Anda di halaman 1dari 21

EVALUASI DAN PERBAIKAN PELAYANAN POLIKLINIK

EKSEKUTIF
RS HERMINA PASTEUR, BANDUNG

Ujian Akhir Semester Ganjil

Oleh :
Alissa Nindyakirana
(158020138)

Pembimbing
dr.Hj Alma Lucyati M.Kes.,M.Si.,MH.Kes

Program Magister Administrasi Rumah Sakit


Universitas Pasundan
Angkatan X
2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan
rahmatNya hingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah yang berjudul “Evaluasi dan Perbaikan Pelayanan Poliklinik Eksekutif RS
Hermina Pasteur, Bandung” berisi tentang hasil evaluasi dan analisis pelayanan poliklinik
eksekutif dibandingkan dengan peraturan yang tertuang dalam PERMENKES No.11 tahun
2016, untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Ganjil Mata Kuliah Analisis Kebijakan.
Dalam makalah ini , penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada teman-teman
yang membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini, dan khususnya kepada dr.Hj Alma
Lucyati M.Kes.,M.Si.,MH.Kes, yang telah memberikan tugas dan bimbingan kepada penulis ,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Namun demikian penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna , untuk itu kritik
dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dikemudian hari.

Bandung, 18 Agustus
2016

Penulis
Alissa Nindyakirana

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………........i


KATA PENGANTAR…………………………………………………………………........ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………........iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………….....1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………....1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………...2
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………… 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………………………… 4
2.1 Pengertian Dan Syarat Syarat Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif ……….4
2.1.A. KETENAGAAN ………..…………………………………………. 4
2.1.B PENGORGANISASIAN …………………………………………….5
2.1.C BANGUNAN, SARANA dan PRASARANA ……………………….5
2.2 Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif ………..…………………………………..7
BAB III ANALISA PERMASALAHAN ………………………………………………… . 9
BAB IV LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH ………………………….15
BAB V KESIMPULAN & SARAN ….…………………………………………………… 17
BAB VI DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Akreditasi Nasional mengisyaratkan agar fasilitas kesehatan memberikan pelayanan


kesehatan yang bermutu dan terus berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanannya.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan, RS Hermina Pasteur membentuk sebuah
poliklnik ekseskutif pada tahun 2010, dimana pelayanan yang diberikan lebih
komprehensif dan lebih eksklusif daripada poliklinik regular. Semua pasien dapat
memilih apakah akan berobat ke poliklinik eksekutif atau ke poliklinik regular. Pelayanan
di poliklinik eksekutif tersebut bersifat one stop service dimana semua pelayanan dari
mulai front office, kamar periksa dokter, farmasi, laboratorium, farmasi dan kasir berada
di satu tempat tersebut, sehingga pasien tidak perlu berkeliling rumah sakit untuk
mendapatkan pelayanan penunjang medis.
Seiring dengan berjalannya waktu, pada tahun 2014 Sistem Jaminan Kesehatan
Nasional mulai digulirkan dan RS Hermina Pasteur sudah mulai bekerja sama dengan
BPJS sejak bulan Oktober 2014. Sistem Jaminan Kesehatan ini secara perlahan akan
diwajibkan untuk semua rakyat Indonesia, dengan target pada tahun 2019 terjadi
Universal Coverage. Sistem pembayaran Jaminan Kesehatan Nasional menggunakan
system INA-CBGs. INA-CBGs merupakan sistem pengelompokan penyakit berdasarkan
ciri klinis yang sama dan sumber daya yang digunakan dalam pengobatan.
Pengelompokan ini ditujukan untuk pembiayaan kesehatan pada penyenggaraan jaminan
kesehatan sebagai pola pembayaran yang bersifat prospektif. Manfaat implementasi
Indonesia Case Based Groups (INA CBGs) dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
adalah tarif terstandarisasi dan lebih memberikan kepastian. Perhitungan tarif pelayanan
lebih objektif berdasarkan pada biaya sebenarnya. Melalui INA CBGs diharapkan dapat
meningkatkan mutu dan efisiensi rumah sakit. Dengan pola pembiayaan seperti ini dan
pertimbangan-pertimbangan lain, seperti ketentuan bahwa pasien BPJS tidak
diperbolehkan untuk ditarik biaya / iur bayar sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk
menjalankan poliklinik eksekutif tidak cocok dengan biaya yang dibayarkan oleh BPJS
4
(sesuai INA-CBGs), maka pihak RS Hermina Pasteur membuat kebijakan bahwa pasien
JKN tidak bisa mendapatkan pelayanan di poliklinik eksekutif.
Akhir-akhir ini sering kita dengar adanya penutupan pelayanan rawat jalan eksekutif
atau biasa disebut kelas VIP terutama untuk pelayanan rawat jalan terhadap peserta JKN.
Bahkan penutupan itu diserukan oleh Badan yang menyelenggarakan kepesertaan peserta
JKN yaitu BPJS Kesehatan. Diantara RS yang menutup pelayanan RJ kelas VIP
diantaranya adalah RSUP Dr. Karyadi Semarang.
Diantara alasan penutupan pelayanan eksekutif atau VIP bagi peserta JKN adalah
tidak adanya peraturan yang mengatur pelayanan eksekutif atau VIP bagi peserta JKN.
Meskipun juga tidak terdapat peraturan yang melarang pemberian pelayanan eksekutif
atau VIP terhadap peserta JKN.
Namun di tahun 2016 ini Kementerian kesehatan (kemenkes) yang merupakan
regulator pelayanan kesehatan dalam program JKN, dan pelayanan kesehatan bagi
institusi pelayan kesehatan seperti Rumah Sakit dan Puskesmas telah menerbitkan
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penyelenggaraan pelayanan rawat jalan eksekutif di
Rumah Sakit.
Permenkes tersebut memberi kepastian payung hukum untuk pelayanan kesehatan
VIP rawat jalan di Rumah Sakit. Diantara yang diatur dalam permeneks tersebut adalah
persyaratan yang harus dipenuhi oleh RS jika hendak menyelenggarakan pelayanan
kesehatan rawat jalan eksekutif atau kelas VIP.
Yang sangat menarik adalah permenkes memperbolehkan peserta JKN untuk
menikmati pelayanan kelas eksekutif atau kelas VIP di rumah sakit, padahal sebelumnya
BPJS menuntut Rumah Sakit untuk menutup pelayanan VIP bagi peserta JKN, meskipun
peserta JKN bersedia membayar urun biaya. Namun demikian sesuai peraturan yang yang
berlaku peserta JKN yang dapat menikmati pelayanan VIP hanya untuk peserta Non PBI,
sedangkan peserta PBI atau peserta yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah tidak
diizinkan.

2.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas , rumusan masalah penulisan makalah ini adalah :
1. Apakah poliklinik eksekutif yang ada di RS Hermina Pasteur sudah sesuai standar
seperti yang dicantumkan pada Permenkes No 11 Tahun 2016 ?
2. Perbaikan manajemen seperti apa yang harus dilakukan agar semua pasien berhak
mendapatkan pelayanan di poli eksekutif?
5
2.3Tujuan
Tujuan penulisan makalah perbaikan pelayanan poliklinik eksekutif adalah sebagai
tugas ujian akhir semester ganjil di Program Magister Manajemen Rumah Sakit Pasca
Sarjana Universitas Pasundan, serta menjadi bahan evaluasi bagi peningkatan mutu
pelayanan di RS Hermina Pasteur.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN DAN SYARAT PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif adalah pemberian pelayanan kesehatan rawat jalan
nonreguler di rumah sakit yang diselenggarakan melalui pelayanan dokter spesialis-
subspesialis dalam satu fasilitas ruangan terpadu secara khusus tanpa menginap di Rumah
Sakit dengan sarana dan prasarana di atas standar. Sedangkan Pelayanan Rawat Jalan Reguler
adalah pemberian pelayanan kesehatan rawat jalan di Rumah Sakit yang diselenggarakan
melalui pelayanan dokter spesialis-subspesialis.

Permenkes ini merupakan upaya untuk memberikan akses kepada masyarakat


terhadap pelayanan kesehatan rawat jalan yang lebih cepat dan lebih nyaman perlu dibuka
kesempatan rumah sakit untuk menyelenggarakan pelayanan rawat jalan eksekutif. Klinik
eksekutif penting dilakukan untuk menghindari pasien yang selama ini banyak berobat ke
luar negeri karena mencari kenyamanan.
Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif di Rumah Sakit hanya boleh diselenggarakan pada
Rumah Sakit kelas A, kelas B dan kelas C milik pemerintah pusat, pemerintah daerah dan
masyarakat. Rumah sakit tersebut harus rumah sakit yang telah terakreditasi. Rumah Sakit
penyelenggara Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif harus memenuhi persyaratan yang meliputi:
a. ketenagaan;

b. pengorganisasian; dan

c. bangunan, sarana, dan prasarana.

2.1.a. KETENAGAAN
Ketenagaan sebagaimana dimaksud, terdiri atas:
a. Dokter spesialis-subspesialis

7
 Dokter spesialis-subspesialis teresbut melakukan pelayanan kesehatan di
Rawat Jalan Eksekutif pada jadwal yang sudah ditentukan dengan tepat waktu.
 Tidak boleh merangkap pada pelayanan kesehatan lainnya pada waktu yang
sama, kecuali pada kondisi darurat

 Paling sedikit berjumlah 3 (tiga) orang dalam satu disiplin ilmu.


 Dalam hal jumlah dokter spesialis-subspesialis tidak memenuhi ketentuan di
atas, maka Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif hanya dapat dilaksanakan diluar
jam kerja pelayanan rawat jalan reguler.

b. Tenaga kesehatan lain serta tenaga nonkesehatan.


 Disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan

2.1.b. PENGORGANISASIAN

Struktur organisasi pelayanan rawat jalan eksekutif dibentuk melalui surat keputusan
kepala atau Direktur Rumah Sakit. Dalam pembentukan tersebut termasuk pembentukan
penanggung jawab pelayanan rawat jalan eksekutif. Pengorganisasian sebagaimana
dimaksud di atas, dapat bergabung dengan organisasi pelayanan rawat jalan yang telah ada
atau berdiri sendiri sesuai dengan kebutuhan organisasi Rumah Sakit.

2.1.c BANGUNAN, SARANA DAN PRASARANA

Bangunan, sarana, dan prasarana pelayanan rawat jalan eksekutif harus terletak
dalam satu zona area pelayanan tersendiri dan terpisah dengan rawat jalan reguler. RS harus
memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan
tanpa mengabaikan keselamatan pasien.

Kenyamanan sebagaimana dimaksud di atas, didukung fasilitas paling sedikit berupa


ruangan yang memiliki penyejuk udara (air conditioner), serta bangunan, sarana, dan
prasarana yang memperhatikan kebutuhan pasien disabilitas dan pasien dengan kebutuhan
khusus lainnya.

Rumah Sakit yang akan menyelenggarakan Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif harus
melakukan penilaian mandiri dengan menggunakan format penilaian mandiri sebagaimana

8
terlampir. Hasil penilaian mandiri sebagaimana dimaksud di atas, harus disampaikan kepada:
a. Menteri untuk Rumah Sakit kelas A;

b. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi untuk Rumah Sakit kelas B; atau

c. Kabupaten/Kota untuk Rumah Sakit kelas C; pemberi izin.

9
2.2. PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF

Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif di Rumah Sakit harus memiliki alur pelayanan
tersendiri dan tidak boleh mengganggu pelayanan rawat jalan reguler. Bersifat one stop
service, mulai dari pendaftaran, pemeriksaan medik, pelayanan penunjang medik, dan
pelayanan lainnya dalam satu zona area pelayanan. Pelayanan penunjang medik pada
pelayanan rawat jalan eksekutif tersebut dapat terintegrasi dengan pelayanan penunjang yang
telah ada di Rumah Sakit.

Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif dapat diselenggarakan pada:

a. setiap hari kerja: pada jam kerja dan/atau sore hari; dan

b. hari libur: sesuai kebutuhan rumah sakit.

Rumah Sakit milik masyarakat yang menyelenggarakan Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif
dilarang mendayagunakan dokter spesialis-subspesialis yang bekerja pada Rumah Sakit milik
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah pada jam kerja.

Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif dapat diakses oleh peserta umum atau peserta JKN
kecuali Peserta Penerima Bantuan Iuran dan peserta jaminan kesehatan yang didaftarkan oleh
Pemerintah Daerah. Peserta JKN tersebut, harus memiliki surat rujukan dari fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama, membuat pernyataan mematuhi ketentuan sebagai
pasien rawat jalan eksekutif, dan bersedia membayar selisih biaya pelayanan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Besaran tarif Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif di setiap Rumah Sakit ditetapkan oleh
masing-masing kepala atau direktur rumah sakit sesuai dengan perhitungan pola tarif Rumah
Sakit. Untuk peserta JKN, besaran tarif Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif di Rumah Sakit
sebagaimana dimaksud di atas, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Rumah Sakit penyelenggara Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif harus menjaga mutu
pelayanan melalui pemantauan, evaluasi, dan perbaikan. Pemantauan, evaluasi, dan perbaikan
tersebut dapat dilakukan oleh penanggung jawab rawat jalan eksekutif dan/atau pelaksana

10
lain yang ditetapkan kepala atau direktur Rumah Sakit. Pemantauan, evaluasi, dan perbaikan
diutamakan pada:

a. waktu tunggu Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif;

b. tingkat kepuasan pasien; dan

c. jumlah kunjungan perbulan

11
BAB III
ANALISA PERMASALAHAN

RS Hermina Pasteur merupakan sebuah rumah sakit swasta yang terletak di


Jl.Dr.Djunjunan No.107, Bandung dan mulai berdiri di tahun 2004. Pada bulan April, 2106,
Rumah Sakit ini berubah dari RS Ibu dan Anak menjadi RS umum. Saat ini RS Hermina
Pasteur mempunyai 120 tempat tidur rawat inap, fasilitas IGD, VK-OK 24 jam, ruang
intensif, poliklinik regular, poliklinik eksekutif, pelayanan penunjang seperti farmasi,
laboratorium, radiologi, rekam medis, instalasi rehabilitasi medik dan Klinik Tumbuh
Kembang. Tenaga kesehatan yang ada di RS Hermina Pasteur antara lain :
 Dokter umum & dokter spesialis
 Perawat & Bidan
 Analis laboratorium
 Radiografer
 Farmasi klinik & asisten apoteker
 Petugas rekam medis
 Terapis
 Ahli gizi
Tenaga dokter yang ada di RS Hermina Pasteur terdiri dari :
 Dokter spesialis obgyn : 34 orang
 Dokter spesialis anak : 27 orang
 Dokter penyakit dalam : 4 orang
 Dokter bedah umum : 3 orang
 Dokter bedah anak : 1 orang
 Dokter bedah orthopedi : 2 orang
 Dokter THT : 3 orang
 Dokter Mata : 4 orang
 Dokter kulit dan Kelamin : 4 orang
 Dokter syaraf : 1 orang
 Dokter Jantung : 1 orang
 Dokter Anestesi : 6 orang
 Dokter Rehabilitasi Medik : 3 orang

12
 Dokter gigi umum : 2 orang
 Dokter gigi spesialis : 10 orang
 Dokter Radiologi : 3 orang
 Dokter Patologi Klinik : 2 orang
 Dokter Gizi : 2 orang
 Dokter Jiwa : 2 orang
 Dokter umum : 24 orang
Poliklinik di RS Hermina Pasteur ada dua macam, yaitu poliklinik regular yang
berada di lantai 1 dan lantai 2, dan poliklinik eksekutif yang terletak di lantai 3. Semua jenis
dokter spesialis berpraktek di poliklinik regular sedangkan di poliklinik eksekutif, hanya ada
dokter spesialis anak dan obgyn.
Pada area poliklinik eksekutif, pelayanannya bersifat one stop service dimana
pelayanan dari mulai pendaftaran, pemeriksaan oleh dokter spesialis, pemeriksaan
laboratorium, farmasi dan kasir berada dalam satu area. Pasien yang akan berobat di
poliklinik ekesekutif langsung menuju lantai 3, mendaftar di Front Office poli eksekutif lalu
menunggu di area tunggu sampai dipanggil untuk masuk ke dalam ruangan periksa. Setelah
diperiksa, apabila ada pemeriksaan penunjang maka pasien akan diambil darah di ruang
sampling poli eksekutif, namun apabila pasien harus dilakukan rontgen, maka pasien tetap
harus ke instalasi radiologi di lantai 1. Apabila pasien mendapatkan resep, maka resep dapat
ditebus di instalasi farmasi khusus poli eksekutif lalu kemudian dibayar di kasir di area yang
sama. Saat ini di poli ekskutif terdapat 4 ruangan poliklinik anak dan 3 ruangan obgyn. Tarif
yang berlaku di poli eksekutif lebih tinggi daripada di poliklinik regular.
Setelah terbit permenkes no 11 tahun 2016 ini, maka RS Hermina Pasteur harus
melakukan analisis kebijakan permenkes tersebut dengan metode evaluasi pelayanan
polklinik eksekutif yang sudah ada dan melihat ke depan, perbaikan apayang dapat dilakukan
agar pelayanan yang diberikan bisa memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah :

No Hal Permenkes no 11 tahun 2016 Poliklinik Eksekutif


RS Hermina Pasteur
1 MAN
a. Struktur
organisasi Dibentuk melalui surat keputusan Sudah ada Struktur organisasi
Direktur, termasuk pembentukan Poliklinik Eksekutif yang

13
penanggung jawab Pelayanan berdiri sendiri dan dipimpin
Rawat Jalan Eksekutif, bisa berdiri oleh seorang dokter umum
sendiri atau terintegrasi dengan sebagai Kepala instalasi
pelayanan rawat jalan yang ada
b. Dokter  Hanya melakukan pelayanan  Semua dokter yang ber
spesialis kesehatan di rawat jalan praktek di poliklinik
eksekutif pada jadwal yang eksekutif berpraktek pada
sudah ditentukan, tidak jadwal yang sudah
merangkap pada pelayanan ditentukan dan tidak
kesehatan lainnya pada waktu merangkap di pelayanan
yang sama. kesehatan lainnya.
 Dokter spesialis yang  Dokter spesialis anak yang
berpraktek, paling sedikit berpraktek di poli eksekutif
berjumlah 3 orang dalam satu : 10 orang dan dokter
disiplin ilmu. spesialis obgyn : 11 orang.
 Apabila dokter spesialis tidak  Jam pelayanan poli
dapat memenuhi ketentuan eksekutif sama dengan jam
tersebut, maka pelayanan rawat pelayanan poli regular
jalan hanya dapat dilaksanakan karena tidak ada okter
diluar jam kerja pelayanan rawat yang merangkap
jalan regular. berpraktek di dua tempat.
 Dilarang mendayagunakan  Dokter-dokter spesialis dan
dokter spesialis-subsepesialis subspesialis yang bekerja
yang bekerja pada RS di RS Pemerintah,
pemerintah pada jam kerja berpraktek di poliklinik
ekskeutif di luar jam kerja.
c. Tenaga Disesuaikan dengan kebutuhan Tenaga kesehatan lain dan non
kesehatan pelayanan kesehatan lainnya yang
& non bertugas di poli eksekutif
kesehatan adalah :
lainnya  Perawat
 Bidan
 Administrasi

14
 Petugas Rekam Medis
 Farmasi Klinik
 Asisten apoteker
 Analis Laboratorium
 Helper
 Petugas Kasir
2 Money
a. Tarif Besaran tarif pelayanan ditetapkan Direktur RS sudah
Pelayanan oleh masing-masing Direktur RS menentukan tarif khusus
sesuai dengan pola tarif RS untuk pelayanan di Polklinik
eksekutif.
3 Material
a. Bangunan,  Harus terletak dalam satu zona  Poliklinik eksekutif ada di
Sarana & area pelayanan tersendiri dan lantai 3, terpisah dengan
Prasarana terpisah dengan rawat jalan poliklinik regular di lantai
regular 1 dan 2.
 Harus memperhatikan fungsi,  Poliklinik eksekutif berada
keamanan, kenyamanan dan dalam satu ruangan
kemudahan dalam pemberian tertutup ber-AC dengan
pelayanan tanpa mengabaikan luas ruangan cukup luas,
keselamatan pasien. dan masing-masing
 Kenyamanan didukung fasilias pelayanan mempunyai
paling sedikit berupa ruanga ruangan sendiri-sendiri
yang memiliki penyejuk udara, sesuai dengan alur pasien,
serta memperhatikan kebutuhan dengan memperhatikan
pasien disabilitas dan pasien kebutuhan pasien
dengan kebutuhan lainnya. disabilitas dan pasien
dengan kebutuhan lainnya.
4 Methode
a. Persyaratan  Pelayanan Eksekutif di RS  RS Hermina Pasteur adalah
Rumah Sakit hanya diselenggarakan pada RS RS Umum Kelas C milik
kelas A, B dan C milik swasta (masyarakat)
pemerintah pusat, pemerintah

15
daerah dan masyarakat.
 RS harus telah terakreditasi  RS Hermina Pasteur sudah
terakreditasi KARS 2012,
pada tahun 2013.
b. Penilaian  RS yang menyelenggarakan  RS Hermina Pasteur belum
Mandiri pelayanan rawat jalan eksekutif mengisi penilaian mandiri
harus melakukan penilaian yang terlampir dalam PMK
mandiri dengan menggunakan 11/th 2016 dan belum
format penilaian mandiri diserahkan kepada Dinas
sebagaimana terlampir. Kesehatan Kota
 Hasil penilaian mandiri harus
disampaikan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
untuk RS Kelas C
c. Alur  Alur pelayanan harus tersendiri  Alur pelayanan poli
pelayanan dan tidak boleh mengganggu eksekutif tersendiri di
pelayanan rawat jalan regular lantai 3 dan tidak
mengganggu pelayanan
rawat jalan regular
 Pelayanan bersifat one stop  Pelayanan poliklinik
service, mulai dari pendaftaran, eksekutif di RS Hermina
pemeriksaan medic, pelayanan Pasteur bersifat one stop
penunjang medik dan pelayanan service, kecuali pelayanan
lainnya dalam satu zona area radiologi yang masih
pelayanan. terintegrasi dengan rawat
 Pelayanan penunjang medik jalan dan rawat inap
dapat terintegrasi dengan lainnya di lantai 1.
pelayanan penunjang yang telah
ada di rumah sakit.
d. Waktu  Diselenggarakan pada setiap  Poliklinik eksekutif RS
pelayanan hari kerja, pada jam kerja dan / Hermina Pasteur
atau sore hari, dan hari libur memberikan pelayanan
sesuai kebutuhan rumah sakit. pada hari kerja dan hari

16
Minggu/libur.
e. Pelayanan  Pelayanan rawat jalan eksekutif  Sampai saat ini Poliklinik
Pasien dapat diakses oleh peserta eksekutif RS Hermina
peserta JKN umum atau peserta JKN kecuali Pasteur hanya bisa
peserta penerima bantuan iuran menerima pasien umum
(PBI) dan peserta jaminan dan jaminan selain JKN.
kesehatan yang didaftarkan oleh Bila pasien JKN ingin
pemerintah daerah. berobat ke poliklinik
 Peserta JKN harus memiliki eksekutif maka pasien
surat rujukan dari fasilitas harus berubah menjadi
pelayanan kesehatan tingkat pasien umum.
pertama, membuat pernyataan
mematuhi ketentuan sebagai
pasien rawat jalan eksekutif dan
bersedia membayar selisih biaya
pelayanan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
f. Penjagaan  Pemantauan, evaluasi dan  Setiap bulan dibuat laporan
mutu perbaikan mutu dilakukan oleh jumlah kunjungan
pelayanan penanggung jawab rawat jalan poliklinik eksekutif dan
eksekutif yang ditetapkan oleh dilaporkan ke Direktur.
direktur Rumah Sakit. Waktu tunggu pelayanan
 Pemantauan, evaluasi dan dan tingkat kepuasan
perbaikan diutamakan pada : pasien rawat jalan rutin
1. Waktu tunggu pelayanan dipantau oleh bagian Mutu,
2. Tingkat kepuasan pasien dibuat laporan setiap bulan
3. Jumlah kunjungan dan diberikan ke Direktur.
perbulan
5 Machine (-) (-)

17
BAB IV
LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

Dari hasil evaluasi dan analisa masalah di atas, tampak masih ada beberapa kekurangan
dari pelayanan poliklinik eksekutif di RS Hermina Pasteur, sehingga langkah pemecahan
masalah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Dokter speisalis yang berpraktek di Poliklinik eksekutif baru spesialis anak dan
spesialis obgyn, dengan adanya perubahan status rumah sakit, dari RS khusus Ibu dan
Anak menjadi RS umum, jenis pelayanan spesialis yang ada di poliklinik eksekutif
harus ditambah, jangan hanya spesialis anak dan obgyn saja.
Saran tindak lanjut :
 Penambahan dokter spesialis lainnya, seperti penyakit dalam, bedah, dsb di
poliklinik eksekutif dan poliklinik regular
2. RS Hermina Pasteur belum mengisi formulir penilaian mandiri dan menyerahkan ke
dinas kesehatan kota
Saran tindak lanjut :
 Mengisi formulir penilaian mandiri dan menyerahkan kepada Dinas Kesehatan
Kota Bandung
3. Peserta JKN belum dapat berobat ke poliklinik eksekutif dengan menggunakan
manfaat kepesertaannya, peserta harus berobat sebagai pasien umum, sedangkan di
dalam permenkes disampaikan bahwa peserta JKN non PBI dapat menerima
pelayanan poli eksekutif dengan membayar selisih biaya.
Saran tindak lanjut :
 Membuat kebijakan di RS Hermina Pasteur, bahwa peserta JKN non PBI dapat
menerima pelayanan poli eksekutif dengan membayar selisih biaya dan
melakukan sosialisasi kepada karyawan, dokter provider dan para peserta JKN.
4. Pembayaran selisih biaya oleh pasien JKN disesuaikan dengan perundang-undangan,
sedangkan perundang-undangan mengenai tarif eksekutif untuk pasien JKN belum
dikeluarkan dan masih dibahas oleh pemerintah.
Saran tindak lanjut :
 Membuat surat kepada pihak BPJS mengenai kebijakan selisih bayar untuk pasien
JKN yang berobat ke poliklinik eksekutif.

18
Dengan perbaikan-perbaikan tersebut , diharapkan mutu pelayanan poliklinik
Eksekutif dapat semakin meningkat , dan tetap dapat bertahan dengan semakin banyaknya
para pesaing. RS Hermina Pasteur diharapkan semakin maju dan berkembang untuk
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Bandung,

19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Permenkes no 11 tahun 2016 ini cukup membantu memberikan solusi bagi rumah
sakit –rumah sakit yang memiliki poliklinik ekskekutif namun tidak dapat memberikan
pelayanan tersebut untuk pasien-pasien JKN. Poliklinik Eksekutif yang ada di RS Hermina
Pasteur hampir sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Pemerintah, ada beberapa hal
yang harus dilengkapi agar dapat sesuai dengan standar permenkes no 11 tahun 2016.
Di dalam Permenkes no 11 tahun 2016 ini, ada beberapa hal yang masih
memerlukan peraturan lebih lanjut agar dapat dilaksanakan secara sempurna, misalnya
mengenai tarif poliklinik eksekutif untuk pasien JKN.

5.2 SARAN

Permenkes no 11 tahun 2016 ini masih memerlukan permenkes lainnya atau petunjuk
teknis untuk dapat di aplikasikan oleh Rumah Sakit, misalnya peraturan mengenai tarif poli
eksekutif untuk pasien JKN. Sebaiknya pemenkes yang terkait dapat dikeluarkan berbarengan
agar peraturan tersebut dapat langsung dilaksanakan.
Permenkes yang dikeluarkan sebaiknya disosialisasikan kepada seluruh pihak yang
terkait misalnya seperti, Rumah Sakit pemerintah, Rumah Sakit Swasta, Dinas Kesehatan
Kota, Provinsi dan sebagainya, sehingga masing-masing pihak dapat melaksanakan fungisnya
masing-masing sesuai yang diamanatkan dalam Permenkes.

20
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.Peraturan menteri kesehatan republik


indonesia nomor 11 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Rawat Jalan
Eksekutif di Rumah Sakit diunduh dari : www.depkes.go.id.
2. Pohan, Imbalo, S. 2002. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Penerbit buku
kedokteran: EGC.Jakarta
3. Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
4. KEMENKES & KARS. 2011. Standar Akreditasi Rumah Sakit. KAtalog dalam
terbitan Kemenkes RI

21

Anda mungkin juga menyukai