Studi kohort yang hanya mengestimasi resiko relatif


Rumus n1=n2
Ket:
P2= Perkiraan proporsi penyakit pada kelompok kontrol (tanpa faktor resiko
yang didapatkan dari kepustakaan atau penelitian sebelumnya)
RR= (ditentukan peneliti) sesuai dengan kerangka hipotesa dan lebih besar
dari 1
P1= P2xRR
Z1/2 a= ditentukan peneliti biasanya dipakai a 5% yang bila dilihat pada tabel
nilai Z1/2 a =1,96
Ln= logaritma utama yang dapat dihitung dengan program excel
Q1= 1-P1
Q2= 1-P2

2.

Studi kohort untuk menguji hipotesis resiko relatif

Hasil penelitian kohort biasanya dianalisis berdasarkan besarnya insiden


kejadian pada akhir pengamatan terhadap kelompok yang terpapar dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Hasil perhitungan adalah dengan menentukan besarnya
pengaruh keterpaparan atau hubungan tingkat keterpaparan dengan hasil luaran (efek).
Ukuran yang sering digunakan untuk menilai besarnya pengaruh faktor keterpaparan
terhadap kejadian adalah tingkat resiko relatif (RR)
Tabel analisis tingkat resiko

Terpapar

Saki

Tidak

sakit

Jumlah

A+b

Tidak

C+d

A+b

c+d

N=

terpapar
Jumlah

a+b+c+d
Kemudian dilakukan interpretasi dari hasil yang diperoleh. Untuk menilai apakah
benar faktor resiko tersebut merupakan penyebab timbulnya analisis tertentu.
Kelebihan dari studi kohort adalah:
1. Penelitian kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat insidens
dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti.
2. Penelitian kohort paling baik dalam menerangkan hubungan antara faktor
risiko dengan efek secara temporal (sebab akibat).
3. Penelitian kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal
dan progresif.
4. Penelitian kohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari
suatu faktor risiko tertentu
5. Karena pengamatan dilakukan secara kontinu dan longitudinal, penelitian
kohort memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah
kesehatan yang makin meningkat.
6. Besarnya risiko relatif dan risiko atribut dapat dihitung secara langsung.
7. Pada penelitian kohort dapat dilakukan perhitungan statistik untuk menguji
hipotesis.
8. Penelitian kohort menyediakan angka dasar bagi kasus-kasus baru penyakit
sehingga program pencegahan dapat dievaluasi

Kelemahan dari studi kohort adalah:


1. Penelitian kohort memerlukan sampel yang besar dan waktu yang lama
sehingga sulit untuk mempertahankan subjek penelitian agar tetap mengikuti
proses penelitian.
2. Sarana dan biaya yang diperlukan biasanya mahal.
3. Seringkali rumit
4. Kurang efisien dalam hal waktu dan biaya.
5. Penelitian prospektif tidak efisien untuk penelitian penyakit dengan fase laten
yang lama

6. Penelitian retrospektif membutuhkan ketersediaan data sekunder yang lengkap


dan handal
7. Terancam drop out
8. Dapat menimbulkan masalah etika.

Berikut adalah contoh jurnal terindex dan atau tereputasi dengan desain studi kohort:

6. Case Control
Case control adalah sebuah studi yang membandingkan pasien yang memiliki
penyakit (kasus) dengan pasien yang tidak memliki penyakit (kontrol) dan melihat kembali
secara retrospektif untuk membandingkan seberapa sering paparan faktor risiko dalam setiap
kelompok untuk menentukan hubungan antara faktor risiko dan study control disease. Case
Control bersifat observasi dan dirancang untuk memperkirakan peluang.
Karakteristik dari case control adalah:
1.

Populasi yang diteliti terdiri dari kelompok yang diklasifikasikan sebagai yang
berpenyakit dan tidak berpenyakit.
2. Melihat ke masa lalu (retrospektif) untuk mengukur pajanan dari objek yang
diteliti.
3. Hipotesis sebaiknya menspesifikasikan secara jelas hubungan yang diduga
antara masalah kesehatan dan pajanannya.
4. Pemilihan kasus :
Tidak ambigu dan deskripsi secara objektif dari masalah kesehatan

5.

termasuk cara mendiagnosis


Kriteria untuk memenuhi syarat

Pemilihan kontrol:

Mewakili kelompok tanpa penyakit


Memperkuat ada tidaknya hubungan sebab akibat
Sebaiknya mirip dengan kasus dengan memperhatikan potensi dari

pajanan
Kriteria yang biasa digunakan sebaiknya dapat dibandingkan dalam

semua cara dengan kriteria yang digunakan untuk memilih kasus


Yang dibandingkan ialah pengalaman terpajan oleh faktor risiko antara
kelompok kasus dan kelompok kontrol.

Perhitungan sampel studi case control adalah:

Data yang didapat dianalisis menggunakan program aplikasi (software) SPSS


(Statistical Product and Service Solution) for Windows versi 15.0 dan ArcView GIS versi 3.3.
Bentuk analisis data dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Analisis univariat
Analisis yang bertujuan untuk mendeskripsikan semua variabel yang disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sehingga akan tergambar fenomenafenomena yang berhubungan dengan variabel yang diteliti.
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko lingkungan
yang berkontribusi terhadap Kejadian DBD dan mendukung interpretasi peta
hasil analisis spasial. Uji statistik yang dipergunakan adalah Chi Square
dengan tingkat kesalahan () = 5 % untuk mengetahui adanya hubungan.
Sedangkan untuk mengetahui besar risiko antara penyakit dan paparan dengan
penghitungan Odds Ratio (OR).
3. Analisis spasial
Analisis spasial pengaruh karakteristik wilayah merupakan suatu analisis dan
uraian tentang data penyakit secara geografi berkenaan dengan kependudukan,
persebaran, lingkungan, perilaku, sosial ekonomi, kasus/kejadian penyakit dan

hubungan antar variabel tersebut.8 Untuk memetakan kondisi faktor risiko


lingkungan terhadap sebaran kejadian DBD di Kabupaten Sambas, data
dimasukkan ke dalam software Arc View GIS versi 3.3 kemudian diplotkan
dengan peta wilayah kecamatan dengan cara overlay,53 sehingga tergambar
faktor risiko lingkungan yang berpengaruh terhadap sebaran kejadian DBD di
Kabupaten Sambas.
1.

Kelebihan dari studi ini adalah:


Tidak menghadapi kendala etik, seperti halnya penelitian cohort dan

2.
3.
4.

eksperimental.
Pengambilan kasus dan kontrol pada kurun waktu yang bersamaan.
Adanya pengendalian faktor risiko sehngga hasil penelitian lebih tajam.
Tidak perlu intervensi waktu, sebab subjek bias dibatasi.

1.

Kelemahan dari studi ini adalah:


Tidak diketahuinya efek variable luar karena keterbatasan teknis yaitu variable

2.

yang tidak ikut dikenakan waktu matching.


Bias penelitian akibat tidak dilakukan pengukuran oleh peneliti dengan tanpa

3.

mengetahui yang harus di ukur (blind measurement)


Kelemahan pengukuran variabel secara retrospektif adalah objektifitas dan
reliabilitasnya, sehingga untuk faktor-faktor risiko yang tidak jelas informasinya dari
anamnesis maupun data rancangan sekunder sangat berisiko bila menggunakan
rancangan mengatasinya, anamnesis sebaiknya dilengkapi data penunjang yang
diperlukan untuk menegakkan diagnosis misalnya pemeriksaan laboratorium klinis,
roengenologi, mikrobiologi dan imunologis. Apalabila data tersebut adalah data
sekunder, perlu dilengkapai dengan uraian mengenai cara memperoleh data secara

4.

lengkap.
Kadang-kadang kesulitan untuk memilih kontrol dengan matching karena
banyaknya faktor risiko dan/atau sedikitnya subjek penelitian.

Berikut adalah contoh jurnal terindex dan atau tereputasi dengan desain studi case
control:

7. Case Cross Over

Cross over studi adalah studi dimana intervensi yang dilakukan pada kelompok orang
yang sama terkena dua intervensi yang berbeda dalam dua periode terpisah dari waktu.
Karakteristik dari studi ini adalah:
1. Exposure harus berubah dari waktu ke waktu pada orang yang sama dan selama
periode waktu yang singkat.
2. Exposure tidak boleh berubah secara sistematis dari waktu ke waktu. Pada contoh
aktivitas fisik paparan di jam segera sebelum onset dan telah mendokumentasikan
paparan referensi dua hari sebelum pada waktu yang sama. Ini tidak akan sesuai jika
aktivitas fisik terjadi dalam waktu yang sistematis (setiap hari kedua pada waktu yang
sama).
3. Exposure harus memiliki efek jangka pendek. Durasi efek paparan harus lebih pendek
dari rata-rata waktu antara dua eksposur rutin pada individu yang sama. Efek dari
paparan pertama harus berhenti sebelum paparan berikutnya.
4. Waktu induksi antara paparan dan hasil harus pendek.
5. Penyakit harus memiliki onset mendadak . Kasus cross over tidak tepat jika tanggal
yang tepat/ waktu onset tidak tersedia atau jika onset mendadak tidak ada (beberapa
penyakit kronis).
6. Beberapa periode waktu acuan dapat digunakan untuk mendokumentasikan paparan
rata-rata antara kasus. Dalam hal itu, rata-rata waktu yang terkena dihitung dan
dibandingkan dengan paparan sesaat sebelum onset penyakit. Efisiensi kasus
menyeberang metode meningkat dengan jumlah periode referensi disertakan.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling.


Kelebihan dari desain studi ini adalah:
1. Mengurangi variasi antar individu dan memperkecil ukuran sample sampai
50% dari desain paralel.
2. Cocok untuk peyakit kronik dan stabil.
3. Kontrol karakteristik tiap individu.

4. Efektif untuk mempelajari efek dari paparan jangka pendek terhadap risiko
kejadian akut.

Kelemahan dari desain studi ini adalah:


1. Tidak cocok untuk penyakit yang cepat sembuh atau yang sembuh dalam 1 x
terapi.
2. Ada carry over effect yaitu efek perlakuan pertama belum hilang pada saat
pengobatan kedua danorder effect yaitu terjadinya perubahan derajat penyakit
atau lingkungan selama penelitian berlangsung.
3. Kemungkinan drop out lebih besar.
4. Perlu waktu untuk menghilangkan efek obat awal sebelum pengobatan kedua
dimulai (wash out period) yang cukup.
5. Tidak dapat dikerjakan pada subyek dengan kepatuhan rendah.
6. Tidak otomatis mengantrol pembauran dari faktor waktu terkait.
7. Contoh: Uji perbandingan efektivitas obat untuk asma kronik reumatoid
artritis hiperkolesterolemia hipertensi Uji bioekivalensi obat copy drugs
dengan obat inovator.

Berikut adalah contoh jurnal terindex dan atau tereputasi dengan desain studi case
crossover:

8. Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi deskriptif merupakan bagian dari epidemiologi yang menerangkan
tentang pola kejadian penyakit pada suatu populasi(defined comunity)berdasarkan faktor
faktor waktu,tempat dan orang.
Jenis dari studi epidemiologi deskriptif dapat dibedakan menjadi:
1.
Survei

Survei adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap


sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu.
Pada umumnya survei bertujuan untuk membuat penilaian terhadap suatu
kondisi dan penyelenggaraan suatu program di masa sekarang, kemudian
2.

hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut.


Studi kasus
Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu
kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal di sini dapat berarti satu

3.

orang, sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah.


Studi perbandingan
Penelitian dengan menggunakan metode studi perbandingan dilakukan dengan
cara membandingkan persamaan dan perbedaan sebagai fenomena untuk
mencari faktor-faktor apa, atau situasi bagaimana yang menyebabkan

4.

timbulnya suatu peristiwa tertentu.


Studi korelasi
Studi korelasi ini pada hakikatnya merupakan penelitian atau penelaahan

5.

hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subyek.
Studi prediksi
Studi ini digunakan untuk memperkirakan tentang kemungkinan munculnya

6.

suatu gejala lain yang sudah muncul dan diketahui sebelumnya.


Penelitian evaluasi
Penelitian evaluasi dilakukan untuk menilah suatu program yang sedang atau
sudah dilakukan.

1.

2.

Karakteristik dari desain studi ini adalah:


Merupakan karakterisasi penyakit,mempertimbangkan semua variabel dari parameter
Penyakit atau masalah kesehatanapa yang terjadi di masyarakat?
Siapa saja yang terkena?
Dimana terjadinya penyakit?
Kapan terjadinya?
Memiliki aplikasi yang luas dalam menyelididki ledakan penyakit infeksi sama seperti
penyakit non infeksi.Memberikan petunjuk bagi epidemiologi

3.

analitik dan

memberikanpanduan ke arah penelitian kedokteran (mencari kausa penyakit)


Epidemiologi deskriptif memiliki peranan dalam wilayah pelayanan kedokteran,
dimana karakteristik penyakit dalam populasi merupakan dasar bagi perencanaan dan
evaluasi terhadap fasilitas pelayanan kesehatan

1.
2.

Kelebihan dari studi ini adalah:


Relatif mudah dilaksanakan.
Tidak membutuhkan kelompok kontrol sebagai pembanding.

3.

Diperoleh banyak informasi penting yang dapat digunakan unyuk perencanaan


program layanan kesehatan pada masyarakat, memberi informasi kepada masyarakat

4.

tentang kesehatan, mengadakan perbandingan status kesehatan.


Dari penelitian deskriptif dapat ditentukan apakah temuan yang diperoleh
membutuhkan penelitian lanjutan atau tidak.

1.

Kelemahan dari studi ini adalah:


Pengamatan pada subjek studi hanya dilakukan satu kali yang dapat diibaratkan
sebagai "potret" hingga tidak dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi

2.

dengan berjalannya waktu


Tidak dapat menentukan sebab akibat dari suatu penyakit seperti pada penderita
hipertensi dengan kadar kolesterol yang tinggi

Berikut adalah contoh jurnal terindex dan atau tereputasi dengan desain studi
epidemiologi deskriptif:

9. Epidemiologi Analitik
Studi epidemiologi yang ditujukan untuk mencari faktor-faktor penyebab timbulnya
atau mencari penyebab terjadinya variasi yaitu tinggi atau rendahnya frekuensi penyakit pada
kelompok individu (Eko Budiarto, 2002:111).
Karakteristik dari desain studi ini adalah:
1.
Menjelaskan faktor resiko dan causa penyakit
2.
Memprediksi kejadian penyakit
3. Memberikan saran strategi intervensi yang efektif untuk pengendalian
penyakit
4. Merumuskan dan menguhi hipotesis kemudian menarik kesimpulan sebab
akibat
Jenis dari studi ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Studi Observasional : case control, cross-sectional dan cohort
2. Studi Eksperimental : Randomized Controlled Trial/RCT dan Eksperimen
Semu (Quasi)

Eksperimen semu (Quasi)

Eksperimen semu adalah eksperimen kuasi adalah eksperimen yang memiliki


perlakuan (treatments), pengukuran-pengukuran dampak (outcome measures), dan unit-unit
eksperiment (experimental units) namun tidak menggunakan penempatan secara acak.
Karakteristik dari eksperimen ini adalah tidak ada randomisasi dan tidak semua variabel
terkontrol.
Berikut adalah beberapa jenis eksperimen semu:
1.

Nonequivalent control group design

2.

Time series design


Diberikan pretest sampai empat kali, untuk melihat kelompok telah stabil dan

3.

konsisten sebelum dapat diberi perlakuan.


Jenis lainnya:

equivalent time series samples

equivalent samples materials design

counterbalanced designs

separate sample pre-test/post-test

separate sample pre-test/post-test control group

multiple time series design

institutional cycle design

regression-discontinuity design
Kelebihan dari desain studi ini adalah tidak adanya batasan yang ketat terhadap

randomisasi dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas,
sedangkan kelemahannya adalah tidak adanya randomisasi dan kontrol terhadap variabelvariabel yang berpengaruh terhadap eksperimen tidak dilakukan, karena eksperimen biasanya
dilakukan di masyarakat.
Perhitungan sampel adalah dengan cara:

Sekelompok penderita yang menderita penyakit tertentu dilakukan pemeriksaan, diuji


keadaanya
Semua diberikan intervensi (pengobatan)
Dalam kurun waktu tertentu, diperiksa ulang keadaannya. Dibandingkan dengan sebelum
intervensi
Jadi, peserta penelitian menjadi kontrol terhadap dirinya sendiri. Pada eksperimen ini
kita tidak mengetahui bagaimana keadaannya apabila tidak diberi intervensi. Sehingga
apabila penderita tersebut sembuh setelah intervensi, kita tidak bisa menganggap kesembuhan
tersebut karena pengobatannya. Maka dari itu dianggap semu.
Berikut adalah contoh jurnal terindex dan atau tereputasi dengan desain studi
eksperimen quasi:

Anda mungkin juga menyukai