Anda di halaman 1dari 14

MODUL MAHASISWA

PELATIHAN KETERAMPILAN KLINIK TERPADU

SPKKT ANGKATAN 2014

Tema: Pengenalan Lesi Variasi Normal Rongga Mulut dan Tatalaksana


Non Farmakologi

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG
2018
Nama Kegiatan : SPKKT / Skills lab
Nama Mata Kuliah : Early Clinical Exposure
Tema : Pengenalan Lesi Variasi Normal Rongga Mulut
dan Tatalaksana Non Farmakologi
Semester : 8 (delapan)
Kompetensi Utama :
1. Mampu melakukan analisis pada kasus variasi normal rongga mulut.
2. Mampu menentukan diagnosis berdasarkan analisis kasus yang diperoleh.
3. Mampu membuat rencana perawatan non farmakologi yang didasarkan pada kondisi,
kepentingan dan kemampuan pasien (sesuai kasus).
Kompetensi Penunjang :
1. Mampu mengidentifikasi kasus variasi normal rongga mulut,
2. Mampu melakukan/menentukan diagnosis penyakit/kasus variasi normal rongga
mulut,
3. Mampu menentukan terapi yang diperlukan secara non farmakologis (OHI dan KIE).
Bahan Kajian :
1. Identifikasi kasus variasi normal rongga mulut melalui gambaran klinis.
2. Menentukan diagnosis dan diagnosis banding.
3. Tindakan perawatan non farmakologi: OHI dan KIE.
Muatan pelatihan Keterampilan pada modul ini :
1. Melakukan interpretasi dan identifikasi gambaran klinis kasus variasi normal rongga
mulut.
2. Menentukan diagnosis dan diagnosis banding kasus.
3. Melakukan simulasi OHI dan KIE sesuai kasus.
Tujuan Umum :
Setelah menyelesaikan PELATIHAN KETERAMPILAN KLINIK TERPADU ini,
mahasiswa diharapkan mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam melakukan
interpretasi dan identifikasi kasus variasi normal rongga mulut, secara sistematis dan
menyeluruh/lengkap sehingga tidak ada hal yang terlewat dalam menentukan diagnosis dan
mampu melakukan simulasi terapi non farmakologi pada kelainan mukosa oral kasus variasi
normal rongga mulut dengan tepat.
Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan PELATIHAN KETERAMPILAN KLINIK TERPADU ini,
mahasiswa diharapkan mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam melakukan:
- Interpretasi dan identifikasi kasus variasi normal rongga mulut,
- Penentuan diagnosis dan diagnosis banding
- Melakukan OHI dan KIE sesuai kasus.

Metode Pelatihan : Demonstrasi, Simulasi, Peer / small group discussion, Role play.
Tempat Pelatihan : Laboratorium SPKKT Kampus FKG Unpad Jatinangor
Peserta Pelatihan : Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi semester 8.
Sistem Assessment : Rubrik Formatif
Sistem Evaluasi : Rubrik Somatif pada OSCE
Rencana alokasi waktu pelatihan :
Durasi: 2,5 jam (3 x 50 menit)
Sistematika:
1. Melakukan interpretasi dan identifikasi kasus variasi normal rongga mulut: Dosen
pelatih memberikan foto gambaran klinis (atlas berwarna/modul) lalu melakukan
pembimbingan dan diskusi interaktif dalam menginterpretasi sumber informasi
tersebut dengan tujuan mendapatkan masalah-masalah sesuai kasus (20 menit).
2. Menentukan diagnosis dan diagnosis banding kasus: dosen pelatih memimpin diskusi
untuk menentukan diagnosis dan DD kasus (30 menit).
3. Simulasi OHI dan KIE sesuai kasus: dosen dapat memberikan contoh
demonstrasi/simulasi terlebih dahulu selanjutnya mahasiswa melakukan OHI dan KIE
(role play) untuk selanjutnya dikoreksi oleh dosen pelatih (90 menit).
4. Dosen pelatih menyampaikan feedback (10 menit).

Penyusun Modul: Indah Suasani Wahyuni, drg., Sp.PM

Kontributor Materi Ajar :


Departemen IPM FKG Unpad dan Departemen IKGK FKG Unpad.

Alat dan Bahan yang diperlukan:


Atlas Berwarna Rongga Mulut/Oral Medicine (1 kelompok minimal 2 buah) atau modul
SPKKT yang diprint berwarna.

RENCANA PERAWATAN NON FARMAKOLOGI


UNTUK KASUS ILMU PENYAKIT MULUT

Rencana perawatan bagi pasien-pasien dengan kasus ipm/lesi jaringan lunak rongga
mulut terdiri dari rencana perawatan farmakologi dan non farmakologi. Pada materi kali ini
akan dibahas mengenai rencana perawatan non farmakologi, yang terdiri dari:
1. Instruksi menjaga kebersihan mulut meliputi kebersihan gigi dan lidah (DHE dan
OHI)
2. Informasi dan Edukasi bagi pasien terkait penyakit/kasus yang dialami.

Dasar-dasar teori penyampaiannya dalam bentuk komunikasi dokter dan pasien


dipelajari dalam modul Ilmu Kedokteran Gigi Masyarakat (Departemen Ilmu
Kedokteran Gigi Komunitas FKG Unpad, Modul Keterampilan Klinik: Komunikasi
sistemik, Informasi dan Edukasi, 2018).

Beberapa materi yang terdapat dalam modul tersebut yang dapat digaris bawahi adalah
sebagai berikut:
A. Pemberian Informasi Kepada Pasien
Pasal 45 UU Praktik Kedokteran memberikan batasan minimal informasi yang
selayaknya diberikan kepada pasien yaitu:
1. Diagnosis dan tata cara tindakan medis
2. Tujuan tindakan medis yang dilakukan
3. Alternatif tindakan lain dan resikonya (jika ada)
4. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
5. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

B. Edukasi pada pasien terkait tatalaksana kasus IPM


1. Edukasi tentang penyakit yang diderita (etiologi dan faktor predisposisi yang mungkin
menyertainya, diagnosis/nama penyakit dalam bahasa yang dimengerti pasien,
penjelasan apakah penyakit tersebut berbahaya atau menular atau tidak).
2. Edukasi tentang obat (tatalaksana farmakologi) yang diberikan (golongan obat, jenis
sediaan, cara pakai, frekwensi, dosis dan durasi penggunaan obat).
3. Edukasi mengenai hal-hal yang harus dihindari/dihentikan terkait penyakit
4. Edukasi mengenai hal-hal yang harus dilakukan pasien untuk mencegah kekambuhan
penyakit, meningkatkan kualitas hidup pasien atau mempertahankan kesehatan.

VARIASI NORMAL PADA RONGGA MULUT,


DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA

1. LEUKOEDEMA (ICD 10 = …)
a) Definisi
variasi mukosa oral yang umum dan berkaitan dengan orang-orang berkulit gelap,
tetapi kadang-kadang dapat dijumpai pada orang-orang berkulit putih. Insidensi
leukoedema cenderung meningkat dengan bertambahnya usia dan 50% dari anak-
anak kulit hitam dan 92% orang dewasa kulit hitam menderitanya (Langlais, 1998).

(regezi, 2013)
b) Patofisiologi : (-)
c) Hasil anamnesis (subjektif)
Lapisan putih pada pipi bagian dalam yang hilang jika diregangkan.
d) Gejala klinis dan Pemeriksaan
- Tempat yang biasa ditemukan pada mukosa bukal dan bibir, bilateral pada sisi
kiri dan kanan.
- Velvet-like folded appearance (seperti beludru) – berwarna putih keabu-abuan,
slightly folded opalescent
- Mother of pearl appearance – pada beberapa kasus, terlihat difus.
- Tanda : kadang terjadi deskuamasi yang dapat meninggalkan permukaan
erosif
- Pemeriksaan : hilang segera jika mukosa bukal diregangkan.
e) Diagnosa Banding
- Leukoplakia: gambaran putih susu, yang tidak hilang jika mukosa diregangkan
- Cheek bitting lesion: biasanya unilateral, dan terlihat keterlibatan jaringan
lainnya
- White sponge nevus: seperti plak yang lebih tebal, dan tidak hilang jika
mukosa diregangkan
- Hereditary benign intraepithelial dyskeratosis: mirip dengan white sponge
nevus.
f) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
- 83.91 (Dental examination)
- 24.99 Other (Other dental examination)
g) Prosedur Tindakan KG
- Oral Hygiene Instruction
- Komunikasi Informasi Edukasi
- Tidak memerlukan tindakan, karena merupakan variasi normal di dalam
rongga mulut.
h) Pemeriksaan penunjang
Pada umumnya tidak diperlukan, diagnosis ditegakkan berdasarkan penampilan klnis
dan riwayat penyakit yang khas.
i) Peralatan dan bahan
- Dental unit lengkap
- Alat dasar pemeriksaan rongga mulut : sonde, kaca mulut dan pinset
j) Lama perawatan: 1 – 7 hari
k) Faktor penyulit : tidak ada
l) Prognosis: Ad bonam, tidak berpotensi keganasan
m) Keberhasilan perawatan: Baik
n) Persetujuan tindakan kedokteran :
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medis (terutama jika ada tindakan
invasif seperti pembedahan karena dirasakan pasien mengganggu)
o) Faktor sosial yang perlu diperhatikan : (-)
p) Referensi :
- Robert PL et al. 2016. Atlas Berwarna Lesi Mulut yang sering ditemukan.
Indonesia: EGC; Jakarta -Indonesia p.18
- Crowson, Odell, and Porter 2002. Essential of Oral Pathology And Oral Medicine,
7th Edition, Churchill Livingstome : British

2. FORDYCE’S GRANULE (ICD 10 = …)

a) Definisi
Merupakan anomaly perkembangan yang secara karakteristik ditandai oleh
adanya kelenjar-kelenjar sebasea yang ektopik di dalam mulut. Disebabkan oleh
kelenjar – kelenjar sebasea yang ektopik (tumbuh tidak pada tempat semestinya)
pada submucosa, seharusnya ada pada subcutan. Kelenjar sebasea secara embrionik
terperangkap selama penggabungan prosesses maksilaris dan mandibular.

( Regezi, 2013)

b) Patofisiologi
Timbulnya sebasea pada mukosa mulut dikarenakan terjadinya inclusion
(penyatuan) dari ectoderm rongga mulut yang mempunyai potensi mirip dengan
kulit, pada saat perkembangan maksila dan mandibular selama proses embrionik.
c) Hasil anamnesis (subjektif)
Bintik-bintik kecil dengan ukuran seujung jarum, banyak, terdapat pada pipi bagian
dalam.
d) Gejala Klinis dan Pemeriksaan
- Berbentuk granula-granula yang terdiri atas kelenjar sebasea, dengan ukuran
1 sampai 2 mm. Granula-granula menjadi lebih mencolok sesudah
kematangan seksual, ketika sistem sebaseanya berkembang. Rambut intra
oral jarang terlihat dalam kaitan dengan keadaan ini.
- Secara khas tampak pada mukosa pipi sebagai papula yang sedikit menimbul,
berwarna putih, kream atau putih kekuningan.
- Biasanya terjadi dalam jumlah banyak, membentuk kelompok-kelompok,
plak, atau bercak-bercak.
- Kelompok yang melebar dapat terasa kasar pada palpasi.
- Jarang ditemui pada mukosa bibir, retromolar pad, gusi cekat, lidah dan
frenulum.
e) Diagnosa Banding: Tidak ada karena gambaran klinis khas memperlihatkan
fordyce’s granules.
f) Klasifikasi Terapi ICD 9
89.33 Dental Examination
24.99 Other (dental operation)
g) Prosedur tindakan KG
- Oral Hygiene Instruction
- Komunikasi Informasi Edukasi
h) Pemeriksaan penunjang
Pada umumnya tidak diperlukan, diagnosis ditegakkan berdasarkan penampilan
klinis dan riwayat penyakit yang khas.
i) Peralatan dan bahan/ obat
- Dental unit lengkap
- Alat dasar pemeriksaan : kaca mulut, sonde, pinset
j) Lama Perawatan: 1 – 7 hari
k) Faktor Penyulit: Tidak ada
l) Prognosis: Baik
m) Keberhasilan perawatan: ( - ) karena menetap di dalam rongga mulut
n) Persetujuan tindakan kedokteran: Wajib,minimal lisan dan dicatat dalam rekan
medis
o) Faktor sosial yang perlu diperhatikan: Tidak ada
p) Referensi
- Charu M Marya, 2010. History Taking and Clinical Examination in Dentistry
Jaypee Brothers Medical Publishers:India
- Regezi et al, 2013. Oral Pathology Clinical Pathologic Correlation, 6 th
edition, Elsevier : St. Louis

3. LINEA ALBA (ICD 10 = …)

a) Definisi: Merupakan garis gelombang putih yang menonjol dengan panjang yang
bervariasi dan terletak mencolok pada garis oklusi di mukosabukal. Yang disebabkan oleh
tekanan atau isapan pada permukaan mukosa bukal.

(Laskaris, 2013)

b) Patofisiologi: Pada awalnya, akan muncul plak putih yang sedikit menonjol dan tidak
teratur dalam pola difus yang menutupi daerah trauma. Bertambahnya luka akan
menimbulkan respon hiperplastik yang memperbesar ukuran plak. Pola linear atau
striae kadang ditemukan yang terdiri atas daerah yang kasar dan tebal dan zona eritem
yang berada diantaranya. Luka yang persisten dapat mengakibatkan pembesaran plak
dengan zona eritem dan ulserasi traumatik yang tidak teratur.
c) Hasil anamnesis (subjektif): Garis memanjang pada pipi bagian dalam sejajar dengan
permukaan gigi rahang bawah.
d) Gejala klinis dan Pemeriksaan
- Berupa garis putih yang mempunyai lebar 1-2 mm dan meluas horizontal dari
molar kedua region kaninus mukosa bukal dan berakhir pada kalikulus
angularis.
- Lesi paling sering ditemukan bilateral dan tidak bias dihilangkan dengan
digosok.
- Lesi berkembang sebagai respon terhadap aktivitas gesekan gigi-gigi, yang
mengakibatkan epitel menjadi menebal (hiperkeratotik)
e) Diagnosis Banding:
- Cheek Bitting
- Morcicatio Buccarum
f) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
89.33 Dental Examination
24.99 Other (dental operation)
g) Prosedur tindakan KG
- Oral hygiene instruction
- Komunikasi informasi dan edukasi
h) Pemeriksaan penunjang
Pada umunya tidak diperlukan, diagnosis ditegakkan berdasarkan penampilan klinis
dan riwayat penyakit yang khas.
i) Peralatan dan bahan/obat
- Dental unit lengkap
- Alat diagnostik standar : kaca mulut, sonde, pinset
j) Lama perawatan: 1 – 7 hari
k) Faktor penyulit: Tidak ada
l) Prognosis: Baik
m) Keberhasilan perawatan:
n) Persetujuan tindakan kedokteran: Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam
rekam medik
o) Faktor sosial yang perlu diperhatikan: Tidak ada
p) Referensi
- Charu M Marya, 2010. History Taking and Clinical Examination in
Dentistry Jaypee Brothers Medical Publishers:India
- Regezi et al, 2013. Oral Pathology Clinical Pathologic Correlation, 6 th
edition, Elsevier : St. Louis
- Robert PL et al. 2016. Atlas Berwarna Lesi Mulut yang sering ditemukan.
Indonesia: EGC; Jakarta -Indonesia p.18

4. MORCICATIO BUCCARUM (ICD 10 = …)

a) Definisi: Merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut perubahan pada mukosa
mulut yang disebabkan oleh menggigit pipi atau mengunyah pipi. Mengunyah atau menggigit
adalah kebiasaan yang umum dilakukan di saat gelisah, yang mengakibatkan berkembangnya
perubahan mukosa.
(Regezi, 2013)
b) Patofisiologi: ( - )
c) Hasil anamnesis (subjektif): Garis putih memanjang pada pipi.
d) Gejala klinis dan pemeriksaan
- Muncul plak putih yang sedikit menonjol dan tidak teratur
- Tidak ada predileksi rasa atau jenis kelamin
- Lebih sering terlihat pada mukosabukal
e) Diagnosis banding:
- Linae alba
- Check bitting
f) Klasifikasi terapi ICD 9 CM
89.31 Dental examination
24.99 Other (dental operation)
g) Prosedur tindakan KG
- OHI
- KIE
h) Pemeriksaan penunjang
Pada umunya tidak diperlukan, diagnosis ditegakkan berdasarkan penampilan
klinis dan riwayat penyakit yang khas
i) Peralatan dan bahan/obat
- Dental unit lengkap
- Alat diagnostik standar : kaca mulut, sonde, pinset
j) Lama perawatan: 1 – 7 hari
k) Faktor penyulit: Tidak ada
l) Prognosis: Baik
m) Keberhasilan perawatan: (-), karena relatif menetap
n) Persetujuan tindakan kedokteran
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik
o) Faktor sosial yang diperlukan: Tidak ada
p) Referensi
- Charu M Marya, 2010. History Taking and Clinical Examination in
Dentistry Jaypee Brothers Medical Publishers:India
- Regezi et al, 2013. Oral Pathology Clinical Pathologic Correlation, 6 th
edition, Elsevier : St. Louis
- Robert PL et al. 2016. Atlas Berwarna Lesi Mulut yang sering ditemukan.
Indonesia: EGC; Jakarta -Indonesia
5. GEOGRAPHIC TONGUE (ICD 10 = …)

a) Definisi: Kondisi peradangan jinak yang ditandai oleh bercak-bercak tidak teratur yang
khususnya berada pada dorsum lidah, jarang pada bagian mukosa mulut lainnya (Stomatitis
geografik). Pola bercak yang tidak teratur membuat permukaan lidah tampak menyerupai
peta sehingga disebut geografik. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi stres, defisiensi nutrisi,
faktor hormonal serta herediter.

(Silverman, 2001)

b) Patofisiologi
c) Hasil anamnesis (subjektif): Bercak putih pada lidah seperti peta
d) Gejala klinis dan pemeriksaan:
- Kondisi ini secara klasik terjadi pada dorsum dan lateral dari dua pertiga
anterior lidah, melibatkan hanya papila filiformis sedangkan papila
fungiformis tetap utuh.
- Lesi terlihat sebagai bercak depapilasi eritematosa, berbatas jelas,
dikelilingi oleh tepi lesi yang berwarna putih dan lebih tinggi seedikit
dibandingkan sekitarnya, multipel.
- Terdapat tiga pola geographic tongue: 1) daerah bercak karena papila
filiformis mengalami deskuamasi; 2) daerah bercak deskuamasi yang
dikeliling oleh tepi berwarna putih, menonjol dan berbentuk seperti cincin;
3) daerah bercak papila filiformis yang mengalami deskuamasi, dibatasi
oleh pita eritema akibat peradangan.
- Lesi memiliki ciri khas berada pada suatu area untuk waktu tertentu,
kemudian menghilang sama sekali dan muncul kembali di area yang lain.
- Lesi bersifat asimtomatik, dapat muncul bersamaan dengan fissure tongue.
e) Diagnosis banding:
- Kandidiasis,
- lichen planus,
- psoriasis,
- sindrom Reiter,
- mucous patch pada sifilis
f) Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
89.31 Dental examination
24.99ther (Dental operation)
g) Prosedur tindakan KG
- OHI
- KIE
h) Pemeriksaan penunjang: Pada umumnya tidak diperlukan, diagnosis ditegakkan
berdasarkan penampilan klinis dan riwayat penyakit yang khas, tetapi jika dicurigai
ada keterlibatan reaksi alergi diperllukan pemeriksaan Ig E
i) Peralatan dan bahan/obat
- Dental unit lengkap
- Alat diagnostik strandar : kaca mulut, sonde dan pinset
- Bahan antiseptik
j) Lama perawatan: 1 – 7 hari
k) Faktor penyulit: Reaksi alergi
l) Prognosis: Baik
m)Keberhasilan perawatan: ( - )
n) Persetujuan tindakan kedokteran: Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam
medik
o) Faktor sosial yang perlu diperhatikan: Tidak ada
p) Referensi
- Charu M Marya, 2010. History Taking and Clinical Examination in Dentistry
Jaypee Brothers Medical Publishers:India
- Regezi et al, 2013. Oral Pathology Clinical Pathologic Correlation, 6 th edition,
Elsevier : St. Louis
- Robert PL et al. 2016. Atlas Berwarna Lesi Mulut yang sering ditemukan.
Indonesia: EGC; Jakarta -Indonesia

6. TORUS (ICD 10 = …)

a) Definisi
Suatu tonjolan pada daerah midline palatum durum atau massa tulang nodular tidak
bertangkai, bisa terjadi pada palatum durum atau lingual mandibula.
b) Patofisiologi: (-)
c) Hasil anamnesis (subjektif)
Tonjolan tulang yang bisa terjadi pada palatum durum atau lingual mandibula
d) Gejala klinis dan pemeriksaan
- Asimtomatis, bisa meradang apabila terkena trauma
- Jika berada di midline palatum dapat melebar ke kedua sisinya.
- Ukuran umumnya berdiameter 2 cm atau kurang dan bisa berbentuk lobus,
nodul atau ireguler.
- Torus tidak terasa sakit, terasa keras seperti tulang, dengan keadaan dan warna
mukosanya normal
- Bisa dibantu dengan pemeriksaan radiografis
e) Diagnosis banding: (-) karena gambaran klinisnya khas
f) Klasifikasi terapi ICD 9 CM
89.31 Dental Examination
24.99 Other (dental operation)
g) Prosedur tindakan KG
- OHI
- KIE
h) Pemeriksaan penunjang
Pada umunya tidak diperlukan, diagnosis ditegakkan berdasarkan penampilan kklinis
dan riwayat penyakit yang khas
i) Peralatan dan bahan/obat
- Dental unit lengkap
- Alat diagnostik standar : sonde, kaca mulut, pinset
j) Lama perawatan
1 – 7 hari, jika torus mengganggu diperlukan tindakan bedah untuk membuang torus
k) Faktor penyulit: Jika torus besar dan mengganggu atau memerlukan denture
l) Prognosis: Baik
m) Keberhasilan perawatan: Baik
n) Persetujuan tindakan kedokteran
Wajib, minimal lisan dan dicatat dalam rekam medik
o) Faktor sosial yang diperlukan: Tidak ada
p) Referensi
- Charu M Marya, 2010. History Taking and Clinical Examination in Dentistry
Jaypee Brothers Medical Publishers:India
- Regezi et al, 2013. Oral Pathology Clinical Pathologic Correlation, 6 th edition,
Elsevier : St. Louis
- Robert PL et al. 2016. Atlas Berwarna Lesi Mulut yang sering ditemukan.
Indonesia: EGC; Jakarta -Indonesia

7. SCALLOPED TONGUE / CREANATED TONGUE (ICD 10 = …)

a) Definisi: Kelainan pada lidah yang ditandai identasi pada tepi lateral lidah. Yang
disebabkan oleh :

 Tekanan abnormal karena habitual seperti menyedot, mengerenyot (bruxisism),


menjulurkan lidah, clenching atau lidah ynag membesar
 Pada pasien normal berhubungan dengan sendi temporomandibula
 Pada kelaninan genetik seperti sindrom Down
 Pada kondisi sistemik seperti akromegali dan amiloidosis
b) Patofisiologi: (-)
c) Hasil anamesis (subjektif): Teraan gigi pada lidah
d) Gejala klinis dan pemeriksaan
- Lesi bilateral atau unilateral atau terisolasi pada regio ayaitu lidah berkontak
erat dengan gigi-geligi
- Tekanan pada lidah menimbulkan cetakan berupa oval terdepresi kadang-
kadang dikelilingi tepi menonjol, berkelok-kelok dan berwarna putih
- Temuan yang sering menyertai linea alba pada bukal
e) Diagnosis banding: Tidak ada, karena gambarannya sangat khas
f) Klasifikasi terapi ICD 9 CM
89.31 Dental examination
24.99 Other
g) Prosedur tindakan KG
- OHI
- KIE
h) Pemeriksaan penunjang: pada umumnya tidak diperlukan, diagnosis ditegakkan
berdasarkan penampilan klinis dan riwayat penyakit yang khas
i) Peralatan dan bahan/ obat
- Dental unit lengkap
- Alat diagnostik lengkap : kaca mulut, sonde, pinset
j) Lama perawatan: 1 – 7 hari
k) Faktor penyulit: (-)
l) Prognosis: (-)
m) Keberhasilan perawatan: (-)
n) Persetujuan tindakan kedokteran
Wajib, minimal lidan dan dicatat dalam rekam medik
o) Faktor sosial yang perlu diperhatikan: Tidak ada
p) Referensi
- Charu M Marya, 2010. History Taking and Clinical Examination in Dentistry
Jaypee Brothers Medical Publishers:India
- Regezi et al, 2013. Oral Pathology Clinical Pathologic Correlation, 6 th edition,
Elsevier : St. Louis
- Robert PL et al. 2016. Atlas Berwarna Lesi Mulut yang sering ditemukan.
Indonesia: EGC; Jakarta –Indonesia.
Instruksi untuk mahasiswa:

1. Perhatikan karakteristik gambaran khas secara klinis lesi variasi normal tersebut
(dapat menggunakan atlas berwarna oral medicine atau sumber lain).
2. Lakukan simulasi perawatan non farmakologis pada pasien sesuai kasus meliputi
DHE/OHI dan KIE, dengan memperhatikan prinsip-prinsipnya.

Anda mungkin juga menyukai