Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PROFESI DOKTER GIGI

MODUL KERUMAHSAKITAN
SISTEM MANAJEMEN REKAM MEDIS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Ir. SOEKARNO
KABUPATEN SUKOHARJO

Disusun Oleh :
Ari Novita Rianti (J530165029)

Instruktur Pendidikan Profesi Stase Kerumahsakitan :


drg. Morita Sari, MPH

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI
FKG UMS

LAPORAN KERUMAHSAKITAN
MANAJEMEN INSTALASI GIZI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Ir. SOEKARNO
KABUPATEN SUKOHARJO

Disusun oleh:
Ari Novita Rianti (J530165029)

Telah dipresentasikan pada :


Hari :
Tanggal :

Dan disetujui oleh:

Direktur Rumah Sakit Instrukur IKGMP

drg. Gani Suharto., Sp. KG drg.


NIP. 19610606 198901 1 003

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat,
berkah dan karunia – NYA sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas
penyusunan laporan yang berjudul “ANALISIS SISTEM MANAJEMEN
INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IR. SOEKARNO
KABUPATEN SUKOHARJO” ini tepat pada waktunya.
Laporan ini terwujud atas bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:
1. drg. Ana Riolina, MPH selaku Penanggung Jawab Stase MANAJEMEN
KERUMAHSAKITAN Pendidikan Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang bertanggung jawab,
memberikan pengarahan, dan bimbingannya, serta mengemban amanahnya
dalam mendidik mahasiswa profesi.
2. drg. Noor Hafida W, Sp.KG selaku Kepala Profesi Pendidikan Dokter Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. drg. Gani Suharto, Sp.KG selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Ir.
Soekarno Sukoharjo yang telah mengizinkan dan memberikan tempat kami
untuk melakukan stase MANAJEMEN KERUMAHSAKITAN.
4. Ibu Wadir I, Wadir II, Staf dan karyawan Rumah Sakit Umum Daerah Ir.
Soekarno Sukoharjo yang telah memberikan bantuan-bantuan selama
mengikuti stase MANAJEMEN KERUMAHSAKITAN.
5. Sejawat yang menjalani Pendidikan Profesi Dokter Gigi di Universitas
Muhammadiyah Surakarta dan mengikuti stase KERUMAHSAKITAN yang
telah berjuang bersama melewati dan menyelesaikan stase ini serta
bekerjasama dengan baik.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih


banyak kekurangan. Selanjutnya penulis sangat berharap agar laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca khusunya untuk kepentingan dalam bidang
kesehatan.

Surakarta, November 2018

Penulis

iii
iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Metode Penetapan Prioritas Masalah........................................................................... 8


Tabel 2. Analisa SWOT Rekam Medis RSUD Sukoharjo ...................................................... 14

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi rekam medis ……………………………………... 5


Gambar 2. Diagram Fish Bone Instalasi Gizi RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo ……. 6
Gambar 3. Proses Asuhan Gizi Terstandar di Rumah Sakit ……………………….
11
Gambar 4. Alur Penyelenggaraan Makanan ……………………………………....
12

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................. v
DAFTAR ISI............................................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
.1 Latar Belakang.................................................................................................................. 1
.2 Tujuan............................................................................................................................... 3
.2.1 Tujuan Umum......................................................................................................... 3
.2.2 Tujuan Khusus........................................................................................................ 3
.3 Manfaat............................................................................................................................. 3
.3.1 Manfaat Akademis.................................................................................................. 3
.3.2 Manfaat Praktis....................................................................................................... 3

BAB II PENETAPAN PRIORITAS MASALAH..................................................................... 4


.1 Analisis situasi Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Ir. Soekarno
Kabupaten Sukoharjo ………………………………………………….……… 4
2.2 Permasalahan – Permasalahan Yang Ditemukan............................................................. 5
2.3 Penetapan Akar Penyebab Masalah..................................................................................6
2.4 Penetapan Prioritas Penyebab Masalah............................................................................ 7

BAB III TEORI PENDUKUNG................................................................................................ 9


BAB IV PEMECAHAN PENYEBAB MASALAH............................................................... 14
4.1 Analisa SWOT Terhadap Alternatif Penyebab Masalah................................................ 14
4.2 Prioritas Terhadap Langkah – Langkah Pemecahan Masalah........................................ 17

BAB V PENUTUP................................................................................................................... 18
.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 18
.2 Saran............................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan kesehatan
masyarakat dengan inti pelayanan medis. Salah satu penunjang kegiatan
pelayanan medis yang sangat penting adalah instalasi gizi. Sarana instalasi
gizi berperan penting dalam penyelenggaraan makanan rumah sakit oleh
karena tugas dan fungsinya sangat sentral dalam penyembuhan pasien
(Merisa, 2011).
Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan pelayanan yang diberikan
dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status
gizi, dan status metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh
pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit
dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi
pasien yang semakin buruk karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi
untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih
memburuk dengan adanya penyakit dan kekurangan gizi. Selain itu
masalah gizi lebih dan obesitas erat hubungannya dengan penyakit
degeneratif, seperti diabetes melitus, penyakit jantung koroner, hipertensi
dan kanker memerlukan terapi gizi untuk membantu proses penyembuhan.
Terapi gizi atau terapi diet merupakan bagian dari perawatan
penyakit yang harus diperhatikan agar pemberiannya mampu diolah organ
tubuh untuk melaksanakaan fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu
disesuaikan dengan perubahan fungsi organ. Pemberian diet pasien harus
dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan laboratorium, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Upaya peningkatan status gizi untuk menghindari masalah gizi di dalam
maupun di luar rumah sakit, merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga
kesehatan, terutama tenaga gizi (PGSRS, 2013).

1
Masalah gizi di Rumah Sakit dinilai dari kondisi perorangan yang
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses
penyembuhan. Kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait gizi
(nutrition-related disease) pada semua kelompok rentan mulai dari ibu
hamil, bayi, anak, remaja, hingga lanjut usia (Lansia), memerlukan
pelayanan gizi secara khusus. Banyak faktor yang mempengaruhi masalah
gizi dirumah sakit diantaranya kebutuhan gizi pasien yang tidak akurat,
koordinasi yang kurang antar tim kesehatan serta kurangnya monitoring
terhadap pasien. Pelaksanaan pelayanan gizi di rumah sakit memerlukan
pedoman sebagai acuan untuk memaksimalkan pelayanan sehingga proses
penyembuhan pasien cepat, memperpendek lama hari rawat dan menghemat
biaya perawatan sehingga kualitas pelayanan terhadap pasien dapat optimal
(PGSRS, 2013).
Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pasien yang
pada akhirnya mempengaruhi keputusan pasien dalam memilih pelayanan
rumah sakit. Hal ini berperan penting karena kepuasan pasien berkaitan erat
dengan kelangsungan hidup organisasi rumah sakit. Keberhasilan pelayanan
perlu ditunjang oleh organisasi dan manajemen yang memadai. Pelayanan
kesehatan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pasien akan memuaskan
berbagai pihak dan secara psikologis membantu proses penyembuhan.
Untuk mencapai tujuan ini maka semua pelayanan kesehatan di rumah sakit
harus dikembangkan, termasuk pelayanan gizi di rumah sakit. Pelayanan
gizi merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan di rumah
sakit, juga mencakup ke empat aspek upaya pelayanan, pencegahan,
pengobatan, peningkatan, dan pemulihan (Khairun, 2011).

2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk menganalisis manajemen Instalasi Gizi sebagai bagian dari
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Ir. Soekarno
Kabupaten Sukoharjo yang bermutu dan paripurna.
1.2.2 Tujuan Khusus
Untuk menganalisis masalah-masalah yang dapat mpengaruhi sistem
pelayanan dan manajemen Instalasi Gizi di Rumah Sakit Umum
Daerah Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Akademis
Melatih mahasiswa dalam menganalisi masalah baik dari sistem
pelayanan dan manajemen instalasi gizi dengan menentukan prioritas
masalah dan metode pemecahan masalah
1.3.2 Manfaat Praktis
Memberikan informasi dan pembelajaran tentang sisten pelayanan dan
managemen di Instalasi gizi.

3
BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Analisis situasi Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Ir. Soekarno
Sukoharjo
Instalasi gizi pada RSUD Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo sudah
ada sejak RSUD Ir. Soekarno masih berupa balai DKR (Dewan Kesehatan
Rakyat). Instalasi gizi yang sekarang ditempati merupakan bangunan baru
yang sudah dipindah dan diperbaiki.
Instalasi gizi awalnya berupa dapur sederhana dengan jumlah
tenaga 4 orang (1 orang kepala dapur merangkap keperawatan dan 3 orang
juru masak). Tahun 1989 instalasi gizi dengan jumlah tenaga 13 orang (1
orang kepala instalasi gizi, 1 orang ahli gizi, dan 11 orang sebagai juru
masak dan pramusaji). Tahun 2008 Rumah Sakit Umum Daerah Ir.
Soekarno Sukoharjo telah terakreditasi 16 pelayanan salah satunya instalasi
gizi dengan jumlah tenaga 22 orang.
Tahun 2009 jumlah tenaga di instalasi gizi sebanyak 28 orang.
Tahun 2010 tenaga 31 orang, tahun 2011 jumlah tenaga 29 orang, tahun
2013 jumlah tenaga 28 orang, tahun 2014 jumlah total 31 orang dan data
terakhir jumlah tenaga di instalasi gizi pada tahun 2017 sebanyak 34 orang
dengan merekrut 3 orang dari lulusan SMK boga.
Jumlah tenaga di instalasi gizi saat ini berjumlah 34 orang yang
terdiri dari 1 Kepala instalasi, 4 orang di sub instalasi pelayanan rawat inap,
1 orang sub instalasi pelayanan rawat jalan, 2 orang di sub instalasi
pengadaan makanan, 1 orang di sub litbang, 1 orang di sub instalasi
administrasi dan manajemen, 1 orang di sub instalasi logistik bahan
makanan, 1 koordinator, 9 juru masak, 12 pramusaji, dan 1 penata menu.
Analisa Kebutuhan Tenaga di Instalasi gizi RSUD Ir. Soekarno Kabupaten
Sukoharjo masih kurang dari kebutuhan yang seharusnya (Pedoman
Pengorganisasian Instalasi Gizi RSUD Sukoharjo). Berikut ini struktur
organisasi instalasi gizi:

4
DIREKTUR
Drg. Gani Suharto, Sp.KG

KABID PENUNJANG
RUSJIYANTO, SKM,M.Si

Ka. Instalasi Gizi


Nazilatul Azizah, S.Gz.

Sub
Sub Instalasi Sub Instalasi
Sub Instalasi Instalasi Pengadaan
Sub Instalasi
Diklat dan Yanzi Rawat
Yanzi Rawat Jalan Makanan
Administrasi
Litbang Manajemen
Inap Siti Uswatun
Titik M. Jaidin Sri Yatini,
Susilowati, Retno Yusup, Hasanah,
AMG
SKM Novitasari, Amd.Gz, SE AMG
S.Gz.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Instalasi

2.2 Permasalahan-permasalahan yang Ditemukan


Berdasarkan observasi yang dilakukan di instalasi Gizi Rumah
Sakit Umum Daerah Ir.Soekarno Sukoharjo, terdapat beberapa
permasalahan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Jumlah sumber daya manusia (SDM) ahli gizi yang kurang sehingga
jam kerja overload terutama ahli gizi bangsal dan tenaga memasak
hanya ada 10 orang yang dibagi menjadi 3 shift sehingga dirasa
masih kurang untuk memenuhi kebutuhan pelayanan gizi rawat inap.
2. Ahli gizi masih kurang, menurut tipe rumah sakit kelas B seharusnya
ada 37 ahli gizi namun saat ini baru ada 11 ahli gizi di RSUD Ir.
Soekarno Sukoharjo.
3. Etos kerja sumber daya manusia (SDM) kurang sehingga pekerjaan
yang seharusnya selesai di shift dia bekerja harus molor ke shift
selanjutnya dan mengganggu pekerjaan petugas shift selanjutnya.
4. Kesadaran pasien dalam memperhatikan gizi mereka kurang,
sehingga Pelayanan Gizi rawat jalan (Poliklinik Gizi) sudah lama
buka namun belum maksimal dimanfaatkan oleh pasien.
5. Dokter spesialis sangat jarang untuk merujuk pasien ke konsultasi
gizi, hanya ada dua dokter yaitu satu dokter Spesialis Anak dan satu
dokter Penyakit Dalam yang merujuk, selain itu tidak ada rujukan ke
poli gizi baik untuk pasien poliklinik kandungan maupun poliklinik

5
lainnya lainnya dan belum adanya dokter Spesialis Gizi Klinik di
RSUD Ir.Soekarno Sukoharjo.
6. Kurangnya koordinasi dari perawat bangsal rawat inap dengan ahli
gizi sehingga masih banyak sisa makanan pasien, terkadang pasien
tidak memenuhi peraturan diet dan memilih makan makanan dari
luar rumah sakit.
7. Tidak dilaksanakannya survey kepuasan pasien secara periodik
terhadap pelayanan rawat inap maupun rawat jalan, hanya pernah
dilakukan 3 kali selama ini.

2.3 Penetapan Akar Penyebab Masalah


Setelah dilakukan penetapakan permasalahan, untuk menentukan
rencana intervensi pemecahan masalah menggunakan teknik fish bone.
Tujuan pembuatan fish bone yaitu untuk mengetahui, mengeksplorasi, dan
secara grafik menggambarkan secara detail semua penyebab yang
berhubungan dengan suatu permasalahan. Dengan menggunakan diagram
fishbone dapat ditentukan akar permasalahan mengapa pelayanan gizi rawat
jalan di RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo belum berjalan maksimal sesuai
Panduan Gizi Rumah Sakit Permenkes RI tahun 2013.

6
Berdasarkan hasil analisis masalah menggunakan fish bone dilakukan
rencana intervensi pada masing-masing penyebab masalah. Hal ini bertujuan
untuk mendapatkan intervensi yang sesuai dan dapat dilakukan pemecahan
masalah yang dihadapi. Diagram ini menunjukkan sebuah dampak atau
akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Sedangkan
tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan
permasalahannya.

Intervensi merupakan cara atau strategi untuk memberi masukan


kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah Ir. Soekarno Sukoharjo mengenai
instalasi Gizi. Tujuan intervensi adalah untuk membawa perubahan yang
lebih baik sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan kualitas pelayanan
Instalasi Gizi. Dari beberapa penyebab masalah yang telah diuraikan
didapatkan perencanaan intervensi pemecahan masalah, dipilih beberapa
penyebab masalah yang diprioritaskan untuk dilakukan pemecahan masalah.

2.4 Penentuan Prioritas Penyebab Masalah


Setelah ditemukan beberapa akar masalah, kemudian dibatasi 5 akar
masalah menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness and Growth).
Urgency = seberapa mendesak waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
masalah
Seriousness = seberapa serius dampak dari adanya masalah
Growth = berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Sesuatu masalah yang
cepat berkembang tentunya semakin prioritas masalah tersebut.
Penentuan prioritas masalah menggunakan nilai jangkauan dari 1 – 5 yang
artinya:
nilai 1: (sangat rendah)
nilai 2: (rendah)
nilai 3: (sedang)
nilai 4: (tinggi)
nilai 5: (sangat tinggi).

7
No Akar Masalah U S G Total Prioritas
1 Kurangnya tenaga ahli gizi 5 5 5 15 1
sehingga beban kerja overload di
semua lini
2 Kurangnya edukasi ke 5 5 3 13 2
masyarakat tentang pentingnya
peran terapi gizi
3 Kurangnya kerjasama dokter 3 3 2 8 4
spesialis dengan Poli Gizi
dengan dokter spesialis untuk
rujukan konseling gizi
4 Kurang koordinasi perawat 4 4 2 10 3
bangsal dengan ahli gizi
sehingga pasien tidak patuh diet
gizi
Tabel 1. Indikator USG

Dari matrik penetapan masalah diatas, didapatkan bahwa masalah


yang menjadi prioritas adalah Kurangnya tenaga ahli gizi sehingga beban kerja
overload di semua lini, Kurangnya edukasi ke masyarakat tentang pentingnya
peran terapi gizi, Kurangnya kerjasama dokter spesialis dengan Poli Gizi dengan
dokter spesialis untuk rujukan konseling gizi, Kurang koordinasi perawat bangsal
dengan ahli gizi sehingga pasien tidak patuh diet gizi.

8
BAB III

TEORI PENDUKUNG

Pelayanan instalasi gizi rumah sakit mengacu kepada SK Menkes Nomor


983 Tahun 1998 Tentang Organisasi Rumah Sakit dan peraturan MENKES
Nomor 1045/MENKES/PER/XI/2006 Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
di lingkungan Departemen Kesehatan.

Kegiatan pelayanan instalasi gizi rumah sakit meliputi asuhan gizi rawat
jalan, asuhan gizi rawat inap, penyelenggaraan makanan dan penelitian dan
pengembangan.
1. Asuhan Gizi Pasien Rawat Jalan
Pengertian asuhan gizi rawat jalan adalah kegiatan pelayanan gizi yang
berkesinambungan dimulai dari asesmen/pengkajian, pemberian diagnosis,
intervensi gizi dan monitoring evaluasi kepada klien/pasien rawat jalan.
Asuhan gizi rawat jalan biasanya disebut kegiatan konseling gizi dan dietetic
atau penyuluhan gizi (PGSRS, 2013).
Tujuannya adalah memberikan pelayanan gizi kepada pasien dan klien
rawat jalan dengan membantu mencari solusi masalah gizi melalui nasihat gizi
mengenai jumlah asupan makanan, jenis diet yang tepat dan jadwal makan
yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Pelayanan gizi pasien rawat jalan
merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi:
a. Konseling Gizi
1) Pasien datang ke poliklinik gizi dengan membawa surat rujukan dokter
dari poliklinik lain atau dari luar rumah sakit.
2) Dietisien melakukan pencatatan data pasien dan asesmen gizi melalui
pengukuran TB dan BB.
3) Dietisien melanjutkan asesmen gizi berupa anamnesa riwayat makan,
riwayat personal, membaca hasil lab dan fisik klinis kemudian
menetapkan diagnosis gizi.

9
4) Dietisien memberikan intervensi berupa edukasi dan konseling kepada
klien dan menganjurkan pasien untuk kunjungan ulang, guna mengetahui
keberhasilan intervensi (monev).
5) Melakukan pencatatan hasil konseling gizi dengan format ADIME
(Asesmen, Diagnosis, Intervensi, Monitoring dan Evaluasi) dimasukkan
ke rekam medis dan disampaikan ke dokter melalui pasien.
b. Penyuluhan Gizi
1) Persiapan penyuluhan:
- Menentukan materi dan membuat outline materi yang akan disampaikan
- Merencanakan media yang akan digunakan
- Pengumuman jadwal dan tempat penyuluhan
- Persiapan ruangan dan alat bantu media penyuluhan
2) Pelaksanaan penyuluhan:
– Peserta mengisi daftar hadir
– Dietisien menyampaikan materi penyuluhan
– Tanya jawab

2 Asuhan Gizi Pasien Rawat Inap


Pengertian asuhan gizi rawat inap adalah serangkaian proses kegiatan
pelayanan gizi yang berkesinambungan dimulai dari pengkajian gizi, diagnosis
gizi, intervensigizi meliputi perencanaan, penyediaan makanan, penyuluhan /
edukasi dan konseling gizi serta monitoring dan evaluasi (monev) gizi
(PGSRS, 2013).
Tujuannya adalah memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap agar
memperoleh asupan makanan yang sesuai kondisi kesehatannya dalam upaya
mempercepat proses penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan status
gizi. Pelayanan gizi pasien rawat inap merupakan serangkaian kegiatan selama
perawatan meliputi:

10
a. Skrining gizi
Tahapan skrining diawali dengan skrining gizi oleh perawat ruangan
dan penetapan order diet awal oleh dokter. Skrining dilakukan 1x24 jam
setelah pasien masuk RS. Bila hasil skrining menunjukkan pasien resiko
malnutrisi maka dilakukan assesmen gizi dan dilanjutkan dengan langkah
asuhan gizi terstandar oleh Dietisien.
b. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
Proses Asuhan Gizi Terstandar dilakukan pada pasien yang beresiko
kurang gizi, sudah mengalami kurang gizi dan kondisi khusus dengan
penyakit tertentu, proses ini merupakan serangkaian kegiatan yang
berulang (siklus), sebagai berikut ini:

Gambar 3.1 Proses Asuhan Gizi Terstandar di Rumah Sakit

Langkah PAGT terdiri dari:


1) Assesmen / Pengkajian status gizi
Assesmen gizi dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu: Anamnesis
riwayat gizi, data biokimia, tes medis dan prosedur (termasuk data
laboratorium), pengukuran antropometri, pemeriksaan fisik klinis dan
riwayat personal. Untuk RSUD Ir. Soekarno biasanya pada kunjungan
pertama pasien di rawat inap ahli gizi akan masuk bangsal dan
menjelaskan tentang diet makanan pasien.

11
2) Diagnosis gizi
Pada tahap ini dicari pola dan hubungan antar data yang terkumpul
dan kemungkinan penyebabnya. Kemudian memilah masalah gizi
yang spesifik dan menyatakan masalah gizi secara singkat dan jelas
menggunakan konsep PES (Problem Etiologi dan Signs/Sumptoms).
Terdiri dari domain asupan, domain klinis dan domain perilaku /
lingkungan.
3) Intervensi Gizi
4) Monitoring dan evaluasi gizi

3. Penyelenggaraan Makanan
Penyelenggaraan makanan Rumah Sakit merupakan rangkaian
kegiatan mulai dari perencaan menu, perencaan kebutuhan bahan
makanan, perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan,
penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan makanan, distribusi
dan pencatatan, pelaporan serta evaluasi (PGSRS, 2013).
Tujuan dari penyelenggaraan makanan adalah menyediakan
makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman dan dapat
diterima oleh konsumen guna mencapai status gizi yang optimal dengan
alur seperti berikut:

Gambar 3.2 Alur Penyelenggaraan Makanan

Kegiatan penyelenggaraan makanan untuk Rumah Sakit meliputi:


a. Penetapan peraturan pemberian makanan Rumah Sakit
b. Penyusunan standar bahan makanan Rumah Sakit
c. Perencanaan kebutuhan bahan makanan

12
d. Perencanaan anggaran bahan makanan
e. Pengadaan bahan makanan
f. Pemesanan dan pembelian bahan makanan
g. Pembelian bahan makanan
h. Penerimaan bahan makanan
i. Penyimpanan dan penyaluran bahan makanan
j. Persiapan bahan makanan
k. Pemasakan bahan makanan
l. Distribusi makanan ke pasien

4. Penelitian dan Pengembangan Gizi Terapan


Penelitian dan pengembangan gizi terapan dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan guna menghadapi tantangan dan masalah
gizi terapan yang kompleks. Tujuannya untuk mencapai kualitas
pelayanan gizi rumah sakit secara berdaya guna dan berhasil guna
dibidang pelayanan gizi, penyelenggaraan makanan rumah sakit,
penyuluhan, konsultasi, konseling dan rujukan gizi sesuai kemampuan
institusi.

13
BAB IV
PEMECAHAN PENYEBAB MASALAH

4.1 Analisis SWOT Terhadap Alternatif Penyebab Masalah


Berikut ini merupakan analisis matrik SWOT Instalasi Gizi di
Rumah Sakit Umum Daerah Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo :

INTERNAL STRENGTH WEAKNESS


1. Pembagian tugas dan 1. Belum adanya Dokter
wewenang antara tiap Spesialis Gizi Klinik
bagian sudah berjalan 2. Ahli Gizi masih
baik kurang dari standar
2. Lokasi instalasi gizi rumah sakit tipe B
yang ditengah bangsal sehingga jam kerja
ranap sehingga overload dan
distribusi makanan pelayanan tidak
mudah maksimal
3. Sudah ada poliklinik 3. Tim memasak hanya
Gizi untuk rujukan ada 10 orang yang
konsultasi diet bergantian tiap 3 shift
4. Memberikan sehingga dirasa masih
penyuluhan gizi gratis kurang untuk
berkala 1 tahun 4x mencukupi kebutuhan
EKSTERNAL kepada pengunjung pasien rawat inap.
rumah sakit 4. Orientasi pegawai
5. Sudah ada tindakan baru di Instalasi Gizi
penangganan khusus belum maksimal
untuk peralatan makan
infeksius
6. Standar Operasional
Prosedur di Instalasi

14
Gizi sudah lengkap.
7. Sudah ada form
pengecekasn sisa
makanan pasien rawat
inap sehingga asupan
gizi pasien tetap
terpantau.
8. Distribusi makanan
pasien ranap sudah
bagus karena diberikan
langsung kepada pasien
dengan recall identitas
pasien dan mengurangi
resiko kesalahan
pemberian diet
makanan
OPPORTUNITY STRATEGI S-O STRATEGI W-O
1. Lokasi poliklinik gizi 1. Mengoptimalkan 1. Peningkatan kualitas
berada di depan, peran ahli gizi secara SDM ahli gizi yang
sehingga masyarakat optimal. ada, sehingga dengan
mudah mengakses 2. Mengoptimalkan keterbatasan SDM
untuk konsultasi gizi keberadaan poliklinik mampu memberikan
2. Koordinasi dan gizi dan pelayanan maksimal
komunikasi antara meningkatkan 2. Melakukan pembagian
ahli gizi dan dokter frekuensi sosialisasi tugas dengan adil
rawat jalan sudah gizi kepada antara ahli gizi agar
bagus dalam masyarakat. tidak terjadi tumpang
menentukan diet 3. Memaksimalkan tindih tugas
pasien paska bedah leaflet atau poster 3. Memaksimalkan peran
atau kondisi-kondisi dengan menempelkan ahli gizi dengan
tertentu. di papan sebaik mungkin

15
3. Beberapa dokter- pengumuman atau karena belum adanya
dokter spesialis sudah lokasi yang menarik dokter spesialis gizi
ada yang rutin perhatian pengunjung. klinik
merujuk untuk 4. Mengoptimalkan 4. Melakukan orientasi
konsultasi gizi koordinasi dan dan pelatihan bagi
(Dokter Spesialis kerjasama ahli gizi pegawai baru di
Anak, Dokter dengan dokter spesialis instalasi gizi
Spesialis Penyakit untuk rujukan
Dalam) konsultasi poliklinik
4. Sudah ada kebijakan gizi
subsidi silang untuk 5. Meningkatkan
pasien dengan diet koordinasi dan
khusus penyakit komunikasi antara
tertentu sehingga dokter, perawat bangsal
tidak membedakan dan ahli gizi dalam
kelas perawatannya penetuan diet pasien
5. Survey kepuasan rawat inap dan sisa
pasien terhadap makanan pasien
pelayanan gizi rawat 6. Meningkatkan
inap sudah mencapai kepuasan pasien
70% (kategori baik) terhadap pelayanan gizi
rawat jalan maupun
rawat inap
THREAT STRATEGI S-T STRATEGI W-T
1. Etos kerja sumber 1. Peningkatan 1. Perlu adanya diklat
daya manusia (SDM) pengetahuan secara SDM sehingga etos
kurang sehingga terus menerus dengan kerja dan mutu SDM
pekerjaan yang riset, studi banding dan meningkat
seharusnya selesai di pengembangan instalasi 2. Melakukan
shift dia bekerja gizi rumah sakit. pendekatan tenaga
harus molor ke shift 2. Peningkatan kualitas gizi dengan

16
selanjutnya dan sarana dan prasarana masyarakat tentang
mengganggu serta penambahan pentingnya gizi
pekerjaan petugas fasilitas IPTEK kesehatan
shift selanjutnya. 3. Memaksimalkan 3. Membangun
2. Kesadaran pasien fasilitas informasi yang koordinasi antara ahli
dalam ada di rumahsakit gizi dan dokter
memperhatikan gizi sehingga pengunjung spesialis untuk
mereka kurang, dan masyarakat peduli rujukan konsultasi
sehingga Pelayanan dengan gizi mereka diet
Gizi rawat jalan 4. Peningkatan kualitas
(Poliklinik Gizi) SDM melalui
sudah lama buka pembelajaran
namun belum mandiri dan
maksimal pemberian motivasi
dimanfaatkan oleh
pasien.

4.2 Prioritas Terhadap Langkah-langkah Pemecahan Masalah


Matrik SWOT menunjukkan bagaimana dengan manajemen yang
baik dapat mencocokkan peluang-peluang dan ancaman-ancaman eksternal
yang dihadapi oleh Instalasi Gizi dengan kekuatan dan kelemahan internal
yang dimiliki untuk menghasilkan rangkaian alternatif strategi diantaranya.
1. Mengoptimalkan peran ahli gizi secara optimal.
2. Mengoptimalkan keberadaan poliklinik gizi dan meningkatkan frekuensi
sosialisasi gizi kepada masyarakat.
3. Memaksimalkan leaflet atau poster dengan menempelkan di papan
pengumuman atau lokasi yang menarik perhatian pengunjung.
4. Meningkatkan komunikasi dengan dokter-dokter spesialis
5. Peningkatan pengetahuan secara terus menerus dengan riset, studi
banding dan pengembangan instalasi gizi rumah sakit.

17
18
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
a. Pelayanan gizi rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan di rumah sakit dan merupakan salah satu upaya dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien rawat inap
maupun rawat jalan di rumah sakit.
b. Strategi alternatif yang dapat diterapkan untuk pengembangan Instalasi
Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo
antara lain:

1) Mengoptimalkan peran ahli gizi secara optimal.


2) Mengoptimalkan keberadaan poliklinik gizi dan meningkatkan
frekuensi sosialisasi gizi kepada masyarakat.
3) Memaksimalkan leaflet atau poster dengan menempelkan di papan
pengumuman atau lokasi yang menarik perhatian pengunjung.
4) Meningkatkan komunikasi dengan dokter-dokter spesialis
5) Peningkatan pengetahuan secara terus menerus dengan riset, studi
banding dan pengembangan instalasi gizi rumah sakit.

5.2 Saran
a Diperlukannya peran serta stake holder Rumah Sakit Umum Daerah Ir.
Soekarno Kabupaten Sukoharjo untuk koordinasi dengan dokter dan
perawat bangsal agar peran dan pelayanan poliklinik gizi lebih optimal.
b Diperlukannya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia secara terus
menerus dengan diklat SDM dan keilmuan sehingga etos kerja SDM
meningkat.
c Diperlukan sosialisasi fungsi dan pentingnya tenaga gizi terhadap
pengunjung agar masyarakat peduli dengan kebutuhan gizi mereka.

19
DAFTAR PUSTAKA

Alhamidi, F. 2006. Analisi Model Pengadaan Bahan Makanan Kering


Berdasarkan Metode Eoq Pada Instalasi Gizi Rumah Sakit Roemani Semarang.
Jurnal undip. Vol. 21 No 3.
Kemenkes Republik Indonesia Tahun 2014 tentang Pedoman Proses Asuhan
Gigi Terstandar.
Merisa, 2011. Analisis Model Pengadaan Bahan Makanan Kering Pada
Instalasi Gizi Rumah Sakit RS Muhammadiyah Semarang. (online),
http://Makalah.Manlog.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.78 Tahun 2013 tentang
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Ratna, MR. 2009. Evaluasi Manajemen Penyelenggaraan Institusi Di
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso. Jurnal studi perpustakaan dan
informasi Surakarta. Vol. 4 No 2.

20
LAMPIRAN

A. FOTO RUANGAN POLIKLINIK GIZI

21
B. FOTO PROSES PENYELENGGARAAN MAKANAN PASIEN

22
23
24
C. FOTO RUANG INSTALASI GIZI

25
D. LAMPIRAN LEAFLET KONSELING DI POLIKLINIK GIZI

26
27
28

Anda mungkin juga menyukai