0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
230 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas pentingnya mengembangkan klinik gigi yang efektif dan efisien dalam era globalisasi. Globalisasi telah menyebabkan masyarakat menjadi lebih terdidik dan menuntut pelayanan kesehatan gigi yang berkualitas. Perawat gigi harus berinovasi untuk memenuhi tuntutan pasien dan bersaing dengan klinik gigi internasional. Klinik gigi perlu mengembangkan sistem manajemen yang baik untuk menangani
Dokumen tersebut membahas pentingnya mengembangkan klinik gigi yang efektif dan efisien dalam era globalisasi. Globalisasi telah menyebabkan masyarakat menjadi lebih terdidik dan menuntut pelayanan kesehatan gigi yang berkualitas. Perawat gigi harus berinovasi untuk memenuhi tuntutan pasien dan bersaing dengan klinik gigi internasional. Klinik gigi perlu mengembangkan sistem manajemen yang baik untuk menangani
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Dokumen tersebut membahas pentingnya mengembangkan klinik gigi yang efektif dan efisien dalam era globalisasi. Globalisasi telah menyebabkan masyarakat menjadi lebih terdidik dan menuntut pelayanan kesehatan gigi yang berkualitas. Perawat gigi harus berinovasi untuk memenuhi tuntutan pasien dan bersaing dengan klinik gigi internasional. Klinik gigi perlu mengembangkan sistem manajemen yang baik untuk menangani
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
20072008 HAL-HAL YANG HARUS DIKEMBANGKAN Bagi kebanyakan perawat gigi yang bekerja baik di Puskesmas maupun Rumah Sakit, pola pengembangan klinik gigi tentu tidak terlalu akrab dalam pemikirannya, hal ini dapat dimaklumi karena sistem pelayanan yang pada umumnya bersiIat top down (diatur dari atas). Perawat gigi seakan-akan sudah terpuaskan saja menjadi pelaksana paling depan dalam sebuah sistem pelayanan kesehatan yang sudah terpola secara seragam. Dan hasilnya adalah, sebagian besar perawat gigi dari dulu sampai sekarang seolah-olah terperangkap dalam rutinitas yang membosankan tanpa tahu harus mulai dari mana untuk menjadi inovatiI dan lebih kreatiI. Oleh karenanya, menjadi penting untuk memahami secara bertahap mengenai aspek strategis yang dapat dipertimbangkan untuk diperbaiki dalam pelayanan kesehatan gigi. Perbaikan- perbaikan tersebut berangkat dari pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana menangani pasien dengan lebih baik, sehingga pasien menjadi kooperatiI, loyal dan menyenangkan 2. Bagaiamana mengelola sistem keuangan dan pembiayaan, sehingga klinik gigi dapat menjadi klinik yang menghasilkan beneIit yang optimal yang pada gilirannya mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas sarana yang dimiliki. 3. Bagaimana menata ruangan klinik sehingga tercipta ruangan yang ergonomis, aman, menyenangkan, higienis dan memiliki risiko inIeksi nosokomial se-minimal mungkin 4. Bagaimana mengelola data, inIormasi dan dokumen sehingga memudahkan pengelolaan / manajemen dalam mengembangkan diri berdasarkan data yang akurat. 5. Bagaimana mengelola inventaris alat dan bahan secara eIisien, sehingga dapat digunakan seminimal mungkin tapi mendapatkan manIaat semaksimal mungkin dalam klinik gigi. 6. Bagaimana mengatur sistem organisasi dan atau tata hubungan kerja yang eIisien, eIektiI, menyenangkan, saling membantu dan penuh kekeluargaan yang dilandasi oleh komunikasi yang baik. Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan di atas dapat diuraikan ke dalam konsep-konsep yang secara singkat akan diuraikan di bawah ini : 1. SISTEM PENGELOLAAN PASIEN Dalam mengelola pasien, perawat gigi harus mampu menempatkan diri sebagai dental asisten dan resepsionis yang mumpuni, seorang perawat gigi harus menguasai teknik- teknik berikut : !--|iI !supportLists|--~a. !--|endiI|--~Berkomunikasi yang eIektiI pada waktu menerima dan menangani pasien !--|iI !supportLists|--~b. !--|endiI|--~Mencatat data pasien secara baik !--|iI !supportLists|--~c. !--|endiI|--~Mengatur sistem perjanjian dan penjadwalan pasien !--|iI !supportLists|--~d. !--|endiI|--~Memelihara hubungan baik dengan pasien / klien 1. SISTEM KEUANGAN / PEMBIAYAAN Perawat gigi mutlak harus menguasai keterampilan sebagai seorang kasir, bendahara, akuntan dan petugas asuransi. Teknik-teknik yang harus dikembangkan adalah : !--|iI !supportLists|--~a. !--|endiI|--~TariIIing (penentuan tariI yang diperhitungkan secara cermat) !--|iI !supportLists|--~b. !--|endiI|--~Sistem asuransi dan klaim !--|iI !supportLists|--~c. !--|endiI|--~Sistem pencatatan pemasukan dan pengeluaran keuangan yang akurat 1. SISTEM PENATAAN RUANGAN Dalam penataan ruangan akan sangat tergantung dari rancangan umum gedung yang ditempati, tetapi prinsip strategis yang dapat dijadikan pegangan adalah sebagai berikut : !--|iI !supportLists|--~a. !--|endiI|--~Tata ruang harus dapat memastikan adanya sirkulasi udara yang baik !--|iI !supportLists|--~b. !--|endiI|--~Sistem pembuangan limbah yang terjamin keamanannya !--|iI !supportLists|--~c. !--|endiI|--~Tata letak perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan pergerakkan yang leluasa !--|iI !supportLists|--~d. !--|endiI|--~Penggunaan dental unit, perlengkapan kantor seperti kursi dan meja yang ergonomis !--|iI !supportLists|--~e. !--|endiI|--~Pengaturan area yang jelas antara area resepsionis, administrasi, ruang tunggu, ruang sterilisasi, ruang alat dan bahan serta ruang perawatan dan lain-lain. Hal ini harus dikembangkan guna menjamin kenyamanan dan keselamatan serta privacy dalam bekerja. !--|iI !supportLists|--~I. !--|endiI|--~Setiap ruangan klinik hendaknya didesain sebagai ruangan yang dapat memberikan kenyamanan kerja, baik bagi operator maupun bagi pasien, hal ini menyangkut tata warna, dekorasi dinding dan seterusnya. 1. SISTEM INFORMASI Dewasa ini, sistem inIormasi sangat identik dengan sistem inIormasi berbasis komputer, ada banyak keuntungan dari tata cara pengelolaan data, inIormasi serta dokumen yang didukung oleh perlengkapan keras dan lunak komputer. Sistem inIormasi komputer di klinik gigi dapat berupa : !--|iI !supportLists|--~a. !--|endiI|--~SoItware registrasi pasien !--|iI !supportLists|--~b. !--|endiI|--~SoItware keuangan !--|iI !supportLists|--~c. !--|endiI|--~SoItware pengelolaan alat, bahan dan barang !--|iI !supportLists|--~d. !--|endiI|--~SoItware perjanjian pasien Kesemua soItware itu bisa dibangun dalam sebuah sistem yang terintegrasi yang sangat membantu perawat gigi dalam bekerja secara cepat, akurat dan hemat. 1. SISTEM TATA HUBUNGAN KERJA DALAM ORGANISASI Ada banyak yang dapat dilakukan oleh seorang perawat gigi dalam mengembangkan tata hubungan organisasi guna membangun klinik gigi yang eIektiI dan eIisien, diantaranya adalah : !--|iI !supportLists|--~a. !--|endiI|--~Selalu menjaga hubungan baik antar petugas (sejawat perawat gigi, dokter gigi, tenaga administrasi dan lain lain) !--|iI !supportLists|--~b. !--|endiI|--~Selalu bersikap proIesional dan menjaga etika di lingkungan kerja !--|iI !supportLists|--~c. !--|endiI|--~Membangun sistem penjadwalan pekerjaan yang adil (Iair) !--|iI !supportLists|--~d. !--|endiI|--~Senantiasa mentaati peraturan yang berlaku !--|iI !supportLists|--~e. !--|endiI|--~Memelihara kebersamaan dan saling tolong menolong antara sesama petugas baik lintas program maupun lintas sektor. PENUTUP Demikian makalah singkat ini ditulis dalam rangka memberikan wawasan awal bagi pengembangan manajemen klinik gigi yang eIektiI dan eIisien. Ada banyak hal yang masih harus dipelajari dari setiap aspek manajemen klinik gigi ini, mudah-mudahan di masa yang akan datang dapat diuraikan secara lebih detail dan komprehensiI. Terima kasih
MENGEMBANGKAN KLINIK GIGI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN (Bagian 3) 20072008 MENGAPA HARUS BERKEMBANG ? Peradaban manusia sungguh merupakan suatu keadaan yang tidak pernah berhenti berubah. Dari permulaan terciptanya makhluk manusia sampai detik ini sudah berIase-Iase zaman telah dicatat dalam sejarah manusia, hingga saat ini manusia berada pada Iase modern yang ditandai dengan semakin menghilangnya sekat-sekat atau batas-batas yang mengisolasi kelompok-kelompok dan bangsa-bangsa di dunia, sekarang manusia dapat dengan mudah bepergian, berkomunikasi dan mendapatkan inIormasi dari belahan manapun di dunia dengan bantuan teknologi yang telah dan sedang berrevolusi sedemikian dahsyat. Istilah globalisasi merupakan istilah yang sangat akrab di telinga setiap orang pada generasi yang hidup di atas permukaan planet bumi dewasa ini. Meskipun tidak setiap orang memahaminya dengan pasti, tetapi kata globalisasi telah menjadi 'merk dagang zaman ini. Globalisasi telah menjadi penanda dari perubahan zaman yang akan terus berlangsung. Globalisasi pulalah yang dapat dianggap sebagai salah satu alasan bahwa manusia harus berubah. Manusia harus berubah, organisasi harus berubah, pelayanan kesehatan gigi juga harus berubah, demikian pula perawat gigi sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan gigi, HARUS BERUBAH, Mengapa?, karena : 1. Perkembangan teknologi inIormasi telah mendorong semua orang menjadi 'melek inIormasi, sehingga seakan semua orang menjadi 'pintar 2. Semua orang menjadi 'pintar dan semua orang menjadi 'tidak pernah puas 3. Orang-orang menjadi 'tidak pernah puas dan kemudian menjadi 'penuntut untuk mendapat yang terbaik bagi dirinya 4. Para 'penuntut kemudian menjadi para 'pemilih dan seringkali menjadi para 'pengeluh Dan perawat gigi tentu tidak akan pernah nyaman bekerja memberikan pelayanannya di tengah- tengah 'keluhan, di antara hujan 'tuntutan. Jadi alasan sederhananya adalah, ketika ada tuntutan, maka perawat gigi harus memenuhinya, atau kalau tidak, maka perawat gigi akan kerepotan atau ditinggalkan. Mengapa?, karena organisasi pelayanan kesehatan gigi bukan hanya dokter gigi dan perawat gigi orang Indonesia saja, ada banyak tenaga kesehatan ahli gigi dan organisasi lain yang lebih siap untuk berubah dan dapat memenuhi 'tuntutan masyarakat, jadi kalau perawat gigi Indonesia tidak berkembang, maka masyarakat akan berpaling kepada mereka. Tengoklah klinik-klinik gigi berlisensi luar negeri, dan bertenagakan ahli asing? kini mereka bukan hal yang sulit lagi untuk ditemukan. Tuntutan tidak saja datang dari pihak eksternal seperti pasien / klien pengguna pelayanan kesehatan, tuntutan juga datang dari dalam. Perhatikanlah, sistem pelayanan kesehatan dan serangkaian aturan lain sekarang telah menuntut setiap tenaga kesehatan dan juga manajemen pelayanan kesehatan untuk dapat menunjukkan kapasitas dan kualitas terbaiknya. Setiap level pelayanan kesehatan telah berlomba berbenah diri, hal ini dilakukan tidak semata-mata memuaskan keinginan dan tuntutan klien / masyarakat saja, tetapi juga tuntutan semua manusia yang terlibat dalam manajemen pelayanan kesehatan, semua orang sekarang berkeinginan untuk bekerja senyaman mungkin, mendapatkan penghasilan setinggi mungkin, dan mendapatkan kepuasan psikologis dari pekerjaannya. Bayangkan apabila seorang perawat gigi harus bekerja melayani berpuluh-puluh pasien dalam sehari dengan penanganan yang carut marut, apa yang bisa didapatkan dari pekerjaan tersebut, kenyamanan? kepuasan batin? Barangkali agak mustahil. Membahas pencapaian kepuasan batin dalam melaksanakan pekerjaan, tidak akan terlepas dari konsep nilai atau value dalam sebuah organisasi. Semua orang kiranya akan sepakat bahwa gengsi, penghargaan, dan aktualisasi diri merupakan salah satu aspek penting selain hanya keberlimpahan materi atau pemenuhan kebutuhan material. Hirarki kebutuhan menurut Maslow mengindikasikan bahwa setiap manusia pada tahap dan kondisi tertentu memiliki kebutuhan untuk mencapai value / nilai-nilai yang dapat menaikkan harkat martabat serta aktualisasi dirinya. Dalam tatanan sosial, Ienomena ini sungguh tidak dapat diabaikan, lihatlah kecenderungan orang-orang untuk memanIaatkan layanan (kesehatan dan layanan lainnya seperti pendidikan dan niaga) dari institusi yang menawarkan nilai / value yang lebih tinggi di tengah masyarakat. Orang-orang pada strata tertentu, biasanya akan berpikir dua kali untuk pergi ke tempat pelayanan kesehatan yang secara nilai layanan meragukan. Jadi, klinik gigi sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan seyogianya dikembangkan secara berkesinambungan dalam rangka meningkatkan eIisiensi serta eIektiIitasnya dalam melayani kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gigi yang bermutu dan bernilai tinggi.
MENGEMBANGKAN KLINIK GIGI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN (Bagian 2) 20072008 PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN KLINIK GIGI UNTUK PERAWAT GIGI Terdapat beberapa hal prinsip yang harus diIahami oleh seorang perawat gigi dalam mengelola sebuah klinik gigi, berikut akan diuraikan hal-hal tersebut secara singkat satu per satu : 1. enis / Tempat Pelayanan Penting diIahami oleh seorang perawat gigi bahwa setiap tempat / jenis / level pelayanan akan memiliki sistem, budaya, dan kebijakan yang berbeda dalam manajemen pelayanan- nya. Sebuah Balai Pengobatan Gigi di Puskesmas tentu akan menerapkan sistem / manajemen yang berbeda dengan sebuah poliklinik gigi di Rumah Sakit. Oleh karenanya, Iahamilah sistem dan kebijakan yang diterapkan di setiap level pelayanan. Walaupun demikian terdapat hal-hal yang berlaku secara universal, contohnya proses manajemen akan selalu berupa proses seperti lingkaran yang berawal dari perencanan dan berujung pada kegiatan evaluasi yang kemudian terus berjalan kembali kepada proses perencanaan tahap selanjutnya. Contoh yang praktis dari pentingnya pemahaman jenis pelayanan kesehatan ini bisa kita tarik dari konteks situasi Puskesmas yang pada umumnya diatur oleh kebijakan yang sangat top down, artinya segala sesuatu kebijakan manajemennya selalu di atur dari atas (Dinas kesehatan / Departemen Kesehatan), walaupun dewasa ini telah banyak dikembangkan Puskesmas yang lebih mandiri dalam pengelolaannya. Dalam konteks ini, seorang perawat gigi yang bekerja di Puskesmas akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan pola pelayanan di BP Gigi terkait dengan kebijakan yang selalu 'turun dari atas tersebut. Walaupun demikian, pembenahan dan atau pengembangan manajemen kliinik gigi di Puskesmas tidak mustahil dilakukan sepanjang seorang perawat gigi memliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan salah satu kompetensi utamanya yakni sebagai 'Pelaksana Manajemen pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas / Klinik Gigi 1. Peranan Manaferial Perawat Gigi Prinsip kedua dari manajemen klinik gigi adalah mengenali peran dan tugas yang diemban oleh seorang perawat gigi. Secara umum, perawat gigi mempunyai 'multi- peran, dalam hal ini perawat gigi dapat berperan dan berIungsi sebagai manajer, sekretaris, resepsionis, tenaga inventarisasi, akuntan, kasir, arsiparis, dan lain-lain. Bagaimanapun, SK Menkes NO. 378/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar ProIesi Perawat Gigi menyatakan bahwa seorang perawat gigi harus menunjukkan kompetensi dalam bidang-bidang sebagai berikut : !--|iI !supportLists|--~a. !--|endiI|--~Bisnis kedokteran gigi !--|iI !supportLists|--~b. !--|endiI|--~Sistem keuangan dan asuransi kesehatan !--|iI !supportLists|--~c. !--|endiI|--~Komunikasi !--|iI !supportLists|--~d. !--|endiI|--~Pengelolaan dokumen klinik gigi !--|iI !supportLists|--~e. !--|endiI|--~Sistem inventarisasi !--|iI !supportLists|--~I. !--|endiI|--~Hukum dan etik pelayanan kesehatan gigi Hal-hal tersebut menegaskan bahwa secara prinsip seorang perawat gigi mutlak dituntut untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi seorang manajer klinik gigi yang menguasai tata kelola / manajemen klinik gigi secara paripurna yang meliputi prinsip-prinsip bisnis kesehatan dan kewirausahaan, yang dilengkapi dengan keterampilan sebagai pemimpin, dan juga keterampilan resepsionis, sekretaris dan adminisrator.
MENGEMBANGKAN KLINIK GIGI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN (Bagian 1) 20072008 PENDAHULUAN Manajemen sebagaimana kata asalnya to manage dapat diartikan sebagai kegiatan pengaturan yang dilaksanakan oleh sekumpulan orang dalam sebuah organisasi yang ditujukan untuk pencapaian tujuan. Secara umum kegiatan majamemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan sumber daya, kepemimpinan, dan pengarahan serta pengontrolan dan organisasi. Pengelolaan sumberdaya terdiri dari penataan dan pengoptimalan sumberdaya manusia, keuangan, teknologi serta sumberdaya alam dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Sebagai sebuah organisasi, pelayanan kesehatan mempunyai tujuan untuk menyediakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin. Tentunya dalam rangka mencapai tujuan tersebut, institusi pelayanan kesehatan seyogyanya menerapkan manajemen yang dapat menjamin tercapainya tujuan dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, menerapkan manajemen yang baik pada suatu organisasi pelayanan kesehatan tidaklah semudah yang kita kira, ada banyak Iaktor yang harus ditangani dengan baik, sebagai contoh, pelayanan kesehatan seringkali dihadapkan pada persoalan dilematis dalam hal pembiayaan, di satu sisi pelayanan kesehatan merupakan usaha yang berlandaskan altruisme (pertolongan bagi yang membutuhkan) tetapi di sisi yang lain institusi pelayanan kesehatan juga dihadapkan pada mahalnya biaya operasional dan peningkatan mutu pelayanan. Di samping itu, pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang sangat unik dan khusus, dikarenakan pelanggan utama dari pelayanan kesehatan adalah manusia. Ada tiga kelompok manusia yang harus ditangani dalam proses manajemen pelayanan kesehatan yakni (1) health operator / provider (dokter, dokter gigi, perawat, perawat gigi dan sebagainya) (2) Penerima jasa (Pasien dan keluarga pasien) serta (3) tenaga administrator kesehatan. Kekhususan manajemen pelayanan kesehatan terlihat dari Ienomena yang selalu terjadi di organisasi pelayanan kesehatan, di mana para dokter, dokter gigi, perawat atau perawat gigi selalu dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu tinggi dengan metode pengobatan yang paling mutakhir dengan menggunakan teknologi serta obat-obatan yang dapat memberikan rasa aman dan kepastian kesembuhan serta kesehatan bagi pasien. Sementara itu, tidak semua orang dalam masyarakat dapat mempunyai akses kepada pelayanan kesehatan yang bermutu, yang pada umumnya berbiaya cukup mahal. Hal tersebut berdampak kepada masalah yang dihadapi oleh para administrator / manajer pelayanan kesehatan yang selalu dituntut untuk mengelola semuanya sehingga tidak terjadi konIlik diantara semua manusia yang terlibat dalam pelayanan kesehatan. Di Indonesia, secara makro pelayanan kesehatan diselenggarakan oleh pemerintah bersama-sama dengan masyarakat dan diatur oleh otoritas (pengatur dan pengambil keputusan) kesehatan yakni Departemen Kesehatan serta Dinas-Dinas Kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten / kota. Dalam pelaksanaannya, pelayanan kesehatan diatur dalam sistem dan regulasi yang diatur oleh undang-undang maupun peraturan lainnya. Indonesia mempunyai Sistem Kesehatan Nasional, Undang-Undang tentang kesehatan dan lain sebagainya. Semua aturan tersebut kemudian akan diadopsi pada skala mikro di tiap-tiap level dan jenis pelayanan kesehatan dalam rangka mengatur atau me-manafe pelayanan yang diberikan untuk melayani masyarakat dengan sebaik- baiknya. Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang penting adalah pelayanan kesehatan gigi. Di Indonesia, pemerintah masih memegang peranan utama dalam pemberian pelayanan kesehatan dasar, termasuk di dalamnya adalah pelayanan kesehatan / kedokteran gigi dasar. Pelayanan tersebut disediakan bagi masyarakat di Puskesmas-Puskesmas yang berbentuk Balai Pengobatan Gigi, dan juga poliklinik gigi dan mulut di Rumah Sakit-Rumah Sakit, selain itu upaya pelayanan kesehatan juga diselenggarakan oleh masyarakat berupa klinik gigi-klinik gigi swasta. Sebagai health provider di sarana-sarana pelayanan kesehatan gigi tersebut adalah para dokter gigi dan juga perawat gigi. Para perawat gigi di sarana-sarana pelayanan kesehatan gigi tersebut mempunyai peranan yang strategis dalam proses manajemen pelayanan kesehatan gigi. Hal tersebut berkaitan dengan SK MENKES RI. NO. 378/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar ProIesi Perawat Gigi yang mencantumkan salah satu kompetensi utama perawat gigi sebagai pelaksana MANAJEMEN KESEHATAN GIGI, sebagai konsekwensinya perawat gigi dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam mengelola pelayanan kesehatan gigi dari berbagai aspek, baik aspek pembiayaan, sistem informasi, inventarisasi, asuransi, etik serta hukum pelayanan kesehatan. Untuk menguasai hal-hal tersebut di atas, maka dalam proses pendidikan perawat gigi terdapat satu mata kuliah yakni MANAJEMEN, yang diharapkan dapat memberikan bekal yang cukup bagi setiap peserta didik dalam penguasaan keterampilan manajemen pelayanan kesehatan gigi. Manajemen pelayanan (klinik) kesehatan gigi, sebagaimana pelayanan kesehatan pada umumnya, merupakan pelayanan yang khusus karena melibatkan aspek manusia pada setiap prosesnya. Oleh karenanya di samping penguasaan teori dan keterampilan manajeman secara luas juga diperlukan keterampilan dalam pengembangan strategis bagi peningkatan eIektiIitas dan eIisiensi klinik gigi yang merupakan hal penting dalam manajemen, yang pada gilirannya akan mempercepat pencapaian tujuan pelayanan di klinik gigi itu sendiri. Dari uraian tersebut diatas, maka dapat diIahami bahwa seorang perawat gigi sebagai salah satu health provider (tenaga kesehatan) mutlak dituntut untuk memiliki keterampilan manajerial yang baik. Tulisan ini ditujukan untuk memberikan uraian singkat mengenai aspek-aspek strategis yang dapat dikembangkan dalam manajemen klinik gigi, sehingga tercipta sebuah klinik gigi yang eIektiI, eIisien dan memberikan pelayanan yang bermutu tinggi bagi masyarakat. .BERSAMBUNG