1. Doctor shopping
Perilaku pasien yang serig mengunjungi beberapa dokter sekaligus dalam
periode waktu singkat. Pasien ini biasanya memiliki kecenderungan sifat
tidak sabaran dan selalu ingin tahu.
2. Hak
Sesuatu yang didapatkan setelah memenuhi kewajiban, kewenangan
seseorang untuk memilih/memutuskan sesuatu.
3. Kewajiban
Sesuatu yang harus dilakukan seseorang secara bertanggung jawab dan
ketika tidak dipenuhi maka akan mendapatkan sanksi.
STEP 2. Rumusan Masalah
Kewajiban dokter.
Kewajiban pasien
Interaksi
2. Hak untuk menolak tindakan yang bertentangan dengan Kode Etik Profesi
Kedokteran
Hak ini perlu diberikan, agar para dokter dapat menjaga keluhuran profesinya
dan dengan demikian martabat profesi dapat dipertahankan. Termasuk disini juga
semua tindakan dengan dalih apa pun yang bisa dikategorikan bertentangan
dengan hati nurani dokter itu.
1.2.Kewajiban Dokter
Menurut UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran pasal 51,
kewajiban dokter gigi adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien.
2. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau
kemampuan lebih baik, apabila tidak mampu melakukan seatu pemeriksaan
atau pengobatan
3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan jika
pasien telah meninggal
4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan, kecuali bila ia yakin
pada orang lain yang betugas dan mampu melakukannya
5. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran
dan kedokteran gigi.
1.3.Hak Pasien
Menurut UU No. 29 tahun 2004, pasien dalam menerima pelayanan pada
praktik kedokteran, mempunyai hak:
1. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3):
a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b. Tujuan tindakan medis
c. Alternative tindakan lain dan resikonya
d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
2. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
3. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
4. menolak tindakan medis; dan
5. mendapatkan isi rekam medis.
Selain itu, ada beberapa hak lain dari pasien, antara lain:
1. Menerima atau menolak menjadi bagian dalam riset kedokteran
2. Memperoleh informasi selengkapnya mengenai riset kedokteran yang
diikutinya
3. Dirujuk
4. Memperoleh penjelasan tentang informasi rumah sakit
5. Berhubungan dengan keluarga, penasihat atau rohaniawan selama perawatan
6. Memperoleh penjelasan tentang perincian biaya
7. Hak untuk hidup, hak atas tubuhnya sendiri, dan hak untuk mati secara wajar.
(Darwin, 2014; Suryani, 2013)
1.4.Kewajiban Pasien
Menurut UU No. 29 tahun 2004, pasien dalam menerima pelayanan pada
praktik kedokteran, mempunyai kewajiban :
1. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya;
2. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;
3. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dan
4. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
Selain itu, ada beberapa kewajiban lain dari pasien antara lain:
1. Memeriksakan diri sedini mungkin
2. Yakin pada dokternya, dan yakin akan sembuh.
3. Pasien yang telah mempercayai dokter dalam upaya penyembuhannya,
berkewajiban menyerahkan dirinya untuk diperiksa dan diobati sesuai
kemampuan dokter. Pasien yang tidak yakin lagi pada kemampuan dokternya,
dapat memutuskan kontrak terapeutik.
4. Melunasi biaya perawatan di rumah sakit, biaya pemeriksaan dan pengobatan
serta honorarium dokter.
5. Imbalan untuk dokter merupakan penghargaan yang sepantasnya diberikan
oleh pasien/keluarga atas jerih payah seorang dokter. Kewajiban pasien ini
haruslah disesuaikan dengan kemampuannya dan besar kecilnya honorarium
dokter tidak boleh mempengaruhi dokter dalam memberikan pelayanan
kedokteran yang bermutu, sesuai standar pelayanan medik.
6. Dalam melaksanakan tindakan medis, baik untuk diagnosis ataupun untuk
terapi, terdapat beberapa tindakan yang membuthukan persetujuan berupa
tanda tangan pada surat PTM. Surat ini wajib ditanda tangani oleh pasien
ataupun keluarga pasien (apabila pasien masih anak-anak dan untuk pasien
sakit jiwa)
(Darwin, 2014; Suryani, 2013)
2. Hubungan antara hak dan kewajiban pasien dan dokter terhadap
pengambilan keputusan
Komunikasi antara
dokter dan pasien
Pemenuhan hak dan kewajiban dokter dan
pasien
Persetujuan
(Informed Consent)
Saat ini hubungan antara dokter dan pasien tidak lagi dilihat sebagai suatu
hubungan kepercayaan semata, akan tetapi hubungan tersebut dipandang sebagai
suatu hubungan hokum. Karena itu, menurut hokum hubungan antara dokter dan
pasien merupakan suatu perjanjian yang dikenal sebagai transaksi terapeutik
(penyembuhan) yaitu perjanjian untuk melakukan tindakan medic yang mencakup
diagnostic dan terapeutik (Seran, 2006).
Dalam perjanjian ini prestasinya adalah untuk melakukan suatu jasa tertentu
berupa pertolongan medic dari dokter dan suatu imbalan prestasi dari pasien.
Perjanjian terapeutik ini pada dasarnya termasuk perjanjian yang mengasilkan
perikatan (Seran, 2006).
Sehubungan dengan itu, dokter berkewajiban melakukan upaya semaksimal
mungin dengan mengerahkan seluruh keilmuan secara seksama sesuai dengan
standard dan prosedur yang berlaku berdasarkan tingkat perkembangan ilmu
kedokteran (Seran, 2006).
Untuk sahnya hubungan hokum tersebut, harus dipenuhi empat syarat yang
diatur dalam pasal 1320 KUHP yaitu 1. Kata sepakat, 2. Kecakapan, 3. Hal
tertentu, 4. Sebab yang halal. Dengan memenuhi syarat-syarat itu maka hubungan
hokum tersebut mengikat para pihak sebagaimana halnya UU dan pada akhirnya
menimbulkan hak dan kewajiban pagi kedua pihak yaitu hak dokter di satu pihak
dan kewajiban pasien di pihak lain secara timbale balik, serta prestasi yang harus
dilaksanakan kedua pihak tersebut. Adapun hak dan kewajiban dari dokter dan
pasien diatur dalam UU No. 29 tahun 2004 (Seran, 2006).
DAFTAR PUSTAKA