Rontgen Periapikal Pada Gigi Molar Kedua Kiri Rahang Bawah Pulpitis Reversibel
A. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
1. IDENTITAS
Nama Lengkap : Agus Widodo
Tempat / Tanggal Lahir : Boyolali, 28 Agustus 1996
Usia : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl.Slamet Riyadi no 441
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
No HP : 089676739720
3. ANAMNESIS
KeluhanUtama (CC)
Pasien datang dengan keluhan gigi berlubang kiri bawah.
Riwayat Perjalanan Penyakit (PI)
Keluhan sudah dirasakan sejak 12 tahun yang lalu
Pasien tidak melakukan perawatan untuk kasus tersebut
Riwayat Kesehatan Umum (PMH)
Pasien belum pernah opname di RS
Pasien tidak memiliki alergi obat
Pasien sedang tidak dalam perawatan dokter
Riwayat Kesehatan Gigi (PDH)
Pasien belum pernah ke dokter gigi sebelumnya.
Riwayat Kesehatan Keluarga (FH)
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
Riwayat Kehidupan Pribadi / Sosial (SH)
Pasien tinggal di lingkungan bersih
Pasien menggosok gigi 3x sehari (pagi, sore dan malam)
B. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
1. Kesan Umum Kesehatan Penderita
Jasmani : Sehat.
Mental : Sehat (komunikatif dan kooperatif)
2. Vital Sign
Tekanan Darah : 140 / 90 mmHg (Normal)
Nadi : 76 x / menit
Pernafasan : 28 x / menit
Suhu : 36,7 0C
Berat Badan : 58 kg
Tinggi Badan : 164 cm
3. Pemeriksaan Ekstra Oral
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu radiografi periapikal
10. DIAGNOSIS
Diagnosis pada kasus ini adalah pulpitis reversibel pada gigi 37
11. RENCANA PERAWATAN
Rencana perawatan pada gigi 37 adalah kaping pulpa indirect
III. PEMBAHASAN
Pada tanggal 11 Oktober 2016 pasien datang untuk pertama kali dengan
keluhan gigi berlubang pada bagian kiri bawah. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 12
tahun yang lalu dan pasien tidak melakukan perawatan untuk kasus tersebut. Pasien
mengaku belum pernah dirawat di RS, pasien tidak memiliki alergi obat dan pasien
tidak dalam perawatan dokter. Pasien belum pernah ke dokter gigi sebelumnya.
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat penyakit sistemik. Pasien tinggal di
lingkungan yang bersih dan menggosok gigi 3 kali sehari pada waktu pagi, sore dan
malam.
Pada pemeriksaan ekstraoral pasien tidak ditemukan adanya kelainan. Pada
pemeriksaan intra oral gingiva pasien terdapat inflamasi ringan, sedikit perubahan
warna dan tidak berdarah saat palpasi. Pasien memiliki OH dengan skor 3,8 dan
termasuk kriteria sedang. Pemeriksaan odontogram didapatkan hasil terdapat karies
pada gigi17,11,21,27,28,37,44,45,47,15,,22, terdapat radices pada gigi 16,26,36, lesi
abrasif pada gigi 14 dan pulpitis reversibel pada gigi 37. Gigi 37 merupakan gigi
yang dikeluhkan oleh pasien. Pada pemeriksaan objektif , gigi 37 terdapat kavitas
kedalaman dentin dengan sondasi : +, perkusi : - , palpasi : - dan tes vitalitas : +.
Selain itu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk lebih meyakinkan dalam
penetapan diagnosis yaitu menggunakan radiografi periapikal.
Pada pemeriksaan radiografi periapikal ini digunakan teknik bisecting. Prinsip
teknik pengambilan foto bisecting, yaitu:
a. Sudut yang dibentuk antara sumbu panjang gigi dan sumbu panjang film dibagi
dua sama besar yang disebut garis bagi.
b. Film diletakkan sedekat mungkin dengan gigi yang diperiksa tanpa menyebabkan
film tertekuk
Prinsip penentuan posisi dalam pengambilan foto bisecting, yaitu:
a. Film diletakkan sedemikian rupa sehingga gigi yang diperiksa ada di pertengahan
film untuk gigi rahang atas dan rahang bawah.
b. Film harus dilebihkan kurang lebih 2 mm diatas permukaan oklusal/insisal untuk
memastikan seluruh gigi tercakup didalam film. Perlu diperhatikan juga sisi yang
menghadap tabung sinar-x adalah sisi yang menghadap gigi dengan tonjol orientasi
menghadap ke arah mahkota gigi.
c. Pasien diminta untuk menahan film dengan perlahan tanpa tekanan, dengan ibu
jari atau telunjuk (menahan film dengan tekanan yang berlebihan dapat
menyebabkan film menjadi distorsi pada gambar yang dihasilkan).
d. Tabung sinar-x diarahkan ke gigi dengan sudut vertikal dan horizontal yang tepat.
e. Lakukan penyinaran.
Pada hasil pemeriksaan penunjang radiografi periapikal pada tanggal 11
Oktober terdapat area radiolusen yang hampir mencapai pulpa, karies bagian oklusal
terlihat pada radiografi, namun terdapat distorsi pada hasil radiografi. Dari hasil
pemeriksaan radiografi dapat ditetapkan diagnosis pada kasus ini adalah pulpitis
reversibel.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Radiografi merupakan pemeriksaan penunjang untuk dapat menetapkan
diagnosis, menentukan rencana perawatan dan untuk mengevaluasi hasil
perawatan.
2. Radiografi periapikal merupakan radiografi jenis intraoral yang dapat
menghasilkan gambar yang terdiri dari 3-4 gigi dan dapat mengetahui gig
individual mulai dari mahkota, akar dan jaringan pendukung gigi
3. Radiografi periapikal dapat digunakan untuk melihat adanya kelainan infeksi
pada apikal, status periodontal dan lesi-lesi pada periapikal lainnya.
B. Saran
1. Penempatan film sebaik mungkin pada saat melakukan pemeriksaan
radiografi karena akan mempengaruhi terbentuknya distorsi dan hasil
pembacaan dari radiografi.
V. DAFTAR PUSTAKA
Bakar, Abu, 2012, Kedokteran Gigi Klinis Edisi 2, Yogyakarta : CV. Quantum
Sinergis Medis.
Gupta, A., Devi, P., Srivastava, R., Jyoti, B., 2014, Intra Oral Periapical
Radiography-Basics Yet Intrigue : A review, Banglades Journal of Dental
Research & Education, 4 (2) : 83-87.
Kidd & Bechal, 2013, Dasar-dasar karies Penyakit dan Penanggulangannya, Jakarta
:EGC.