PELAYANAN KESEHATAN BIAYA Pendahuluan P E M B I A Y A A N
HEALTH INSURANCE FEE 4 SERVICE PEMBAYARAN PRAUPAYA SISTEM KAPITASI SISTEM ANGGARAN (Budget Sistem) SISTEM PAKET (Packet System) DIAGNOSIS RELATED GROUP SYSTEM INDONESIA PT ASKES Metode Pembayaran 1. Pembayaran berdasar pelayanan (fee for service) 2. Pembayaran berdasar kasus (case payment) 3. Pembayaran berdasarkan hari (dailay charge) 4. Pembayaran bonus atau flat rate (bonus payment) 5. Kapitas 6. Gaji (salary) 7. Anggaran Global Dokter Keluarga Definisi yang ditetapkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 1982 sesuai dengan pengertian dokter keluarga yang disepakati oleh The American Academic of General Practice, dan Singapore College of General Practice, Dokter Keluarga adalah dokter yang bertanggungjawab melaksanakan pelayanan kesehatan personal, terpadu, berkesinambungan, dan proaktif yang dibutuhkan oleh pasiennya dalam kaitan sebagai anggota dari satu unit keluarga, serta komunitas tempat pasien itu berada. Sifat pelayanannya meliputi peningkatan derajat kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), kuratif, dan rehabilitatif (Wahyuni, 2003) Metode pembayaran kepada Dokter Keluarga Asuransi kesehatan (health insurance) SISTEM KAPITASI Konsep kapitasi (capitation concept system) adalah sebuah konsep atau sistem pembayaran yang memberi imbalan jasa pada Health providers (Pemberi Pelayanan Kesehatan/PPK) berdasar jumlah orang (capita) yang menjadi tugas/kewajiban PPK yang bersangkutan untuk melayaninya, yang diterima oleh PPK yang bersangkutan di muka (prepaid) dalam jumlah yang tetap, tanpa memperhatikan jumlah kunjungan, pemeriksaan, tindakan, obat dan pelayanan medik lainnya yang diberikan oleh PPK tersebut. Rumus Perhitungan Kapitasi Angka kapitasi = angka utilisasi tahunan x biaya satuan : 12 bulan = biaya per anggota per bulan (PAPB)
Contoh penetapan angka utilisasi dan angka kapitasi :
Dari laporan pemanfaatqn pelayanan kesehatan tahun yang lalu (experienced rate) dapat diketahui jumlah kunjungan rawat jalan peserta asuransi kesehatan ke PPK tingkat I sebanyak 12.443 kunjungan. Jumlah peserta 10.000 orang. Biaya dokter dan obat per kunjungan rata-rata Rp. 15.000,- (jasa dokter Rp. 5.000,- dan biaya obat rata-rata Rp. 10.000,-).
Maka berdasarkan rumus diatas, maka angka kapitasi per anggota per bulan (PAPB), adalah sebagai berikut :
PAPB = (12433 :10000) x Rp.15.000 : 12 bulan = Rp. 1554,12
PENENTUAN PEMBAYARAN PPK SECARA KAPITASI Perhitungan pembayaran kapitasi didasarkan atas perhitungan biaya per kepala (per kapita) untuk pelayanan yang harus diberikan bagi setiap peserta dalam jangka waktu tertentu (biayapelayanan kapitasi). Besarnya tarif pelayanan kesehatan disini merupakan hasil kesepakatan antara Bapel JPKM dengan PPK yang bersangkut. Perhitungan pembayaran kapitasi yaitu : jumlah peserta dan keluarganya yang terdaftar sebagai peserta dikalikan dengan besarnya angka kapitasi untuk jenis pelayanan kesehatan yang diinginkan
Pembayaran kapitasi = jumlah peserta x angka kapitasi Contoh perhitungan pembayaran kapitasi :
Jumlah peserta 3000 orang dan biaya kapitasi rawat jalan TK I Rp. 1.569,94 Pembayaran kapitasi lewat jalan TK I = 3000 x Rp. 1.569,94 = Rp. 4.709,820/bulan. Perhitungan Premi Besaran premi akan dihitung berdasarkan pola penyakit setempat, tingkat utilisasi pelayanan dan biaya satuan pelayanan kesehatan, untuk masyarakat dalam suatu wilayah tertentu Besarnya iuran/premi yang harus dibayar peserta secara teratur yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan ekonomi pada tingkat keluarga akan mendorong kepesertaan segenap penduduk sekaligus pemerataannya Besar Kapitasi adalah 80% dari premi
Premi = 100/80 x angka kapitasi pelayanan
Karena itu penentuan premi sebagai berikut : Utilisasi Pelayanan Menurut Pardede (2004) rasio rujukan per kunjungan di fasilitas tingkat pertama masih tinggi. Meski upaya pelayanan kesehatan tingkat primer telah banyak dilakukan, akan tetapi sebagian penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan tingkat primer masih banyak menghadapi masalah. Beberapa masalah utama yang dihadapi adalah : Pemerataan pelayanan Kualitas (mutu) pelayanan Inefisiensi pelayanan kesehatan Pola pembiayaan dan subsidi yang tidak terarah Mutu sumber daya penyelenggara upaya pelayanan Pemenuhan obat dan bahan habis pakai Belum berjalannya sistem rujukan dengan baik