0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
132 tayangan6 halaman
Dokumen ini membahas kasus malpraktek yang dialami oleh pasien bernama Sepia Rizkiani. Pasien divonis buta setelah dirawat selama 12 hari di rumah sakit untuk masalah yang sebelumnya tidak terkait dengan penglihatan. Dokumen menjelaskan kronologi perawatan dan melakukan analisis berdasarkan prinsip-prinsip etika keperawatan seperti beneficience, justice, dan nonmaleficience.
Dokumen ini membahas kasus malpraktek yang dialami oleh pasien bernama Sepia Rizkiani. Pasien divonis buta setelah dirawat selama 12 hari di rumah sakit untuk masalah yang sebelumnya tidak terkait dengan penglihatan. Dokumen menjelaskan kronologi perawatan dan melakukan analisis berdasarkan prinsip-prinsip etika keperawatan seperti beneficience, justice, dan nonmaleficience.
Dokumen ini membahas kasus malpraktek yang dialami oleh pasien bernama Sepia Rizkiani. Pasien divonis buta setelah dirawat selama 12 hari di rumah sakit untuk masalah yang sebelumnya tidak terkait dengan penglihatan. Dokumen menjelaskan kronologi perawatan dan melakukan analisis berdasarkan prinsip-prinsip etika keperawatan seperti beneficience, justice, dan nonmaleficience.
• Senin, 18 Agustus 2014, Sepia Rizkiani, 18 bulan, divonis
dokter tak bisa melihat selamanya. Padahal, sebelum dibawa ke sebuah rumah sakit di Kota Cimahi, Jawa Barat, matanya masih normal. Bayi mungil berhidung mancung dan berkulit putih ini diduga menjadi korban malpraktek setelah dirawat selama 12 hari di rumah sakit itu. Ratna menuturkan, saat perawatan pada hari pertama hingga kesepuluh, Sepia terlihat masih bisa melihat. "Sepia pada saat itu masih bisa tersenyum dan masih bisa manggil saya ketika saya menghampiri LANJUTAN
• Keanehan terjadi setelah suster memasang infus di kening
Sepia. Ratna sebelumnya menolak pemasangan infus di kening anaknya tersebut. Namun, kata dia, saat itu suster mengatakan tak ada pilihan lain karena tak ada ruang di tubuh Sepia untuk dipasang infus. Atas beberapa pertimbangan dan izin suami, dengan terpaksa, saya membolehkan suster memasang infus di kening Sepia. ANALISA KASUS
Analisa Kasus Berkaitan Dengan Adanya Malpraktek dari
keperawatan berdasarkan prinsip etik keperawatan :
1. Berbuat baik (beneficience)
Pada kasus ini perawat mata sudah melakukan tindakan penanganan, namun tidak melakukan pencegahan kesalahan, seperti perawat tidak melakukan konsultasi pada dokter, agar tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan. • Justice (Keadilan) Perawat seharusnya mempertimbangkan pelayanan yang sesuai dengan standar. Kondisi pasien harusnya dikonsulkan pada petugas medis yang kompeten dibidangnya agar pasien mendapat pelayanan yang sesuai. • Nonmaleficince (tidak merugikan) Jelas tindakan yang dilakukan perawat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan mata klien. Akibat tindakan medis yang diluar kompetensinya sebagai seorang perawat akhirnya klien mengalami kebutaan, cacat permanen pada mata. Seharusnya perawat lebih bersikap hati-hati memikirkan terlebih dahullu efek samping tindakan yang dilakukan. Selain itu perawat juga harus konsultasi kepada dokter terlebih dahulu dan mengkonfirmasi ulang kepada keluarga tindakan apa yang akan dilakukan.