Anda di halaman 1dari 14

PERANAN KOMUNIKASI KESEHATAN GIGI DI BIDANG SPESIALISTIK

PERIODONSIA DI ERA TELEDENTISTRY

Oleh

Tira Nurfaizah (J035211002)

Dosen pembimbing : Prof. Dr. drg. Burhanuddin DP, M.Kes

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS PERIODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1

I.1 Latar Belakang...................................................................................................................1

I.2 Tujuan Penulisan.................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................3

II.1 Aspek Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut................................3

BAB III PEMBAHASAN

III.1 Contoh Kasus....................................................................................................................5

III.2 Pembahasan Kasus...........................................................................................................5

BAB IV PENUTUP

IV.1 Kesimpulan......................................................................................................................12

IV.2 Saran................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Komunikasi berasal dari kata ”communicare” yang berarti berpartisipasi atau

memberitahukan dan ”communis” yang berarti milik bersama. Komunikasi mengandung

beberapa pengertian komunikasi, yaitu: (1) Pertukaran pikiran atau keterangan dalam rangka

menciptakan rasa saling mengerti serta saling percaya demi terwujudnya hubungan yang baik

antara seseorang dengan orang lainnya; (2) Pertukaran fakta, gagasan, opini atau emosi antar dua

orang atau lebih, dan (3) Suatu hubungan yang dilakukan melalui surat, kata-kata, simbol atau

pesan yang bertujuan agar tiap manusia yang terlibat dalam proses dapat saling tukar menukar

arti dan pengertian terhadap sesuatu.1

Perkembangan media pada dewasa ini sangat potensial untuk menunjang peran dokter sebagai

komunikator. Di berbagai negara telah tumbuh berbagai ragam intervensi untuk mengubah

perilaku kesehatan masyarakat. Salah satu bentuk intervensi tersebut adalah konseling kepada

pasien, baik secara langsung maupun melalui media interpersonal tertentu misalnya telepon dan

email. Untuk mengubah perilaku diet dan mengurangi risiko penyakit kronis menunjukkan

bahwa konseling lewat telepon (delapan kali konseling) dapat mengubah perilaku pasien untuk

mengkonsumsi sayur dan buah lebih banyak.2

Pada era globalisasi spesialis dan praktisi umum harus menyesuaikan perawatan gigi dan mulut

konvensional dengan teledentistry. Teledentistry memberikan berbagai macam aplikasi klinis

mulai dari pengelolaan rekam medis, diagnosis, dan pengambilan keputusan saat praktik klinis.

Potensi yang teledentistry miliki seperti menyediakan pasien yang kurang terlayani dengan
layanan kesehatan gigi dan mulut. Selain pengaplikasian secara klinis, teledentistry juga dapat

menjadi alat untuk memastikan kesetaraan dalam penyediaan layanan kesehatan gigi dan mulut.

Teknologi yang digunakan dalam teledentistry memungkinkan transfer secara cepat gambar, file,

dokumen dan menyediakan akses informasi pada spesialis dan praktisi umum.3

Terlepas dari banyaknya praktisi yang mendapatkan manfaat dan berbagai pengaplikasian klinis

dari teledentistry, keterbatasan penggunaan komunikasi dan teknologi informasi masih ada.

Penggunaan gambar digital dalam diagnosis dapat menjadi alat yang membantu untuk

mendiagnosis lesi yang terlibat, tetapi juga ada kekurangan seperti keakuratan diagnosis, dan

teledentistry ini membutuhkan foto kualitas tinggi sehingga pengeluaran untuk alat teledentistry

sangat mahal dan tidak semua klinik bisa memilikinya. Teledentistry adalah bidang yang

berkembang sangat pesat dengan banyak potensi di dalamnya, tetapi masih dalam proses

pengembangan, sehingga perlu diberikan alokasi dana dan kesukarelaan untuk melakukan lebih

banyak uji klinis dan memberikan lebih banyak bukti untuk mengidentifikasi peran teledentistry

dalam pemberian pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat.3

I.2 Tujuan Penulisan

a. Memahami Peranan Komunikasi Kesehatan Gigi di Bidang Spesialistik Periodonsia secara

Konvensional

b. Memahami Peranan Komunikasi Kesehatan Gigi di Bidang Spesialistik Periodonsia di Era

Teledentistry
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Aspek Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Pelayanan medik kesehatan gigi dan mulut adalah bagian dari pelayanan kesehatan (health
care services) dan didefinisikan sebagai setiap upaya kesehatan secara mandiri atau bersama
dalam suatu organisasi untuk memelihara derajat kesehatan yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dalam masyarakat. Secara teknis proses layanan medik kesehatan gigi dan
mulut dapat dipilah dalam beberapa episode, antara lain: episode layanan administrasi, episode
diagnosis, episode rencana perawatan, episode pelaksanaan perawatan dan episode pasca
perawatan. Peranan komunikasi sudah dilaksanakan oleh praktisi sejak pertemuan pertama (fase
prainteraksi) hingga akhir layanan medik (fase terminasi).4

Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Setiap kali
kita melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga
menentukan kadar hubungan interpersonal. Komunikasi yang efektif bukan hanya menentukan
isi tetapi juga mendefinisikan hubungan interpersonal. Menurut segi psikologi komunikasi,
hubungan interpersonal semakin baik bila seseorang makin terbuka untuk mengungkapkan
dirinya, makin cepat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung diantara komunikan. Pada proses pelayanan medik gigi terjalin
suatu hubungan kerja sama antara dokter gigi dengan penderitanya yang dikenal dengan
komunikasi interpersonal.4

Terdapat tiga faktor dalam komunikasi interpersonal untuk menumbuhkan hubungan


interpersonal yang baik, yaitu percaya, sikap suportif dan terbuka.
Percaya merupakan faktor yang paling penting dalam komunikasi interpersonal. Rasa percaya
dapat meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka saluran komunikasi,
memperjelas penerimaan informasi serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai
maksudnya. Kepercayaan kita terhadap orang lain dipengaruhi oleh faktor-faktor personal dan
situasional. Seseorang dengan harga diri yang positif akan cenderung mempercayai orang
lain, sebaliknya seseorang dengan kepribadian otoriter cenderung sukar mempercayai orang
lain. Di samping faktor-faktor personal tersebut terdapat pula faktor lain seperti karakteristik
seseorang, hubungan kekuasaan, sifat dan kualitas komunikasi, dan kejujuran. Seseorang akan
menaruh kepercayaan kepada seseorang yang dianggap memiliki kemampuan, keterampilan
atau pengalaman di bidang tertentu. Akhirnya sikap percaya kita dipengaruhi oleh persepsi
yang sama antara kita dengan orang lain. Rasa percaya tumbuh bila seseorang mempunyai
kekuasaan terhadap orang lain.  Komunikasi yang bersifat terbuka dengan maksud dan tujuan
yang jelas disertai ekspektasi yang sudah dinyatakan maka akan tumbuh rasa percaya. Sikap
percaya berkembang bila setiap komunikan menganggap komunikan lainnya berlaku jujur.
Kejujuran menyebabkan perilaku kita dapat diduga, hal ini mendorong orang lain untuk
percaya pada kita.4

Telah diketahui bahwa karakteristik pendekatan (approach) layanan medik gigi dan mulut
secara perorangan (individual) terjadi proses komunikasi interpersonal, melalui beberapa episode
yaitu: episode adminisitrasi medik, diagnosis, rencana perawatan, perawatan, dan pasca
perawatan. Ketergantungan kepada respons penderita terlihat pada seluruh episode layanan
medik gigi dan mulut, misalkan pada episode diagnosis kelainan medik gigi dan mulut,
diperkirakan bahwa sebagian besar validitas metode untuk mendiagnosa kasus kesehatan gigi
terutama kelainan periodontal sangat bergantung pada respons penderita terhadap stimulus yang
diterimanya. Artinya bahwa walaupun semua metode pemeriksaan untuk menunjang diagnosis
seperti pemeriksaan intra oral, rontgenologis dan histopatologis sebesar 100%, maka
diasumsikan 80% diantara metode tersebut validitasnya bergantung pada respons penderita.4

Faktor komunikasi antar pasien dan dokter gigi sangat berperan terhadap kualitas pesan
(stimulus), sebagai contoh: kualitas pertanyaan dokter gigi merupakan faktor struktural yang
sangat menentukan persepsi penderitanya. Sedangkan faktor personal adalah berbagai faktor
yang ada dalam diri pasien, seperti: emosi, mood, sugesti. Sebagai contoh: bila penderita tidak
mempunyai kebutuhan tinggi terhadap kesembuhan sakit giginya, atau jika penderita takut
terhadap perawatan gigi maupun figur dokter giginya, maka besar kemungkinan pertanyaan
dokter gigi terhadap kondisi sakit gigi dan rencana perawatan gigi akan dipersepsi secara tidak
tepat oleh penderitanya. Oleh karena itu efektifitas komunikasi interpersonal sangat bergantung
pada persepsi interpersonalnya.6
BAB III

PEMBAHASAN

III.1 Contoh Kasus

Seorang pasien datang ke dokter gigi spesialis periodonsia dengan keluhan terjadi
kegoyangan di seluruh giginya. Setelah dilakukan pemeriksaan subyektif, obyektif dan
radiografi, dapat dilihat terjadi kegoyangan 20 di regio anterior RA dan posterior RB. Pasien
yang tidak mengerti akan kondisi yang dialami nya meminta dokter untuk mencabut semua
giginya dan minta dipasangkan gigi tiruan, disinilah peran dokter gigi spesialis untuk
berkomunikasi pada pasien dengan menjelaskan rangkaian perawatan yang tepat untuk penyakit
periodontitis dan mempertahankan gigi pasien tanpa perlu dicabut.

III.2 Pembahasan Kasus

A. Peranan Komunikasi Kesehatan Gigi di Bidang Spesialistik Periodonsia secara


Konvensional

Peranan komunikasi dalam perawatan periodontal melibatkan ahli periodonsia kepada pasien.
Untuk meningkatkan hubungan pasien dan spesialis, dokter spesialis memiliki tanggung
jawab untuk berkomunikasi dengan baik menginformasikan dan mendidik pasien untuk
kebutuhan satu sama lain. Menyadari pentingnya perawatan periodontal secara tepat waktu
adalah dengan mengembangkan protokol untuk terapi periodontal yang mengintegrasikan
teknik periodontal non-bedah yang penting, termasuk scaling, root planing, dan penggunaan
antibiotik lokal dan sistemik serta kemoterapi subantimikroba. Hubungan dokter gigi-pasien
sebagai hubungan interaktif diciptakan oleh perilaku komunikasi dinamis pasien dan dokter
gigi. karena sifat komunikasi timbal balik, peran dokter gigi sama pentingnya untuk
pengembangan komunikasi kepada pasien.5

Pola pendekatan perorangan akan terjadi tatap muka secara langsung antara dokter gigi
spesialis dengan pasien. Optimalisasi proses dan hasil layanan medik gigi dan mulut sebagian
besar tergantung pada respons pasien, beberapa bentuk respons pasien yang dimaksud
adalah: a) jawaban pasien terhadap pertanyaan dokter giginya dalam rangka episode
administrasi medik, diagnosis, penetapan rencana perawatan, proses perawatan; b) informasi
dari pasien tentang status dan riwayat penyakit gigi dan mulut, pertanyaan tentang rencana
dan proses perawatan, proses kesembuhan hasil perawatan; c) peran serta sifat kooperatif
pasien terhadap seluruh proses perawatan gigi dan mulut; d) opsi tambahan yaitu dokter bisa
menggunakan kuesioner untuk menilai hasil perawatan pada pasien selain dari komunikasi
dua arah.6

Kekurangan dari komunikasi Kesehatan gigi di bidang spesialistik secara konvensional


adalah

1. Penulisan tangan sering kali susah terbaca sehingga yang meningkatkan risiko
tanggung jawab bagi dokter spesialis.
2. Rekam medis dengan kertas beresiko terbakar, rusak, dan hilang dengan mudah.
3. Foto radiograf manual tidak sejelas digital radiograf yang dapat memperjelas gambar
dan membayangkan tingkat tulang disekitar gigi

Kekurangan ini dapat beresiko dalam komunikasi dokter spesialis dalam melaksanakan
perawatan lebih lanjut pada pasien periodontal.7

B. Peranan Komunikasi Kesehatan Gigi di Bidang Spesialistik Periodonsia di Era


Teledentistry

Dokter spesialis menggunakan electronic dental records (EDRs) untuk perawatan pasien
yang lebih signifikan. Komputer tidak hanya digunakan untuk administrasi saja tetapi sangat
membantu dokter spesialis dalam mendokumentasikan klinis dari pasien, radiograf digital,
foto intraoral, dan penilaian risiko penyakit pada rongga mulut. Kelebihan dari electronic
dental records ini adalah8 ;

1. Pengorganisasian dan pengumpulan data


 Standarisasi data klinis di mana semua anggota staf menggunakan template
yang sama untuk mengumpulkan data
 Rekam medik dapat dibaca dengan jelas
 Akses informasi yang lebih mudah dan lebih cepat
 Meningkatkan penggunaan gambar klinis dan radiografi
 Penyediaan cara baru untuk menganalisis informasi
 Potensi keamanan data pasien yang lebih besar
2. Pemrosesan informasi
 Informasi pasien dapat diakses secara bersamaan
 Memfasilitasi pengajuan klaim asuransi gigi pada perusahaan asuransi
3. Komunikasi
 Interaksi yang lebih cepat dan lebih baik dengan spesialis. Keberhasilan
perawatan periodontitis memerlukan pendekatan tim yang melibatkan tim
perawatan dari dokter gigi umum, tim spesialis periodontal.
 Komunikasi terus menerus antara petugas kesehatan sangat penting untuk
keberhasilan diagnosis, pengobatan dan perawatan pasien. komunikasi yang
berkelanjutan diperlukan karena pasien biasa dirawat secara bertahap, bolak-
balik ke klinik. catatan pasien berbasis komputer dapat sangat meningkatkan
efektivitas komunikasi di antara petugas kesehatan gigi dengan dokter
spesialis.
Sumber : Jill S.G, dkk. Foundation of Periodontics for the Dental Hygienist 5th edition. Wolters Kluwer;
2019. h. 783.

Sumber : Jill S.G, dkk. Foundation of Periodontics for the Dental Hygienist 5th edition. Wolters Kluwer;
2019. h. 783.
Computer Linked Probes adalah salah satu alat teledentistry yang mampu membantu
dokter gigi spesialis periodontal dalam mendiagnosis pasien periodontal. Alat ini dapat
mengukur kedalaman probing dan tingkatan attachment secara cepat, dan menyediakan
data secara otomatis. Alat ini akan terus berkembang selama teknologi berkembang
karena alat ini mempermudah dokter gigi spesialis dalam melakukan perawatan
periodontal pada pasien periodontitis.8

Computed Tomographic Radiography adalah alat yang dapat membantu dokter gigi
spesialis sebagai sarana yang lebih baik untuk mengidentifikasi mikroba yang ada pada
poket periodontal. Peningkatan pengujian genetik untuk mengembangkan penyakit
periodontal. mekanisme yang lebih baik untuk mengidentifikasi kandungan cairan sulkus
gingiva sebagai sarana untuk memahami proses penyakit periodontal yang mendasari,
seperti analisis spektral inframerah. Pengembangan teknik untuk menggunakan
spektroskopi inframerah untuk mendapatkan profil diagnostik penyakit periodontal.
Peningkatan pemanfaatan gambar ultrasound noninvasif dalam penilaian status
periodonsium dan jaringan mulut lainnya.9

Sumber : Jill S.G, dkk. Foundation of Periodontics for the Dental Hygienist 5th edition. Wolters Kluwer;
2019. h. 783.

Alat-alat teledentistry ini dapat membantu dokter gigi spesialis dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan mempermudah komunikasi pada pasien yang
sedang menjalain perawatan periodontal. Teledentistry menyediakan banyak opsi untuk
skrining jarak jauh, diagnosis, konsultasi, perencanaan perawatan dan pendampingan di
bidang kedokteran gigi. Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat
semakin menunjukkan peningkatan efektivitas biaya, akurasi dan bantuan jarak jauh yang
efisien bagi dokter. Sehingga dapat mengefisiensi waktu, perjalanan dan biaya, dan
mengurangi waktu tunggu janji temu untuk pasien dan lebih sedikit waktu klinis yang
terbuang untuk praktisi.10

BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Setiap kali kita
melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga
menentukan kadar hubungan interpersonal. Hubungan dokter gigi-pasien sebagai hubungan
interaktif diciptakan oleh perilaku komunikasi dinamis pasien dan dokter gigi. karena sifat
komunikasi timbal balik, peran dokter gigi sama pentingnya untuk pengembangan
komunikasi kepada pasien.

Alat-alat teledentistry seperti Electronic Dental Records (EDRs), Computed Linked Probes,
dan Computed Tomographic Radiography dapat membantu dokter gigi spesialis dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan mempermudah komunikasi pada
pasien yang sedang menjalain perawatan periodontal. Teledentistry menyediakan banyak
opsi untuk skrining jarak jauh, diagnosis, konsultasi, perencanaan perawatan dan
pendampingan di bidang kedokteran gigi. Sehingga dapat mengefisiensi waktu, perjalanan
dan biaya, dan mengurangi waktu tunggu janji temu untuk pasien dan lebih sedikit waktu
klinis yang terbuang untuk praktisi.

IV.2 Saran

Oleh karena itu, kedepan nya penulis berharap dokter gigi spesialis maupun dokter gigi umum
dapat menerapkan teledentistry dalam kegiatan praktik. Selain mempermudah komunikasi
dengan pasien mengenai rangkaian rencana perawatan, juga dapat membantu dokter spesialis
dalam menentukan diagnosis, penyebab dan dalam pengorganisasian data riwayat penyakit
pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Liliweri A. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2008. h.


2-22.
2. Newman VA, Flatt SW, Pierce JP. Telephone counseling promotes dietary change in
healthy adults: results of a pilot trial. J Am Diet Assoc 2008;108(8). h. 1350-1354.
3. Saad AK, Hanan O. Teledentistry in Practices: Literature Review. Telemedicine and e-
Health; 2013. h. 565-567.
4. Hanindio S, dkk. Peran Komunikasi Interpersonal dalam Pelayanan Kesehatan Gigi.
Majalah Kedokteran Gigi (Dent J) Vol. 38; 2005. 124-129.
5. Katarina S. Dentist-Patient Communication: a Review of Relevant Models. Acta
Odontologica Scandinavica; 2013. h. 122.
6. Himanshu A, dkk. Periodontal Referral Patterns for General Dentist. Internasional
Journal of Oral Health Dentistry: 2019; 5(1). h. 7-9.
7. Niklaus P.L, Jan L. Clinical Periodontology and Implant Dentistry 6th edition. Wiley
Blackwell; 2015. h. 598.
8. Jill S.G, dkk. Foundation of Periodontics for the Dental Hygienist 5th edition. Wolters
Kluwer; 2019. h. 783.
9. Newman, Takei, Carranza. Clinical Periodontology 13th edition. Elsevier. 2019: h. 431.
10. Michelle I, dkk. Using Teledentistry in Clinical Practice, an Enabler to Improve access to
Oral Health Care: a Qualitative Systematic Review. Journal of Telemedicine and
Telecare; 2016. h. 16.

Anda mungkin juga menyukai