Karya tulis ini disusun untuk memenuhi nilai tugas Blok 25 Pendidikan Dokter Umum
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya tahun 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
Open trial: peneliti dan subyek penelitian mengetahui obat apa yang diberikan
2. Single mask (single blind): salah satu pihak tidak mengetahui obat apa yang
diberikan, bisa saja peneliti atau subyek penelitian.
3. Double mask (double blind): kedua pihak ( peneliti dan subyek penelitian)
tidak mengetahui pengobatan yang diberikan, demi menghindari terjadinya
berbagai bias
4. Triple mask (triple blind): peneliti, subyek penelitian, dan penilai tidak
mengetahui obat apa yang diberikan.
Adanya randomisasi
Memberikan tingkat perlakuan yang berbeda pada subyek penelitian
3. Adanya blinding (teknik untuk membuat subyek dan atau pengamat dan atau
peneliti tidak mengetahui tentang status intervensi dari subyek penelitian. Hal
ini untuk mencegah bias informasi)
4. Adanya restriksi (menerapkan kriteria inklusi dan eksklusi dalam memilih
subjek untuk penelitian, sehingga semua subjek penelitian memiliki level atau
kategori faktor perancu atau confounding factor yang sama)
5. Intention to threat analysis (semua subjek yang menerima maupun tidak
menerima intervensi, menyelesaikan maupun tidak menyelesaikan intervensi
dianalisis, sesuai dengan hasil randomisasi)
Chi square
ANOVA
T-test
Survival analysis
3.
Berikut contoh jurnal terindex dan atau tereputasi dengan desain studi RCT:
2. Community Trials
2.
3.
4.
5.
Desain studi yang tepat untuk penyakit yang berhubungan dengan sosial.
Kelebihan dari community trials adalah dengan studi ini kita dapat mengevaluasi
intervensi kesehatan pada masyarakat karena pengujian dilakukan pada keadaan komunitas
yang sebenarnya. Sedangkan kelemahannya adalah dapat terjadi bias seleksi yaitu adanya
perbedaan sistematis antar kelompok perbandingan yang berasal dari prosedur-prosedur yang
digunakan untuk memilih subyek dan faktorfaktor yang mempengaruhi keikutsertaan
responden dalam penelitian, dan dapat pula memungkinkan subyek komunitas yang diteliti
mendapatkan intervensi lain diluar dari penelitian karena penelitian pada komunitas sangat
berbeda dengan penelitian di laboratorium.
Berikut contoh jurnal terindex dan atau tereputasi dengan desain studi community
trials:
3. Ecological Study
Studi ekologi sering juga disebut dengan studi korelasi populasi yaitu suatu studi
dengan populasi sebagai unit analisis, yang bertujuan mendeskripsikan hubungan korelatif
antara penyakit dan faktor-faktor yang diminati peneliti. Faktor-faktor tersebut dapat berupa
umur, obat-obatan, dll. Unit observasi dan unit analis pada studi ini adalah kelompok
(agregat) individu, komunitas atau populasi yang lebih besar. Agregat tersebut biasanya
dibatasi oleh secara geografik, misalnya penduduk provinsi, penduduk kota, penduduk
negara, dan sebagainya. Contohnya adalah "Hubungan Iklim Dengan Kasus DBD di Kota
Pekanbaru Tahun 1999-2008".
Jenis studi ekologi diantaranya adalah:
1.
Studi eksplorasi
Jenis studi dengan metode observasi terhadap perbedaan geografis dalam
hubungannya dengan desease rate diantara berbagai region atau grup.
2.
3.
4.
Mixed Study
Studi yang mengamati perubahan rata-rata derajat exposure dengan perubahan
desease rate pada berbagai populasi.
Karakteristik dari studi ekologi adalah:
1. Penelitian korelasi tepat, jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin
melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian
eksperimen.
2. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan)
nyata.
3. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
4.
Unit yang dianalisis ada populasi atau kumpulan orang bukan individu.
5.
Membuat hipotesis untuk studi analitik.
6.
Mempelajari trend dalam masalah kesehatan.
Kelebihan dari studi ini adalah:
1.
3.
2.
4. Cross Sectional
Cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari korelasi antara faktor
faktor resiko dan dampaknya, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya
diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel
subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati
pada waktu yang sama.
Studi Cross sectional dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
1.
Deskriptif
proportions).
Jika besar populasi N diketahui, maka rumusnya adalah:
Jika besar populasi N tidak diketahui, maka peneliti bisa melakukan pengambilan
Ket:
n : jumlah sampel minimal
p: proporsi sampel yang inigin diteliti
q : 1-p (proporsi sampel yang tidak sesuai penelitian)
d : limit dari error atau presisi absolut
N : jumlah populasi
Kelebihan dari studi ini adalah:
1. Merupakan penelitian observasi yang paling simpel
2. Mudah untuk dilaksanakan
3. Hasil segera diperoleh
Berikut contoh jurnal terindex dan atau tereputasi dengan desain studi cross sectional:
5. Cohort
2.
Kelompok
yang
tidak sakit
(terpapar dan tidak terpapar)
Kohort prospektif
dengan
pembanding
eksternal
Sakit
Terpapar
Tidak sakit
Sakit
Tidak terpapar
2.
Tidak sakit
Kohort Retrospektif
Pengamatan dimulai pada saat akibat/efek sudah terjadi.
Sakit
Tidak sakit
Subyek yg diteliti
Sakit
3.
Resiko (+)
Sakit
Tidak sakit
Case
Tidak sakit
Subyek yg diteliti
Resiko (-)
Sakit
Resiko (+)
Control
Tidak sakit
Resiko (-)
2.
Terpapar
Saki
Tidak
sakit
Jumlah
A+b
Tidak
C+d
A+b
c+d
N=
terpapar
Jumlah
a+b+c+d
Kemudian dilakukan interpretasi dari hasil yang diperoleh. Untuk menilai apakah
benar faktor resiko tersebut merupakan penyebab timbulnya analisis tertentu.
Kelebihan dari studi kohort adalah:
1. Penelitian kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat insidens
dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti.
2. Penelitian kohort paling baik dalam menerangkan hubungan antara faktor
risiko dengan efek secara temporal (sebab akibat).
3. Penelitian kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal
dan progresif.
4. Penelitian kohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari
suatu faktor risiko tertentu
5. Karena pengamatan dilakukan secara kontinu dan longitudinal, penelitian
kohort memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah
kesehatan yang makin meningkat.
6. Besarnya risiko relatif dan risiko atribut dapat dihitung secara langsung.
7. Pada penelitian kohort dapat dilakukan perhitungan statistik untuk menguji
hipotesis.
8. Penelitian kohort menyediakan angka dasar bagi kasus-kasus baru penyakit
sehingga program pencegahan dapat dievaluasi
Berikut adalah contoh jurnal terindex dan atau tereputasi dengan desain studi kohort:
6. Case Control
Case control adalah sebuah studi yang membandingkan pasien yang memiliki
penyakit (kasus) dengan pasien yang tidak memliki penyakit (kontrol) dan melihat kembali
secara retrospektif untuk membandingkan seberapa sering paparan faktor risiko dalam setiap
kelompok untuk menentukan hubungan antara faktor risiko dan study control disease. Case
Control bersifat observasi dan dirancang untuk memperkirakan peluang.
Karakteristik dari case control adalah:
1.
Populasi yang diteliti terdiri dari kelompok yang diklasifikasikan sebagai yang
berpenyakit dan tidak berpenyakit.
2. Melihat ke masa lalu (retrospektif) untuk mengukur pajanan dari objek yang
diteliti.
3. Hipotesis sebaiknya menspesifikasikan secara jelas hubungan yang diduga
antara masalah kesehatan dan pajanannya.
4. Pemilihan kasus :
Tidak ambigu dan deskripsi secara objektif dari masalah kesehatan
5.
Pemilihan kontrol:
pajanan
Kriteria yang biasa digunakan sebaiknya dapat dibandingkan dalam
2.
3.
4.
eksperimental.
Pengambilan kasus dan kontrol pada kurun waktu yang bersamaan.
Adanya pengendalian faktor risiko sehngga hasil penelitian lebih tajam.
Tidak perlu intervensi waktu, sebab subjek bias dibatasi.
1.
2.
3.
4.
lengkap.
Kadang-kadang kesulitan untuk memilih kontrol dengan matching karena
banyaknya faktor risiko dan/atau sedikitnya subjek penelitian.
Berikut adalah contoh jurnal terindex dan atau tereputasi dengan desain studi case
control:
Cross over studi adalah studi dimana intervensi yang dilakukan pada kelompok orang
yang sama terkena dua intervensi yang berbeda dalam dua periode terpisah dari waktu.
Karakteristik dari studi ini adalah:
1. Exposure harus berubah dari waktu ke waktu pada orang yang sama dan selama
periode waktu yang singkat.
2. Exposure tidak boleh berubah secara sistematis dari waktu ke waktu. Pada contoh
aktivitas fisik paparan di jam segera sebelum onset dan telah mendokumentasikan
paparan referensi dua hari sebelum pada waktu yang sama. Ini tidak akan sesuai jika
aktivitas fisik terjadi dalam waktu yang sistematis (setiap hari kedua pada waktu yang
sama).
3. Exposure harus memiliki efek jangka pendek. Durasi efek paparan harus lebih pendek
dari rata-rata waktu antara dua eksposur rutin pada individu yang sama. Efek dari
paparan pertama harus berhenti sebelum paparan berikutnya.
4. Waktu induksi antara paparan dan hasil harus pendek.
5. Penyakit harus memiliki onset mendadak . Kasus cross over tidak tepat jika tanggal
yang tepat/ waktu onset tidak tersedia atau jika onset mendadak tidak ada (beberapa
penyakit kronis).
6. Beberapa periode waktu acuan dapat digunakan untuk mendokumentasikan paparan
rata-rata antara kasus. Dalam hal itu, rata-rata waktu yang terkena dihitung dan
dibandingkan dengan paparan sesaat sebelum onset penyakit. Efisiensi kasus
menyeberang metode meningkat dengan jumlah periode referensi disertakan.
4. Efektif untuk mempelajari efek dari paparan jangka pendek terhadap risiko
kejadian akut.
Berikut adalah contoh jurnal terindex dan atau tereputasi dengan desain studi case
crossover:
8. Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi deskriptif merupakan bagian dari epidemiologi yang menerangkan
tentang pola kejadian penyakit pada suatu populasi(defined comunity)berdasarkan faktor
faktor waktu,tempat dan orang.
Jenis dari studi epidemiologi deskriptif dapat dibedakan menjadi:
1.
Survei
3.
4.
5.
hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subyek.
Studi prediksi
Studi ini digunakan untuk memperkirakan tentang kemungkinan munculnya
6.
1.
2.
3.
analitik dan
1.
2.
3.
4.
1.
2.
Berikut adalah contoh jurnal terindex dan atau tereputasi dengan desain studi
epidemiologi deskriptif:
9. Epidemiologi Analitik
Studi epidemiologi yang ditujukan untuk mencari faktor-faktor penyebab timbulnya
atau mencari penyebab terjadinya variasi yaitu tinggi atau rendahnya frekuensi penyakit pada
kelompok individu (Eko Budiarto, 2002:111).
Karakteristik dari desain studi ini adalah:
1.
Menjelaskan faktor resiko dan causa penyakit
2.
Memprediksi kejadian penyakit
3. Memberikan saran strategi intervensi yang efektif untuk pengendalian
penyakit
4. Merumuskan dan menguhi hipotesis kemudian menarik kesimpulan sebab
akibat
Jenis dari studi ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Studi Observasional : case control, cross-sectional dan cohort
2. Studi Eksperimental : Randomized Controlled Trial/RCT dan Eksperimen
Semu (Quasi)
2.
3.
counterbalanced designs
regression-discontinuity design
Kelebihan dari desain studi ini adalah tidak adanya batasan yang ketat terhadap
randomisasi dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas,
sedangkan kelemahannya adalah tidak adanya randomisasi dan kontrol terhadap variabelvariabel yang berpengaruh terhadap eksperimen tidak dilakukan, karena eksperimen biasanya
dilakukan di masyarakat.
Perhitungan sampel adalah dengan cara: