Anda di halaman 1dari 14

GUBERNUR RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU


NOMOR : 000 Tahun 2017

TENTANG

REMUNERASI PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


RUMAH SAKIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI RIAU

GUBERNUR RIAU,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan


kepada masyarakat, diperlukan sumber daya manusia yang
profesional, berkualitas dan berkomitmen, sehingga
dipandang perlu memberikan penghargaan kepada
pegawai berupa remunerasi yang layak dan adil;
b. bahwa sesuai ketentuan pasal 50 ayat (4) Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah, remunerasi ditetapkan oleh Kepala Daerah
berdasarkan usulan yang disampaikan oleh Pemimpin
BLUD Rumah Sakit;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur
tentang Remunerasi pada Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah Provinsi
Riau.

Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang


Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat,
Jambi dan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1646);
1
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun
2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
4286);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara (lembaran Negara RI
Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4389);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437); sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
7. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun
2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
2
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 5679);
9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607;
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
11. Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 74 Tahun 2012
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
perubahan dari Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
14. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 21 tahun 2016 tentang
penggunaan dana kapitasi jaminan kesehatan nasional
untuk Remunerasi kesehatan dan dukungan biaya
operasional pada fasilitas kesehatan tingkat pertama milik
pemerintah daerah;
15. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 12 Tahun 2013
tentang Pola tarif BLUD Rumah Sakit.
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
625/Menkes/SK/V/2010 tentang pedoman penyusunan
sistem remunerasi pegawai Badan Layanan Umum Rumah
Sakit di Lingkungan Kementerian Kesehatan
3
17. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi
Riau
18. Peraturan Gubernur Riau Nomor 51 Tahun 2015 Tentang
Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau
19. Peraturan Gubernur Nomor 3 tahun 2017 tentang
Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan
Pemerintah Provinsi Riau.
20. Keputusan Gubernur Riau nomor kpts 305/II/2010 tanggal
25 Februari 2010 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum
Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau sebagai Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD).
21. Keputusan Gubernur Riau nomor Kpts. 66/II/ 2014 tanggal
18 Februari 2014 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum
Daerah Petala Bumi sebagai Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD).
22. Keputusan Gubernur Riau nomor Kpts. 10/I/ 2014 tanggal
03 Januari 2014 tentang Penetapan Rumah Sakit Jiwa
Tampan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG REMUNERASI BADAN


LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH PROVINSI RIAU.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Provinsi Riau
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Riau dan Perangkat Daerah
sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah.
3. Badan Layanan Umum Daerah, yang selanjutnya disebut BLUD, adalah Instansi
di lingkungan Pemerintah Daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan

4
kepada masyarakat berupa barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
4. Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, yang selanjutnya disebut PPK-BLUD, adalah
pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan
untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan keuangan Negara pada umumnya.
5. Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau yang selanjutnya disebut
Rumah Sakit adalah sarana pelayanan kesehatan fungsional yang merupakan
Unit Kerja pada Pemerintah Provinsi Riau yang memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat.
6. Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau adalah terdiri dari Rumah
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad, Rumah Sakit Umum Daerah Petala Bumi,
dan Rumah Sakit Jiwa Tampan.
7. Direktur adalah Pemimpin tertinggi yaitu seseorang yang diangkat menjadi
Direktur Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau oleh Gubernur.
8. Dewan Pengawas BLUD, yang selanjutnya disebut Dewan Pengawas adalah
organ yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pengelolaan BLUD
Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.o. 61 007)
9. Pejabat pengelola BLUD adalah pimpinan BLUD yang bertanggung jawab
terhadap kinerja operasional BLUD Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Riau yang terdiri atas pemimpin, pejabat keuangan dan pejabat teknis
yang sebutannya disesuaikan dengan nomenklatur yang berlaku pada BLUD
Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. (Permendagri no. 61
tahun 2007)
10. Pegawai BLUD adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Non PNS yang
bekerja di Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. (UU No. 5
tahun
11. Remunerasi adalah imbalan kerja yang meliputi gaji, tambahan penghasilan
pegawai, honorarium, insentif, jasa pelayanan, bonus atas prestasi, pesangon,
dan/atau pensiun. (Pergub 3 2017)
12. Gaji adalah imbalan kerja yang terdiri dari gaji pokok, tunjangan jabatan dan
tunjangan lainnya yang melekat dengan gaji yang diberikan oleh Pemerintah
Pusat maupun Pemerintah Daerah kepada pegawai rumah sakit
5
13. Tambahan Penghasilan Pegawai adalah tambahan penghasilan yang diberikan
kepada PNS dan CPNS dalam rangka peningkatan kesejahteraan pegawai
sesuai dengan kemampuan keuangan daerah serta berdasarkan ketentuan
peraturan perundangan-undangan. (Pergub 3 2017)
14. Honorarium adalah imbalan kerja yang diberikan kepada pegawai rumah sakit,
Dewan Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas, Pejabat Fungsional dan tenaga
ahli yang dibutuhkan. (Pergub 3 2017)
15. Insentif adalah tambahan penghasilan yang diberikan untuk meningkatkan gairah
kerja, uang perangsang dan atau penghasilan tambahan yang akan
diberikan kepada karyawan yang dapat memberikan prestasi sesuai
dengan yang telah ditetapkan sasaran kerja pegawai. (Pergub 3 2017)
16. Jasa Pelayanan adalah imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan atas
layanan yang diberikan kepada pasien dalam rangka pelayanan medis,
pelayanan penunjang medis, dan atau pelayanan lainnya. ((PMKS no.12 2013)
17. Bonus adalah tambahan yang diberikan kepada pegawai rumah sakit terhadap
pencapaian keuangan rumah sakit diatas target pada akhir tahun.
18. Pesangon dan/atau pensiun adalah penghasilan yang diterima oleh pegawai
rumah sakit sehubungan dengan berakhirnya masa kerja atau terjadi pemutusan
hubungan kerja, termasuk uang penghargaan masa kerja.

BAB II
REMUNERASI
Bagian Kesatu
Pasal 2

(1) Remunerasi yang diperoleh pegawai BLUD Rumah Sakit dapat terdiri dari :
a. Gaji;
b. Tambahan Penghasilan Pegawai;
c. Honorarium;
d. Insentif ;
e. Jasa Pelayanan;
f. Bonus atas prestasi dan;
g. Pesangon dan/atau pensiun.

Bagian Kedua
Azas, Tujuan dan Manfaat

6
Pasal 3

(1) Pembagian jasa pelayanan berazaskan :


a. Azas Kinerja, bahwa pegawai yang berkinerja lebih tinggi berhak
mendapatkan jasa pelayanan yang lebih tinggi;
b. Azas Kebersamaan, bahwa pencapaian keberhasilan pelayanan merupakan
hasil kontribusi kerjasama seluruh pegawai rumah sakit.
c. Azas Keadilan, bahwa setiap pegawai memiliki hak yang sama atas kinerja
yang telah dihasilkan berdasarkan beban kerja, tanggungjawab, risiko
kerja,prestasi kerja dan profesionalisme, bahwa kemampuan olah pikir (soft
skill) lebih dihargai daripada kemampuan fisik (hard skill).
d. Azas Kepatutan bahwa pembagian jasa pelayanan berdasarkan kemampuan
keuangan rumah sakit dalam memberikan imbalan kepada pegawai;
e. Azas Kesetaraan bahwa pembagian jasa pelayanan memperhatikan institusi
pelayanan sejenis; dan
f. Azas Kesepakatan, bahwa pembagian jasa pelayanan dibangun berdasarkan
kesepakatan bersama secara proporsional sesuai kompetensi pegawai.
(2) Tujuan remunerasi adalah untuk mendukung strategi usaha dalam menjalankan
misi untuk mencapai visi rumah sakit.
(3) Manfaat remunerasi adalah (Permenkes 625)10)
a. Memacu motivasi pegawai agar memiliki komitmen tinggi dalam bekerja
dengan mentaati segala ketentuan dan peraturan yang berlaku dirumah sakit
b. membangun tim kerja yang solid
c. menunjukkan kinerja yang diharapkan rumah sakit
d. memacu motivasi pegawai untuk membangun kompetensi rumah sakit secara
berkelanjutan

Bagian Ketiga
Prinsip Remunerasi
Pasal 4

(1) Prinsip pertama, Kinerja merupakan hasil kerjasama tim yang masing-masing
anggota tim secara langsung dan/atau tidak langsung memberikan kontribusi
peran sesuai beban kerja, resiko kerja, tugas pokok, wewenang dan
tanggungjawabnya.
(2) Prinsip kedua, renumerasi pemberi pelayanan langsung lebih besar dari pemberi
pelayanan tidak langsung
7
(3) Prinsip ketiga, renumerasi bagi pegawai yang tidak bekerja atau tidak berkinerja
tidak mendapatkan jasa pelayanan (No work/No Performance - No Pay
Principles)
(4) Prinsip keempat transparansi, terbuka untuk semua pemangku kepentingan;

Bagian Keempat
Kewajiban dan Hak
Pasal 5
Kewajiban

Setiap pegawai Rumah Sakit dan atau dipekerjakan berdasarkan kontrak kerja
yang memberikan pelayanan secara langsung maupun tidak langsung
berkewajiban memberikan pelayanan yang optimal sesuai dengan Standar
Pelayanan Minimal

Pasal 6
Hak

Setiap pegawai Rumah Sakit dan atau dipekerjakan berdasarkan kontrak kerja
yang telah melaksankan kewajibannya berhak mendapatkan remunerasi

BAB III
RUANG LINGKUP REMUNERASI
Bagian Kesatu
Remunerasi BLUD Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau
Pasal 7

(1) Remunerasi diberikan kepada:


a. Pejabat Pengelola BLUD.
b. Pegawai BLUD.
c. Dewan Pengawas.

8
(2) Remunerasi sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan sesuai dengan tingkat
tanggungjawab dan tuntutan profesionalisme yang diperlukan.

Bagian Kedua
Gaji
Pasal 8

(1) Gaji diberikan kepada seluruh pegawai baik berstatus PNS maupun Non PNS
pada BLUD Rumah Sakit.
(2) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber dari APBD
Provinsi Riau atau Pendapatan BLUD Rumah Sakit.

Bagian Ketiga
Tambahan Penghasilan Pegawai
Pasal 9

(1) Tambahan Penghasilan Pegawai diberikan kepada seluruh pegawai baik


berstatus PNS dan CPNS pada BLUD Rumah Sakit.
(2) Tambahan Penghasilan Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bersumber dari APBD Provinsi Riau

Bagian Keempat
Pasal 10
Honorarium

(1) Honorarium diberikan kepada seluruh pegawai baik berstatus PNS maupun
Non PNS pada BLUD Rumah Sakit.
(2) Honorarium Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas diberikan
dengan memperhatikan tugas dan tanggungjawab serta mempertimbang
kemampuan keuangan berdasarkan pendapatan dan aset BLUD Rumah Sakit.
(3) Honorarium Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas BLUD
Rumah Sakit ditetapkan sebagai berikut :
9
a. Honorarium Ketua Dewan Pengawas paling banyak sebesar 40% (empat
puluh persen) dari gaji pemimpin BLUD Rumah Sakit.
b. Honorarium Anggota Dewan Pengawas paling banyak sebesar 36% (tiga
puluh enam persen) dari gaji pemimpin BLUD Rumah Sakit.
c. Honorarium Sekretaris Dewan Pengawas paling banyak sebesar 15%
(lima belas persen) dari gaji pemimpin BLUD Rumah Sakit.
(4) Besaran gaji pemimpin BLUD Rumah Sakit yang digunakan untuk perhitungan
honorarium Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas dihitung
dengan rumusan Gaji Dasar dikali faktor penyesuaian.
(5) Gaji Dasar sebagaimana pasal 10 ayat (4) diperoleh dengan perhitungan
indeks dasar dikali gaji pemimpin BLUD Rumah Sakit.
(6) Indeks Dasar sebagaimana pasal 10 ayat (5) merupakan nilai rata-rata
tertimbang dari Nilai Indeks Pendapatan dan Nilai Indeks Aktiva BLUD Rumah
Sakit sesuai bobot masing-masing.
(7) Bobot untuk Nilai Indeks Pendapatan adalah sebesar 60% dan Nilai Indeks
Aktiva adalah 40%.
(8) Faktor Penyesuaian adalah nilai konversi tingkat kesehatan Laporan
Keuangan atau Laporan Kinerja dalam persentase.
(9) Rumusan lengkap perhitungan besaran gaji pemimpin BLUD Rumah Sakit
yang menjadi dasar perhitungan honorarium Dewan Pengawas dan Sekretaris
Dewan Pengawas serta Nilai Indeks Pendapatan dan Nilai Indeks Aktiva
terdapat pada lampiran peraturan ini dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan.
(10) Honorarium sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber dari
APBD Provinsi Riau atau Pendapatan BLUD Rumah Sakit.

Bagian Kelima
Pasal 11
Insentif

(1) Insentif diberikan kepada seluruh pegawai baik berstatus PNS maupun Non
PNS pada BLUD Rumah Sakit.
(2) Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber dari APBD
Provinsi Riau atau Pendapatan BLUD Rumah Sakit.

Bagian Keenam
Jasa Pelayanan
10
Pasal 12

(1) Jasa pelayanan diberikan kepada seluruh pegawai baik berstatus PNS
maupun Non PNS pada BLUD Rumah Sakit.
(2) Jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari
Pendapatan BLUD Rumah Sakit
(3) Jasa Pelayanan Pejabat Pengelola, Pegawai BLUD dan Dewan Pengawas
bersumber dari pendapatan BLUD mengikuti ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Besaran Jasa Pelayanan Pejabat Pengelola BLUD, Pegawai BLUD dan
Dewan Pengawas mengacu kepada Peraturan Pemimpin BLUD Rumah Sakit
di Lingkungan Pemerintah.
(5) Jasa Pelayanan terdiri dari Jasa Medik, Jasa Keperawatan, Jasa Penunjang
Medik, dan Jasa Pelayanan lainnya.
(6) Jasa Medik adalah imbalan atau penghargaan yang diberikan kepada tenaga
medik atas tugas-tugas profesional yang sudah dilaksanakan dalam bidang
kedokteran.
(7) Jasa keperawatan adalah imbalan atau penghargaan yang diberikan kepada
tenaga perawat/bidan atas tugas-tugas profesional yang sudah dilaksanakan
dalam bidang keperawatan.
(8) Jasa Penunjang Medik adalah imbalan atau penghargaan yang diberikan
kepada tenaga penunjang medik atas tugas-tugas profesional yang sudah
dilaksanakan dalam bidang penunjang medik.
(9) Jasa Pelayanan lainnya adalah imbalan atau penghargaan yang diberikan
kepada tenaga non medik atas tugas-tugas profesional yang sudah
dilaksanakan dalam bidang administrasi dan ketata usahaan.

Pasal 13

Besar jasa pelayanan maksimal 50% (lima puluh persen) dari total pendapatan
Rumah Sakit. (PMK-No.-28-Th-2014)

Pasal 14

(1) Pola perhitungan pembagian jasa pelayanan untuk Pejabat Pengelola dan
Pegawai BLUD berdasarkan penetapan peringkat jabatan (job grade) dan nilai
11
jabatan melalui pertimbangan faktor-faktor yang berkaitan dengan resiko,
beban kerja, tanggung jawab, kinerja dan kemampuan keuangan.
(2) Komponen perhitungan pembagian jasa pelayanan diatas terdiri dari :
a. Komponen P1 (pay for position) yaitu perhitungan berdasarkan posisi.
b. Komponen P2 (pay for performance) yaitu perhitungan berdasarkan
pencapaian kinerja.
c. Komponen P3 (pay for people) yaitu perhitungan jasa pelayanan yang
diberikan kepada pegawai sebagai penghargaan yang sifatnya individual,
insidentil terhadap upaya peningkatan pelayanan.
(3) Pola perhitungan pembagian jasa pelayanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 diatur lebih lanjut dengan keputusan pemimpin BLUD Rumah Sakit
berpedoman pada ketentuan perundang-undangan.

Bagian Ketujuh
Bonus Atas Prestasi
Pasal 15

(1) Bonus atas prestasi diberikan kepada pegawai baik berstatus PNS maupun
Non PNS pada BLUD Rumah Sakit mengikuti ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(2) Besaran Bonus atas prestasi mengacu kepada Peraturan Pemimpin BLUD
Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah.
(3) Bonus atas prestasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari
Pendapatan BLUD Rumah Sakit.

Bagian Kedelapan
Pesangon dan/atau Pensiun
Pasal 16

(1) Pesangon dan/atau Pensiun diberikan kepada pegawai baik berstatus PNS
maupun Non PNS pada BLUD Rumah Sakit mengikuti ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Besaran Pesangon dan/atau Pensiun Pegawai BLUD (PNS) mengikuti
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Pegawai BLUD
(Non PNS) mengacu kepada Peraturan Pemimpin BLUD Rumah Sakit di
Lingkungan Pemerintah.
(3) Pesangon dan/atau Pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
bersumber dari APBD Provinsi Riau atau Pendapatan BLUD Rumah Sakit
12
BAB IV
KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 17

Hal-hal yang bersifat teknis diatur lebih lanjut melalui Peraturan Pemimpin BLUD
Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah provinsi Riau.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18

Ketentuan yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini, disesuaikan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 19

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Riau.

Ditetapkan di Pekanbaru
Pada tanggal Desember 2017

GUBERNUR PROVINSI RIAU,

H. ARSYADJULIANDI RACHMAN

Diundangkan di Pekanbaru
Pada tanggal Desember 2017

13
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI RIAU

AHMAD HIJAZI
Pembina Utama Muda
NIP. 19670924 199403 1 009

14

Anda mungkin juga menyukai