Arfiluthfiyahsiregar (170600051)
YasmineSofi Maharani (170600054)
AtikaRahmi (170600055)
PutriHafizah (170600056)
Gloria HandayaniSimamora (170600057)
Yeheskiel Satria Yoga Erlangga (170600058)
TharisArRazak (170600059)
Rosa DeaSafana (170600060)
Ricki Fadlan (170600161)
Jeremias bastian L.Toruan (170600162)
Adinda Ocean (170600164)
Muhammad FakhriNasution (170600165)
WildaArminda (170600166)
DelimaMarbun (170600167)
DhaffaNuryulizaKaban (170600168)
WahyuDaniNasution (170600169)
Naomi Amanda Hutajulu (170600170)
PEMICU 3
Nama pemicu : keluar air campur darah dari hidung
Penyusun : drg. Isnandar.,Sp.BM ; drg. Indra basar., M.Kes ;
drg. Cek dara manja., Sp.RKG
Hari/Tanggal : Selasa/18 Juni 2019
Waktu : 07.30 – 09.30 WIB
Kasus
Seorang wanita berusia 56 tahun, datang berobat ke RSGM USU dengan keluhan
gigi geraham kanan atas berlubang. Vital sign dalam batas normal. Anamnesis
gigi sudah lama berlubang dan sering sakit hilang timbul. Pada pemeriksaan
klinis ditemukan karies sudah mencapai, tes vitalitas (-), perkusi (-). Pasien hanya
ingin giginya dicabut. Saat dilakukan pencabutan terjadi fraktur pada akar palatal,
dilakukan pengambilan akar dengan waktu yang lama dan sulit. Ketika selesai
dilakukan pencabutan banyak darah keluar dari soket, pasien juga mengeluhkan
keluar air bercampur darah dari hidung setelah berkumur
1. Pemeriksaan apa yang dapat dilakukan untuk menegakkan
diagnosa kasus tersebut ?
Diagnosis penyakit pasien adalah Oroantral Communication.
‘
Pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu :
1. Nose blowing test,
pasien diinstruksikan untuk menjepit cuping hidung (menutup hidung)
kemudian instruksikan pasien untuk meniupkan udara secara lembut dari
hidung. Apabila (+), maka air akan keluar dari soket dan terbentuk gelembung
darah pada soket dan ada suara desau air (hollow sound) saat di-suction.
2. Intraoral examination
Menggunakan kaca mulut dan pencahayaan. Lihat apakah ada jaringan
granulasi pada soket atau lubang yang terbuka. (kaca mulut akan berkabut jika
diletakkan di bawah OAC)
2. Jelaskan hal hal yang harus diperhatikan dalam penangan kasus
diatas tersebut!
Informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien dan atau keluarga
pasien atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan
terhadap pasien beserta risiko yang berkaitan dengannya. Tindakan pencabutan
gigi posterior rahang memiliki risiko yang tinggi terjadinya OAC pasca
pencabutan gigi.
Dalam informed consent dokter gigi harus menjelaskan beberapa hal, yaitu :
1) Diagnosa yang telah ditegakkan
2) Tindakan yang akan dilakukan
3) Manfaat dan urgensi dilakukan tindakan tersebut
4) Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi jika dilakukan tindakan, dan
5) Konsekuensi bila tidak dilakukan tindakan
4. Pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan berikut
interpretasinya.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu pemeriksaan radiografi.
Beberapa pemeriksaan radiografi yaitu radiografi panoramik, radiografi
periapikal dan CT Scan. Berdasarkan diskusi kami, kami memilih radiografi
panoramik dan radiografi periapikal.
1. Radiografi panoramik
radiografi panoramik ini dapat memberikan estimasi yang akurat
tentang dimensi kerusakan tulang dari fistula dan juga mengungkapkan
tentang keberadaan dan lokasi akar gigi/implan/benda asing yang
mungkin telah masuk ke antrum
2. Radiografi periapikal
radiografi periapikal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
morfologi gigi dan juga menunjukkan keliling dari fistula tulang dan
hubungannya dengan gigi sekeliling
5. Jelaskan alat dan bahan yang digunakan pada pasien tersebut!
Instruksi
sinus precaution : hindari meniup, menyedot nyedot ludah,
menghisap soket, minum melalui sedotan/ merokok selama 24 jam.