Anda di halaman 1dari 43

Tantangan Perumahsakitan Era JKN

AKSES Rumah Sakit DIPAKSA MUTU


Pelayanan untuk berubah Pelayanan

- Pemanfaatan
- Mutu Klinis
Teknologi YanBlik - Mutu Non Klinis
- Kompetensi RS
- Fasilitas Penunjang
Rumah - Pemanfaatan
Teknologi Digital
Medis & Non Medis Sakit
PEMBIAYAAN
BEBAN Pelayanan PEMDA
Pelayanan Lebih memilih
SDM JKMMUHC
- Tarif JKN
- Katastropik
- Daya Beli Masyarakat
- Penyakit Infeksi - Jumlah - Harga Obat, BMHP & Alkes
- AKI - AKB
- Jenis - Kemampuan Keuangan RS
- Produktifitas &
- Kompetensi - Utilisasi & Aset
Inefisiensi
2
BW-PERSI Presentation
Pergeseran Era JKN
Fungsi Sosial
Rumah Sakit - ASKES  RS Pemerintah
- BPJS  RS Pemerintah & RS Swasta
- Perubahan dari Fee For Service ke
1. Akses Pelayanan Kesehatan Prospective Payment
2. Perlindungan Keselamatan
- Pasien
- Masyarakat
- SDM RS
- Kecukupan Pembiayaan RS
- Lingkungan RS
3. Mutu & Standar RS - Banyak Regulasi datang tiba-tiba, cepat berganti,
4. Kepastian Hukum berlaku surut & disharmoni antar regulasi
- Disparitas Jumlah & Distribusi Faskes – SDM
RS bagian dari Sistem Kesehatan yang KUAT
- Program Promotif & Preventif ???
Harus menjalankan Sistem Pendidikan yang
Kompleks  BEBAN RS  Kasus Penyakit Kronis & Katastropik MENINGKAT

Organisasi Profesi  Stake Holder penting dalam Pelayanan Kesehatan dalam menjaga Kompetensi
Profesional untuk pelayanan kesehatan di RS yang bermutu & Efektif
Tarif INA CBGs : Permasalahan Klaim  Mekanisme Dispute &
- Tidak mendukung Mutu Layanan Pending, Pengembalian Klaim after Audit
- Tidak mendukung Layanan Canggih-IPTEKDOK
- Tidak mendukung Pendidikan Dokter Stempel FRAUD hanya kepada Rumah Sakit

Peran REGULATOR tidak berjalan optimal KSO BPJS – RS  Harusnya Setara Seimbang, tidak Rigid
Dominasi BPJS  Terutama di Daerah Layanan Canggih RS  Ijin BPJS, proses Adendum Lama

IUR BIAYA Naik Kelas  ditentukan Regulasi Kemenkes


Bertumpuk Masalah Mekanisme COB belum optimal  Tata Kelola ???
PERUMAHSAKITAN
Era JKN Harga Obat, BMHP dan Alkes tidak mendukung Cash Flow RS
Masalah Lama Tayang eCatalog, Harga Obat Kronis saat Klaim

Regulasi Premi BPJS SDM RSD  Jasa Pelayanan disertakan dalam penghitungan ( tidak hanya Gaji )
“ Berburu di Kebun Binatang “  Mindset BPJS tidak seperti Asuransi Swasta

Rujukan Berjenjang  menurunkan mutu pelayanan, meningkatkan mortalitas & morbiditas


Rujuk Balik  Evaluasi Kepatuhan Faskes RS, Mengurangi Hak Pasien mendapatkan Layanan Spesialis
Aturan BPJS
Waktu yang untuk klaim Seringkali Regulasi BPJS
Pemahaman
lama dalam sering berubah berlaku surut, sehingga RS
Verifikator BPJS
proses sehingga harus
tidak seragam
menyebabkan mengembalikan klaim atas
Verifikasi gagal klaim Regulasi yang baru terbit

Klaim BPJS defisit


antara real cost Rujukan Berjenjang menyulitkan
dengan klaim INA
CBG’s
Permasalahan pasien. Banyak Pasien post
MRS / post Operatif
tidak bisa kontrol kedua di RS
JKN yang merawat oleh karena tidak
muncul di Pcare.
Segala kebijakan
BPJS ditingkat
di Lapangan
Denda BPJS
cabang harusnya diketahui setelah
tertulis &
diberitahukan tunggakan iuran
dibayar
Administrasi, Pelayanan & Pembiayaan

Kemenkes  Program Transformasi Layanan Prioritas & Sistem Rujukan berbasis Kompetensi
BPJS  Rujukan Berjenjang & Proses Kredensial Layanan Canggih
Kemampuan Rumah Sakit Beradaptasi di Era JKN
Perubahan konsep fee for service ke pembayaran paket
- Pembayaran satu episode pelayanan
- Seluruh komponen biaya pelayanan : administrasi, akomodasi, jasa pelayanan,
pemeriksaan penunjang, tindakan, farmasi

1 Seberapa Besar Kemampuan RS untuk EFISIENSI

2 Kemampuan RS menghilangkan Pelayanan yang Tidak Diperlukan

3 Kemampuan RS untuk mempertahankan Pelayanan sesuai STANDAR

4 Kemampuan RS mempertahankan dan meningkatkan Kompetensi SDM

5 Seberapa Besar Kemampuan RS berinvestasi dalam Pengembangan RS


Kompleksitas Organisasi Rumah Sakit
Hubungan antara Pemilik – Manajemen – Provider - User

• DPR/DPRD STAKE POLITIS


• LSM HOLDER PEMDA & PENEGAK
• Masyarakat LAIN Pemprop TEKNIS HUKUM
Pemkab
SUPLIER Pemkot
BPJS
KES
Pengelola-Manajemen RS

TRANSAKSI TERAPEUTIK

PROVIDER PASIEN

HAK & KEWAJIBAN


ANTARA PASIEN & YANKES
Kemampuan Rumah Sakit Beradaptasi dengan Lingkungan Strategis

SWOT ANALYSIS

Strength Weakness
PERUBAHAN
Kemampuan (kekuatan) (kelemahan)
LIGKUNGAN STRATEGIS RSD
analisis SWOT
(PEMILU)
Opportunities Threats
(peluang) (ancaman ) STRATEGI
OPERASIONAL/FUNGSIONAL
(BSC)
GRAND STRATEGY
RINCIAN KEGIATAN
RENCANA BISNIS &
&
ANGGARAN ( RBA )
ANGGARAN
RUU Kesehatan  Program Transformasi Kesehatan
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan
Outcome berkeadilan
Meningkatkan kesehatan
RPJMN ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat
Memperkuat sistem
bidang kesehatan & pengendalian
berencana dan kesehatan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS)
obat dan makanan
kesehatan reproduksi

2 ​Transformasi 3 ​Transformasi Sistem Ketahanan


1 ​Transformasi Layanan Primer
Layanan Rujukan Kesehatan
a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
Penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
Penguatan peran kader, kapabilitas layanan sekunder farmasi & alat tanggap darurat
6 Pilar kampanye, dan membangun
Penambahan imunisasi
rutin menjadi 14
Screening 14 penyakit
penyebab kematian layanan primer & tersier kesehatan Tenaga cadangan tanggap
gerakan, melalui platform
Transfor digital dan tokoh
antigen dan perluasan
cakupan di seluruh
tertinggi di tiap sasaran
usia, screening stunting, &
Revitalisasi jejaring dan Pengembangan jejaring Produksi dalam negeri 14 darurat, table-top
exercise kesiapsiagaan
masyarakat standardisasi layanan layanan penyakit prioritas, antigen vaksin imunisasi
masi Indonesia peningkatan ANC untuk
kesehatan ibu & bayi
Puskesmas, Posyandu, perbaikan tata kelola RS rutin, top 10 bahan baku krisis
Labkesmas & kunjungan pemerintah obat, top 10 alkes by
rumah volume & by value

4 Transformasi Sistem 5 Transformasi SDM


6
Transformasi Teknologi Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan Kesehatan
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi, dan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan: tersedia, Penambahan kuota mahasiswa, beasiswa dalam & luar bioteknologi di sektor kesehatan
cukup, dan berkelanjutan; alokasi yang adil; dan pemanfaatan negeri, kemudahan penyetaraan nakes lulusan luar negeri
yang efektif dan efisien a Teknologi informasi b Bioteknologi

9
PMK No 31 tahun 2022 tentang Penerapan Sistem Kesehatan Akademik ( AHS )
Peraturan Pelaksanaan PP 93 / 2015 Untuk meningkatkan derajat Kesehatan Masyarakat
tentang Rumah Sakit Pendidikan
• Fakultas Kedokteran & Outcome
Kesehatan
PERGURUA • Fakultas bidang lainnya Derajat Kesehatan
N TINGGI • Laboratorium Output Masyarakat Meningkat
• Lembaga Riset
dengan Biaya yang
• Peningkatan Terjangkau Masyarakat
Sinergi
• Pemda(Dinas
Sistem Pendidikan
&Pelayanan Produktivitas Indikator:
Kesehatan,RSUD,
Kesehatan Pendidikan • UHH
Labkesda, • Peningkatan • AKI, AKB
RUMAH SAKIT PRACTIC Puskesmas) Produktivitas
PENDIDIKAN E PLAN • Prevalensi stunting
• LPNK Penelitian dan • Insidensi penyakit
• Swasta Inovasi
• RSP (termasuk • % ketersediaan fasyankes
• NGO • Peningkatan layanan
RSGM) kesehatan lengkap
• RSPTN • Stakeholders
• % ketersediaan nakes
• Wahana lainnya
Pendidikan • % tepat rujukan
IMPLIFIKASI
Akreditasi RS Pend • Dll.

Penambahan Jumlah Dokter Spesialis Penambahan Jumlah Dokter,Pendidik Penambahan Jumlah RS Pendidikan
Regulasi Perijinan Rumah Sakit Era OBL

PMK No 8 Tahun 2022


Tentang Perubahan atas Peraturan IMPLIFIKASI
Menteri Kesehatan No 14 Tahun 2021
Tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk
Pada Penyelenggaraan Perijinan Berusaha
Berbasis Risiko Sektor Kesehatan Tinjauan
Prosedur
Perijinan
Penyelenggaraan Perijinan Berusaha Berbasis Risiko Layanan
melalui Sistem Online Single Submission ( OSS ) Rumah Sakit
merupakan pelaksanaan UU no 11 Tahun 2020
Tentang Cipta Kerja
Peraturan Menteri kesehatan RI no 24 TAHUN 2022 • MANAJEMEN
Tentang Rekam Medik Elektronik Rumah Sakit • PERSONALIA
SIMRS • KEUANGAN
( Harus Selesai 31 Desember 2023 )
• REKAM MEDIK

Keputusan Menteri Kesehatan RI No HK.01.07/MENKES/1559/2022


Tentang Penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Bidang Kesehatan
& Strategi Transformasi Digital Kesehatan

PERATURAN PERUNDANGAN YANG AKAN BERPENGARUH


KEPADA MANAJEMEN RS
IMPLIFIKASI
- RS harus berupaya untuk melakukan digitalisasi disemua kegiatan
 khususnya yang berkaitan dengan layanan pasien dan keuangan
- Memerlukan software untuk laksanakan digitalisasi
pada semua lini kegiatan RS Bridging Aplikasi
- Perlu Anggaran, SDM Kompeten & Tim IT yang Kuat Kemenkes-BPJS
- Transformasi eRM bukan hanya mengubah dokumen fisik Sistem Rujukan
Kesempatan transformasi Bisnis RS  Efisien, Efektif & Aman
Kompleksitas Pelayanan Rumah Sakit Era Digital

Layanan kesehatan digital masa depan semakin canggih


 inovasi digital harus aman, andal dan bertanggung jawab

Kemajuan teknologi diimbangi dengan regulasi yang adaptif, kolaboratif,


menjunjung tinggi etika, edukasi kepada masyarakat, profesi kesehatan dan regulator

Inovasi teknologi memunculkan institusi kesehatan non-formal


RUU
Kesehatan ?
 APLIKASI MOBILE KESEHATAN
- Informasi kesehatan tidak akurat
- Tidak jelas penyedia konten dan pengelola sistem
- Publik menerima risiko akibat kesalahan sistem
RUU Kesehatan Mencabut 9 UU & Mengubah 4 UU

9 UU yang dicabut 4 UU yang diubah

UU No. 4 Th 1984 tentang Wabah Penyakit Menular


UU No. 40 Th 2004 tentang
UU No. 29 Th 2004 tentang Praktik Kedokteran Sistem Jaminan Sosial Nasional
UU No. 36 Th 2009 tentang Kesehatan
UU No. 24 Th 2011 tentang
UU No. 44 Th 2009 tentang Rumah Sakit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

UU No. 18 Th 2014 tentang Kesehatan Jiwa


UU No. 20 Th 2003
UU No. 36 Th 2014 tentang Tenaga Kesehatan tentang Sistem Pendidikan Nasional
UU No. 38 Th 2014 tentang Keperawatan
UU No. 12 Th 2012
UU No. 6 Th 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan tentang Pendidikan Tinggi
UU No. 4 Th 2019 tentang Kebidanan 14
- Dukungan REGULASI  Integratif, Harmonis & Perlindungan
Healthy Hukum yang KUAT
Hospital - Dukungan TATA KELOLA  Mutu Layanan & Keselamatan Pasien
Healthy - RUU Kesehatan  tidak bias, mampu mendorong RS terhindar dari
Organization overproduction & under skill
- KOLABORASI KUAT Antar KEMENTRIAN  RS yang MAJU
- Manajerial RS yang 2 GCG

- Kelembagaan RSD sebagai UPT Dinas Kesehatan


RUU
- Direktur Rumah Sakit bukan Tenaga Medis  Mutu Pelayanan
Kesehatan - Pemilik RS merangkap sebagai pengelola / Direksi RS
- Tidak ada lagi struktur SPI ( Satuan Pengawas Intern )
- Hegemoni lembaga BPJS  Hanya RS yang dinilai bisa Fraud
- Tidak mampu Adaptasi Cepat di Era JKN
Rumah Sakit - Perlindungan Hukum Lemah
- Tarif INA CBGs masih RENDAH
Tidak Baik
- Harga Obat, BMHP & ALKES Masih Tinggi & Tidak Sama  BPK-KPK
Baik Saja
- Tata Kelola Urun Biaya Pasien JKN Naik Kelas  Rigid
- Disharmoni Regulasi yang kadang berlaku Surut
Implifikasi Perlindungan Hukum
Pengadaan
Barang & Transformasi
Jasa Kesehatan
Rumah
Terutama RS Pemerintah
Sakit GAGAL

 Tidak Maju & Gentar TERPURUK


Pelayanan
Pengembangan Kesehatan
Rumah Sakit
UU RS
44/2009 Pengenaan Hukum Pidana
Lambatnya proses Perlindungan  Medical Error
pengembangan RS
Hukum PRAKTIK DEFENSIF MEDICINE
( Pembangunan Fisik )
16
Praktek Bisnis Rumah Sakit yang Sehat ( Healthy Hospital )

1 Berdasar RSB & RBA dengan fokus pada Bisnis Utama

2 Kejelasan Kebijakan, Protap & SPO  Sosialisasi & audit implementasi

3 Mekanisme Manajemen  Penilaian Kinerja berbasis BSC dengan Skoring

Penerapan Prinsip Dasar Tata Kelola  GCG & GCG


4
( Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Kemandirian & Kesetaraan )

5 Penetapan Produk berorientasi kebutuhan Masyarakat

6 Penetapan Tarif yang Rasional

7 Proses Bisnis Efektif & Efisien  Cost Effectiveness

8 Indikator Keberhasilan yang kuantitatif & Sistem Monev yang efektif


Healthy Organization  Penilaian Kinerja Rumah Sakit
RS yang sehat keuangannya dan mandiri berkorelasi
positif dengan upaya Peningkatan Mutu & Keselamatan Pasien

Pengukuran Kinerja RS seharusnya komprehensif


 aspek finansial dan non finansial

Pengukuran Kinerja Rumah Sakit


berbasis Balance ScoreCard ( BSC ) dengan menambahkan
skor untuk 4 Perspektif BSC  Obyektif & Terukur

Tujuan pendekatan Skoring BSC dalam penilaian Kinerja RS


yang diimplementasikan konsisten  RS mampu memberikan
pelayanan terbaik dengan pengembangan pelayanan
berkelanjutan disertai berbagai inovasi pelayanan publik
Penilaian Kinerja RS  IMPLIFIKASI STRATEGI RS

Pendekatan
Balance Score Card
( BSC )

1 3
Perspektif Perspektif Pertumbuhan
Pelanggan & Pembelajaran

2 4
Perspektif Proses
Perspektif Keuangan
Bisnis Internal
Strategi Operasional Perspektif Pelanggan

1 TARGET MARKET  Segmentasi Pelanggan ( Px JKN, Umum, Perusaaan, Asuransi )

2 Pengembangan VALUE PROPOSITION :


- Tidak ada DISKRIMINASI Standar Pelayanan  JKN – Non JKN
- Jam Pelayanan Panjang  Rawat Jalan Eksekutif
- Tidak ada Pembatasan Kuota
- Tidak ada IUR BIAYA BPJS  Kecuali Naik Kelas Rawat Inap & Rawat Jalan Eksekutif
- BENEFIT  Gift Px Rawat Inap, Fasilitas Penunjang, One Stop Service

3 Fokus 7 DIMENSI MUTU  Hubungan Baik Pasien & Dokter


Menjaga Kebersihan serta kenyamanan Ruang Pelayanan

4 NILAI / BUDAYA KERJA Pemberi Layanan Kesehatan


 Profesional, Integritas, Etika
Penerapan REWARD & PUNISHMENT
Strategi Operasional Perspektif Proses Bisnis Internal

1 Jaga MUTU LAYANAN : SPO, Indikator Mutu Layanan

2 MANAJERIAL 2GCG ( Good Corporate Government & Good Clinical Government )

3 Kawal KESELAMATAN PASIEN  Free From Deficiency

Operasional EFEKTIF & EFISIEN


4 - Strategi Peningkatan Produktivitas SDM : Tingkatkan Kunjungan & Jenis Pelayanan
- Kendali Biaya Operasional : Kurangi Biaya Tetap ( Fixed Cost )

5 AUDIT Operasional  Cost Containment, peran SPI Sangat Penting

6 MANAJEMEN KLAIM  Penguatan Tim Penjaminan / Case Mix berbasis IT


Membangun Komunikasi BPJS  Hindari Klaim Dispute & Pending
Strategi Operasional Perspektif Pertumbuhan Pembelajaran

1 Pengembangan Kapasitas, Kompetensi & Skill SDM RS

2 Pemenuhan Kebutuhan SDM dalam Program Transformasi Kesehatan


 Program peningkatan Soft Competency & Hard Competency

3 Evaluasi & Pengukuran Manfaat DIKLAT

4 Manajemen Informasi  Pasien & Pengunjung RS

Kapabilitas Sistem Informasi  Output Kinerja SDM


5 - Angka Kepuasan Pasien
- Target Market RS
- Nilai / Budaya Kerja

6 Tata Kelola Organisasi  Kolaboratif Inspiratif, Empowering Unit /I nstalasi


Strategi Operasional Perspektif Keuangan

TARGET PENDAPATAN : - Peningkatan Jenis Layanan


1 - Pengembangan Layanan Penunjang
- Tingkatkan Revenue Centre  dari Cost Centre

2 KENDALI BIAYA – Cost Containment

Pertahankan CASH FLOW  Tantangan Era JKN BPJS


3 - Working Capital ( Modal Kerja  2x Piutang )

4 SIMRS Keuangan  Kuat & Terintegrasi mendukung Manajemen Klaim

5 Analisis Unit Cost RS & Utilisasi Aset

6 Penerapan HTA ( Health Technology Assesment )


Langkah-langkah Penilaian Kinerja BSC
1
Tahap Perencanaan

Penyusunan
RSB & RBA

Penetapan Tingkat 2
Kesehatan Kinerja Tahap
SIMRS Pelaksanaan

3
Evaluasi / Penilaian
Kinerja Laporan
Kinerja
Hubungan antar 4 Perspektif BSC
1. Rentabilitas
1. Perspektif Keuangan 2. Sales Growth Rate
3. Liquiditas
4. Solvabilitas
5. Cost Efektif
2. Perspektif Non Keuangan 6. Cost Recovery Rate

1. Kepuasan Pelanggan
a. Pelanggan 2. Customer Loyalty
3. Peningkatan Kunjungan

1. Tata Kelola
2. SIM - RS
3. Efektif, Efisien
b. Proses Bisnis Internal 4. Response Time
5. Keselamatan Pasien
6. Inovasi Produk Baru

c. Pertumbuhan dan 1. SDM yang kompeten


Pembelajaran 2. Produktifitas
3. Pertumbuhan Infrastruktur
Pendekatan Skoring Balance Score Card
Sebagai Tools Penilaian Kinerja Rumah Sakit

  PERSPEKTIF SKOR

1. Pelanggan 20

2. Proses Bisnis Internal 34

3. Pertumbuhan dan Pembelajaran 26

4. Keuangan 20

  TOTAL SKOR 100


Indikator Penilaian Kinerja BLUD

Berbasis
Balance Score Card

1 Perspektif Pelanggan

Indikator Kinerja Nilai maksimal


Customer Acquisition 4
Customer Loyalty 1
Number of Complain 4
Angka Pasien Pindah Rumah Sakit 3
Cakupan Kunjungan Pasien 2
Angka Pasien Pulang Paksa 4
Jumlah Rujukan Pasien Masuk 2
Jumlah nilai maksimal 20
Indikator Penilaian Kinerja BLUD
2 Perspektif Proses Bisnis Internal
Indikator Kinerja Nilai maksimal
Average Length of Stay (ALOS) 1
Turn Over Interval (TOI) 1
Gross Death Rate (GDR) 4
Net Death Rate ( NDR ) 4
Angka Infeksi Nosokomial 3
Patient Safety 3
Medical Error 3
Clinical Pathway 2
Respon Time IGD 1
Waktu Tunggu Farmasi 1
Waktu Tunggu Operasi 1
Ketepatan Penyampaian RBA 2
Ketepatan Penyampaian Laporan Keuangan Semesteran 2
Ketepatan Penyampaian Laporan Keuangan & Kinerja Tahunan 2
Opini Audit 3
Keberadaan dan Kinerja SPI 1
Jumlah nilai maksimal 34
Indikator Penilaian Kinerja BLUD

3 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran


Indikator Kinerja Nilai / Skor maksimal
SDM 7
-KecukupanBerdasar Kategori SDM 3
-Kompetensi Sesuai Standar 3
-Penghargaan dan Sanksi 1

BUDAYA KERJA 6
-Disiplin 2
-Total Loss Time 2
-Jumlah Komplain Terhadap Petugas 2

SIM 5
-Ketersediaan Informasi 3
-PemanfaatanInformasi 2
Pengembangan Produk Baru 2
Pengelolaan Infrastruktur : 5
-Pertumbuhan Aset 3
-Pemeliharaan Aset 2
Utilisasi Aset 1
Jumlah nilai maksimal 26
Indikator Penilaian Kinerja BLUD

4 Perspektif Keuangan
Indikator Kinerja Nilai / Skor maksimal

Sales Growth Rate ( SGR ) 3

Cost Recovery Rate ( CRR ) 4

Tingkat Kemandirian 4

Collection Period 3

Current Ratio 2

Cash Ratio 1

Solvabilitas 1

Quick Ratio 1

Ketepatan penyelesaian kewajiban/ hutang 1

Jumlah nilai maksimal 20


1 Perspektif Pelanggan
RS
Pendidikan Indikator Kinerja Nilai maksimal

Customer Acquisition 1,5


Customer Loyalty 1,5
Rata-Rata Number of Complain di RS ( diluar komplain
3
terhadap petugas )
Kepuasan Pelanggan 2
Angka Pasien Pindah Rumah Sakit ( atas indikasi medis,
3
administratif, sosial )
Cakupan Pasien 4
Angka Pasien Pulang Paksa 2
Jumlah Rujukan Pasien Masuk ( Khusus Pasien Umum ) di
1
IRJ dan IGD

Jumlah KSO Baru di Bidang Pelayanan Kesehatan 1

Cakupan Mahasiswa 1
Jumlah nilai maksimal 20
2 Perspektif Proses Bisnis Internal
Indikator Kinerja Nilai maksimal
Bed Occupancy Rate (BOR) 1
Average Length of Stay (ALOS) RS 1
Turn Over Interval (TOI) Pendidikan 0,5
Bed Turn Over (BTO) 1
Gross Death Rate (GDR) 3
Net Death Rate ( NDR ) 3
Angka Infeksi Nosokomial 3
Patient Safety 2.5
Jumlah Penambahan Clinical Pathways 2
Jumlah Pemanfaatan Clinical Pathways 2
Respon Time IGD 1
Waktu Tunggu Farmasi 2
Waktu Tunggu Operasi 1
Ketepatan Penyampaian Dokumentasi RBA Awal (Usulan) 2
Ketepatan Penyampaian Laporan Kinerja Tahunan 2
Ketepatan Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan 2
Pelaksanaan Audit Eksternal 3
Kinerja SPI 1
Jumlah Penelitian Internal yang Sesuai Pohon Penelitian 1
Jumlah nilai maksimal 34
3 Perspektif Proses Pertumbuhan & Pembelajaran
Indikator Kinerja Nilai Maksimal

SDM 7
a. Kecukupan Berdasar Kategori SDM 3
b. Kompetensi Sesuai Standar 1,5
c. Pengembangan SDM RS 1,5
d. Penghargaan dan Sanksi Pendidikan 1

BUDAYA KERJA 6
a. Total Loss Time 3
b. Jumlah Komplain Terhadap Petugas 3

Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS 5


a. Ketersediaan Informasi 2,5
b. Pemanfaatan Informasi 2,5

Pengembangan/Inovasi Produk Baru 2


Pengelolaan Infrastruktur 4
Utilisasi Aset 2
Jumlah Nilai Maksimal 26
4 Perspektif Keuangan
Indikator Kinerja Nilai Maksimal
 
Likuiditas 2
a. Rasio Lancar 1
b. Rasio Cepat RS 1
c. Rasio Kas Pendidikan
 
Solvabilitas
1
a. Rasio Aset terhadap Kewajiban
1
b. Rasio Kemampuan Membayar Bunga
 
Aktivitas 1,5
a. Perputaran Aset 1
b. Perputaran Piutang 1,5
c. Perputaran Persediaan 1
d. Perputaran Utang
 
Rentabilitas 2
a. Pengembalian Aset 4
b. Cost Recovery Rate (CRR) 3
c. Sales Growth Rate (SGR)
Jumlah Nilai Maksimal 20
CONTOH LEMBAR KERJA PENILAIAN KINERJA RUMAH SAKIT
CONTOH LEMBAR KERJA PENILAIAN KINERJA RUMAH SAKIT

36
RUU Kesehatan  Fleksibilitas pada BLUD RSD

1 Rencana Anggaran BLUD disusun melalui mekanisme RBA yang bersifat fleksibel

2 Belanja BLUD dapat melampaui anggaran, sepanjang masih dalam ambang batas sesuai RBA

Pendapatan BLUD tidak disetor ke Rekening Kas Pemda, tetapi disetor ke Rekening Kas RS
3 dan dapatdigunakan secara langsung untuk membiayai operasional RS
dalam rangka meningkatkan mutu layanan BLUD RS

4 BLUD RS boleh melakukan kerjasama dengan pihak ketiga ( KSO )

Pengadaan Barang dan Jasa dari dana pendapatanNon-APBD / Non-APBN di BLUD


5 dapat tidak menggunakan Perpres No. 95 Th 2007 ttg Pengadaan Barang dan Jasa
sepanjang terdapat alasan demi efektivitas dan efisiensi

6 BLUD boleh melakukan hutang dan memberikan piutang kepada pihak lain

7 Pegawai dan Pejabat Pengelola BLUD dapat dari PNS dan Non PNS ( Nasib P3K ? )

8 Proses Penerimaan Pegawai BLUD dapat dilakukan langsung di Organisasi BLUD 37


RUU Kesehatan  Fleksibilitas pada BLUD RSD

9 BLUD bisa investasi Jangka Pendek kecuali Investasi Jangka Panjang harus persetujuan Pemilik

10 BLUD  Dewan Pengawas sesuai aset & omset RS, Bagaimana SPI ?....................

11 Penetapan Remunerasi BLUD sesuai tanggung jawab & profesionalisme ( REGULASI ? )

Laporan Keuangan BLUD : Laporan Operasional, Neraca, Arus Kas, Catatan atas
12 Laporan Keuangan & Laporan Kinerja  Konsolidasi UOBK ?

13 BLUD dapat menghapus aset tidak tetap

14 Penetapan Tarif layanan BLUD dengan Peraturan ‘Pemilik’

15 Surplus Pendapatan BLUD tidak disetor ke Rekening Kas Daerah

16 Struktur Organisasi BLUD dapat ditetapkan melalui Peraturan ‘Pemilik’

17 Pengeluaran Anggaran BLUD yang menggunakan


pendapatan Fungsional dapat dilakukan sebelum DIPA disetujui 38
Implifikasi Strategis Operasional  Penataan Bisnis RS

STATUS & MANAJEMEN MANAJEMEN ALAT TUJUAN (


FUNGSI STRATEGIS OPERASIONAL MENCAPAI GOAL )
ORGANISASI TUJUAN

• Organisasi Bisnis • Strategi Bisnis • Manajemen SDM • GCG & GCG • SURVIVE
• Organisasi • Manajemen • Pelayanan • SEHAT &
• Strategi
Pelayanan & P MUTU & RISIKO PRIMA
Fungsional : Prosperous
Pemeliharaan - HRM • Manajemen • Diversifikasi
• GROWTH
• Organisasi Diklat - Pentarifan KEUANGAN & ( Hulu –
- Pembiayaan Hilir ) • Specific
• Organisasi PEMBIAYAAN
- Keuangan • Kaizen - Lean
Litbang & HTA - Pemasaran • Manajemen IMAGE
• Fungsi Sosial - Persediaan Pemasaran Management
• Proses
Efisiensi &
WJP Presentation Efektif
Apakah Kebijakan Transformasi Kesehatan
Dengan dukungan UU Kesehatan OBL pasti akan BERHASIL ?

Masih Ada Ketidakpastian

RUU Kesehatan OBL mungkin disahkan dengan isi yang mendukung Rumah Sakit
 Point utama adalah penambahan SDM Dr Spesialis dan IPTEKDOK Digital

Pembiayaan untuk RS mungkin bisa terdiversifikasi, tidak terbatas pada BPJS


 Masyarakat mampu membayar lebih banyak ( Gerakan Bayar Sendiri, Asuransi Swasta,
Perusahaan, Mekanisme COB )
 Ada perkembangan FILANTROPI untuk daerah tertinggal

BERGANTUNG Kemampuan Manajerial dan Teknis Kesehatan


Untuk menjalankan UU Kesehatan OBL yang Transformatif
LT Presentation
Berbagai Skenario
Transformasi Kesehatan Pembiayaan RS RS
Berhasil ditingkatkan di Indonesia
& merata
( tidak hanya BPJS ) Gemilang
Skenario Skenario
3 1
Skenario Terbaik
Transformasi Terjadi Akselerasi
Kebangkitan RS
1. Layanan Rujukan
Jumlah & Distribusi 2. Sistem Pembiayaan Kesehatan Jumlah & Distribusi
Dokter Spesialis 3. SDM Kesehatan Dokter Spesialis
Gagal diperbaiki 4. Teknologi Kesehatan Berhasil diperbaiki

Skenario Terburuk
Akselerasi Kebangkitan RS
Tidak Tercapai
Skenario Skenario
RS 4 2
Pembiayaan RS
di Indonesia Gagal ditingkatkan
Terus terpuruk Sangat bergantung BPJS

LT Presentation
Total Quality Performance RS
SDM, Tata Kelola Manajerial & Rumah Sakit yang mampu
Gedung - Sarpras memberikan Pelayanan Bermutu
Dengan Biaya yang Efisien
Penilaian Kinerja
Pelaksanaan BLU Penuh Skoring BSC
 RS Mandiri & Sehat 4 Perspektif

Pengembangan Rumah Sakit


 Transformasi Pelayanan Strategis

Strategi Cost Effectiveness RS & Patient Safety

Empowering Unit/Instalasi & Manajemen Klaim Baik

Harus
Kompak Manajemen
Hospitalpreneurship

Lean Hospital &


Kiat A Inovasi Pelayanan Smart Hospital

Anda mungkin juga menyukai