Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BLUD RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS

DI SUSUN

O
L
E
H

NI GUSTI AYU PUTU SARI DEWI 18.1.10.7.1.027

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang BLUD
rumah sakit dan puskesmas dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Harapan
kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaannya.

Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-
besarnya, kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini
yang tidak bisa sebutkan satu persatu semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal
kepada mereka amin yaa rabbal alamin

Palu, Juni 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………...
DAFTAR ISI…..……………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………...
A. Latar Belakang ………………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………….............
C. Tujuan …………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….…………...
A. PENGERTIAN BLUD……………………………………......…………………….…
B. PENGERTIAN PUSKESMAS………………………………………………………
………………….
C. PENGERTIAN RUMAH SAKIT……………………………………………………
……………………………
D. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS…………
………………………………………………………………
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Diadakan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah untuk peningkatan pelayanan dan
efisiensi anggaran sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

BLUD juga merupakan Pola Pengelolaan Keuangan yang diterapkan pada SKPD atau Unit
Kerja dengan diberikan fleksibilitas, yaitu berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-
praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian
dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.

Dengan adanya Peraturan Menteri Dalam tersebut, maka makna dari pengertian BLUD
adalah:

1. BLUD merupakan perangkat daerah, mempunyai pengertian bahwa BLUD asetnya


merupakan aset daerah yang tidak dipisahkan;
2. Perangkat daerah yang dapat menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD adalah
SKPD (sebagai Pengguna Anggaran) atau Unit Kerja pada SKPD (sebagai Kuasa
Pengguna Anggaran);
3. Memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, mempunyai pengertian bahwa
SKPD atau Unit Kerja tersebut memberi pelayanan langsung kepada masyarakat dan
tidak semata-mata mencari keuntungan; dan
4. Kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas, mempunyai arti
bahwa BLUD dterapkan dalam rangka efisiensi anggaran dan peningkatan pelayanan
pada masyarakat.
A. Rumusan masalah
1. Keefektifan BLUD rumah sakit dan puskesmas

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Keefektifan BLUD rumah sakit dan puskesmas

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BLUD
Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh
satuan kerja perangkat daerah atau unit satuan kerja perangkat daerah pada satuan kerja
perangkat daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai
fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan
Pengelolaan Keuangan Daerah pada umumnya.

BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah, dengan status hukum tidak
terpisah dari pemerintah daerah. Berbeda dengan SKPD pada umumnya, pola pengelolaan
keuangan BLUD memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-
praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, seperti
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya. Sebuah satuan
kerja atau unit kerja dapat ditingkatkan statusnya sebagai BLUD.

Contoh dari SKPD dengan status BLUD adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Unit
kerja seperti puskesmas atau tempat rekreasi tidak tertutup kemungkinan ditingkatkan
statusnya sebagai BLUD.

B. PENGERTIAN PUSKESMAS

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pembangunan kesehatan Puskesmas adalah ujung tombak
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah kerja nya.Pelaksanaanpelayanan
kesehatan membutuhkan manajemen puskesmas yang terpadu, dan berkesinambungan agar
menghasilkan kinerja puskesmas yang efektif dan efisien ( Permenkes Nomor 75 Tahun
2014).

C. PENGERTIAN RUMAH SAKIT

Rumah sakit adalah suatu organisasi kompleks yang menggunakan Perpaduan peralatan
ilmiah yang rumit dan khusus, yang difungsikan oleh kelompok tenaga terlatih dan terdidik
dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pengetahuan medic modern
untuk tujuan pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.

Pengertian Rumah sakit menurut WHO (1957) diberikan batasan yaitu “suatu bagian yang
menyeluruh lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitative dimana output
layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan rumah sakit juga merupakan
pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial” .

Pengertian Rumah sakit menurut Mentri Kesehatan RI No. 983/Menkes/per/II/1992  yaitu ”


sarana upaya kesehatan dalam menyelanggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat
dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.” (Hand Book of Instutionl
Parmacy Pratice).

D. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BLUD RUMAH SAKIT DAN PKM

Setelah menjadi BLUD, puskesmas dan RSUD dapat merekrut tenaga non PNS/ tidak
tetap. Tugas pokok dan fungsi dibagi sesuai dengan latar belakang pendidikan, pengalaman,
dan masa kerja. Untuk tenaga kerja belatar belakang medis dalam pengelolaan BLUD, dapat
meningkatkan kemampuannya dalam memahami BLUD dengan upaya pelatihan. Sehingga
sumber daya manusia akan dapat bermanfaat secara optimal.

Pelatihan yang dilakukan bisa berupa pelatihan pelaporan keuangan BLUD dan sistem
akuntansi keuangan, bisa juga study banding dengan Puskesmas/ RSUD yang telah menjadi
BLUD lebih dulu. Keberhasilan implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia, baik sumber daya manusia maupun sumber daya
non manusia.

Penerapan kebijakan BLUD pada rumah sakit ditujukan untuk membantu pihak pemberi
layanan kesehatan agar lebih leluasa menyediakan layanan kesehatan sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh masyarakat di wilayah kerjanya. Oleh sebab itu, melalui penerapan
kebijakan ini pihak rumah sakit dapat merencanakan kebutuhan seperti program kesehatan,
peralatan medis, serta obat-obatan sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan kesehatan
yang dialami oleh masyarakat di wilayah kerjanya. Tersedianya pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan mempercepat kesembuhan pasien yang pada
akhirnya dapat menimbulkan kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.

Untuk kebijakan dalam BLUD dapat dituangkan dalam Rencana Strategi Bisnis (RSB) dan
Rencana Bisnis Anggaran (RBA). RSB merupakan rencana 5 tahunan untuk Puskesmas dan
RSUD yang telah menjadi BLUD. RBA merupakan rencana tahunan yang akan dibuat
sebagai pengganti RKA. Sesuai dengan Permendagri Nomor 61 tahun 2007 BLUD harus
membuat RSB 5 tahun sekali, namun setelah adanya Permendagri Nomor 79 tahun 2018 yang
akan menggantikan Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 RSB akan diganti menjadi Renstra.
Penerapan Permendagri Nomor 79 tahun 2018 paling lambat 2 tahun setelah disahkan.

Implementasi kebijakan BLUD dari standar kebijakan harus sesuai prosedur kerjanya,
memiliki sumberdaya yang cukup dan memadai baik itu tenaga, fasilitas, dan dana.
Kemudian komunikasi antar organisasi mengenai informasi Badan Layanan Umum Daerah
harus tersebar merata di semua pegawai, tidak hanya berkisar pada pegawai yang langsung
menangani Badan Layanan Umum tersebut. Sehingga Implementasi Kebijakan BLUD akan
memberikan peningkatan kinerja pelayanan, kinerja manfaat dan kinerja keuangan.

Kementerian Kesehatan RI mewajibkan Puskesmas, terutama seluruh Puskesmas Rawat Inap


di seluruh Indonesia menerapkan PPK-BLUD, agarPuskesmas dapat meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dengan tenaga yang profesional. Demikian pula Ditjen
Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri RI sudah mendorong pemerintah daerah agar
menerapkan PKK-BLUD Bidang Kesehatan, yakni melalui penerapan BLUD oleh
Puskesmas di daerah. Untuk itu diperlukan berbagai persyaratan mencapai BLUD yang harus
di penuhi OPD atau Unit Kerja tersebut, Yaitu Persyaratan substantif, teknis dan
administratif. Persyaratan substantif terpenuhi, apabila OPD atau Unit Kerja pada OPD yang
bersangkutan menyelenggarakan layanan umum yang berhubungan dengan:

1) Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan masyarakat.

2) Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkanperekonomian


masyarakat atau layanan umum.
3) Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan kepada
masyarakat.

Persyaratan teknis terpenuhi, apabila:

1) Kinerja Pelayanan di bidang tugas dan fungsi layak dikelola ditinggkatkan pencapaiannya
melalui BLUD, sebagai mana direkomendasikan oleh sekertaris daerah/ kepala OPD yang
bersangkutan.

2) Kinerja Keuangan OPD atau Unit Kerja Pada OPD yang bersangkutan adalah sehat,
Sebagaimana di tunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLUD.

Persyaratan administratif terpenuhi apabila OPD atau Unit Kerja pada OPD yang
bersangkutan dapat menyajikan seluruh dokumen sebagai berikut:

1) Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat


bagi masyarakat;

2) Pola tata kelola.

3) Rencana strategis bisnis.

4) Laporan Keuangan pokok atau prognosa/proyeksi laporan keuagan.

5) Standar pelayanan minimal.Laporan audit terakhir atau pernyaataan besedia untuk di audit
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukannya penelitian dapat dikatakan bahwa kebijakan Badan Laya
nan Umum Daerah di Puskesmas dn rumah sakit telah berjalan efektif, hal itu dibuktik
an dengan memiliki kejelasan tujuan yang hendak dicapai seperti Puskesmas dan
rumah sakit menjadi BLUD adalah untuk membangun kapasitas Puskesmas dan
rumah sakit tersebut, karena yang selama ini Puskesmas dan rumah sakit bergantung k
epada dana APBD sebelum dijadikan BLUD, sementara Puskesmas dan rumah sakit y
ang sudah di tetapkan BLUD itu tidak tergantung lagi dengan APBD Jadi dengan ditet
apkannya BLUD Puskesmas dan rumah sakit yang lebih mandiri dan fleksibel dalam
mengelola anggarannya.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://repository.unair.ac.id/67758/3/Sec.pdf

2. http://scholar.unand.ac.id/17573/2/Bab%201.pdf
3. https://blud.co.id/wp/implementasi-kebijakan-blud-puskesmas-dan-rumah-sakit-
daerah/
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Layanan_Umum_Daerah
5. https://www.gomarketingstrategic.com/pengertian-rumah-sakit-fungsi-tujuannya-dan-
tipe-rumah-sakit/

Anda mungkin juga menyukai