Anda di halaman 1dari 16

Analisis Pengembangan Klinik Gigi Dengan Menggunakan

Cost Benefit Analysis (CBA) Sederhana


(Sebuah Analisis Praktik Dokter Gigi Yang Diproyeksikan Menjadi Klinik Gigi X
Dental, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur)
Benny Anggarbito S, drg
Program Anak Sekolah, Remaja dan Usia Lanjut
Seksi Kesehatan Keluarga
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
email : benny.dentist@gmail.com telp 08123490442

1. Cost Benefit Analysis

Salah satu metode evaluasi manjemen yang banyak digunakan adalah

Cost Benefit Analysis atau Benefit-Cost Analysis. Metode ini juga dapat

dipergunakan untuk perencanaan pengembangan sebuah proyek sehingga

dianggap layak untuk dilanjutkan dan dikembangkan. Tujuan Cost Benefit

Analysis adalah memberikan sebuah evaluasi yang konsisten terhadap sebuah

keputusan dan berbagai konsekuensi yang timbul dari pengambilan keputusan ini

(Stern, Nicholas and Dreze, Jean: 910-911). Lebih lanjut disebutkan bahwa Cost-

Benefit Analysis (CBA) adalah alat analisis untuk menilai keuntungan atau

kerugian dari sebuah investasi dari segi ekonomi (European Commision

Directorate-General for Regional and Urban Policy, 2015).

1.1 Konsep Dasar CBA

Keputusan menilai biaya dan manfaat untuk menilai perubahan

kesejahteraan dalam kerangka analisis dari CBA mengacu pada konsep dasar

sebagai berikut (European Commision Directorate-General for Regional and

Urban Policy, 2015) :

1
1) Opportunity cost

Dalam memutuskan sebuah investasi tentunya akan muncul biaya sebagai

bagian awal pengembangan sebuah proyek. Dengan analisis ini diharapkan

muncul sebuah analisis alternatif perhitungan biaya yang terbaik diantara

berbagai kemungkinan alternatif investasi yang lain.

2) Perspektif jangka panjang

Dalam analisis ini dapat diperhitungkan kemungkinan perjalanan sebuah

proyek dalam jangka minimal 10 tahun sampai maksimal 30 tahun.

Sehingga harus menetapkan perkiraan pandangan waktu yang tepat,

berbagai harapan adanya keuntungan yang didapat dari investasi di masa

yang akan datang, mengadopsi berbagai potongan biaya yang mungkin

terjadi, atau biaya yang mungki terjadi di masa yang akan datang.

3) Penghitungan kinerja Ekonomi

Penggunaan CBA yang telah ditetapkan dalam proyek, ditujukan

untuk memberikan nilai moneter untuk semua sisi positif (manfaat) dan

sisi negatif (biaya) dari sebuah proyek. Nilai-nilai ini dihitung untuk

kemudian untuk mendapatkan keuntungan total bersih total bersih. Proyek

kinerja secara keseluruhan diukur dengan indikator, yaitu Net Present

Value Ekonomy (ENPV), dan Tingkat Ekonomy of Return (ERR), yang

memungkinkan perbandingan dan peringkat untuk proyek atau alternatif

keunggulannya

2
4) Pendekatan Mikroekonomi

Pendekatan ini memungkinkan penilaian dampak proyek terhadap

masyarakat secara keseluruhan melalui perhitungan indikator kinerja

ekonomi, sehingga diharapkan dapat membawa kesejahteraan.

5) Incremental approach

Konsep CBA memungkinkan membandinkan berbagai proyek dalam

waktu tertentu atau membandingkan sebuah kelayakan sebuah proyek .

1.2 Langkah-langkah pengukuran CBA

Menurut Emira, Wuri et al (2012), dalam penghitungan Cost Benefit Analysis

terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan, sebagai berikut:

a. Identifikasi Alternatif dan Intervensi yang Akan Dianalisis

b. Melakukan Identifikasi Biaya dari Masing-Masing Alternatif atau

Intervensi

c. Menghitung Total Biaya dari Masing-Masing Alternatif atau Intervensi

3
AIC = IIC (1+n)k
l
Dimana

AIC : Annual Investment Cost

IIC : Initial Investment Cost

n : inflasi

k : masa pakai

l : masa hidup

Perhitungan biaya non investasi hanya dengan menjumlahkan seluruh

biaya pertahun. Hasil akhir penjumlahan seluruh biaya adalah Present

Value Cost (PV cost) atau total biaya.

d. Mentransformasi Manfaat dalam Bentuk Uang

e. Menghitung Total Benefit

f. Menghitung Rasio Benefit (Discounting)

Menghitung Discount factor =

1
(1+i)
Keterangan : i = Annual Interest Ratio

4
g. Dilakukan Analisis Untuk Menentukan Pilihan terhadap Alternatif yang

ada

Langkah selanjutnya setelajh data tentang total biaya dan manfaat

sudah tersedia maka dilakukan perhitungan

NPV (Nett Present Value) = PV Benefit - PV Cost

Kemudian dihitung Rasio Biaya Manfaat (Cost Benefit Ratio) untuk setiap

intervensi.

Bila intervensi yang dianalisa lebih dari 2 maka dapat dibuat tabel

untuk memudahkan dilakukannya analisis setiap intervensi.

Ratio B/C= PV Benefit


PV Cost

2. Konsep Klinik dan Praktik Dokter Gigi

Dalam mendirikan sebuah klinik, diperlukan pemahaman yang

komperhensif terhadap sebuah regulasi. Peraturan tentang klinik gigi dapat

disandarkan pada Permenkes no. 9 tahun 2014 tentang klnik dan Permenkes no.

28 tahun 2011. Dalam pasal 1 ayat 1 Permenkes no. 9 tahun 2014 disebutkan

bahwa klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar

dan/atau spesialistik.

Pada pasal 2 Permenkes no. 9 Tahun 2014 dijelaskan bahwa

Pada ayat 1) Berdasarkan jenis pelayanan, Klinik dibagi menjadi:

a. Klinik pratama; dan

5
b. Klinik utama.

Dalam ayat (2) dijelaskan bahwa Yang dimaksud Klinik pratama

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan Klinik yang

menyelenggarakan pelayanan medik dasar baik umum maupun khusus. (3) Klinik

utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan Klinik yang

menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan

spesialistik.

Pada ayat (4) dijelaskan bahwa Klinik sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dapat mengkhususkan pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan

cabang/disiplin ilmu atau sistem organ. Selanjutnya pada ayat (5) Ketentuan lebih

lanjut mengenai Klinik dengan kekhususan pelayanan sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) diatur oleh Menteri

Lebih lanjut disebutkan dalam Undang-Undang no. 36 Tahun 2009 pasal

1 ayat 7 yang disebut Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau

tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik

promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,

pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

Sesuai dengan Permenkes no. 46 tahun 2015 yang disebut klinik pratama

adalah adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perseorangan dengan menyediakan pelayanan medik dasar baik umum

maupun khusus.

Pada pasal 12 Permenkes no 9 Tahun 2014 disebutkan dalam ayat (1)

bahwa Tenaga medis pada Klinik pratama yang memberikan pelayanan

6
kedokteran paling sedikit terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau dokter gigi

sebagai pemberi pelayanan.

Konsep, dasar hukum dan regulasi terkait pendirian klinik harus

dipahami oleh dokter gigi. Karena ini adalah landasan secara de jure dalam

pendirian klinik gigi atau praktik dokter gigi.

3. Kerangka Konsep

Input
SDM
Dokter gigi 1
Dokter gigi 2
Administrasi
Asisten Dokter Gigi
Asisten Apoteker
Apoteker
Security

Faskes
Bangunan Proses
Perijinan Dokter Gigi Perencanaan
Penghitungan CBA Output :
Tanah
Pelaksanan Peningkatan kunjungan pasien
Papan Nama
Perijinan Klinik
SPAL
(sistem pengolahan air limbah)

Sasaran

Manajemen

Gambar 1 Kerangka Konsep Penghitungan CBA Klinik Gigi

7
4. Metode dan analisis

Metode Penilitian secara deskriptik Analitik dengan bantuan penghitungan

CBA sederhana dalam aplikasi Ms Excel terhadap sebuah Praktik Dokter Gigi

yang diproyeksikan menjadi Klinik Gigi X Dental, Kabupaten Sidoarjo

5. Pengolahan Data

Gambar 2. Input Biaya Investasi Tanah dan Bangunan dan Biaya Gaji

8
Gambar 3 Input Biaya Bahan Habis Pakai dan Biaya Rutin

Gambar 4a. Input Biaya Bahan Habis Pakai Medis (Gigi)

9
Gambar 4b. Input Biaya Bahan Habis Pakai Medis (Oral)

Gambar 5. Input Biaya Pemeliharaan dan biaya Peralatan

10
Gambar 6. Input Biaya Peralatan Kantor

6. Hasil dan Pembahasan

Studi ini melibatkan analisis sebuah Praktik Pribadi Dokter Gigi yang

diproyeksikan menjadi Klinik Dokter Gigi. Dengan adanya analisis CBA

diharapkan untuk berkembang menjadi klinik gigi yang lebih profesional dan

diharapkan mampu menjawab tantangan.

6.1 Berbagai Upaya Untuk Peningkatan dan Pengembangan Klinik

6.1.1 Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi adalah hal penting dalam membuat sebuah klinik, tetapi

bukan sebuah hal utama. Dalam penentuan lokasi kami berusaha memilih lokasi

yang tidak terlalu mahal dan terjangkau. Memiliki potensi untuk berkembang dan

relatif hidup untuk dipergunakan perniagaan.

6.1.2 Peningkatan Kerjasama

Peningkatan kerjasama dengan berbagai pihak adalah hal penting untuk

meningkatkan integritas klinik. Membuat hubungan baik dapat semakin

meyakinkan integritas klinik di masyarakat

11
Upaya kerjasama Rujukan juga dilakukan dengan teman sejawat, seperti

spesialis Periodonsia dan Spesialis Bedah Mulut. Untuk meningkatkan pelayanan

kepada pasien

6.1.3 Peningkatan pelayanan Pasien

Pelayanan kepada dilakukanpasien dengan sepenuh hati dan memberikan

pelayanan yang terbaik. Memberikan pelayanan dengan teknologi kedokteran gigi

yang terkini dengan harga terjangkau tetapi menggunakan bahan dan teknologi

terkini. Selain itu mengupayakan pemanfaatan Teknologi Informasi. Seperti media

sosial, email dan media lain yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk

menjangkau keberadaan pasien.

6.2 Hasil Cost Benefit Analysis

Konsep ini kami tuangkan dalam analisis CBA yang akan kami tampilkan

dalam aplikasi excel sederhana yang kami buat

(Asumsi dalam jangka waktu analisis 10 tahun)

Asumsi yang dipergunakan :


1 Jangka waktu perhitungan analisis 10 tahun
2 Jumlah kunjungan pasien diperkirakan 10 orang/hari
3 Peningkatan kunjungan pasien diperkirakan 12% /tahun
4 Tarif rata rata pelayanan diperkirakan Rp. 250.000, perpasien
5 Gaji SDM diperkirakan naik 10% /tahun
6 Biaya bahan diperkirakan naik 7% /tahun
7 Biaya ATK diperkirakan naik 5% /tahun
8 Biaya Rutin diperkirakan naik 5% /tahun
9 Asumsi inflasi diperkirakan 12% /tahun
10 Hari kerja dihitung dari 6 hari kerja dipotong

libur nasional diperkirakan 310 hari


11 Ikut berpartisipasi membangun dan 5% /tahun

12
memberdayakan masyarakat dengan

menyediakan dana CSR


12 Asumsi biaya perijinan klinik naik setiap 6

5% tahun
13 Asumsi biaya perijinan dokter naik setiap 5

5% tahun
14 Hari Kerja adalah 310 hari dalam setahun,

seminggu 6 hari kerja di potong hari libur

nasional
Perencanaan Pendirian dan Pengembangan Klinik Gigi

Biaya Investasi Klinik Gigi (Total Fixed Cost)


NO BIAYA INVESTASI JUMLAH
1 Biaya Investasi Tanah dan Bangunan 1.290.800.000
2 Biaya Peralatan Gigi 451.553.000
3 Biaya Peralatan Kantor 36.600.000
Jumlah 1.742.353.000
Biaya Operasional Klinik Gigi (Total Variable Cost)
NO NAMA BIAYA OPERASIONAL JUMLAH
1 Biaya Gaji 158.400.000
2 Biaya Bahan Habis Pakai 4.014.000
3 Biaya Rutin 26.400.000
4 Biaya Bahan Habis Pakai Medis 129.820.000
5 Biaya Pemeliharaan 45.000.000
Jumlah 363.634.000

Gambar 7. Hasil Penghitungan CBA

13
Gambar 8. Interprestasi Penghitungan CBA

7. Kesimpulan dan saran

7.1 Kesimpulan

Dari penghitungan diperoleh Hasil,BCR (Benefit Cost ratio) diperoleh

nilai 2,79 artinya lebih besar dari nol, maka pendirian dan pengembangan Klinik

Gigi X Dental dapat diterima dan layak

Dari nilai NPV juga diperoleh bahwa pendirian dan pengembangan

klinik Gigi X Dental dapat diterima atau layak. Nilai Interval Rate Ratio (IRR)

tingkat pengembalian hasil internal diperoleh nilai 62% sehingga Proyek

pembangunan dan Pengembangan Klinik Gigi X Dental dapat diterima atau layak.

7.2 Saran

a. Ekspansi perencanaan pembelian satu unit bangunan dan tanah yang

lokasinya tepat di belakang klinik

14
b. Penambahan 1 dental unit

c. Peningkatan praktek bersama dokter gigi menjadi Klinik Gigi

d. Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL)

e. Penambahan tenaga apoteker dan asisten apoteker

f. Penambahan tenaga keamanan (Security)

g. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak

h. Selalu mengembangkan pengetahuan terbaru

i. Memperhatikan perkembangan kompetitor baik di dalam maupun di luar

kota

Daftar Pustaka

1) Dreze,Jean and Stern, Nicholas. Handbook of Public Economics, Vol II,


edited by A. J. Auerbach and M. Feldstein. Elsiveier Science Publishers B.V
(North-Holland). 1987: 910-911

2) European Commision Directorate-General for Regional and Urban Policy.


Guide to Cost Benefit Analysis of Investment Projects for Cohesion Policy
2014-2020. 2015. Eropa Union. Printed in Italy

3) Emira, Wuri et al.Cost Benefit Analysis dan Cost Effectiveness Analyisis


terhadap Poli THT (Telinga Hidung dan Tenggorokan) dengan Poli Mata di

15
Poliklinik Kurma Sejahera. 2012. Universitas Airlangga, Surabaya: Fakultas
Kesehatan Masyarakat

4) Undang-Undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

5) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015


tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi

6) Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2014 tentang Klinik

7) Peraturan Menteri Kesehatan no 28 tahun 2011 tentang Klinik

8) Peraturan Menteri Kesehatan no. 512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin


Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran

16

Anda mungkin juga menyukai