Anda di halaman 1dari 43

Manajemen Praktik Dokter Gigi

Desain Ruangan

Kelompok 1A

NAMA NIM
Khomisah Salimah (04031181722001)
Bacharudin Hasan Ismail (04031181722002)
Dwi Purnama Riszani (04031181722003)
Della (04031181722005)
Ayu Rahma Sari (04031181722006)
Diska Fajar Wijayati (04031181722007)
Melda Melinda (04031181722008)
Mayang Putri (04031181722009)
Dhea Anggita Arman (04031181722010)

Dosen Pembimbing: drg. Hema Awalia, MPH


DESAIN RUANG PRAKTIK DOKTER GIGI
● Bangunan/ Ruangan ● Arsitektur ruangan

Bangunan Klinik harus bersifat 1. Rancangan tata ruang/bangunan agar


permanen dan tidak bergabung fisik memperhatikan fungsi sebagai fasilitas
bangunannya dengan tempat tinggal pelayanan kesehatan.
perorangan yaitu tidak termasuk 2. Bangunan harus diselenggarakan sesuai
apartemen, rumah toko, rumah dengan peruntuntukan lokasi yang
kantor, rumah susun, dan bangunan diatur oleh Rencana tata Ruang Wilayah
yang sejenis. Bangunan Klinik harus (RTRW) Kabupaten/Kota dan Rencana
memperhatikan fungsi, keamanan, tata Bangunan dan Lingkungan yang
kenyamanan dan kemudahan dalam bersangkutan.
pemberian pelayanan serta 3. Tata Ruang Praktek Dokter mengikuti
perlindungan keselamatan dan Peraturan Tata Ruang Daerah.
kesehatan bagi semua orang termasuk
penyandang cacat, anak-anak dan
orang usia lanjut.
-- ● DESAIN RUANGAN

1.Tata letak ruangan diatur dan


dikelompokkan memperhatikan zona
infeksius dan non infeksius.
5. Pencahayaan dan penghawaan yang nyaman
2. Tata letak ruangan pelayanan pada dan aman untuk semua bagian bangunan.
bangunan praktek dokter harus diatur dengan
memperhatikan praktek dokter sebagai
bangunan fasilitas kesehatan tingkat pertama.
6. harus disediakan fasilitas pendingin untuk
menyimpan obat obat khusus dengan suply
3. Zona bangunan praktek dokter didasarkan listrik yang tidak boleh terputus.
pada privasi kegiatan meliputi : zona publik,
zona semi publik dan area privat.
7. lebar koridor disarankan 2,40 meter dengan
langit langit minimal 2,80 meter.
4. Zona bangunan praktek dokter diatur
memperhatikan kemudahan pencapaian antar
ruang yang saling memiliki hubungan fungsi.
● JENIS
1.Ruang RUANGAN
Pendaftaran Pasien luas
ruangan menyesuaikan jumlah petugas
jaga dengan perhitungan 3 sd 5 meter
4.Ruang Pemeriksaan Dokter Umum
persegi per petugas.
dengan luas 9 sd 24 meter persegi.
2.Ruang Administrasi Rekam Medik
5.Ruang Pemeriksaan dan Tindakan
Pasien luas ruangan menyesuaikan
Dokter Gigi dengan luas 20 sd 30 meter
jumlah petugas jaga dengan perhitungan
persegi dengan memperhatikan ruang
3 sd 5 meter persegi per petugas, jenis gerak petugas, pasien dan peralatan.
ruang rekam medik terdiri ruang Arsip
Aktif dengan luasan umum. 6. Ruang Tindakan Dokter dengan luas 9
sd 24 meter persegi.
3. Ruang Tunggu Pasien dan Keluarga
dengan perhitungan 1 sd 1,5 meter
persegi per orang pengunjung, jadi luas
ruang tunggu mengikuti estimasi
kunjungan perkegiatan praktek dokter
dan dokter gigi.
● JENIS
RUANGAN
7.Ruang Promosi Kesehatan,
untuk dapat dipergunakan
untuk pendidikan dan
penyuluhan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan. 10.Kamar mandi/WC pasien (laki laki
dan perempuan terpisah) dengan luas
8.Ruang Farmasi, untuk minimal 2 x 2 meter persegi.
menyimpanan obat obatan
emergency dan obat obatan 11.Kamar mandi/WC petugas dengan
kategori LASA. luas minimal 2 x 2 meter persegi.

8. Ruangan untuk sterilisasi 12.Gudang Umum.


instrumen tindakan.
13. Parkir kendaraan roda 2 dan roda 4
untuk keperluan pasien, petugas dan
keluarga pasien.
● PERSYARATAN KOMPONEN BANGUNAN DAN
MATERIAL
c.Dinding
a. Atap
1.Material dinding harus keras, rata, tidak
1.Atap harus kuat terhadap
berpori, tidak menyebabkan silau, kedap air,
kemungkinan bencana, tidak bocor, mudah dibersihakn dan tidak ada sambungan
tahan lama dan tidak menjadi agar mudah dibersihkan.
tempat perindukan vektor.
2. Dinding KM/WC harus kedap air, dilapisi
2.Material atap tidak korosif dan keramik setinggi 150 cm.
tidak mudah terbakar.

b.Langit-langit
d.Lantai
1.Langit-langit harus kuat, berwarna
terang dan mudah dibersihkan. Material lantai harus kuat, kedap air,
permukaan rata, tidak licin, warna terang,
Ketinggian langit langit dari lantai mudah dibersihkan dan dengan sambungan
minimal 2,80 meter. seminimal mungkin.
● PERSYARATAN KOMPONEN BANGUNAN DAN
MATERIAL
f.Kamar Mandi/WC
e.Pintu dan Jendela 1.Memiliki ruang gerak yang cukup untuk
masuk dankeluar oleh pengguna.
1.Lebar bukaan pintu utama
minimal 120 cm atau dapat dilalui 2.Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin
brankar. dan air buangan tidak boleh menggenang.
2.Pintu khusus KM/WC harus 3.Pintu harus mudah dibuka dan ditutup.
terbuka ke luar dengan lebar daun
pintu 90 cm dan bisa untuk 4.Kunci dipilih sedemikian sehingga bisa
disabilitas. dibuka dari luar jika terjadi kondisi darurat.

3.Material pintu untuk KM/WC 5. Pemilihan kloses disesuaikan dengan


harus kedap air. kebutuhan dan kebiasaan pengguna pada
daerah setempat.
SISTEM-SISTEM LAIN YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Sistem ventilas.
2. Sistem pencahayaan.
3. Sistem sanitasi baik sanitasi air
bersih, sanitasi air kotor dan sistem
pembuangan limbah infeksius dan
non infeksius.
4. Sistem kelistrikan.
5. Sistem komunikasi.
6. Sistem gas medik.
7. Sistem proteksi petir.
8. Sistem proteksi kebakaran.
9. Sistem pengendalian kebisingan.
MANAJEMEN PRAKTIK DOKTER GIGI - KONSEP
GREEN DENTISTRY
Sarana praktik dokter gigi dapat berpotensi sebagai asal limbah yang membahayakan bagi kesehatan
lingkungan, sehingga pelayanan kesehatan gigi dan mulut harus memperhatikan aspek kesehatan
lingkungan.

Beberapa contoh limbah yang membahayakan pada praktik dokter gigi adalah sebagai berikut:

Limbah Amalgam

Merkuri sebagai bahan pencampur amalgam merupakan bahan toksik.


Limbah amalgam tersebut berasal dari: Scrap-amalgam, amalgam kapsul (kosong, bocor
atau tidak dapat dipakai), amalgam dari gigi yang dicabut, pecahan amalgam berasal dari
cairan yang mengendap di unit, amalgam yang menempel di amalgam separator.
Dental X-Ray

● Bahan fiksasi film X-ray adalah larutan yang tertinggi pada proses pencucian film
X-ray, merupakan limbah yang toksik karena kandungan silver yang tinggi
● Bahan developer x-ray dilarang dibuang sembarangan mengingat kandungan
hydroquinone yang merupakan limbah berbahaya
● X-ray cleaner merupakan limbah berbahaya bila mengandung chromium
● Film x-ray sendiri termasuk limbah berbahaya karena kandungan silvernya.
Bahan Dental Lainnya

● Limbah bahan sterilisasi alat kedokteran gigi merupakan limbah berbahaya apabila
mengandung alkohol, glutaraldehyde dan bahan berbahaya lain, seperti ortho-phthaldehyde
(OPA).
● Cairan bleaching merupakan limbah yang berbahaya apabila konsentrasinya tinggi.
Penurunanan konsentrasi kurang dari 1% tidak membahayakan.

Pemberian pelayanan kesehatan gigi dan mulut menggunakan


teknologi dan bahan yang memelihara kesehatan lingkungan
GREEN
DENTISTRY
melalui inovasi teknologi yang meningkatkan efisiensi dan
efektivitas serta mengurangi jumlah limbah dan polusi terhadap
lingkungan.
PRINSIP GREEN DENTISTRY DIDASARKAN PADA EMPAT R
LANGKAH- LANGKAH GREEN DENTISTRY

1 Kelola limbah medis

2 Gunakan produk daur ulang dan ramah lingkungan

3 Kurangi pemakaian enegri

4 Kurangi pemakaian air


5 Pahami dan terapkan konsep Green Building

6 Penggunaan digital X-Ray


PENANGANAN LIMBAH DENTAL SECARA UMUM

◆ Tipe limbah yang ditulis pada label identifikasi usahakan dalam mode BOLD, jenis limbah dipisahkan.
◆ Kantung harus dibuang secara berkala, terutama įika 3/4 nya sudah penuh.
◆ Jangan sampai limbah melebihi 4 kg.
◆ Kantung harus diiikat dengan kencang dan diamankan.
◆ Ada pula dokumentasi legal yang harus diisi sebelum dan saat pengangkutan limbah dental.
◆ Dokumen ini harus ditandatangani oleh orang yang ada di lokasi, yang bertindak sebagai penghasil
limbah atau "producer of the waste".
PEMISAHAN JENIS LIMBAH KEDOKTERAN GIGI
BERDASARKAN WARNA KONTAINER (COLOR
CODING FOR WASTE DISPOSAL), YANG DIADOPSI
DARI NHS SCOTLAND:

1 Limbah Risiko Rendah (Orange Stream Waste)

➢ Untuk keperluan dental sehari-hari , kantung oranye ini meliputi limbah berupa: Dressings dan Swabs; Benda sekali
pakai: sarung tangan, apron, masker, lap yang terkontaminasi; Benda-benda lain yang berkontak dengan pasien (plastik
untuk wrapping DU, misalnya)
➢ Semua limbah jenis ini sebaiknya dikelola dengan Heat Disinfection System (HDS) atau dengan disinfeksi panas.
➢ Plastik yang digunakan adalah yang berkode warna oranye (orange stream bag).
➢ Namun, untuk gelas pecah, cairan terkontaminasi dan darah (termasuk kantung dan tube), masukan ke kontainer oranye
yang berbahan keras dan tidak mudah bocor (orange stream bin).
2 Limbah Risiko Tinggi (Yellow Stream Waste)

Untuk keperluan dental, kontainer ini akan banyak dipakai di


ranah bedah. Semua limbah tersebut diolah secara insinerasi atau
pembakaran. Limbah yang termasuk golongan ini:

➢ Bagian tubuh yang diambil seperti: gigi dengan tumpatan, tapi


tumpatan amalgam
➢ Cairan farmasi seperti obat-obatan dan bahan anestesi
➢ Benda tajam seperti matrix band, scalpel blade, jarum suntik
Rigid
sekali pakai
➢ Vial obat seperti cartridge dan ampul
➢ Bagian metal terkontaminasi seperti instrument bedah yang Sukar dibuka
rusak/sekali pakai: bur dan file endodontic
➢ Limbah yang sangat infeksius, seperti darah yang terinfeksi
Tidak mudah bocor
2 Limbah Spesial (Red Stream Waste)

Digunakan untuk limbah yang tidak bisa di insinerasi dan


membutuhkan pemrosesan kembali oleh tenaga ahli, sehingga
nantinya bahan kimia yang ada dapat ditangani untuk meminimalisasi
kerusakan lingkungan. Jenis limbah yang dibuang ke red stream bin :

➢ Amalgam;
➢ Kapsul amalgam
➢ Gigi dengan tumpatan amalgam
➢ Cairan x-ray individual
➢ Cairan developer
➢ Cairan fotokimia lainnya: fixer, air yang terkontaminasi developer
➢ Lead foils;
➢ atau benda lain yang mengandung metal "berat"
VENTILASI DI PRAKTIK DOKTER GIGI
Sistem yang menjamin terjadinya pertukaran udara di dalam gedung dan luar gedung yang memadai.

Ventilasi Alamiah Ventilasi Mekanik Ventilasi campuran (hybrid)


Sistem ventilasi yang Sistem ventilasi yang Sistem ventilasi alamiah ditambah
mengandalkan pada pintu dan menggunakan peralatan dengan penggunaan peralatan mekanik
jendela terbuka, serta skylight mekanik untuk mengalirkan untuk menambah efektifitas penyaluran
untuk mengalirkan udara dari dan mensirkulasi udara di udara.
luar ke dalam gedung dan dalam ruangan secara paksa
sebaliknya. untuk menyalurkan/menyedot
Pemilihan jenis sistem ventilasi
Sebaiknya menggunakan udara ke arah tertentu
ventilasi alami dengan sehingga terjadi tekanan berdasarkan kondisi lokal yaitu struktur
menciptakan aliran udara silang udara positif dan negatif bangunan, iklim/cuaca, peraturan
(cross ventilation) dan perlu termasuk exhaust fan, kipas
bangunan, budaya, dana dan kualitas udara
dipastikan arah angin yang tidak angin berdiri (standing fan)
atau duduk. luar ruangan serta perlu dilakukan
membahayakan petugas/pasien
lain. monitoring dan pemeliharaan secara
periodik.
Ventilasi mekanik

Pada keadaan tertentu diperlukan sistem ventilasi mekanik, bila sistem ventilasi alamiah atau campuran tidak
adekuat, misalnya pada gedung tertutup.

Sistem Ventilasi Sentral pada gedung tertutup adalah sistem mekanik yang mensirkulasi udara didalam suatu
gedung dengan menambahkan udara segar untuk mendilusi udara yang ada.

Persyaratan sistem ventilasi mekanik yang dapat mengendalikan penularan penyakit lewat udara adalah:

● Harus dapat mengalirkan udara bersih dan menggantikan udara yang terkontaminasi di dalam ruangan.
● Harus dapat menyaring (dengan pemasangan filter) partikel yang infeksius dari udara yang di resirkulasi.
● Bila perlu ditambahkan lampu UV untuk mendesinfeksi udara yang di resirkulasi.
Ventilasi campuran

Saat menggunakan ventilasi campuran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

● Usahakan agar udara luar segar dapat masuk ke semua ruangan.


● Optimalisasi ventilasi dapat dicapai dengan memasang jendela yang dapat dibuka dengan maksimal dan
menempatkan jendela pada sisi tembok ruangan yang berhadapan, sehingga terjadi aliran udara silang
(cross ventilation).
● Sebaiknya menggunakan kipas angin yang berdiri atau diletakkan di meja. Kipas angin yang dipasang
pada langit-langit (ceiling fan) tidak dianjurkan.
● Gunakan lap lembab untuk membersihkan debu dan kotoran dari kipas angin.
● Perlu ditunjuk staf yang ditugaskan dan bertanggung jawab terhadap kondisi kipas yang masih baik,
bersih dll.
● Periksa ventilasi alamiah secara teratur (minimal sekali dalam sebulan)/dirasakan ventilasi sudah kurang
baik.
● Catat setiap waktu pembersihan yang dilakukan dan simpan dengan baik.
PENCAHAYAAN DI PRAKTIK DOKTER GIGI

Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang


diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif yang diukur dalam
satuan Lux lumen per meter persegi dengan alat pengukur cahaya (Lux
meter) yang diletakkan di permukaan tempat kerja atau setinggi perut
untuk penerangan umum (kurang lebih 1 meter).

Pencahayaan yang tepat di tempat praktik dokter gigi, baik pencahayaan


pada area kerja atau operasi, pencahayaan di tempat penyimpanan bahan
dan alat, maupun pencahayaan di ruang tunggu pasien merupakan hal
yang sangat penting karena dapat meningkatkan presisi kerja.
STANDAR PENCAHAYAAN
Ruangan umumnya membutuhkan pencahayaan 500 lx dan untuk area kerja
membutuhkan sekitar 1.000 lx yang dapat diperoleh dengan menggunakan
beberapa lampu berbentuk neon yang ditempatkan diatas ruangan. Untuk
pencahayaan yang maksimal berada pada angka 9.000 hingga 21.000 lx
Pencahayaan yang digunakan pada dental unit ditempat diatas dengan arah mid-
sagital dari pasien serta 5° ke arah kepala operator pada posisi pukul 12

Tujuan dari hal tersebut yaitu untuk memperoleh pencahayaan yang tepat dan
bebas bayangan. Pencahayaan yang terlalu tajam atau sangat terarah akan
menimbulkan bayangan yang terlalu besa, dengan pencahayaan yang tidak terlalu
tajam akan menimbulkan bayangan yang halus sehingga objek dalam rongga
mulut yang akan diamati dapat terlihat lebih jelas serta pasien tidak akan merasa
silau. Selain itu, juga perlu diperhatikan rasio intensitas antara cahaya dental unit
dan cahaya ruangan yang tidak lebih dari 3-4,6.
REKAYASA ENGINEERING PADA PRAKTIK DOKTER GIGI

Pencahayaan yang ideal untuk operating light di tempat praktik dokter gigi
ialah 20.000 Lux dengan Colour Rendering Index (CRI) lebih dari 90%.

Standar pencahayaan untuk room light sekitar 200-700 Lux dan ruang tunggu
pasien 300-400 Lux.

Pemi-lihan hand piece high speed yang dilengkapi dengan sumber cahaya
fiber optic memungkinkan visualisasi yang jauh lebih baik
Pencahayaan di Klinik gigi yang ideal yaitu ruangan harus mengoptimalkan
pencahayaan alami.Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya
200 lux.
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN

A. Kadar/ intensitas cahaya B. Distribusi cahaya

Berdasarkan baku mutu lingkungan pada dokter gigi, lampu tambahan


kerja, standar pencahayaan untuk untuk pemeriksaan hanya digunakan
ruangan yang dipakai untuk saat dokter memeriksa pasien.
melakukan pekerjaan yang Apabila dalam tahap konsultasi, maka
memerlukan ketelitian adalah 500- lampu tambahan biasananya akan
1000 Lux. Dokter dalam ruangan dimatikan. Lampu tambahan ini
praktek dalam hal ini tidak biasanya memang sengaja dibuat
menuntut ketelitian dan kejelian. lebih terang dari lampu utama.
LANJUTAN...
C. Sinar yang menyilaukan
Beberapa hal terkait dengan silau ini yang harus dihindari, yaitu:
➢ Jangan ada sumber yang ditempatkan pada bidang visual dari operator
➢ Sumber sinar yang tidak tersaring jangan dipakai di ruangan
➢ Penyaringan harus sedemikian rupa, sehingga rata-rata terangnya tidak melebihi 0,3 Sb (umum) dan
0,2 Sb (ruang kerja)
➢ Sudut antara garis pandang horizontal dengan garis penghubung antara mata dan sumber cahaya harus
lebih dari 30 derajat
➢ Jika sudut kurang dari 30 derajat harus disaring dan jika memakai lampu pendar, arah tabung harus
menyilang garis pendang
➢ Untuk menghindari silau karena pantulan, tempat kerja harus diletakkan sedemikian rupa hingga garis
pandang yang paling sering dipakai jangan terhimpit dengan cahaya yang terpantul dan area pantulan
dengan kontras yang melebihi 1:10 jangan samapai terjadi pada bidang visual
➢ Pemakaian peralatan, perabotan, mesin, dan perkakas kerja yang berkilauan hendaknya dihindari
KOMPONEN TEPAT KERJA SERTA PENDUKUNG JARINGAN KELISTRIKAN

Sikap kerja ergonomis dokter gigi


Dokter gigi dalam berpraktik sebaiknya selalu memperhatikan postur tubuhnya atau posisi tubuhnya agar selalu ergonomis dan juga
sebaiknya tidak melakukan posisi tubuh yang statis terlalu lama seperti duduk berdiri atau memeriksa pasien.

Kursi dokter
Karakteristik dari kursi dokter gigi adalah berkaki 5, tinggi yang dapat disesuaikan, sandaran punggung sesuai lekuk tubuh,
sandaran tangan dapat diatur. Dokter gigi selalu menggunakan kursi yang dapat diatur dan ada penyangga dibagian lumbal,
torakal dan tangan.
Kursi pasien

· Sandaran tempat duduk pasien sebaiknya dapat diatur, yaitu sandaran dapat tegak atau terlentang. Ini disesuaikan dengan
kebutuhan. Tungkai kaki pasien hendaknya lurus, sehingga pasien merasa lebih nyaman dan rileks. Ketinggian kursi pasien dapat
diatur oleh dokter gigi dengan menggunakan kaki.

Tempat alat dan pendukung kelistrikan

· mengunakan Stabilizer untuk menstabilkan tegangan listrik pada ruang praktik dokter gigi

· Bagian kelistrikan harus dijauhi dari lokasi dokter gigi dan pasien
Menggunakan alat pengganti sumber listrik (Genset) untuk mengganti sumber listrik apabila padam
Penempatan lampu kerja

· Penempatan lampu bekerja saat dokter gigi melakukan aktivitasnya sangat penting. Jadi perlu diperhatikan posisi dan letak
dari lampu tersebut, diusahakan agar cahaya lampu mengenai obyek yang dijadikan area kerja. Cahaya jangan mengenai tubuh atau
terhalang oleh bagian tubuh.

· Suhu ruangan tempat praktik dokter gigi harus nyaman dan tidak boleh terasa panas, Karena akan mengganggu aktivitas
dokter gigi saat bekerja. Suhu yang diakibatkan oleh lampu penernangan perlu diperhatikan, sehingga perlu memilih lampu yang
tidak menimbulkan panas tinggi saat dipergunakan.

· Lampu penerangan untuk bekerja harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dipindah-pindahkan.
SANITASI
•Klinik Kedokteran Gigi merupakan tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan pelayanan kedokteran gigi yang dilaksanakan oleh
beberapa orang dokter gigi, sesuai dengan persyaratan
bangunan/ruangan dengan memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi
yang baik.

•Sistem sanitasi di praktik dokter gigi hampir sama seperti sistem


sanitasi Puskesmas yang terdiri dari sistem air bersih, sistem
pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan sampah, serta
penyaluran air hujan.
1. Sistem Air Bersih 2. Sistem Penyaluran Air Kotor dan/atau Air Limbah

a. Sistem air bersih harus direncanakan a. Tersedia sistem pengolahan air limbah yang
dan dipasang dengan memenuhi persyaratan kesehatan.
mempertimbangkan sumber air bersih
b. Saluran air limbah harus kedap air, bersih dari
dan sistem pengalirannya.
sampah dan dilengkapi penutup dengan bak kontrol
b. Sumber air bersih dapat diperoleh untuk menjaga kemiringan saluran minimal 1%.
langsung dari sumber air berlangganan
c. Di dalam sistem penyaluran air kotor dan/atau air
dan/atau sumber air lainnya dengan
limbah dari ruang penyelenggaraan makanan
baku mutu yang memenuhi dan sesuai
disediakan perangkap lemak untuk memisahkan
dengan ketentuan yang berlaku.
dan/atau menyaring kotoran/lemak.
3. Sistem Pembuangan Limbah Infeksius dan Non Infeksius.

a. Sistem pembuangan limbah infeksius dan non infeksius harus direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan fasilitas pewadahan, Tempat Penampungan Sementara (TPS), dan pengolahannya.

b. Pertimbangan jenis pewadahan dan pengolahan limbah infeksius dan non infeksius diwujudkan dalam
bentuk penempatan pewadahan dan/atau pengolahannya yang tidak mengganggu kesehatan penghuni,
masyarakat dan lingkungannya serta tidak mengundang datangnya vektor/binatang penyebar penyakit.

c. Pertimbangan fasilitas Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang terpisah diwujudkan dalam
bentuk penyediaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) limbah infeksius dan non infeksius, yang
diperhitungkan berdasarkan fungsi bangunan, jumlah penghuni, dan volume limbah.

d. Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara perencanaan, pemasangan, dan pengolahan fasilitas
pembuangan limbah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
PROTEKSI
KEBAKARAN
APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
adalah alat pemadam api berbentuk
tabung (berat maksimal 16 kg) yang
mudah dilayani/dioperasikan oleh
satu orang untuk pemadam api pada
awal terjadi kebakaran.
PEMASANGAN DAN PEMELIHARAAN APAR
➔ Pemasangan APAR

Posisi APAR harus mudah dilihat dan mudah dicapai


APAR dipasang/ditempatkan menggantung pada dinding dengan penguat
sengkang atau dengan kontruksi penguat lainnya, atau bisa juga ditempatkan dalam
lemari/peti (box)
APAR tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana suhunya melebihi
49o C atau turun sampai 4oC

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


No.Per.04/MEN/1980
➔ Pemeliharaan APAR Berisi atau tidaknya tabung, berkurang
Pemeriksaan dalam jangka 6 bulan atau tidaknya tekanan dalam tabung,
rusak atau tidaknya segi pengaman
cartridge atau tabung bertekanan
mekanik penembus segel.

Pemeriksaan dalam jangka 12 bulan Tabung gas bertekanan harus terisi penuh
sesuai dengan kapasitasnya serta bagian
dalam dari alat pemadam api tidak boleh
berlubang atau cacat karena karat.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.04/MEN/1980


KEBISINGAN PRAKTIK DOKTER GIGI
- Sistem akustik di klinik gigi dapat dibagi menjadi dua bagian: pengendalian
terhadap bising yang masuk keruang dan menjadi salah satu sarana hiburan.

beberapa peralatan kedokteran kebising dapat menganggu


gigi mengeluarkan bunyi yang konsentrasi dokter gigi juga
cukup keras, sehingga plafon membuat pasien tidak nyaman
akustik dan dinding yang terbuat sehingga kualitas pelayaan medis
dari gypsum berlapis wool untuk menjadi kurang memuaskan.
meredam kebisingan akan menjadi
pilihan yang baik.
KEBISINGAN PRAKTIK DOKTER GIGI
Menurut PMK No.52 tahun 2018 Tentang keselamatan dan kesehatan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan, metode
pengendalian dapat diterapkan berdasarkan hierarki dan lokasi pengendaliansebagai berikut

gambar. Hierarki pengendalian risiko K3 dari NIOSH (National Institute For Occupational Safety and Health)
2. Subtitusi

1. Eliminasi Subtitusi merupakan upaya penggantian

Eliminasi merupakan langkah baha, alat atau cara kerja dengan alternatif lain

pengendalian yang menjadi dengan tingkat bahaya yang lebih rendah

pilihan pertam auntuk sehingga dapat menekan kemungkinan

mengendalikan pajanan karena terjadinta dampak yang serius. Contohnya:

menghilangkan bahaya dari Mengganti kopresor tingkat kebisingan tinggi

tempat kerja. dengan tipe kebisingan rendah (silent


kompresor)
3. Pengendalian teknik
Pengendalian teknik merupakan pengendalian rekayasa desain alat dan/ atau tempat kerja.
Contoh pengendalian teknik yaitu :
Meredam suara pada ruang dengan tingkat kebisingan tinggi seperti
a. Pada poli gigi khususnya menggunakan unit dental dan kompresor
b. Pada ruangan genset

4. Pengendalian administrasi
Pengendalin administrasi diimplementasika bersamaan dengan pengendalian yang lain sebagai
pedukung.
.
5. . APD
Penggunaan APD dalam mengendalikan risiko keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang
sangat penting, khususnya terkait bahaya biologi dengan risiko yang paling tinggi terjadi sehingga penggunaan
APD menjadi nomor satu prosedur utama di dalam proses asuhan pelayanan kesehatan
KEBISINGAN PRAKTIK DOKTER GIGI
Berdasarkan PMK No. 70 Tahun 2016 Tentang standar dan persyaratan kesehatan lingkungan kerja
industri Nilai Ambang Batas kebisingan merupakan nilai yang mengatur tentang tekanan bising rata-
rata atau level kebisingan berdasarkan durasi pajanan bising yang mewakili kondisi dimana hampir
semua pekerja terpajan bising berulang-ulang tanpa menimbulkan gangguan pendengaran dan
memahami pembicaraan normal.

Apabila jam kerja kurang atau lebih dari 8 jam per hari, maka durasi pengukuran dilakukan sesuai
dengan lama jam kerja. Apabila menggunakan alat pelindung telinga (APT) untuk mengurangi dosis
pajanan bising, maka perlu diperhatikan kemampuan APT dalam mereduksi pajanan bising yang
dinyatakan dalam noise reduction rate (NRR).
Apabila seorang pekerja terpajan bising di tempat kerja tanpa menggunakan alat pelindung telinga selama 8 jam kerja per
hari, maka NAB pajanan bising yang boleh diterima oleh pekerja tersebut adalah 85 dBA.
CONTOH KASUS
Contoh Kasus 1: Perhitungan NRR untuk proteksi tunggal Pada kemasan/brosur/kotak suatu produk APT tertulis NRR
sebesar 33 dB. Pajanan kebisingan 95 dBA, Maka pajanan efektif dengan menggunakan APT tersebut adalah:

Pajanan efektif (dBAefektif) = dBA pajanan – [NRR APT – 7 (faktor koreksi)] x 50%.
Pajanan efektif (dBAefektif) = 95 dBA – [33 – 7] x 50% = 82 dBA pajanan di bawah NAB.

Anda mungkin juga menyukai