TENTANG
GUBERNUR RIAU,
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
4
kepada masyarakat berupa barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
4. Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, yang selanjutnya disebut PPK-BLUD, adalah
pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan
untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan keuangan Negara pada umumnya.
5. Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau yang selanjutnya disebut
Rumah Sakit adalah sarana pelayanan kesehatan fungsional yang merupakan
Unit Kerja pada Pemerintah Provinsi Riau yang memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat.
6. Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau adalah terdiri dari Rumah
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad, Rumah Sakit Umum Daerah Petala Bumi,
dan Rumah Sakit Jiwa Tampan.
7. Direktur adalah Pemimpin tertinggi yaitu seseorang yang diangkat menjadi
Direktur Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau oleh Gubernur.
8. Dewan Pengawas BLUD, yang selanjutnya disebut Dewan Pengawas adalah
organ yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pengelolaan BLUD
Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.o. 61 007)
9. Pejabat pengelola BLUD adalah pimpinan BLUD yang bertanggung jawab
terhadap kinerja operasional BLUD Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Riau yang terdiri atas pemimpin, pejabat keuangan dan pejabat teknis
yang sebutannya disesuaikan dengan nomenklatur yang berlaku pada BLUD
Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. (Permendagri no. 61
tahun 2007)
10. Pegawai BLUD adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Non PNS yang
bekerja di Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. (UU No. 5
tahun
11. Remunerasi adalah imbalan kerja yang meliputi gaji, tambahan penghasilan
pegawai, honorarium, insentif, jasa pelayanan, bonus atas prestasi, pesangon,
dan/atau pensiun. (Pergub 3 2017)
12. Gaji adalah imbalan kerja yang terdiri dari gaji pokok, tunjangan jabatan dan
tunjangan lainnya yang melekat dengan gaji yang diberikan oleh Pemerintah
Pusat maupun Pemerintah Daerah kepada pegawai rumah sakit
5
13. Tambahan Penghasilan Pegawai adalah tambahan penghasilan yang diberikan
kepada PNS dan CPNS dalam rangka peningkatan kesejahteraan pegawai
sesuai dengan kemampuan keuangan daerah serta berdasarkan ketentuan
peraturan perundangan-undangan. (Pergub 3 2017)
14. Honorarium adalah imbalan kerja yang diberikan kepada pegawai rumah sakit,
Dewan Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas, Pejabat Fungsional dan tenaga
ahli yang dibutuhkan. (Pergub 3 2017)
15. Insentif adalah tambahan penghasilan yang diberikan untuk meningkatkan gairah
kerja, uang perangsang dan atau penghasilan tambahan yang akan
diberikan kepada karyawan yang dapat memberikan prestasi sesuai
dengan yang telah ditetapkan sasaran kerja pegawai. (Pergub 3 2017)
16. Jasa Pelayanan adalah imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan atas
layanan yang diberikan kepada pasien dalam rangka pelayanan medis,
pelayanan penunjang medis, dan atau pelayanan lainnya. ((PMKS no.12 2013)
17. Bonus adalah tambahan yang diberikan kepada pegawai rumah sakit terhadap
pencapaian keuangan rumah sakit diatas target pada akhir tahun.
18. Pesangon dan/atau pensiun adalah penghasilan yang diterima oleh pegawai
rumah sakit sehubungan dengan berakhirnya masa kerja atau terjadi pemutusan
hubungan kerja, termasuk uang penghargaan masa kerja.
BAB II
REMUNERASI
Bagian Kesatu
Pasal 2
(1) Remunerasi yang diperoleh pegawai BLUD Rumah Sakit dapat terdiri dari :
a. Gaji;
b. Tambahan Penghasilan Pegawai;
c. Honorarium;
d. Insentif ;
e. Jasa Pelayanan;
f. Bonus atas prestasi dan;
g. Pesangon dan/atau pensiun.
Bagian Kedua
Azas, Tujuan dan Manfaat
6
Pasal 3
Bagian Ketiga
Prinsip Remunerasi
Pasal 4
(1) Prinsip pertama, Kinerja merupakan hasil kerjasama tim yang masing-masing
anggota tim secara langsung dan/atau tidak langsung memberikan kontribusi
peran sesuai beban kerja, resiko kerja, tugas pokok, wewenang dan
tanggungjawabnya.
(2) Prinsip kedua, renumerasi pemberi pelayanan langsung lebih besar dari pemberi
pelayanan tidak langsung
7
(3) Prinsip ketiga, renumerasi bagi pegawai yang tidak bekerja atau tidak berkinerja
tidak mendapatkan jasa pelayanan (No work/No Performance - No Pay
Principles)
(4) Prinsip keempat transparansi, terbuka untuk semua pemangku kepentingan;
Bagian Keempat
Kewajiban dan Hak
Pasal 5
Kewajiban
Setiap pegawai Rumah Sakit dan atau dipekerjakan berdasarkan kontrak kerja
yang memberikan pelayanan secara langsung maupun tidak langsung
berkewajiban memberikan pelayanan yang optimal sesuai dengan Standar
Pelayanan Minimal
Pasal 6
Hak
Setiap pegawai Rumah Sakit dan atau dipekerjakan berdasarkan kontrak kerja
yang telah melaksankan kewajibannya berhak mendapatkan remunerasi
BAB III
RUANG LINGKUP REMUNERASI
Bagian Kesatu
Remunerasi BLUD Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau
Pasal 7
8
(2) Remunerasi sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan sesuai dengan tingkat
tanggungjawab dan tuntutan profesionalisme yang diperlukan.
Bagian Kedua
Gaji
Pasal 8
(1) Gaji diberikan kepada seluruh pegawai baik berstatus PNS maupun Non PNS
pada BLUD Rumah Sakit.
(2) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber dari APBD
Provinsi Riau atau Pendapatan BLUD Rumah Sakit.
Bagian Ketiga
Tambahan Penghasilan Pegawai
Pasal 9
Bagian Keempat
Pasal 10
Honorarium
(1) Honorarium diberikan kepada seluruh pegawai baik berstatus PNS maupun
Non PNS pada BLUD Rumah Sakit.
(2) Honorarium Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas diberikan
dengan memperhatikan tugas dan tanggungjawab serta mempertimbang
kemampuan keuangan berdasarkan pendapatan dan aset BLUD Rumah Sakit.
(3) Honorarium Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas BLUD
Rumah Sakit ditetapkan sebagai berikut :
9
a. Honorarium Ketua Dewan Pengawas paling banyak sebesar 40% (empat
puluh persen) dari gaji pemimpin BLUD Rumah Sakit.
b. Honorarium Anggota Dewan Pengawas paling banyak sebesar 36% (tiga
puluh enam persen) dari gaji pemimpin BLUD Rumah Sakit.
c. Honorarium Sekretaris Dewan Pengawas paling banyak sebesar 15%
(lima belas persen) dari gaji pemimpin BLUD Rumah Sakit.
(4) Besaran gaji pemimpin BLUD Rumah Sakit yang digunakan untuk perhitungan
honorarium Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas dihitung
dengan rumusan Gaji Dasar dikali faktor penyesuaian.
(5) Gaji Dasar sebagaimana pasal 10 ayat (4) diperoleh dengan perhitungan
indeks dasar dikali gaji pemimpin BLUD Rumah Sakit.
(6) Indeks Dasar sebagaimana pasal 10 ayat (5) merupakan nilai rata-rata
tertimbang dari Nilai Indeks Pendapatan dan Nilai Indeks Aktiva BLUD Rumah
Sakit sesuai bobot masing-masing.
(7) Bobot untuk Nilai Indeks Pendapatan adalah sebesar 60% dan Nilai Indeks
Aktiva adalah 40%.
(8) Faktor Penyesuaian adalah nilai konversi tingkat kesehatan Laporan
Keuangan atau Laporan Kinerja dalam persentase.
(9) Rumusan lengkap perhitungan besaran gaji pemimpin BLUD Rumah Sakit
yang menjadi dasar perhitungan honorarium Dewan Pengawas dan Sekretaris
Dewan Pengawas serta Nilai Indeks Pendapatan dan Nilai Indeks Aktiva
terdapat pada lampiran peraturan ini dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan.
(10) Honorarium sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber dari
APBD Provinsi Riau atau Pendapatan BLUD Rumah Sakit.
Bagian Kelima
Pasal 11
Insentif
(1) Insentif diberikan kepada seluruh pegawai baik berstatus PNS maupun Non
PNS pada BLUD Rumah Sakit.
(2) Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber dari APBD
Provinsi Riau atau Pendapatan BLUD Rumah Sakit.
Bagian Keenam
Jasa Pelayanan
10
Pasal 12
(1) Jasa pelayanan diberikan kepada seluruh pegawai baik berstatus PNS
maupun Non PNS pada BLUD Rumah Sakit.
(2) Jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari
Pendapatan BLUD Rumah Sakit
(3) Jasa Pelayanan Pejabat Pengelola, Pegawai BLUD dan Dewan Pengawas
bersumber dari pendapatan BLUD mengikuti ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Besaran Jasa Pelayanan Pejabat Pengelola BLUD, Pegawai BLUD dan
Dewan Pengawas mengacu kepada Peraturan Pemimpin BLUD Rumah Sakit
di Lingkungan Pemerintah.
(5) Jasa Pelayanan terdiri dari Jasa Medik, Jasa Keperawatan, Jasa Penunjang
Medik, dan Jasa Pelayanan lainnya.
(6) Jasa Medik adalah imbalan atau penghargaan yang diberikan kepada tenaga
medik atas tugas-tugas profesional yang sudah dilaksanakan dalam bidang
kedokteran.
(7) Jasa keperawatan adalah imbalan atau penghargaan yang diberikan kepada
tenaga perawat/bidan atas tugas-tugas profesional yang sudah dilaksanakan
dalam bidang keperawatan.
(8) Jasa Penunjang Medik adalah imbalan atau penghargaan yang diberikan
kepada tenaga penunjang medik atas tugas-tugas profesional yang sudah
dilaksanakan dalam bidang penunjang medik.
(9) Jasa Pelayanan lainnya adalah imbalan atau penghargaan yang diberikan
kepada tenaga non medik atas tugas-tugas profesional yang sudah
dilaksanakan dalam bidang administrasi dan ketata usahaan.
Pasal 13
Besar jasa pelayanan maksimal 50% (lima puluh persen) dari total pendapatan
Rumah Sakit. (PMK-No.-28-Th-2014)
Pasal 14
(1) Pola perhitungan pembagian jasa pelayanan untuk Pejabat Pengelola dan
Pegawai BLUD berdasarkan penetapan peringkat jabatan (job grade) dan nilai
11
jabatan melalui pertimbangan faktor-faktor yang berkaitan dengan resiko,
beban kerja, tanggung jawab, kinerja dan kemampuan keuangan.
(2) Komponen perhitungan pembagian jasa pelayanan diatas terdiri dari :
a. Komponen P1 (pay for position) yaitu perhitungan berdasarkan posisi.
b. Komponen P2 (pay for performance) yaitu perhitungan berdasarkan
pencapaian kinerja.
c. Komponen P3 (pay for people) yaitu perhitungan jasa pelayanan yang
diberikan kepada pegawai sebagai penghargaan yang sifatnya individual,
insidentil terhadap upaya peningkatan pelayanan.
(3) Pola perhitungan pembagian jasa pelayanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 diatur lebih lanjut dengan keputusan pemimpin BLUD Rumah Sakit
berpedoman pada ketentuan perundang-undangan.
Bagian Ketujuh
Bonus Atas Prestasi
Pasal 15
(1) Bonus atas prestasi diberikan kepada pegawai baik berstatus PNS maupun
Non PNS pada BLUD Rumah Sakit mengikuti ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(2) Besaran Bonus atas prestasi mengacu kepada Peraturan Pemimpin BLUD
Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah.
(3) Bonus atas prestasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari
Pendapatan BLUD Rumah Sakit.
Bagian Kedelapan
Pesangon dan/atau Pensiun
Pasal 16
(1) Pesangon dan/atau Pensiun diberikan kepada pegawai baik berstatus PNS
maupun Non PNS pada BLUD Rumah Sakit mengikuti ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Besaran Pesangon dan/atau Pensiun Pegawai BLUD (PNS) mengikuti
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Pegawai BLUD
(Non PNS) mengacu kepada Peraturan Pemimpin BLUD Rumah Sakit di
Lingkungan Pemerintah.
(3) Pesangon dan/atau Pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
bersumber dari APBD Provinsi Riau atau Pendapatan BLUD Rumah Sakit
12
BAB IV
KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 17
Hal-hal yang bersifat teknis diatur lebih lanjut melalui Peraturan Pemimpin BLUD
Rumah Sakit di Lingkungan Pemerintah provinsi Riau.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Ketentuan yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini, disesuaikan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 19
Ditetapkan di Pekanbaru
Pada tanggal Desember 2017
H. ARSYADJULIANDI RACHMAN
Diundangkan di Pekanbaru
Pada tanggal Desember 2017
13
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI RIAU
AHMAD HIJAZI
Pembina Utama Muda
NIP. 19670924 199403 1 009
14