A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa
sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan
penelitian. Desain penelitian mempunyai 2 kegunaan yaitu, merupaka sarana bagi peneliti
untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian dan sebagai alat bagi peneliti untuk
dapat mengendalikan atau mengontrol pelbagai variabel yang berpengaruh atau berperan dalam
suatu penelitian. Hanya dua klasifikasi yang sering digunakan pada penelitian klinis, yaitu
penelitian analitik dan penelitian deskriptif.
B. Klasifikasi Jenis Penelitian
1. Berdasarkan pada ruang lingkup penelitian
- Penelitian klinis
- Penelitian lapangan
- Penelitian laboratorium
2. Berdasarkan pada waktu
- Penelitian transversal (cross- sectional): prospektif atau retrospektif
- Penelitian longitudinal : prospektif atau retrospektif
3. Berdasarkan pada substansi
- Penelitian dasar
- Penelitian terapan
4. Berdasarkan pada ada atau tidaknya analisis hubungan antar- variabel
- Penelitian deskriptif
- Penelitian analitik
5. Desain khusus
- Uji diagnostik
- Analisis kesintasan (survival analysis)
- Meta – analisis
Penelitian Observasional
A. Klasifikasi
1. Laporan kasus dan Seri kasus
Dari laporan kasus dan seri kasus kita tidak dapat menilai terdapatnya hubungan sebab akibat
karena dilakukan tanpa menggunakan kontrol. Bila pada laporan kasus dikemukakan adanya
gejala efek samping terhadap sejenis obat baru, hal itu harus ditanggapi secara berhati- hati
karena faktor peluang sangat besar.
2. Penelitian Cross sectional
Peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu. Desain
cross sectional peneliti tidak melakukan tindak lanjut terhdap pengukuran yang dilakukan.
Dalam studi analitik Cross sectional yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan
penyakit (efek), pengukuran terhadapa variabel bebas (faktor risiko) dan variabel tergantung
(efek) hanya dilakukan sekali dalam waktu yang bersamaan. Dari pengukuran tersebut maka
dapat diketahui jumlah subyek yang mengalami efek baik pada kelompok subyek yang faktor
risiko , maupun pada kelompok tanpa risiko.
Pemilihan Penelitian Cross- sectional
- Apabila tujuan penelitian ingin mengukur variabel dependen dan independen serta pola
Distribusinya
- Apabila ingin melakukan estimasi prevalens dari suatu fenomena kesehatan
Kerangka
3. Studi kohort
Suatu cohort merupakan jenis penelitian epidemiologi non eksperimental yang sering
digunakan untuk mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan efek atau penyakit. Model
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan waktu secara longitudinal atau time – periode approach.
2. Uji Diagnostik
Merupakan teknik untuk menilai keakuratan modalitas diagnostik baru dengan
modaitas diagnostik standar yang disebuut sebagai baku emas. Tujuan uji diagnostik adalah
- Untuk menegakkan diagnosis
- Untuk keperluan skrining
- Untuk pengobatan
- Untuk studi epidemiologi
Skala pengukuran variabel pada uji diagnostik dapat dinyatakan pada berbagai skala
yaitu skala dikotom, skala ordinal dan skala numerik. Uji diagnostik esensinya merupakan studi
observasional berupa studi cross sectional analitik.
Langkah – langkah penelitian diagnostik
1. Memastikan mengapa diperlukan penelitian diagnostik
2. Menetapkan tujuan uji diagnostik
3. Memilih subyek
4. Menetapkan baku emas
5. Melaksanakan pengukuran
6. Melakukan analisis
UJI HIPOTESIS DALAM STUDI KLINIS
1. Analsis Univariat , bivariat dan multivariat
Analisis univariat untuk eskripsi data seperti rerata, median,mode, proporsi dan
seterusnya. Analisis bivariat digunakan untuk menyatakan analisis terhadap 2 variabel yakni 1
variabel bebas dan 1 variabel tergantung. Analisis multivariat bila menyangkut lebih dari 1
variabel tergantung.
Uji Hipotesis untuk 1 variabel bebas (Analisis bivariat)
Uji statistika yang paling banyak dilakukan pada data kontinyu adalah membandingkan
harga rata-rata dua perlakuan, untuk melihat ada tidaknya perbedaan. Untuk maksud tersebut
digunakan T-test. Ada tiga komponen yang harus diketahui untuk menghitung T-test, yaitu:
1. Berapa besar harga rata-rata (mean) pada setiap kelompok (X).
2. Berapa besar variasi harga dalam tiap kelompok atau standard deviation
(SD).
3. Berapa jumlah subjek dalam tiap kelompok (N).
Ada dua jenis T-test, yakni T-test untuk dua kelompok subyek yang berbeda dan T-test
untuk dua kelompok subyek yang sama, hanya berbeda dalam waktu pengamatan saja. Untuk
T-test dengan kelompok subyek yang berbeda digunakan independent sample T-test;
sedangkan untuk T-test dengan kelompok subyek yang sama digunakan paired-sample T-test
- Independent Sample T-Test (Two Sample T-Test)
Adalah T-test yang digunakan untuk menguji mean yang berasal dari dua
kelompok subyek yang berbeda, yakni kelompok subyek yang mendapat perlakuan
(misal obat A) dan kelompok subyek yang dianggap sebagai kontrol (misal obat B
atau plasebo).
Rumus umum T-test untuk dua sampel yang independent
2. Untuk tabel yang lebih yang lebih besar harus tidak ada sel dengan fh kurang dari satu
dan sel dengan fh yang kurang dari 5 tidak lebih dari 20%. Bila ada, sederhanakan
selnya dengan menggabung (compress) baik baris maupun kolom
3. Untuk table 2x2, disarankan menggunakan koreksi Yate sehingga rumus di atas
menjadi:
Risiko Relatif
Risiko relatif (RR) menggambarkan berapa kali lebih besar atau lebih kecil hasil sebuah
perlakuan dibanding perlakuan yang lain. Ini berbeda dengan chi square di mana nilai P-nya
menggambarkan berapa kali kita mungkin berbuat salah bila kita menerima perbedaan hasil
seperti yang diperoleh. RR menggambarkan berapa kali kemungkinan “hasil ya” pada
kelompok perlakuan dibanding “hasil ya” pada kelompok kontrol. RR selalu disertai dengan
rentang harga yang disebut Confidence Interval (CI). RR dan CI menggambarkan kekuatan
hubungan antara perlakuan dengan kontrol. Makin besar RR dan makin sempit nilai CI maka
boleh dikatakan makin kuat hubungannya. Makin sempit nilai Confidence Interval makin kecil
pula nilai P-nya, sebaliknya makin lebar rentang Confidence Interval makin besar nilai P-nya.
Kalau CI melewati (crosses) angka SATU, maka P pasti >0,05.
Komparatif Korelatif