Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RENCANA PERAWATAN

MODUL OPERATIVE DENTISTRY


RESTORASI RESIN KOMPOSIT KAVITAS KLAS IV GV. BLACK
PADA GIGI 21 KARIES DENTIN

Disusun Oleh :
Indah Puspita Suri
J530185094

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Definisi Penyakit
Karies adalah suatu penyakit progresif dari jaringan keras gigi.
Keadaan ini disebabkan oleh kerja bakteri atas karbohidrat yang dapat
difermentasikan yang terdapat dalam biofilm plak di permukaan gigi. Ulah
bakteri ini akan menyebabkan terjadinya asam dan akan
mendemineralisasikan jaringan keras gigi yang akhirnya mengakibatkan
terjadinya proteolisis dari komponen organik jaringan gigi (Banerjee dan
Watson, 2011).

B. Etiologi
Banerjee dan Watson (2011) mengatakan bahwa, karies dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
 Bakteri
Dalam ekologi biofilm plak yang kompleks terdapat ratusan spesies
bakteri, tergantung lamanya plak dipermukaan gigi. Streptococus mutans
adalah spesies bakteri yang sejak dulu dianggap sebagai penyebab utama
karies. Interaksi antar spesies di dalam biofilm akan memicu
berkembangnya proses karies
 Permukaan gigi yang rentan
Lesi karies terjadi di permukaan gigi yang memiliki tumpukan plak yang
melekat dalam waktu lama, pada :
 Fisur dan pit yang dalam dipermukaan bukal/oklusal gigi posterior
yang tidak bisa disikat dengan bersih oleh pasien,
 Permukaan aproksimal (mesial dan distal) di arah servikal dari titik
kontak gigi sebelahnya.
 Permukaan halus bersebelahan dengan margin gingiva (daerah yang
sering terlewati ketika pasien menyikat giginya)
 Margin restorasi yang mengemper (overhang) atau tidak baik
 Karbohidrat yang dapat difermentasikan.
Bakteri plak mampu mampu memetabolisme karbohidrat diet
tertentu (termasuk sukrosa dan glukosa) yang kemudian akan
menghasilkan berbagai asam organik seperti asam laktat, asam asetat,
dan asam propionat, dipermukaan gigi. Hal ini akan menyebabkan
turunnya nilai pH dalam satu sampai tiga menit dan memicu terjadinya
demineralisasi jika pH turun sampai di bawah 5,5.
 Waktu
Walaupun turunnya pH dimulai dengan cepat, hilangnya mineral yang
dapat merusak jaringan keras permukaan gigi oleh biofilm plak
memerlukan waktu.

C. Tanda-tanda klinis
Manifestasi klinis dari lesi bercak putih yang aktif adalah halus,
terlihat putih/opak dan tidak terdapat kavitas di saat awal. Lesi bercak putih di
permukaan email gigi ini akan lebih mudah dilihat jika permukaan gigi
dikeringkan dengan udara. Jika kemudian lesi berkembang, lesi akan
kelihatan seperti kapur dan akhirnya akan menjadi kasar atau akan terasa ada
lubang kecil ketika diperiksa dengan sonde. Lesi di dalam dentin sering
mengalami diskolorasi cokelat tua pada daerah zona yang terinfeksi. Etiologi
mengapa sampai terjadi perubahan warna ini masih belum jelas
kebenarannya, namun kemungkinan dapat disebabkan oleh suatu reaksi
biokimia antara protein dan karbohidrat di dalam lingkungan biologis yang
asam dan lembab (Banerjee dan Watson, 2011).
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

Karies dikelompokkan berdasarkan kedalaman dan lokasinya. Berdasarkan


kedalamannya, karies terbagi sebagai berikut:
1. Karies Superfisial
Karies superfisial adalah karies yang baru mengenai enamel saja, sedang
dentin belum terkena.
2. Karies Media
Karies media adalah karies yang sudah mengenai dentin, tetapi belum
melebihi setengah dentin.
3. Karies Profunda
Karies profunda adalah karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan
kadang-kadang sudah mengenai pulpa (Phinney dan Halstead, 2013).
G.V Black mengklasifikasikan kavitas berdasarkan lokasinya, yaitu:
a) Kelas I
Kavitas pit dan fisur di permukaan oklusal gigi posterior, pada bukal dan
lingual groove gigi posterior, atau pada lingual dekat dengan singulum pada
gigi anterior dan karies yang terjadi pada bagian labial.
b) Kelas II
Kavitas pada permukaan proksimal baik mesial atau distal gigi posterior.
c) Kelas III
Kavitas pada permukaaan proksimal gigi anterior (mesial atau distal).
d) Kelas IV
Kavitas pada permukaan proksimal gigi anterior dan mengenai bagian insisal.
e) Kelas V
Kavitas pada 1/3 servikal di permukaan fasial atau labial gigi pada gigi
posterior maupun anterior.
f) Kelas VI
Kavitas pada edge insisal atau pada tonjol (cusp) gigi posterior (Phinney dan
Halstead, 2013)

Karies yang terdapat pada gigi depan akan sangat mengganggu dari segi
estetik penderita. Oleh karena itu,diperlukan bahan tumpatan yang bukan hanya
kuat tetapi juga dilihat dari estetiknya terlihat baik.
Penggunaan resin komposit sebagai bahan restorasi di bidang kedokteran
gigi semakin meningkat. Bahan restorasi ini menjadi pilihan karena memiliki
warna yang hampir mirip dengan warna gigi asli dan kekuatan yang baik karena
dapat berikatan dengan gigi secara mikro mekanis (Putriyanti et al., 2012).
Keunggulan lainnya adalah dalam penggunaan resin komposit, preparasi kavitas
tidak mengurangi banyak jaringan gigi yang sehat. Sehingga resin komposit
banyak digunakan dalam berbagai perawatan, salah satunya untuk merestorasi
gigi permanen (Schneider et al., 2009).
Ada 3 faktor penting dalam bahan komposit resin yaitu, filer anorganik,
matriks resin, coupling agent. Filler dalam komposit ditambahkan untuk
mengkontrol karakteristik, mengurangi pengerutan, meningkatkan kualitas
kekuatan dan mengurangi keausan
Restorasi dengan bahan resin komposit sering ditemukan memiliki
beberapa kelemahan. Resin komposit akan mengalami pengerutan saat
polimerisasi. Menurut Poggio et al. (2013), pengerutan akibat polimerisasi dapat
menyebabkan kehilangan kontak antara resin komposit dan dinding kavitas yang
kemudian akan membentuk celah. Celah dari hasil pengerutan saat polimerisasi
akan menjadi jalan masuk cairan dan bakteri dari rongga mulut, sehingga sering
ditemui adanya kebocoran mikro pada tepi restorasi. Sehingga dibutuhkan teknik
layering dalam aplikasi resin komposit untuk meminimalisir pengerutan saat
polimerisasi.
BAB II
PEMBAHASAN KASUS

A. Data Pasien
1. IDENTITAS
Nama Pasien : KL
Tanggal Lahir : 06-12-1996
Usia : 22 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Klaten
Pekerjaan : Pegawai
Agama : Kristen

2. DATA MEDIK UMUM


Golongan Darah : O
Alergi : Debu dan cuaca dingin
Penyakit Sistemik : Tidak Ada
A. Pemeriksaan Subjektif
CC :
 Pasien datang dengan keluhan gigi depan atas berlubang
PI :
 Pasien merasa keluhannya sejak 2 tahun yang lalu
 Pasien tidak mengeluhkan rasa ngilu dan tidak terasa sakit
 Pasien merasa gigi tersebut mengganggu saat tersenyum sehingga
pasien tidak percaya diri
PDH :
 Pasien pernah ke dokter gigi untuk mencabutkan giginya kurang lebih
1,5 tahun yang lalu
PMH :
 Pasien memiliki alergi debu dan cuaca dingin
 Pasien tidak pernah opname di rumah sakit
 Perdarahan pasien cepat berhenti saat terluka
FH :
 Gigi
Ayah : menurut keterangan pasien ayah memiliki keluhan sakit gigi
Ibu : menurut keterangan pasien ibu tidak memiliki keluhan gigi dan
mulut
 Umum
Ayah : menurut keterangan pasien ayah tidak memiliki penyakit
sistemik.
Ibu : menurut keterangan pasien ibu tidak memiliki penyakit sistemik.
SH :
 Pasien mengaku jarang mengonsumsi makanan dan minuman manis
 Pasien menggosok gigi 2x sehari setelah bangun tidur dan sebelum
tidur

B. Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan Ekstraoral
 Kesan Umum Kesehatan Penderita
Jasmani : Sehat.
Mental : Sehat (komunikatif dan kooperatif)
 Vital Sign

Tekanan darah : 110/70 mmHg


Nadi : 72 x/ menit
Pernafasan : 20 x/ menit
Suhu : Afebris
Berat badan : 49 Kg
Tinggi badan : 154 Cm
 Kesehatan Umum Berdasarkan Sistem Tubuh
o Sistem Endokrin : Tidak Ada Kelainan
o Sistem Gastrointestinal : Gastritis
o Sistem Hepatopoetik : Tidak Ada Kelainan
o Sistem Kardiovaskuler : Tidak Ada Kelainan
o Sistem Muskuloskeletal : Tidak Ada Kelainan
o Sistem Neurologik : Tidak Ada Kelainan
o Sistem Respirasi : Tidak Ada Kelainan
o Sistem Urogenital : Tidak Ada Kelainan
 Pemeriksaan Ekstra Oral

Fasial Neuromuskular Kelenjar Kelenjar Tulang TMJ


Ludah Limfe Rahang
Deformitas TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Nyeri TAK TAK TAK TAK TAK TAK

Tumor TAK TAK TAK TAK TAK TAK

Gangguan TAK TAK TAK TAK TAK TAK


Fungsi
Bentuk muka : Lonjong, simetris
Profil : Cembung
Bibir : Sedang
Deskripsi lesi / kelainan yang ditemukan : -

 Pemeriksaan Intraoral
- Mukosa bibir : Normal, TAK
- Mukosa Pipi : Normal, TAK
- Dasar Mulut : Normal, TAK
- Gingiva : Terdapat perubahan warna kecoklatan,
konsistensi kenyal, asimptomatik pada gingiva cekat anterior rahang
bawah
- Orofaring : Normal, TAK
- Oklusi : Normal bite
- Torus Palatinus : Tidak Ada
- Torus mandibula : Tidah ada
- Bentuk palatum : U, normal
- Frenulum
Frenulum Labialis RA : Sedang
Frenuum Labialis RB : Rendah
Frenulum Lingualis RB : Sedang
Frenulum Bukalis RA : Sedang
Frenulum Bukalis RB : Sedang
- Lidah : Normal
- Alveolus
Rahang Atas : Tinggi
Rahang Bawah : Tinggi
- Supernumerary teeth : Tidak Ada
- Diastema : Tidak Ada
- Gigi Anomali : Tidak Ada
- Gigi Tiruan : Tidak Ada
 Pemeriksaan Jaringan Lunak

- 17: Terdapat pewarnaan berwarna coklat pada daerah gingiva cekat gigi
anterior rahang bawah
D/ Rasial pigmentasi

 Pemeriksaan Gigi Geligi

Elemen Ringkasan Hasil D atau DD ICD-10 Rencana Perawatan


pemeriksaan

17 Terdapat kavitas pada D/ Karies K02.1 Tp/ Restorasi klas I


bagian oklusal kedalaman dentin GV Black dengan
dentin Resin Komposit
Sondasi (-) palpasi (-)
Perkusi (-) CE (+)

16 Terdapat kavitas pada D/ Karies K02.1 Tp/ Restorasi klas I


bagian oklusal kedalaman dentin GV Black dengan
dentin Resin Komposit
Sondasi (-) Palpasi (-)
Perkusi (-) CE (-)

15 Terdapat kavitas pada D/ Pulpitis K.04 Tp/ Ekstraksi


bagian mesio-oklusal irreversible
kedalaman dentin
Sondasi (+) Palpasi (+)
Perkusi (+) CE (+)

14 Terdapat kavitas pada D/ K.08.3 Tp/ Ekstraksi


bagian mesio-oklusal dan Nekrosis
distobukal kedalaman pulpa
pulpa
Sondasi (-) Palpasi (+)
Perkusi (+) CE (-)

13 Terdapat kavitas pada D/ Karies K02.1 Tp/ Restorasi


bagian mesial kedalaman dentin kavitas klas II GV.
dentin Black dengan resin
Sondasi (-) Palpasi (-) komposit
Perkusi (-) CE (+)

12 Terdapat kavitas pada D/ Karies KO2.1 Tp/ Restorasi


bagian mesial dan distal dentin kavitas klas III GV.
kedalaman dentin Black dengan resin
Sondasi (-) Palpasi (-) komposit
Perkusi (-) CE (+)

11 Terdapat kavitas pada D/ Karies KO2.1 Tp/ Restorasi


bagian mesio-incisal dan dentin kavitas klas IV GV.
disto-incisal kedalaman Black dengan resin
dentin komposit
Sondasi (-) Palpasi (-)
Perkusi (-) CE (+)

21 Terdapat kavitas pada D/ Karies KO2.1 Tp/ Restorasi


bagian mesio-incisal dan dentin kavitas klas IV GV.
distal kedalaman dentin Black dengan resin
komposit
Sondasi (-) Palpasi (-)
Perkusi (-) CE (+)

22 Terdapat kavitas pada D/ Karies KO2.1 Tp/ Restorasi


bagian mesial dan distal dentin kavitas klas III GV.
kedalaman dentin Black dengan resin
Sondasi (-) Palpasi (-) komposit
Perkusi (-) CE (+)

24 Terdapat titik kehitaman D/ Karies K.02.0 TP/ Observasi


pada permukaan oklusal email
kedalaman email

25 Terdapat titik kehitaman D/ Karies K.02.0 TP/ Observasi


pada permukaan oklusal email
kedalaman email

26 Terdapat sisa akar D/ Radices K.04.1 TP/ Ekstraksi


Perkusi (-)
Palpasi (-)

27 Terdapat sisa akar D/ Radices K.04.1 TP/ Ekstraksi


Perkusi (-)
Palpasi (-)

35 Terdapat kavitas pada D/ Karies KO2.1 Tp/ Restorasi


bagian mesial kedalaman dentin kavitas klas II GV.
dentin Black dengan resin
Sondasi (-) Palpasi (-) komposit
Perkusi (-) CE (+)

34 Terdapat kavitas pada D/ K.08.3 Tp/ Ekstraksi


bagian disto-oklusal dan Nekrosis
bukal kedalaman pulpa pulpa
Sondasi (-) Palpasi (-)
Perkusi (-) CE (-)

43 Terdapat kavitas pada D/ Karies KO2.1 Tp/ Restorasi


bagian mesial kedalaman dentin kavitas klas III GV.
dentin Black dengan resin
Sondasi (-) Palpasi (-) komposit
Perkusi (-) CE (+)

45 Terdapat kavitas pada D/ Karies KO2.1 Tp/ Restorasi


bagian disto-servikal dentin kavitas klas II GV.
kedalaman dentin Black dengan resin
Sondasi (-) Palpasi (-) komposit
Perkusi (-) CE (+)

47 Terdapat sisa akar D/ Radices K.04.1 TP/ Ekstraksi


Perkusi (-)
Palpasi (-)

B. Foto Klinis

C. Diagnosis
Gigi 21 : Terdapat kavitas pada bagian mesio-incisal dan distal dengan
kedalaman dentin.
Sondasi : (-)
Perkusi : (-)
Palpasi : (-)
Tes vitalitas : (+)

D/ gigi 21 karies Dentin

D. Rencana Perawatan
Tp/ Restorasi klas IV GV Black dengan menggunakan resin komposit
BAB IV
DISKUSI DAN CARA KERJA

A. Kunjungan
Kunjungan I :
Melakukan pemeriksaan lengkap, meliputi :
 Pemeriksaan subjektif
 Pemeriksaan objektif
 Diagnosis
 Rencana Perawatan
Kunjungan II :
 Informed Consent
 Restorasi resin komposit kavitas klas IV pada gigi 21
Kunjungan III :
Kontrol
 Kontrol dilakukan 1 minggu setelah tindakan
 Dilihat kondisi tumpatan terdapat step atau tidak, serta dilihat kondisi
tumpatan

C. Alat
- Diagnostic set
- Plastis instrument
- Flamed bur
- Round bur metal
- Round bur diamond
- Tapered finishing bur pita kuning
- Pear shape finishing bur pita kuning
- Polishing disk
- Light cure
- Shade guide
D. Bahan
- Resin komposit A3, A2 dan UD
- Etsa
- Bonding
- Cotton pellet
- Matriks seluloid strips
- Articulating paper
- Microbrush

E. Cara Kerja
1. Persiapan pasien
2. Preparasi gigi dan pembuatan bevel
Pembuangan jaringan karies dengan menggunakan round bur metal dan
pembuatan long bevel di bagian labial dan palatal menggunakan flamed bur
3. Pemilihan warna dengan shade guide
Sesuaikan warna sesuai shade guide yang tersedia, kemudian pilihlah warna
komposit yang sesuai.

4. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll


5. Pemasangan matriks seluloid strips di bagian interdental gigi yang akan
dilakukan tumpatan resin komposit.
6. Aplikasi etsa
Aplikasi etsa menggunakan microbrush pada permukaan cavosurface yang
telah dipreparasi selama 15 detik, cuci dengan air, keringkan perlahan,
jangan sampai dehidrasi.
7. Aplikasi bonding
Aplikasi bahan bonding pada seluruh permukaan yang telah dipreparasi
dengan microbrush. Didiamkan selama 10 detik, kemudian lakukan
penyinaran dengan light cure selama 20 detik.
8. Aplikasi resin komposit
Aplikasi resin komposit selapis demi selapis (teknik layering) sampai
didapatkan kontur dan adaptasi tepi yang baik dimulai dari arah palatal.
Setiap lapisan disinar 20 detik.
9. Finishing dan polishing
Setelah matriks dilepas, ekses pada bagian interproksimal dihilangkan
menggunakan finishing strips. Pada bagian labial dan palatal dilakukan
finishing dengan menggunakan bur finishing pita kuning. Setelah halus
gunakan polishing disk untuk polishing.

10. Cek oklusi dengan articulating paper


BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan, diagnosis gigi 21 adalah Karies dentin
sehingga akan diberikan perawatan dengan restorasi kavitas klas IV GV. Black
dengan menggunakan resin komposit. Restorasi resin komposit menggunakan
teknik layering untuk menghasilkan hasil yang baik dan estetik untuk gigi
anterior
DAFTAR PUSTAKA

Banerjee, A., Watson, T.F. 2012. Pickard Manual Konservasi Restoratif. 9th ed.
EGC: Jakarta.

Phinney, D., and Halstead, J., 2013, Dental Assisting: A Comprehensive


Approach, USA : Delmar, p. 82-85.
Poggio, C., Chiesa, M., Scribante, A., Mekler, J., and Colombo, M., 2013,
Microleakage in Class II composite restorations with margins below the
CEJ: In vitro evaluation of different restorative techniques, Med Oral Patol
Oral Cir Bucal, 18 (5):e793-8.
Putriyanti, F., Herda, E., and Soufyan, A., 2012, Pengaruh saliva buatan terhadap
diametral tensile strength micro fine hybrid resin composite yang direndam
dalam minuman isotonic, Jurnal PDGI, 60 (1) : 43-47.
Schneider, LFJ., Cavalcante, LM., and Silikas, N., 2009, Shrinkage Stresses
Generated during Resin-Composite Applications: A Review, J Dent
Biomech, 2010 : 1-4.

Anda mungkin juga menyukai