Disusun oleh:
2016
LAPORAN PRESENTASI HASIL PERAWATAN
JUDUL :
Identitas:
PERIODE 5
I. PENDAHULUAN
A. DEFINISI PENYAKIT
Pada rongga mulut manusia biasanya terdapat debris, stain, plak dan kalkulus. Debris
adalah sisa makanan/deposit lunak yang dapat dibersihkan dengan berkumur atau dengan
semprotan air. Stain adalah endapan yang berwarna pada permukaan gigi. Plak
merupakan deposit lunak yang membentuk biofilm yang melekat pada permukaan gigi,
tidak terlihat kasat mata, dapat dilihat menggunakan disclosing. Plak dapat dihilangkan
dengan menggosok gigi. Plak yang termineralisasi, jika dibiarkan atau tidak dibersihkan
maka akan terbentuk massa yang keras pada permukaan gigi sehingga terbentuk kalkulus
atau karang gigi (Bakar, 2012).
Kalkulus merupakan massa kalsifikasi yang terbentuk dan melekat pada permukaan
gigi, restorasi/ geligi tiruan. Kalkulus terbagi atas kalkulus supragingiva dan subgingiva.
Kalkulus supragingiva terdeposit pada permukaan gigi yang berlawanan dengan duktus
saliva, geligi tiruan yang tidak dibersihkan atau pada oklusal gigi yang tidak mempunyai
antagonis. Kalkulus subgingiva melekat pada akar dan distribusinya tidak berhubungan
dengan glandula saliva tetapi adanya inflamasi gingiva dan pembentukan poket.
Kalkulus subgingiva lebih keras dan melekat erat pada permukaan gigi, ditemukan pada
akar gigi didekat batas apikal poket yang dalam, pada beberapa kasus yang parah,
kalkulus dapat ditemukan jauh lebih dalam sampai ke apeks gigi (Manson and Eley,
2013). Kalkulus terdiri atas 80% garam anorganik, sebagian besar berupa kristal, dengan
komponen utamanya adalah kalsium dan fosfor (Mitchell et al., 2015).
Kalkulus berkaitan erat dengan penyakit periodontal, misalnya gingivitis dan
periodontitis (Manson and Eley, 2013). Gingivitis adalah suatu bentuk inflamasi pada
gingiva yang salah satunya disebabkan oleh infeksi bakteri sehingga menyebabkan
kerusakan jaringan gingiva yang reversibel sedangkan periodontitis merupakan
kelanjutan dari gingivitis, berupa penyakit inflamasi kronis pada jaringan pendukung gigi
sehingga menyebabkan kerusakan jaringan yang destruktif (Nield-Gehrig, 2008).
B. ETIOLOGI
Penyebab penyakit periodontal terdiri dari faktor primer dan sekunder. Faktor primer
dari penyakit periodontal adalah iritasi bakteri. Meskipun demikian, sejumlah kecil plak
biasanya tidak mengganggu kesehatan gingiva dan periodontal dan beberapa pasien
bahkan mempunyai jumlah plak yang sudah berlangsung lama tanpa mengalami
periodontitis yang merusak walaupun mereka mengalami gingivitis. Faktor sekunder
dari penyakit periodontal terdiri dari faktor lokal dan sistemik yang merupakan
predisposisi dari akumulasi plak atau perubahan respons gingiva terhadap plak (Manson
and Eley, 2013).
C. PATOGENESIS
1) Initial lesion : Terbentuk karena ada akumulasi plak di sekitar tepi gingiva. Dalam 24
jam terdapat vasodilatasi di jaringan gingiva terdekat. Terjadi dalam 2-4 hari dengan
tanda klinis utamanya terjadi pelebaran ruang interselular sehingga aliran cairan
krevikular gingiva membasuhi substansi berbahaya keluar dan melepas antibodi,
komplemen, dan inhibitor protease. Sel neutrofil mulai muncul.
2) Eearly lesion : Dapat bertahan untuk waktu yang cukup lama. Setelah beberapa hari
ditemukan terjadinya peningkatan jumlah unit vaskular sehingga secara klinis tampak
adanya eritema. Ditemukan banyak limfosit dan neutrofil. Terjadi degenerasi sel
fibroblas dan kerusakan serabut kolagen. Sel basal pada epitel penghubung dan epitel
sulkus berpoliferasi membentuk rete peg ke jaringan ikat di dekatnya. Biofilm
subgingiva berkembang sejalan dengan hilangnya perlekatan epitelium penghubung
pada email.
3) Establish lesion : sejalan dengan bertambah dalamnya poket, biofilm terus
berkembang ke arah apikal. Infiltrat sel peradangan meluas lebih ke apikal ke dalam
jaringan ikat. Banyak ditemukan sel plasma. Terdapat kehilangan perlekatan jaringan
ikat dan tulang alveolar yang menunjukkan permulaan terjadinya periodontitis
(Mitchell et al., 2015)
D.GEJALA
Gingivitis ditandai dengan adanya rasa nyeri lokal atau menyeluruh pada gingiva,
halitosis (bau mulut), perdarahan gingiva ketika menyikat gigi, adanya perdarahan
spontan, pembengkakan gingiva dan terbentuknya poket (Harty dan Ogston, 1995).
E. TANDA TANDA KLINIS
Gingiva sehat mempunyai sulkus dengan kedalaman 1-3 mm, tidak terjadi
perdarahan, dan umumnya berwarna coral pink. Tekstur gingiva normal berbentuk
stippling atau menyerupai kulit jeruk. Berdasarkan penampakan klinis kasus gingivitis,
gingiva akan berwarna kemerahan, bengkak, dan dapat terjadi perdarahan (Newman et al.,
2012, Nield-Gehrig dan Willman, 2011)
FH
Umum: Ayah: Hipertensi
Ibu: Sehat
Gigi: Ayah: Belum pernah ke dokter gigi
Ibu: Pernah cabut gigi
SH
Pasien memiliki kebiasaan sikat gigi 3x sehari
Pasien rutin mengkonsumsi teh
B. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
PEO
Bahan
1. Cotton pellet
2. Disclosing agent
3. Cotton roll
4. Pasta
5. Pumice
Foto
Perawatan yang dilakukan kepada pasien berhasil. Scaling adalah cara untuk
membersihkan seluruh deposit pada gigi, kalkulus subgingiva, kalkulus supragingiva, plak dan
stain (Manson and Eley, 2013). Pengambilan plak dan kalkulus dari permukaan gigi sampai
daerah junctional epithelium. Scaling dilakukan secara sistematis dari posterior kanan rahang
atas, anterior rahang atas, posterior kiri rahang atas, posterior kiri rahang bawah, anterior rahang
bawah, posterior kanan rahang bawah (Bakar, 2013). Scaling dapat dilakukan pada subgingiva
maupun supragingiva. Terdapat dua jenis perawatan scaling, yaitu menggunakan instrumen
manual, dan scaler ultrasonik (Mitchell et al., 2015).
Scaler ultrasonik digunakan bersama semprotan air dingin karena vibrasi dapat
menimbulkan panas. Semprotan air juga memberi efek detergen yang membantu pembersihan.
Scaler harus digunakan dengan hati-hati untuk restorasi keramik. Permukaan yang kasar
merupakan daerah deposisi plak dan kalkulus sehingga permukaan gigi harus dihaluskan agar
bebas dari kalkulus, plak, dan stain. Setelah scaling dilakukan harus dibersihkan brush dan pasta
pumice. (Manson and Eley, 2013).
Kesimpulan
Scaling uss merupakan cara untuk membersihkan gigi dari stain serta kalkulus
pada bagian supragingiva dan subgingiva. Keberhasilan dalam melakukan scaling dapat
dicapai dengan teknik scaling yang benar dan edukasi paska perawatan.
Saran
Manson, J.D., Eley, B.M. 2013. Buku Ajar Periodonti Edisi 2. Jakarta: EGC
Mitchell, L., Mitchell, D.A., and McCaul, L. 2015. Kedokteran Gigi Klinik Edisi 5. Jakarta:
EGC
Newman, M.G., Takei, H.H., Carranza, N.T. 2012. Carranza’s Clinical Periodontology (11th
ed.). St-Louis, Missouri: Saunders Elsevier.
Nield-Gehrig, J.S., Willman, D.E. 2011. Foundations of Periodontics for the Dental
Hygienist (3th ed.). Philadelphia, Pennsylvania: Lippincott Williams & Wilkins.