Anda di halaman 1dari 132

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terselesaikannya


penyusunan buku pedoman implementasi remunerasi Poltekkes Kemenkes
Surabaya. Buku ini disusun sebagai amanat yang diemban atas dikeluarkannya
Keputusan Menteri Keuangan tentang pemberlakuan remunerasi di Poltekkes
Kemenkes Surabaya.
Penyusunan buku pedoman implementasi remunerasi secara garis besar
berisi 8 (delapan) bagian, yaitu; bagian pertama menjelaskan tentang ketentuan
dan kebijakan umum, bagian kedua tentang penerima, persyaratan dan
komponen remunerasi, bagian ketiga menjelaskan skema remunerasi, bagian
keempat mengenai perbedaan sistem remunerasi dan sebelum remunerasi,
bagian kelima berisi hal tentang dewan pengawas, bagian keenam tentang tata
cara pembayaran remunerasi, bab tujuh berisi penugasan dan kontrak kinrja
individu dan bab kedelapan berisi penutup.
Buku pedoman ini diharapkan dapat digunakan oleh Pejabat Pengelola,
Dewan Pengawas dan administrator remunerasi untuk melakukan penghitungan
remunerasi dan beberapa dokumen yang harus disiapkan oleh Pejabat Pengelola
untuk bahan rapat Dewan Pengawas. Di dalam buku ini juga terdapat bagan alur
perhitungan remunerasi sebagai pegangan Pejabat Pengelola untuk menghitung
kebutuhan remunerasi setiap tahun, pedoman bagi pengelola keuangan untuk
melakukan pembayaran remunerasi, pegangan bagi sekretaris Dewan Pengawas
untuk membuat laporan Dewan Pengawas dan tentunya bermanfaat bagi institusi
untuk meningkatkan kinerjanya.
Diharapkan dengan terbitnya buku pedoman implementasi remunerasi ini
diharapkan Poltekkes Kemenkes Surabaya lebih meningkatkan kesejahteraan
pegawainya, meningkat tata kelola dan akuntabilitas organisasinya, lebih
meningkat mutu layanan menuju keunggulan, dan mampu bersaing di kancah
pendidikan vokasional kesehatan secara nasional.

Penyusun
DAFTAR ISI

Judul
Kontributor
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Ketentuan dan Kebijakan 1
1.1 Ketentuan Umum 1
1.2 Kebijakan Umum 5
BAB II Penerima. Persyaratan dan Komponen Remunerasi 8
2.1 Penerima Remunerasi 8
2.2 Persyaratan Penerima Remunerasi 9
2.3 Komponen Remunerasi 10
BAB III Skema Remunerasi 16
3.1 Pembentukan Nilai Jabatan dan Bagan Alur Penetapan 16
Harga Jabatan
3.2 Grading Jabatan 19
3.3 Struktur Jabatan dan Nilai Jabatan 19
3.4 Total Nilai Jabatan 19
3.5 Target Optimis Pendapatan 21
3.6 Menghitung PIR 21
3.7 Alur Perhitungan Remunerasi 22
3.8 Menghitung nilai P1 dan P2 23
3.9 Penetapan Honorarium Dewan Pengawas 24
BAB IV Perbedaan Sistem Remunerasi dan Sebelum Remunerasi 26
4.1 Perbedaan sistem Remunerasi dan Sebelum 26
Remunerasi
4.2 Dokumen Kinerja 28
BAB V Dewan Pengawas 30
5.1 Dasar Hukum Penetapan Dewan Pengawas 30
5.2 Tugas, Kewajiban dan Wewenang Dewan Pengawas 30
5.3 Persyaratan calon anggota Dewan Pengawas 33
5.4 Sistem Pelaporan 34
5.5 Fungsi dewan Pengawas ke Depan 36
BAB VI Tata Cara Pembayaran Remunerasi 36
6.1 Persyaratan Administrasi 36
6.2 Tahapan Pembayaran 36
BAB VII Penugasan dan Kontrak Kinerja Individu 39
7.1 Penugasan Tugas Pokok dan Fungsi 39
7.2 Konversi atas Kelebihan Kinerja 42
BAB VIII Penutup 44
Lampiran
BAB I
KETENTUAN DAN KEBIJAKAN UMUM

1.1. Ketentuan Umum


1) Badan Layanan Umum (BLU) Poltekkes Kemenkes Surabaya, yang
selanjutnya disebut BLU Poltekkes Kemenkes Surabaya, adalah
instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
2) Remunerasi adalah imbalan kerja yang dapat berupa gaji,
honorarium, tunjangan tetap, insentif, bonus atas prestasi,
pesangon, dan/atau pensiun. Remunerasi diberikan kepada
pejabat pengelola, dewan pengawas, dan pegawai BLU
berdasarkan tingkat tanggungjawab dan tuntutan profesionalisme.
3) Biaya Remunerasi adalah pengeluaran biaya oleh Poltekkes
Kemenkes Surabaya sebagai imbal jasa kepada pejabat pengelola,
dewan pengawas, dan pegawai BLU, yang manfaatnya diterima
oleh pejabat pengelola, dewan pengawas, dan pegawai BLU dalam
bentuk dan jenis komponen penghargaan dan perlindungan.
4) Persentase Biaya Remunerasi adalah persentase alokasi biaya
remunerasi yang ditetapkan Poltekkes Kemenkes Surabaya
setinggi-tingginya adalah 50% (lima puluh persen) dari target
optimis pendapatan BLU setiap tahunnya.
5) Sistem remunerasi adalah sistem kompensasi yang
mengintegrasikan pemberian imbalan kerja meliputi gaji,
tunjangan, insentif, bonus atas prestasi, pesangon dan/atau
pensiun. Sumber pendanaan remunerasi berasal dari PNBP BLU
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
6) Pejabat pengelola adalah unsur pimpinan BLU yang bertanggung
jawab terhadap kinerja operasional BLU yang terdiri atas
pemimpin, pejabat teknis dan pejabat keuangan.
7) Pemimpin BLU, adalah unsur pimpinan yang terdiri dari Direktur
dan Pembantu Direktur.
8) Pejabat Teknis BLU, adalah Dosen dengan tambahan tugas dan
Kepala Sub Bagian Administrasi Akademik dan Kepala Sub Bagian
Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian.
9) Pejabat Keuangan BLU, adalah Kepala Urusan Keuangan,
Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerima dan Pengelola
Keuangan BLU.
10) Pegawai terdiri atas pegawai PNS dan pegawai Non PNS. Pegawai
PNS adalah pegawai yang diangkat oleh pejabat yang
berwewenang berdasarkan peraturan kepegawaian, yang bekerja
di lingkungan Poltekkes Kemenkes Surabaya, menerima gaji dan
tunjangan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pegawai Non PNS adalah pegawai yang diangkat oleh Pimpinan
BLU Poltekkes Kemenkes Surabaya, bekerja di lingkungan
Poltekkes Kemenkes Surabaya, menerima gaji dan tunjangan
sesuai peraturan yang ditetapkan oleh Pemimpin BLU Poltekkes
Kemenkes Surabaya.
11) Key Performance Indicators (KPI) adalah matrik yang berisi
finansial maupun non finansial yang digunakan oleh Poltekkes
Kemenkes Surabaya untuk mengukur performa kinerjanya, yang
tujuannya adalah menilai kondisi kinerja BLU.
Sebuah matrik dapat dikatakan sebagai KPI ketika memenuhi 3
(tiga) kriteria yaitu; memiliki target waktu untuk mencapainya,
berorientasi pada outcome bukan output (hasil dari proses),
memiliki nilai threshold (ambang batas)/nilai yang membedakan
antara target dengan aktual/riilnya.
12) Pekerjaan/Jabatan/Job adalah segala kegiatan kerja yang
ditetapkan secara resmi oleh pemegang pekerjaan berdasarkan
tugas pokok dan fungsi yang terkait dengan pembagian pekerjaan
yang tercermin dalam struktur organisasi, dan dari pekerjaan ini
diharapkan adanya pencapaian target kinerja.
13) Pemegang Pekerjaan adalah pegawai yang diserahi tugas secara
resmi oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya untuk melaksanakan
suatu pekerjaan dengan dukungan Surat Keputusan dari Pimpinan
dan/atau instansi yang berwenang.
14) Nilai pekerjaan/Job Valeu adalah gambaran profil suatu pekerjaan
atas seluruh faktor-faktor penilaian atau penimbang yang
dinyatakan dalam total nilai.
15) Peringkat pekerjaan/Job Grading adalah pengelompokan tingkat
kompleksitas pekerjaan yang dikelompokkan dari yang terendah
sampai tertinggi, dan hasil perbandingan antar pekerjaan melalui
proses evaluasi pekerjaan/jabatan.
16) Corporate Grade adalah susunan peringkat pengelompokan
kompleksitas pekerjaan untuk seluruh pekerjaan dalam organisasi.
17) Ruang tumbuh peringkat pekerjaan adalah ruang kenaikan
peringkat sutau pekerjaan yang dapat dicapai pemegang pekerjaan
sepanjang memenuhi kenaikan persyaratan kompetensi yang
ditetapkan untuk melakasanakan tuntutan tugas pokok, peran dan
fungsi di tingkat peringkat tersebut.
18) Kinerja dalam kontek tugas adalah sama dengan prestasi kerja.
Sedangkan Indikator kinerja digunakan untuk mengukur tingkat
hasil suatu kegiatan dan/atau prestasi kerja. Indikator kinerja
individu yang selanjutnya disingkat IKI, merupakan parameter
proses dan/atau hasil kerja yang dapat diukur, diobservasi dan
dicatat.
19) Kontrak Kinerja individu dosen adalah kontrak yang menyatakan
sasaran kerja dan target capaian kinerja akademik seorang dosen
yang dapat diukur, diobservasi dan dicatat. Penetapan target
kinerja akademik dosen terkait dengan indikator kinerja individu.
Kontrak kinerja per tahun ditandatangani oleh individu dengan
atasannya setiap awal tahun.
20) Kontrak kinerja individu tenaga kependidikan adalah kontrak
yang menyatakan sasaran kerja dan target capaian kinerja seorang
tenaga kependidikan dalam mendukung penyelenggaraan
pendidikan yang dapat diukur, diobservasi dan dicatat. Penetapan
target kinerja tenaga kependidikan diturunkan dari indikator
kinerja individu masing-masing jabatan. Kontrak kinerja per
tahun ditandatangani oleh individu dengan atasannya setiap awal
tahun.
21) Kontrak kinerja individu pejabat pengelola adalah kontrak
menyatakan sasaran kerja dan target capaian kinerja yang
diturunkan dari indikator kinerja utama (IKU) dan indikator
kinerja individu (IKI). IKU/IKI meliputi operasional tridharma
perguruan tinggi, keuangan, mutu SDM, sarana prasarana dan tata
kelola yang baik, serta dampak atau manfaat bagi masyarakat.
Kontrak kinerja per-tahun ditandatangani oleh individu dengan
atasannya setiap awal tahun.
22) Nilai indeks Rupiah atau Poin Indek Rupiah adalah nilai satuan
rupiah yang ditetapkan Poltekkes Kemenkes Surabaya
berdasarkan besaran anggaran remunerasi dalam setahun dibagi
total nilai jabatan/pekerjaan seluruh pegawai Badan Layanan
Umum.
23) Tim evaluasi capaian kinerja adalah tim penilai kinerja individu di
bawah koordinasi Pembantu Direktur II bidang Umum, Keuangan
dan Kepegawaian.
24) Tim Admin remunerasi adalah tim perumus besaran remunerasi
individu berdasarkan hasil capaian kinerja individu dan
mempertimbangkan kemampuan keuangan BLU Poltekkes
Kemenkes Surabaya. Secara teknis tim dibawah koordinasi
Pembantu Direktur II (Bidang Umum, Keuangan dan
Kepegawaian).
25) Tim pemantau remunerasi adalah tim yang dibentuk oleh
Pemimpin BLU/Direktur untuk melakukan kegiatan pemantauan
terhadap kinerja pejabat/pengelola dan pegawai BLU dengan cara
melakukan wawancara dan pemeriksaan bukti fisik kinerja.
26) Tim pemeriksa internal pelaksanaan pertanggungjawaban
keuangan akibat pemberian remunerasi bagi pejabat pengelola,
dewan pengawas, dan pegawai BLU dilakukan oleh Satuan
Pemeriksa Internal (SPI) Poltekkes Kemenkes Surabaya
27) Aplikasi Remunerasi, adalah seperangkat alat aplikasi berbasis
software (Microsof Office) yang harus di isi setiap akhir bulan
oleh masing-masing pegawai untuk melaporkan hasil kinerjanya.
1.2. Kebijakan Umum
1) Setiap dosen mempunyai satu Jurusan induk dan pangkalan data
pada Program Studi. Tugas tridharma dilakukan di Program Studi
pada lingkungan Poltekkes Kemenkes Surabaya. Adapun induk
setiap pegawai tenaga kependidikan adalah Direktorat, Jurusan
dan/atau Program Studi dengan penugasan dan penempatan di
unit kerja masing-masing.
2) Penetapan kontrak kinerja individu baik pejabat maupun pegawai
dilakukan di awal tahun. Basis penyusunan target kinerja individu
tahun tertentu didasarkan atas kuantitas dan kualitas capaian
kinerja tahun sebelumnya. Seorang individu pegawai atau pejabat
pengelola dan atasannya dapat melakukan kompromi atas jenis
dan besaran target kinerja dengan mempertimbangkan capaian
kinerja sebelumnya untuk ditetapkan dan di tandatangani.
3) Besaran tambahan gaji dan insentif kinerja yang bersumber dari
PNBP memperhatikan kemampuan keuangan BLU Poltekkes
Kemenkes Surabaya dengan mengacu kepada anggaran
remunerasi yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan yaitu
maksimal 50% dari PNBP BLU.
4) Anggaran remunerasi sumber PNBP memuat anggaran gaji dan
insentif kinerja harus ditetapkan dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Tahunan. Anggaran gaji memperhatikan asumsi standar
gaji yang berlaku sama setiap gradingnya. Anggaran insentif
kinerja pegawai pada tahun berjalan memperhatikan jumlah
belanja honorarium dan pemberian insentif pada tahun
sebelumnya.
5) Penetapan daftar penerima dan besaran remunerasi dilakukan
setiap bulan sebagai dasar forcasting pembayaran gaji dan insentif
kinerja bulanan. Dasar penetapan besaran remunerasi setiap
pegawai adalah capaian target atas kontrak kinerja individu bulan
sebelumnya. Koreksi besaran remunerasi dapat dilakukan atas
capaian target kinerja triwulanan atau semesteran.
6) Pegawai dapat menerima fee atas jasa kepakaran dan keahlian
bersumber dari dana kerjasama dengan lembaga mitra yang
menggunakan jasa kepakaran dan keahlian pegawai. Standar biaya
jasa kepakaran dan keahlian mengikuti standar yang disepakati
oleh para pihak yang melaksanakan kerjasama operasional (KSO).
7) Selain melakukan kontrak target kinerja individu, dosen wajib
mengisi form Rencana Beban Kerja Dosen (BKD) di awal tahun
terinci atas 2 (dua) semester terkait janji melaksanakan tugas dan
fungsi standar yaitu setara dengan beban minimal 12 sks dan
maksimal 16 sks tugas tridharma perguruan tinggi. Kewajiban
mengisi form BKD adalah untuk basis pembayaran tunjangan
sertifikasi dan tunjangan kehormatan profesor bersumber dari
anggaran pemerintah. Hasil evaluasi capaian BKD adalah berupa
Laporan kinerja Dosen (LKD) yang wajib dilakukan di akhir
semester.
8) Penetapan kontrak kinerja individu dosen yang ditandatangani di
awal tahun terkait janji melaksanakan pilihan tugas-tugas yaitu:
(i) peningkatan kompetensi/keahlian (khususnya studi lanjut dan
pelatihan), (ii) produktivitas individu dalam pelaksanaan
tridharma terkait pencapaian IKI, (iii) tugas atas kelebihan beban
dharma pendidikan (khususnya mengajar, membimbing dan
menguji), dan/atau (iv) tugas manajerial bagi dosen yang
mendapat tugas tambahan sebagai pejabat pengelola, dan (v)
rencana produk unggulan dosen (Jurnal Internasional, Nasional,
Proseding, Buku Referensi, Monograf, HaKI, Konsultan,
Narasumber, Kelebihan Jam Mengajar dan semisalnya.
9) Penetapan kontrak kinerja individu Pejabat Pengelola yang
ditandatangani di awal tahun terkait janji target IKU untuk
mendukung ketercapaian target IKU Direktur. Kontrak kinerja
atas target IKU Direktur di tanda tangani oleh Kepala Badan
PPSDM Kesehatan RI. Kontrak kinerja pejabat Pembantu
Direktur di tandatangani oleh Direktur. Untuk kontrak kinerja
pejabat Kepala Sub bagian ditandatangani oleh Pembantu
Direktur. Kontrak kinerja Kepala Unit Penunjang dan Ketua
Jurusan ditandatangani oleh Direktur, sedangkan pejabat lainnya
ditandatangani oleh atasan langsung.
10) Penetapan kontrak kinerja individu tenaga kependidikan yang
ditandatangani di awal tahun terkait janji melaksanakan pilihan
tugas-tugas yaitu: (i) peningkatan kompetensi/keahlian
(khususnya studi lanjut dan pelatihan), (ii) pengembangan
organisasi berupa tugas pencapaian IKU, dan/atau (iii) tugas
tambahan sebagai pejabat perbendaharaan dan pengadaan
barang/jasa. Selain itu, sebagai Aparatur Sipil Negara wajib
mengisi form Sasaran Kerja Pegawai (SKP) di awal tahun terkait
janji melaksanakan sasaran tugas dan fungsi (TUSI) sesuai
jabatannya. Evaluasi capaian SKP setiap tahun sekali.
11) Kebijakan pembayaran insentif kinerja merupakan reward atau
penghargaan atas produktivitas individu pegawai dan pejabat
pengelola. Sanksi atau pusnishment diberlakukan terhadap
individu pegawai dan pejabat pengelola sesuai dengan catatan atas
evaluasi kerja dan kinerja individu.
12) Evaluasi atas prestasi dan produktivitas individu yang berdampak
terhadap kinerja lebih bagi Poltekkes Kemenkes Surabaya akan
diberikan insentif extraordinary.
13) Kinerja lebih bagi Dosen yang dapat diberikan insentif
extraordinary antara lain; menghasilkan publikasi ke jurnal
internasional terakreditasi maupun bereputasi, menghasilkan
publikasi ke jurnal nasional terakreditasi, menghasilkan hak atas
kekayaan intelektual, menghasilkan karya berupa buku referensi
dan sejenisnya, sebagai narasumber atau konsultan, menghasilkan
peningkatan kompetensi melalui pelatihan kompetensi/keahlian,
dan memiliki kelebihan jam mengajar teori dan praktik.
14) Kelebihan jam mengajar teori dan praktik dihitung untuk SKS ke-
7 dan seterusnya bagi dosen tanpa tugas tambahan, dan SKS ke-4
dan seterusnya untuk dosen dengan tugas tambahan.
BAB II
PENERIMA, PERSYARATAN DAN KOMPONEN REMUNERASI

2.1 Penerima Remunerasi


Remunerasi diberikan kepada :
1) Pejabat pengelola BLU, yang selanjutnya disebut pejabat
pengelola yaitu pimpinan BLU yang bertanggung jawab terhadap
kinerja operasional BLU yang terdiri atas pemimpin, pejabat
teknis, pejabat keuangan dan jabatan lain yang disetarakan.
2) Pegawai terdiri atas :
a. Pegawai BLU kategori Pegawai Negeri Sipil
b. Pegawai BLU kategori Non Pegawai Negeri Sipil Profesional

2.1.1 Pemimpin, Pejabat Teknis, Pejabat Keuangan dan Jabatan Lain yang
Disetarakan
1) Pemimpin sebagaimana disebut dalam ayat (1) adalah Direktur
dan Pembantu Direktur.
2) Besaran gaji pemimpin BLU ditetapkan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
 Proporsionalitas, yaitu pertimbangan atas ukuran (size) dan
jumlah aset yang dikelola BLU serta tingkat pelayanan yang
diberikan;
 Kesetaraan, yaitu dengan memperhatikan industri pelayanan
sejenis;
 Kepatutan, yaitu menyesuaikan kemampuan pendapatan
BLU yang bersangkutan;
 Kinerja operasional BLU yang ditetapkan oleh Menteri
/Pimpinan Lembaga sekurang-kurangnya
mempertimbangkan indikator keuangan, pelayanan, mutu
dan manfaat bagi masyarakat.
3) Pejabat teknis terdiri atas : dosen dengan tugas tambahan dan
pejabat struktural.
 Pejabat teknis mengelola akademik terdiri atas Kajur, Sekjur,
Kaprodi, dan Sekprodi. Sedangkan pejabat teknis mengelola
non akademik terdiri atas Kepala Unit Penunjang, Ketua
Satuan Pengawas Internal (SPI), Kepala Urusan, Koordinator
dan Kepala sub unit.
 Pejabat struktural terdiri atas Kepala Subbagian.
4) Pejabat Keuangan adalah PNS yang mempunyai kualifikasi dan
kompetensi mengelola keuangan BLU, terdiri atas bendahara
penerimaan dan bendahara pengeluaran, pejabat penandatangan
SPM (PPSPM), pejabat pemegang komitmen, verifikator, dan
pejabat pengadaan barang dan jasa.
5) Jabatan lain yang disetarakan yaitu :
 Pengawasan dan pertimbangan akademik, yang terdiri dari
Ketua dan sekretaris Senat
 Pengelola manajemen proyek temporer berskala
internasional

2.1.2 Tenaga Kependidikan dan Tenaga Profesional


1) Tenaga kependidikan terdiri dari Jabatan Fungsional Umum dan
Jabatan Fungsional Tertentu
2) Tenaga Profesional terdiri dari tenaga yang mempunyai keahlian
khusus yang saat ini terbatas jumlahnya. Keahlian dimaksud
adalah teknisi komputer, teknik sipil bangunan, pemrograman,
akuntan, keuangan, ahli hukum, ahli statistik dan hubungan
masyarakat.

2.2 Persyaratan Penerima Remunerasi


Individu penerima remunerasi wajib melaksanakan tugas berorientasi
pada pencapaian sasaran kinerja sesuai jabatannya. Evaluasi atas pelaksanaan
kinerja akan dilakukan oleh atasan langsung terhadap hasil kerja, capaian
kinerja, kedisiplinan, dan perilaku dalam bekerja. Pemberian tugas harus
disertai dengan ;
a) kejelasan hak dan kewajiban yang terukur dan dapat memacu
produktivitas dan menjamin kesejahteraan,
b) memperhatikan optimalisasi prestasi dan kinerja, dan
c) menjamin prinsip equity atau kesetaraan dan keseimbangan yang
dikaitkan dengan kompetensi, prestasi, kompleksitas tugas, dan risiko
jabatan.
Untuk menjamin tercapainya peningkatan produktivitas kinerja
digunakan instrumen penetapan target kinerja individu terdiri atas sasaran
indikator kinerja utama (IKU) dan indikator kinerja individu (IKI) yang
keduanya merupakan Key Performance Indicator/KPI. Hak atas insentif
kinerja setiap individu yaitu jika mampu mencapai hasil dan prestasi kerja
melebihi target KPI individu.
Evaluasi atas prestasi dan kinerja tugas diberlakukan sistem
penghargaan yang mampu mendorong produktivitas dan kreativitas para
pejabat dan pegawai serta sanksi atas hasil evaluasi yang terkategori kurang
atau tidak sesuai.
2.3 Komponen Remunerasi
Secara umum konsep dasar pembayaran komponen remunerasi terdiri
dari Pay for Position, Pay for People, dan Pay for Performance. Berikut ini
penjelasan mengenai ketiga konsep dalam sistem remunerasi, yaitu :

1. Pay for Position


Pay for position adalah jumlah uang yang diberikan kepada pegawai
bergantung kepada posisi dan jabatan. Pay for Position merupakan
pendapatan pegawai yang berasal dari Rupiah Murni dan/atau PNBP
yang jumlahnya tetap tiap bulan. Pay for Position berupa; gaji pokok
dan tunjangan ditambah dengan gaji remunerasi yang bersumber dari
PNBP didasarkan pada pertimbangan, kepangkatan, masa kerja
golongan, grade jabatan dan bersifat tetap tiap bulan.

2. Pay for People


Pay for people adalah jumlah uang yang diberikan kepada pegawai
bergantung kepada keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh
pegawai, misalnya, karyawan itu memiliki keahlian khusus sehingga
mendapatkan tunjangan khusus.
a. Kebijakan Pay for People terkait dengan penyetaraan bagi pegawai
non PNS Profesional meliputi ; 1) Pemberian asuransi kesehatan
(BPJS Kesehatan) sebesar 4% dari gaji pokok, 2) Pemberian asuransi
ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) sebesar 5,24% dari gaji
pokok, dan 3) Pembayaran uang makan setara golongan I dan II
sangat tergantung dari kemampuan keuangan BLU.
b. Kebijakan honorarium untuk Dewan Pengawas
Kebijakan pemberian honorarium untuk dewan pengawas sesuai
dengan PMK nomor 73/PMK.05/2007 tentang Perubahan atas PMK
nomor 10/PMK.02/2006 tentang Pedoman Penetapan Remunerasi
Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai Badan
Layanan Umum. Sesuai pasal 5 honorarium Dewan Pengawas
ditetapkan sebagai berikut :
1) Honorarium Ketua Dewan Pengawas sebesar 40% dari gaji
pemimpin BLU
2) Honorarium anggota Dewan Pengawas sebesar 36% dari gaji
pemimpin BLU
3) Honorarium sekretaris Dewan Pengawas sebesar 15% dari gaji
pemimpin BLU

3. Pay for Performance


Pay for performance adalah besaran uang yang diberikan kepada
pegawai bergantung kepada kinerja setiap individu, dikaitkan dengan
pencapaian target KPI (Key Performance Indicator) atau capaian target
kinerja individu (IKI). Ketentuan pemberian Pay for Performance diatur
sebagai berikut :
a) Menetapkan pedoman penilaian kinerja pegawai
Dasar penilaian prestasi kinerja pegawai harus menghidari faktor
subyektifitas, sehingga diperlukan obyektifitas dalam penilaian
dalam bentuk bobot, rentang nilai dan persentase tiap jenis
kegiatan dalam bentuk indeks kinerja individu. Indeks kinerja
individu ditetapkan melalui suatu penilaian dengan membandingan
antara pencapaian total target dengan satuan kinerja individu pada
faktor kegiatan yang telah ditetapkan. Penetapan total target
kinerja harus; 1) spesifik, 2) terukur, 3) realistis, dan 4) dapat
dicapai berdasarkan target pencapaian sasaran kinerja pegawai
dalam satu tahun yang diturunkan menjadi target bulanan dan
harian.
Kategori tingkatan kinerja individu dibagi 4 (empat) tingkatan
yaitu :
1) Baik sekali, artinya pencapaian total target kinerja melebihi
harapan
2) Baik, artinya pencapaian total target kinerja memenuhi
harapan
3) Sedang, artinya pencapaian total target kinerja kurang
memenuhi harapan
4) Kurang, artinya pencapaian total target kinerja kurang
memenuhi harapan dan tidak bisa diterima
b) Menetapkan instrumen penilaian IKI
Pentahapan penilaian kinerja individu mengikuti langkah sebagai
berikut :
1) Masing-masing pegawai mengisi target capaian kinerja yang
tersedia dalam aplikasi remunerasi (SIM-Remun).
2) Target capaian kinerja disetujui oleh atasan langsung, dengan
cara memberikan persetujuan pada aplikasi remunerasi (SIM-
Remun).
3) Pegawai setiap hari mengisi capaian kinerja pada aplikasi
remunerasi (SIM-Remun).
4) Atasan langsung masing-masing pegawai melakukan
persetujuan atas isian capaian kinerja bawahannya setiap akhir
bulan.
5) Setiap akhir bulan pegawai melaporkan bukti kinerja kepada
masing-masing atasan langsung untuk dinilai.
6) Setiap akhir bulan petugas admin masing-masing jurusan,
prodi dan direktorat mengisi form pengurangan kinerja, form
pembayaran remunerasi dan form rekapitulasi jumlah
penerima dan nominal remunerasi
Komponen indikator kinerja individu bagi tenaga kependidikan
sebagai dasar kontrak kinerja meliputi :
1) Layanan kinerja, berupa capaian SKP
2) Kegiatan penunjang, berupa capaian kegiatan penunjang tugas
pokok dan fungsi
Komponen indikator kinerja invidu tenaga pendidik sebagai dasar
kontrak kinerja meliputi :
1) Kegiatan pokok tri dharma perguruan tinggi;
 Pendidikan dan pengajaran
 Penelitian
 Pengabdian kepada masyarakat
 Kegiatan penunjang
2) Produk dosen unggulan dalam pelaksanaan tri dharma
perguruan tinggi atas dasar prestasi sesuai PP nomor 37 tahun
2009 tentang Dosen pasal 12 dan pasal 19 meliputi;
 Menghasilkan mahasiswa berprestasi akademik dan/atau
non akademik tingkat nasional atau internasional.
 Mengarang atau menyusun naskah buku yang diterbitkan
oleh lembaga resmi, contoh menghasilkan buku referensi,
monograf ber-ISBN, dan semisalnya.
 Menghasilkan karya kreatif atau inovatif tingkat daerah,
nasional atau internasional.
 Publikasi Jurnal nasional terakreditasi, Jurnal Internasional
Teridek/bereputasi, dan/atau Proseding internasional
 Memperoleh HaKI ( Hak Cipta, Hak Paten, Merk dagang,
Rahasia dagang)
 Memperoleh penghargaan dalam bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dan olah raga.
 Menghasilkan capaian kinerja melampui target yang
ditetapkan satuan pendidikan tinggi, contoh memperoleh
kelebihan jam mengajar teori dan praktik.
 Menjalankan tugas dan kewajiban sebagai dosen dengan
dedikasi yang baik, contoh sebagai dosen berprestasi,
sebagai konsultan ahli dan semisalnya.
c) Menetapkan indeks IKI
Langkah-langkah penentuan Indeks IKI :
1) Penilaian penampilan kinerja masing-masing pegawai oleh
atasan langsung, hasil akhir berupa nilai kinerja
2) Atasan langsung mengkonversi nilai kinerja ke dalam
persentase target kinerja.
3) Persentase target kinerja yang dicapai dikategorikan ke dalam
kriteria, Sangat Baik, Baik, Sedang, dan Kurang
4) Mengkonversi target kinerja ke dalam indeks IKI

4. Menetapkan sistem dan mekanisme verifikasi absensi pegawai


Penetapan sistem dan mekanisme verifikasi absensi pegawai
menggunakan finger print tujuannya adalah diperolehnya ketepatan
kehadiran, ketepatan waktu pulang, jumlah jam kerja tiap pegawai
sesuai PP nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai. Penghitungan
verifikasi absensi pegawai pada pemberian remunerasi berpedoman
pada Permenkes nomor 75 tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja
Pegawai di Lingkungan Kementerian Kesehatan tahun 2015, dengan
ketentuan sebagai berikut :

Pengurangan Insentif Kinerja Remunerasi (P2) atas dasar Kehadiran :

No Uraian Pemotongan
1 Pegawai terlambat masuk atau pulang cepat 1-30 0,5 %
menit dalam sebulan
2 Pegawai terlambat masuk atau pulang cepat 31-60 1%
menit dalam sebulan
Pegawai terlambat masuk atau pulang cepat 61-90 1,5 %
menit dalam sebulan
3 Pegawai terlambat masuk atau pulang cepat di atas 2%
90 menit dalam sebulan
4 Pegawai tidak hadir kerja 1 hari ( 8 jam) dalam 3%
sebulan (status alpha)
5 Pegawai tidak hadir kerja 2 hari (16 jam) dalam 6%
sebulan (Status alpha)
Ketidak hadiran pegawai masuk kerja hitungan
6 berikutnya, cara pemotongan secara akumulatif akumulasi
dengan memperhatikan point 1-5.
Tidak melakukan rekam jejak kehadiran saat
7 1%
datang
Tidak melakukan rekam jejak kehadiran saat
8 1%
pulang
Batas waktu interval rekam jejak datang dan/atau
9 60 menit
pulang
Pengurangan Insentif Kinerja Remunerasi (P2) Karena Hukuman
Disiplin :

No Uraian Pemotongan
1 10 %
Hukuman disiplin ringan berupa teguran tertulis
Selama 1 bln
2 Hukuman disiplin ringan berupa pernyataan tidak 30 %
puas secara tertulis Selama 3 bln
3 Hukuman disiplin sedang berupa penundaaan gaji 40 %
berkala Selama 6 bln
4 Hukuman disiplin sedang berupa penundaaan 50 %
kenaikan pangkat Selama 8 bln
5 60 %
Hukuman disiplin sedang berupa penurunan
Selama 10
kenaikan pangkat
bln
60 %
6 Hukuman disiplin berat penurunan pangkat
Selama 12 bl
70 %
7 Hukuman disiplin berat penurunan jabatan
Selama 12 bl
Hukuman disiplin berat pembebasan dari jabatan 100 %
8
dan diberhentikan dengan tidak hormat Selama 12 bl

Pengurangan Gaji P1 Karena Cuti :


No Uraian Pemotongan
1 Cuti melebihi hari kerja dalam satu bulan 30 %
2 Cuti melahirkan anak pertama dan kedua 30 %
3 Cuti karena alasan penting 30 %
4 Cuti besar 100 %
5 Cuti di luar tanggung negara 100 %
6 Mendapatkan hukuman disiplin sedang 50 %
7 Mendapatkan hukuman disiplin berat 100 %
8 Cuti karena sakit dalam sehari 1%
Catatan :
Besaran persentase pengurang ditetapkan dengan merujuk pada
Permenkes tentang Pemberian Tunjangan Kinerja dan hasil FGD
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
BAB III
SKEMA REMUNERASI

3.1 Pembentukan Nilai Jabatan dan Bagan Alur Penetapan Harga Jabatan
Bagan Alur penetapan harga jabatan sebagai berikut :
Alur Keterangan
Rekapitulasi analisa jabatan
disesuaikan dengan struktur
Rekapitulasi Analisa
organisasi Poltekkes Kemenkes
Jabatan
Surabaya
Peta jabatan yang sudah
dianalisis didokumentasikan
SK Direktur tentang Peta
dalam bentuk Surat Keputusan
Jabatan (SOTK)
Direktur tentang peta jabatan
Pegawai Negeri Sipil
Evaluasi jabatan perlu
dilaksanakan disesuaikan dengan
analisa beban kerja dan
Evaluasi Jabatan disesuaikan dengan jenjang
jabatan baik jabatan struktural
maupun jabatan fungsional (JFU
atau JFT)
Pembobotan Kelas Jabatan
dilakukan berdasarkan acuan
Pembobotan Masing- modul remunerasi dari
Masing Jabatan Direktorat BLU Kemenkeu
menggunakan 10 faktor
penimbang
Pemberian nilai jabatan pada
Grading Valeu masing-masing peta jabatan dan
sekaligus masing-masing pegawai
sesuai peta jabatan
Pemberian harga jabatan sesuai
Grading Price dengan perhitungan remunerasi
dari Direktorat BLU

Pembentukan nilai jabatan menggunakan metode Hay Job Evaluation


dari Group Hay (Armstrong Miachel& Baron Angela, 2002; Bellak
Alvin, O, 1987) dengan menggunakan 10 (sepuluh) faktor penimbang
yang merupakan bagian dari tiga kelompok besar yaitu evaluasi atas
input required (evaluasi know how), evaluasi atas thinking process
involved (evaluasi problem solving) dan evaluasi atas ouput expected
(evaluasi accountability). Faktor penimbang evaluasi know how terdiri
dari; evaluasi kompetensi teknis, evaluasi manajerial dan evaluasi
kemampuan komunikasi. Faktor penimbang evaluasi thinking process
involved terdiri dari; evaluasi atas analisis lingkungan pekerjaan dan
pedoman pengambilan keputusan. Faktor penimbang evaluasi
accountability terdiri atas; evaluasi wewenang, evaluasi tanggung
jawab mengelola harta, evaluasi peran jabatan dan evaluasi
probabilitas resiko. Bobot penilaian masing-masing komponen
sebagaimana tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1
Bobot Faktor Penentu Nilai Jabatan
No Faktor Bobot Tertinggi Bobot
1 Kompetensi 2233 Terendah
100
2 Manajerial 74% 10%
3 Komunikasi 69% 15%
4 Analisis Lingkungan 57% 3%
5 Pedoman Keputusan
Pekerjaan 37% 2%
6 Kondisi Kerja 44 2
7 Nilai Kelola Harta TL 734 30
8 Peran Jabatan 2,81 1,00
9 Wewenang 7 1
100 Probabilitas Risiko 85% 55%

Rumus perhitungan nilai jabatan adalah penambahan atas keseluruhan


nilai know how, nilai problem solving, nilai accountability (nilai peran
mengelola harta, nilai ACCT dan nilai Kondisi Kerja). Teknik
penilaian adalah mengisi kuesioner dan selanjutnya dilakukan focus
group disccution tim yang dibentuk oleh Direktur. Hasil diskusi atas
perhitungan nilai jabatan keseluruhan terhadap peta jabatan yang ada
pada Poltekkes Kemenkes Surabaya dengan menggunakan 10 faktor
penimbang sebagaimana tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2
Perhitungan Job Value/ Nilai Jabatan
NILAI PERAN,
NILAI NILAI NILAI TOTAL NILAI JABATAN
No Grade NAMA JABATAN NILAI PS WEWENANG DALAM
KNOWHOW ACCT KONDISI (KH+PS+ACCT+NK)
KELOLA HARTA

1 15 Direktur 3.567,2 1891 661 495,8 41 5.995


2 14 Pembantu Direktur 3.082,8 1356 595 446,3 41 4.926
3 13 Kepala Bagian 2.304,8 1014 595 446,3 41 3.806
4 12 Guru Besar 1.801,1 792 535 401,3 41 3.036
5 12 Ketua Jurusan Keperawatan 1.801,1 792 535 401,3 190 3.185
6 12 Ketua Jurusan Kebidanan 1.801,1 792 535 347,8 190 3.131
7 12 Ketua Jurusan Kesling 1.801,1 792 535 347,8 182 3.123
8 12 Ketua Jurusan Kep. Gigi 1.801,1 792 535 347,8 121 3.062
9 12 Ketua Jurusan Analis Kesh 1.801,1 792 535 347,8 121 3.062
10 12 Ketua Jurusan Tekmed 1.801,1 792 535 347,8 121 3.062
11 12 Ketua Jurusan Gizi 1.801,1 792 535 347,8 51 2.992
12 12 Ketua SPI 1.878,4 826 535 401,3 100 3.206
13 11 Lektor Kepala tugas Ka.Unit 1.801,1 522 535 401,3 128 2.853
14 11 Lektor Kepala tugas Ka.Sub/Koor 1.213,6 534 865 649,1 171 2.568
15 11 Kasubbag ADUM dan ADAK 1.213,6 534 865 649,1 171 2.568
16 11 Sekretaris Jurusan/Lektor Kepala 1.213,6 534 865 649,1 171 2.568
17 11 Ketua Program Studi Luar Lokasi 1.213,6 534 865 649,1 171 2.568
18 11 Ketua Program Studi 1.213,6 534 865 649,1 171 2.568
19 11 Lektor Kepala 1.213,6 534 865 649,1 103 2.500
20 10 Lektor tugas Ka.Unit 1.213,6 243 865 562,6 87 2.106
21 10 Lektor tugas Ka.Sun/Koord 1.213,6 243 865 476,0 81 2.013
22 10 Sekretaris Program Studi 1.213,6 243 865 476,0 81 2.013
23 10 Kepala Unit (JFU) 1.213,6 243 865 476,0 81 2.013
24 10 Kepala Urusan 1.213,6 243 865 476,0 81 2.013
25 10 JFT Muda (Auditor,Pustakwn) 1.213,6 243 865 476,0 81 2.013
26 10 Lektor 1.213,6 243 865 476,0 66 1.998
27 9 Asisten Ahli tugas Kasub/Koord 1.059,0 212 865 476,0 61 1.808
28 9 JFT Pertama (Pustkw/auditor) 1.059,0 212 865 476,0 46 1.793
29 9 Koordinator JFU 1.059,0 212 865 476,0 46 1.793
30 9 Kasub Unit JFU 1.059,0 212 865 476,0 46 1.793
31 9 Asisten Ahli 1.059,0 212 865 476,0 51 1.798
32 8 Pengelola Barang dan Jasa 823,7 313 390 292,5 195 1.624
33 8 Dosen (JFU) 823,7 313 390 292,5 195 1.624
34 8 JFT Mahir 823,7 313 390 292,5 195 1.624
35 7 Perencana 823,7 165 390 253,5 137 1.379
36 7 Analisis Kepegawaian 823,7 165 390 253,5 137 1.379
37 7 Pembuat Daftar Gaji 823,7 165 390 253,5 137 1.379
38 7 Bendahara 823,7 165 390 253,5 137 1.379
39 7 Penata Laporan Keuangan 823,7 165 390 253,5 137 1.379
40 6 Instruktur 626,3 238 158 118,1 190 1.172
41 6 Pengolah Data 626,3 238 158 118,1 190 1.172
42 6 Pranata Komputer Pemula 626,3 238 158 118,1 190 1.172
43 6 Verifikator Keuangan 626,3 238 158 118,1 190 1.172
44 6 Pengelola BMN 626,3 238 158 118,1 190 1.172
45 6 Pustakawan pemula/JFU 626,3 238 158 118,1 190 1.172
46 5 Pengadmintrasian umum 499,2 190 158 118,1 190 997
47 5 Pembantu umum bendahara 499,2 190 158 118,1 190 997
48 5 Arsiparis 499,2 190 158 118,1 190 997
49 4 Tehnisi 408,2 118 158 118,1 202 847
50 3 Caraka 408,2 82 158 86,6 144 720
51 3 Petugas Keamanan 408,2 82 158 86,6 144 720
52 3 Pengemudi 408,2 82 158 86,6 144 720
53 2 Operator mesin dan AC 268,5 54 158 102,4 188 613
54 1 Pramubhakti 268,5 54 158 86,6 111 520

Contoh perhitungan
3.2 Grading Jabatan
Grading jabatan remunerasi di lingkungan Poltekkes Kemenkes
Surabaya didasarkan pada Keputusan Kepala Badan PPSDM
Kesehatan RI nomor HK.03.03/I/006561/2015 tertanggal 26 Juni
2015, dan perubahannya sebagaimana tabel 3.3 berikut :

Tabel 3.3
Tabel Grading
Batas Batas
Corp. Corp.
Grade Grade
Grade Grade
maks Min
15 7747 6199 Direktur 15
14 6198 4959 Pudir 14
13 4958 3967 Kabag 13
12 3966 3174 Gubes Kajur/Ka.SPI 12
11 3173 2539 LK Kasubbag/Sekjur/Kaprodi 11
10 2538 2031 L JFT Muda Ka.Unit/Sekprodi/Ka.Ur 10
9 2030 1625 AA JFT Pertama Kasub Unit/Koord 9
8 1624 1381 Dosen JFU JFT Mahir 8
7 1380 1174 JFU JFT Terampil 7
6 1173 998 JFU JFT Pemula 6
5 997 848 JFU 5
4 847 721 JFU 4
3 720 613 JFU 3
2 612 521 JFU 2
1 520 443 JFU 1

3.3 Struktur Jabatan dan Nilai masing-masing Jabatan


Struktur jabatan pada Poltekkes Kemenkes Surabaya berpedoman
pada Surat Keputusan Direktur nomor : HK.02.04/I.2/11511/2016
tertanggal 01 Desember 2016, dan nilai masing-masing jabatan pada
Poltekkes Kemenkes Surabaya dapat dijabarkan sebagaimana tabel 3.4
berikut :

3.4 Total Nilai Jabatan


Total nilai jabatan adalah keseluruhan nilai jabatan dari semua
pegawai Badan Layanan Umum dengan cara melakukan pengalian atas
nilai jabatan pada grade tertentu dikalikan dengan jumlah pegawai
yang ada di jabatannya. Apabila diperlukan koreksi, bisa dibenarkan
untuk mencukupkan dengan jumlah anggaran Remunerasi yang
disediakan. Langkah berikutnya adalah menjumlah keseluruhan nilai
jabatan dari grade terendah sampai dengan grade tertinggi untuk
keseluruhan pegawai, sesuai format tabel 3.4 berikut :

Tabel 3.4
Jabatan, Jumlah Pegawai Tiap Jabatan, dan
Total Nilai Jabatan Pegawai
Grade Jabatan Nil Jab Akhir Jml Pegawai Koreksi PIR TNJ
15 Direktur 5995 1 0% 5.995
14 Pudir I 4926 1 0% 4.926
Pudir II 4926 1 0% 4.926
Pudir III 4926 1 0% 4.926
13 Kepala Bagian 3806 0 0% -
12 Ketua SPI 3206 1 0% 3.206
Guru Besar 3036 0 0% -
Ketua Jurusan Keperawatan 3185 1 0% 3.185
Ketua Jurusan Kebidanan 3131 1 0% 3.131
Ketua Jurusan Kesling 3123 1 0% 3.123
Ketua Jurusan Kep Gigi 3062 1 0% 3.062
Ketua Jurusan Analis Kesehatan 3062 1 0% 3.062
Ketua Jurusan Tekmed 3062 1 0% 3.062
Ketua Jurusan Gizi 2992 1 0% 2.992
11 Lektor Kepala dengan tugas Ka.Unit 2853 6 50% 8.559
Lektor Kepala dengan tugas Koordinator 2568 6 50% 7.704
Lektor Kepala dengan tugas Kasub unit 2568 10 50% 12.840
Lektor Kepala dengan tugas Sekretaris Jurusan 2568 2 50% 2.568
Lektor Kepala dengan tugas Sekretaris Prodi 2568 2 50% 2.568
Kepala Sub Bagian 2568 2 50% 2.568
Sekretaris Jurusan (Lektor) 2568 4 50% 5.136
Ketua Program Studi Luar Lokasi 2568 6 50% 7.704
Ketua Program Studi (Lektor Kepala) 2568 12 50% 15.408
Lektor Kepala 2500 34 50% 42.500
Lektor Kepala TUBEL 2500 4 50% 5.000
10 Lektor dengan tugas Ka.Unit 2106 2 50% 2.106
Lektor dengan tugas koordinator 2013 12 50% 12.078
Lektor dengan tugas kasub unit 2013 34 50% 34.221
Lektor dengan Sekretaris Program Studi 2013 4 50% 4.026
Lektor dengan jabatan Ka.Ur 2013 1 50% 1.007
Kepala Unit ( Non Dosen) 2013 2 0% 4.026
Kepala Urusan (Non Dosen) 2013 8 0% 16.104
JFT Muda (Pustakawan Muda, Auditor Muda) 2013 1 0% 2.013
Lektor 1998 29 50% 28.971
Lektor Tubel 1998 5 50% 4.995
9 Asisten Ahli dengan tugas tambahan Koordinator 1808 5 50% 4.520
Asisten Ahli dengan tugas tambahan Kasub unit 1793 5 50% 4.483
JFT Pertama (Pustakawan Pertama, Auditor Pertama, Pranata Komputer Pertama)
1793 0 -
Kasub Unit (JFU), dosen JFU sebagai kasub unit 1793 35 62.755
Koordinator (JFU) 1793 11 19.723
Asisten Ahli 1788 16 50% 14.304
Asisten Ahli TUBEL 1788 0 50% -
8 Dosen (JFU) 1624 0 -
Pengelola Pengadaan Barang dan Jasa 1624 1 1.624
7 Perencana 1379 1 1.379
Analisis Kepegawaian 1379 2 2.758
Pengevaluasi 1379 2 2.758
Bendahara 1379 2 2.758
Pembuat Daftar Gaji 1379 1 1.379
Penata Laporan Keuangan 1379 3 4.137
6 JFT Pustakawan Pemula 1172 0 -
JFT Auditor Pemula 1172 0 -
JFT Arsiparis Pemula 1172 0 -
JFT Pranata Komputer Pemula 1172 1 1.172
Instruktur 1172 42 49.224
Pengadministrasian Keuangan 1172 14 16.408
Pengolah data 1172 1 1.172
Pengelola BMN 1172 12 14.064
TUBEL 1172 18 50% 10.548
5 JFU Pengadministrasian Umum 997 55 54.835
JFU PUM 997 5 4.985
JFU Pustakawan 997 2 1.994
JFU Pranata Komputer 997 2 1.994
TUBEL 997 1 50% 499
4 JFU (teknisi) 847 5 4.235
3 JFU Pengemudi 720 19 13.680
JFU Petugas Pengamanan 720 19 13.680
JFU Caraka 720 11 7.920
2 JFU (operator AC, mesin) 613 0 -
1 JFU, pramubhakti 520 9 4.680
498 591.365

Contoh perhitungan
3.5 Target Optimis Pendapatan
Target optimis pendapatan Badan Layanan Umum Poltekkes
Kemenkes Surabaya adalah angka estimasi pendapatan negara bukan
pajak (PNBP) BLU yang berasal dari; jasa atas layanan akademik, jasa
atas penunjang layanan akademik, pemanfaatan idle aset, kegiatan
bisnis, kerja sama operasional Tri Dharma PT, kerja sama manajemen,
pendapatan dari hibah dan pendapatan negara bukan pajak lainnya
secara sah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Target
optimis pendapatan digunakan untuk menghitung point indeks rupiah
(PIR) guna menghitung besaran remunerasi untuk masing-masing
grade jabatan. Target optimis pendapatan harus terukur dan tercatat di
dalam dokumen anggaran. Persentase besaran PNBP BLU yang
digunakan untuk remunerasi adalah setinggi-tingginya 50%.

3.6 Menghitung Point Indeks Rupiah (PIR)


Point indeks rupiah adalah nilai konstanta untuk menentukan besaran
remunerasi masing-masing grade yang bersifat tetap untuk jangka
waktu minimal setahun. PIR dihitung dari total target optimis
pendapatan Badan Layanan Umum dalam setahun dibagi total nilai
jabatan keseluruhan pegawai dengan menggunakan formulasi sebagai
berikut :

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑂𝑝𝑡𝑖𝑚𝑖𝑠 𝑃𝑁𝐵𝑃 𝐵𝐿𝑈 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛


𝑃𝐼𝑅 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐽𝑎𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛

Contoh :
Target Optimis PNBP BLU setahun = 30.000.000.000
Persentase PNBP BLU untuk remunerasi setahun maksimal = 50%
Besaran PNBP BLU untuk remunerasi = 50% x 30.000.000.000
= 15.000.000.000
Kebutuhan remunerasi dalam setahun adalah 13 bulan
Besaran PNBP BLU untuk remunerasi per bulan = 15.000.000.000/13
= 1.153.846.150
Total nilai jabatan keseluruhan = 460.000
Maka PIR = 1.153.846.150 / 460.000 = 2.508
3.7 Alur Perhitungan Kebutuhan Remunerasi
Alur perhitungan kebutuhan remunerasi sebagai berikut :

Gambar 3.5
Bagan Alur Pedoman Perhitungan Remunerasi
Jumlah total kebutuhan remunerasi
Alokasi Remunerasi (X) sesuai dengan Permenkes nomor 68
Sekian % dari tahun 2014 adalah maksimal 50% dari
Pendapatan Optimis pendapatan PNBP dalam 1 tahun,
PNBP dimana sekitar 4%-nya dialokasikan
untuk pengembangan pegawai. Jadi
alokasi kebutuhan remunerasi
ditetapkan sebesar 46% saja dari total
pendapatan PNBP dalam 1 tahun.
Membuat rekapitulasi yang berisi peta
Nilai Jabatan/ Grading
jabatan, jumlah pegawai yang ada di
Valeu masing-masing peta jabatan disertai
dengan nilai jabatannya
Menjumlah total nilai jabatan seluruh
Total Nilai Jabatan
pegawai berdasarkan hasil rekapitulasi
seluruh Pegawai ( Y)
nilai jabatan dan peta jabatan.
Tata cara menghitung PIR
menggunakan rumus :
Kebutuhan anggaran remunerasi (X)
dibagi 13 bulan termasuk asumsi gaji
Menghitung Point Index ke-13 disimbolkan = A
𝑋
Rupiah (PIR) 𝐴=
13
PIR dihitung dengan membagi
kebutuhan remunerasi per bulan dibagi
total nilai jabatan seluruh pegawai.
Rumusnya adalah :
𝐴
𝐵=
𝑌
Setelah ketemu PIR, selanjutnya adalah
Cost yang dibayarkan menghitung jumlah uang remunerasi
kepada masing-masing yang dibayarkan pada masing-masing
pegawai pegawai dengan rumus :
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐽𝑎𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑋 𝐵 = 𝐶
Pembagian remunerasi ditentukan sbb :
1. Pay for Position (P1) sebesar 30% X
Pembagian Remunerasi
C menjadi gaji tetap dari remunerasi,
sehingga gaji tetap pegawai terdiri
dari Gaji RM + Gaji BLU, dipotong
absensi dan/atau sanksi pegawai.
2. Pay for Performance (P2) sebesar
70% X C yang merupakan insentif
dari BLU sesuai dengan capaian KPI
3. Ketentuan KPI
a. Minimal bila capaian KPI ≤ 25%
b. Middle bila capaian KPI 25-
150%
c. Extra ordinary bila capaian KPI
>200% dengan persetujuan
Dirjen Perbendaharaan Negara
4. Penentuan indikator KPI
menggunakan acuan IKI.

3.8 Menghitung Nominal Gaji (P1) dan Insentif Kinerja (P2)


Setiap pegawai dan pejabat pengelola memperoleh tambahan gaji
selain gaji Rupiah Murni. Tambahan gaji tersebut dibayarkan
menggunakan PNBP BLU Poltekkes Kemenkes Surabaya dan
besarannya ditetapkan sesuai posisi, jabatan dan grade. Besaran gaji
merupakan perkalian job value atas position terhadap Point Indeks
Rupiah sesuai kemampuan BLU.
Gaji PNBP (P1) adalah besaran gaji yang bersumber dari PNBP BLU
bersifat flat/tetap selama tidak ada perubahan PIR dan persentase
besaran gaji PNBP adalah 30% dari total remunerasi untuk masing-
masing grade jabatan.
Insentif kinerja (P2) adalah besaran remunerasi yang berasal dari
capaian kinerja masing-masing pegawai, bersifat fluktuatif setiap bulan
tergantung capaian kinerjanya. Persentase besaran insentif kinerja
untuk persentase capaian kinerja 100% (kategori capaian kinerja Baik)
sebesar 70% dari total remunerasi untuk masing-masing grade jabatan.
Besaran insentif kinerja ditentukan atas hasil pelaksanaan beban kerja
di atas standar yang terevaluasi tingkat ketercapaian target kinerjanya.
Ketercapaian target kinerja individu mencerminkan tingkat dedikasi
dalam pelaksanaan tugas, output kerja yang dihasilkan, dan
kontribusinya terhadap ketercapaian kinerja institusi.
Persentase tingkat capaian kinerja yang akan diapresiasi untuk
mendapat insentif kinerja adalah indeks IKI dikalikan harga nominal
P2, sedangkan indeks IKI ditentukan dari nilai kinerja yang
dikonversikan ke dalam persentase kinerja sesuai instrumen yang
ditetapkan. Tingkat capaian kinerja yang tergolong extraordinary akan
mendapat insentif kinerja maksimum 200% atau ditetapkan indeks 2
(dua) kali harga nominal P2
Besaran gaji PNBP (P1) dan besaran insentif kinerja (P2) perlu
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur. Tata cara perhitungan
gaji P1 dan insentif kinerja P2 sebagaimana tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6
Perhitungan Besaran Gaji P1 dan Insentif Kinerja P2
Grade Nama Nilai PIR Total P1 P2
Jabatan Jabatan Remunerasi 30% 70%
15 Direktur 5553 2.508 13.926.924 4.178.077 9.748.847
14 Pudir 4350 2.508 10.909.800 3.272.940 7.636.860
13 Kabag 3830 2.508 9.605.640 2.881.692 6.723.948
12 dst
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1 Pramubakti 520 2.508 1.304.160 391.248 912.912
Contoh Perhitungan

3.9 Penetapan Honorarium


Honorarium hanya diberikan kepada dewan pengawas mulai dari
ketua dewan pengawas sebesar 40% dari honorarium pemimpin/direktur
BLU, anggota dewan pengawas sebesar 36% dari honorarium
pemimpin/direktur BLU, sekretaris dewan pengawas sebesar 15% dari
honorarium pemimpin/direktur BLU. Besaran honorarium Dewan Pengawas
Badan Layanan Umum Politeknik Kesehatan ditetapkan dengan Surat
Keputusan Direktur.

Tabel 3.7 :
Besaran Honorarium Dewan Pengawas
No Grade Gaji Insentif Total
(PNBP/BLU) KInerja Remunerasi
Maksimal/Bulan
40% x
40% x gaji
1 Ketua Dewas Nominal KPI Mengikuti KMK
Direktur
Direktur
36% x
36% x Gaji
2 Anggota Nominal KPI Mengikuti KMK
Direktur
Direktur
15% x
Sekretaris 15% x Gaji
3 Nominal KPI Mengikuti KMK
Dewas Direktur
Direktur
BAB IV
PERBEDAAN SISTEM REMUNERASI
DIBANDING SISTEM SEBELUM REMUNERASI

4.1 Perbedaan Sistem Remunerasi dengan Sistem Sebelumnya


1) Perbedaan sistem remunerasi bagi pegawai tenaga pendidik/dosen

Sebelum Remunerasi Sesudah Remunerasi

1. Gaji RM dan tunjangan 1. Gaji RM dan tunjangan melekat


melekat dibayar tiap bulan dibayar tiap bulan dan
dan tunjangan profesi tunjangan profesi pendidik
pendidik (serdos) dibayar tiap (serdos) dibayar tiap akhir
akhir semester. bulan.

2. LKD sebagai instrumen 2. LKD sebagai instrumen


pembayaran Serdos pembayaran Serdos

3. Honorarium di luar gaji RM 3. Honorarium di luar gaji RM dan


dan Serdos dibayarkan Serdos diganti dengan insentif
sesuai Ijin Prinsip dari kinerja (pay for performance)
Kemenkeu. sesuai capaian kinerja.

4. Capaian kinerja penelitian 4. Capaian kinerja penelitian dan


dan Pengabmas dibayar Pengabmas dibayar sesuai SK
sesuai SK Direktur Direktur

5. Gaji ke-13 dibayar pada 5. Gaji ke-13 dibayar pada


pertengahan tahun pertengahan tahun

6. Tunjangan kinerja dibayarkan 6. Tunjangan kinerja diganti


berdasarkan selisih Serdos dengan Remunerasi

7. Tidak ada Serdos ke-13 7. Ada Remunerasi ke-13

8. Tidak ada kontrak kinerja 8. Selain BKD ada kontrak kinerja


individu sebagai dasar individu sebagai dasar
pembayaran Tukin pembayaran insentif kinerja

9. Ada Gaji ke-14 9. Sertifikasi dosen termasuk


dalam komponen insentif
kinerja

10.Ada Gaji ke-14


2) Alur Pengaturan Kerja Tenaga Pendidik (Dosen)

3) Perbedaan sistem remunerasi bagi pegawai tenaga kependidikan

Sebelum Remunerasi Sebelum Remunerasi

1. Gaji RM dan tunjangan melekat 1. Gaji RM dan tunjangan melekat


dibayar tiap bulan. dibayar tiap bulan.
2. Tunjangan kinerja dibayar tiap 2. Tunjangan kinerja diganti
bulan dengan remunerasi dibayar
tiap bulan
3. Kehadiran pegawai sebagai 3. Kontrak kinerja individu dan
instrumen pembayaran SKP sebagai instrumen
tunjangan kinerja pembayaran Remunerasi
4. Capaian kinerja didasarkan 4. Capaian kinerja didasarkan
pada SKP yang diukur pada pada kontrak kinerja yang
akhir tahun. diukur setiap bulan sebagai
dasar pembayaran insentif
kinerja.
5. Gaji ke-13 dibayar pada 5. Gaji ke-13 dibayar pada
pertengahan tahun pertengahan tahun
6. Tunjangan kinerja ke-13 6. Remunerasi ke-13 dibayar
dibayar pada pertengahan pada pertengahan tahun yang
tahun besarnya tergantung capaian
kinerja masing-masing pegawai
7. Honorarium dibayarkan selama 7. Honorarium dibayarkan selama
diperbolehkan oleh Permenkeu. diperbolehkan Permenkeu
8. Besaran tunjangan kinerja 8. Kehadiran pegawai dan capaian
dipengaruhi oleh kehadiran kinerja mempengaruhi besaran
pegawai BUKAN Kinerja remunerasi tiap bulan
Pegawai
9. Ada gaji ke-14
4) Alur Pengaturan Kerja Tenaga Kependidikan (Staf)

4.2 Dokumen Kinerja


Beberapa dokumen kinerja harus disiapkan agar pelaksanaan sistem
remunerasi berjalan dengan baik. Dokumen kinerja dimaksud antara
lain :
1) KPI (Key Performance Indicatore), adalah kontrak kinerja antara
Pimpinan BLU dengan Pejabat Kementerian Keuangan dan/atau
Kementerian Kesehatan. Dokumen kontrak kinerja ini merupakan
janji Pimpinan BLU untuk meningkatkan layanan kinerja guna
memperoleh outcome yang telah ditetapkan. Pencapaian KPI ini
merupakan kewajiban mutlak Pimpinan BLU. Dalam
pelaksanaannya KPI bisa dijabarkan ke dalam KPI turunan yang
pencapaiannya menjadi tanggung jawab Pejabat Pengelola di
bawahnya.
2) SKP (Sasaran Kinerja Pegawai), adalah dokumen kontrak kinerja
antara pegawai Badan Layanan Umum dengan Pemerintah.
Dokumen ini berisi tentang target layanan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi jabatan dari masing-masing pegawai.
3) BKD (Beban Kerja Dosen), adalah dokumen kontrak kinerja antara
tenaga pendidik (dosen) dengan Pimpinan BLU. Dokumen ini
berisi tentang target layanan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan
dibuat tiap awal semester.
4) Kontrak Kinerja, adalah dokumen yang berisi tentang target
layanan perpaduan antara tugas pokok dan fungsi dengan target
KPI Turunan yang telah ditetapkan oleh Pimpinan BLU.
5) Instrumen Kinerja, adalah instrumen untuk mengukur kinerja
Pejabat Pengelola dan Pegawai BLU secara obyektif yang berisi
komponen layanan tugas pokok dan fungsi serta komponen produk
prestasi. Masing-masing komponen diberi bobot dan skor sehingga
diperoleh angka obyektif yang mencerminkan nilai kinerja setiap
bulan. Selanjutnya nilai kinerja bisa dikonversi ke dalam persentase
kinerja sehingga kinerja pegawai bisa dikategorikan ke dalam 4
(empat) tingkatan yaitu; baik sekali, baik, sedang dan kurang.

_
BAB V
DEWAN PENGAWAS

5.1 Dasar Hukum Pembentukan Dewan Pengawas BLU


1. Peraturan Menteri Keuangan nomor : 10/PMK.02/2006 tentang
Pedoman Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan
Pengawas dan Pegawai Badan Layanan Umum;
2. Peraturan Menteri Keuangan nomor 109/PMK.05/2007 tentang
Dewan Pengawas Badan Layanan Umum;
3. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER/PB/2008
tentang Pedoman Penyusunan Laporan Dewan Pengawas Badan
Layanan Umum di Lingkungan Pemerintah Pusat.

5.2 Tugas dan Kewajiban Dewan Pengawas BLU


1. Tugas Dewan Pengawas
Dewan Pengawas bertugas melakukan pengawasan dan
memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola BLU mengenai
pengelolaan BLU, baik dari aspek layanan maupun aspek
pengelolaan keuangan. Pelaksanaan tugas Dewan Pengawas antara
lain dengan:
a. menghadiri rapat Dewan Pengawas;
b. memberikan pertimbangan kepada Pejabat Pengelola BLU
dalam kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;
c. memberi pendapat dan saran kepada pejabat pengelola BLU
mengenai perbaikan tata kelola BLU;
d. mengawasi dan memberikan pendapat dan/atau saran kepada
Pejabat Pengelola BLU atas pelaksanaan rencana strategis bisnis
(RENSTRA BISNIS) dan rencana bisnis dan anggaran (RBA);
e. memberikan pendapat dan/atau saran atas laporan berkala BLU
antara lain laporan keuangan dan laporan kinerja, termasuk
laporan hasil audit satuan pemeriksaan intern;
f. menyusun program kerja tahunan pengawasan BLU dan
menyampaikannya kepada Menteri Kesehatan dan Menteri
Keuangan; dan
g. melaksanakan tugas lainnya berdasarkan penugasan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Kewajiban Dewan Pengawas di Lingkungan Pemerintah Pusat
a. memberikan pendapat dan saran secara tertulis kepada Menteri
Kesehatan, Menteri Keuangan, dan Pejabat Pengelola BLU
mengenai rencana strategis bisnis dan rencana bisnis dan
anggaran yang disusun oleh Pejabat Pengelola BLU;
b. melaporkan kepada Menteri Kesehatan dan Menteri Keuangan
dalam hal terjadi gejala menurunnya kinerja BLU dan/atau
penyimpangan atas ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Dewan Pengawas
yang telah dilakukan kepada Menteri Kesehatan dan Menteri
Keuangan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun; dan
d. menetapkan setiap keputusan Dewan Pengawas melalui rapat
Dewan Pengawas yang diputuskan secara musyawarah untuk
mufakat dan bersifat kolektif dan kolegial.
3. Kewenangan Dewan Pengawas
a. mendapatkan laporan berkala atas pengelolaan BLU, antara lain
laporan keuangan dan laporan kinerja;
b. mendapatkan laporan hasil pengawasan/pemeriksaan yang
dilakukan oleh satuan pemeriksaan intern, aparat pengawasan
intern pemerintah dan Badan Pemeriksa Keuangan;
c. mengetahui kebijakan dan tindakan yang dijalankan oleh
Pejabat Pengelola BLU dalam pelaksanaan kegiatan BLU;
d. mendapatkan penjelasan dan/atau data dari Pejabat Pengelola
BLU dan/atau pegawai BLU mengenai kebijakan dan
pelaksanaan kegiatan BLU;
e. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Sekretaris
Dewan Pengawas;
f. meminta Pejabat Pengelola BLU untuk menghadirkan tenaga
profesional dalam rapat Dewan Pengawas; memberikan
pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan dalam rapat
Pejabat Pengelola BLU;
g. meminta audit secara khusus oleh aparat pengawasan intern
pemerintah kepada Menteri Kesehatan dan/atau Menteri
Keuangan;
h. melaksanakan kewenangan lainnya berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4. Rapat Dewan Pengawas
Pelaksanaan rapat-rapat Dewan Pengawas sebagai berikut :
a. Dewan Pengawas mengadakan rapat paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) triwulan dan sewaktu-waktu dalam hal
diperlukan;
b. Rapat Dewan Pengawas diadakan di tempat kedudukan BLU,
tempat kegiatan usaha BLU, atau tempat lain di wilayah Negara
Republik Indonesia atas persetujuan Pemimpin BLU;
c. Hal hal yang dibicarakan dan/atau diputuskan dalam rapat
Dewan Pengawas dituangkan dalam risalah rapat yang dilampiri
dengan daftar hadir Dewan Pengawas.
5. Pelaporan Pertanggung Jawaban Dewan Pengawas
Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Pengawas membuat laporan
pertanggung jawaban sebagai berikut :
a. Laporan Dewan Pengawas terdiri atas :
 Laporan periodik ;
 Laporan khusus; dan
 Laporan akhir Dewan Pengawas.
b. Laporan periodik adalah laporan yang dibuat Dewan Pengawas
dalam menjalankan tugasnya secara berkala setiap 6 ( enam)
bulan sekali ;
c. Laporan khusus, merupakan laporan yang dibuat sewaktu-waktu
dalam hal terjadi gejala penurunan kinerja BLU dan/atau
penyimpangan terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan;
d. Laporan akhir Dewan Pengawas, merupakan laporan yang
dibuat pada akhir periode jabatan Dewan Pengawas;
e. Laporan Dewan Pengawas disampaikan kepada :
1) Menteri Kesehatan
2) Menteri Keuangan; dan
3) Direktur Jenderal Perbendaharaan.

5.3 Persyaratan Keanggotaan Dewan Pengawas BLU


5.3.1 Persyaratan Umum
a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. memiliki integritas, dedikasi, itikad baik, dan rasa tanggung
jawab;
c. dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugasnya;
d. bukan anggota atau pengurus partai politik;
e. bukan calon anggota legislatif, dan/atau anggota legislatif;
f. bukan calon kepala/wakil kepala daerah atau kepala/wakil
kepala daerah;
g. bukan pegawai BLU bersangkutan atau tidak sedang
menjabat sebagai pejabat pengelola pada BLU;
h. tidak sedang menjadi tersangka atau terdakwa dalam proses
peradilan;
i. tidak sedang menjadi terpidana sesuai dengan keputusan
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap;
j. cakap melakukan perbuatan hukum dan tidak pernah
dinyatakan pailit atau menjadi anggota
direksi/komisaris/dewan pengawas yang dinyatakan bersalah
sehingga menyebabkan suatu badan usaha pailit atau
dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan
Keuangan Negara; dan
k. tidak memiliki hubungan keluarga sedarah sampai dengan
derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun garis ke
samping termasuk hubungan yang timbul karena perkawinan
dengan Pejabat Pengelola BLU maupun dengan anggota
Dewan Pengawas lainnya.
5.3.2 Persyaratan Khusus
a. sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita suatu
penyakit yang dapat menghambat pelaksanaan tugas sebagai
Dewan Pengawas); dan
b. memiliki pengetahuan dan/atau kompetensi di bidang yang
berkaitan dengan kegiatan BLU.

5.4 Sistematika Pelaporan Dewan Pengawas BLU


Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian
Keuangan nomor PER 08/PB/2008 pasal 4, isi laporan Dewan Pengawas
sekurang-kurangnya memuat :
1) Penilaian terhadap Renstra, RBA, dan pelaksanaannya
2) Penilaian kinerja pelayanan, keuangan, dan kinerja manfaat bagi
masyarakat
3) Penilaian ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
4) Permasalahan dalam pengelolaan BLU dan solusinya
5) Saran dan rekomendasi
Sedangkan penilaian kinerja Badan Layanan Umum Bidang Layanan
Pendidikan seperti Poltekkes Kemenkes Surabaya mengacu pada
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan
nomor : Per-21/PB/2015. Poltekkes Kemenkes Surabaya sudah membuat
aplikasi penilaian secara sederhana berbasis mikrosoft excell, sehingga
setiap rapat Dewan Pengawas self assesment tersebut menjadi bagian
dari materi rapat.
Bahan rapat Dewan Pengawas yang harus disiapkan Sekretaris Dewas
berkoordinasi dengan Pejabat Pengelola BLU antara lain :
1) Dokumen Rencana Induk Pengembangan (RIP)
2) Dokumen Rencana Strategis Bisnis (Renstra Bisnis/RSB)
3) Dokumen Rencana Bisnis Anggaran (RBA)
4) Dokumen Laporan Kinerja tahun sebelumnya
5) Dokumen Laporan Kinerja tahun berjalan
6) Dokumen penilaian self assesment
7) Dokumen laporan BLU bidang layanan pendidikan
8) Dokumen laporan keuangan berdasarkan PSAP-13
9) Dokumen berita acara rekonsiliasi Keuangan dan SIMAK-BMN
10) Dokumen kebijakan penting Pejabat Pengelola tentang kegiatan
tahun berjalan untuk menunjang pencapaian visi misi dan IKU
11) Dokumen hasil pemeriksaan SPI, Itjen, KAP, BPK disertai tindak
lanjutnya
12) Dokumen lainnya yang diperlukan

Manfaat Laporan Dewan Pengawas BLU :


a. Bagi Satker Pengelola BLU sebagai mekanisme check and balance
atas praktik pengelolaan keuangan, layanan kinerja, kemanfaatan
kepada masyarakat dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b. Bagi Kementerian Kesehatan sebagai alat pembinaan dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian sebagai Pembina
BLU.
c. Bagi Kementerian Keuangan sebagai alat monitoring, pembinaan dan
penilaian kinerja BLU.

5.5 Fungsi Dewan Pengawas di Masa Depan


BAB VI
TATA CARA PEMBAYARAN REMUNERASI

6.1 Persyaratan Administrasi Pembayaran Remunerasi


Pembayaran remunerasi pada Poltekkes Kemenkes Surabaya dilakukan
melalui dokumen daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) satuan kerja
dengan dilengkapi persyaratan administrasi antara lain :
1. Surat pernyataan pegawai atas penerimaan remunerasi;
2. Daftar pemotongan remunerasi per bulan;
3. Daftar nominatif pembayaran remunerasi per bulan;
4. Rekapitulasi daftar pembayaran remunerasi;
5. Surat pernyataan tanggung jawab mutlak (SPTJM); dan
6. Surat setoran pajak penghasilan pasal 21 (SSP PPh Ps 21).

6.2 Tahapan Pembayaran Remunerasi


Pembayaran remunerasi dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan yaitu ;
(1) Penghitungan remunerasi
Tahap pertama pembayaran remunerasi berupa penghitungan
remunerasi dilakukan dengan cara :
a. Admin remunerasi tingkat Prodi, Jurusan, dan Direktorat
menyusun daftar pemberian, penambahan dan pengurangan
remunerasi pegawai per bulan (format sebagaimana tercantum
dalam lampiran II);
b. Admin remunerasi tingkat Prodi, Jurusan dan Direktorat
kemudian menyampaikan daftar pemberian, penambahan dan
pengurangan remunerasi per bulan kepada Kasubbag ADUM
untuk dilakukan desk dengan tim desk remunerasi, dengan
melampirkan:
 Keputusan penetapan kelas jabatan masing-masing pegawai
 Surat pernyataan pegawai atas penerimaan remunerasi
(format sebagaimana tercantum dalam lampiran III)
c. Kaur Kepegawaian merekap daftar pemberian, penambahan
dan pengurangan remunerasi masing-masing Prodi, Jurusan
dan Direktorat setelah disetujui oleh Tim Desk Remunerasi
untuk mendapatkan persetujuan PPK;
(2) Pencairan Remunerasi
a. PPK mengajukan pembayaran remunerasi kepada PP-SPM
dengan melampirkan :
 Daftar nominatif pembayaran remunerasi pegawai per
bulan;
 Rekapitulasi daftar pembayaran remunerasi pegawai
untuk kebutuhan setiap bulan;
 SPTJM yang ditandatangani PPK , dan
 SSP PPh pasal 21.
b. Atas dasar permintaan pembayaran remunerasi yang diajukan
oleh PPK, kemudian PP-SPM menerbitkan Surat Perintah
Pencairan dan Pengesahan Belanja (SP3B-BLU) pembayaran
remunerasi;
c. Selanjutnya Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran
remunerasi melalui transfer ke rekening bank masing-masing
pegawai;
d. Dalam hal terdapat sisa pembayaran remunerasi, Bendahara
Pengeluaran mengembalikan ke kas BLU;
e. Apabila setelah ditransfer ke rekening bank masing-masing
pegawai, diketahui ada selisih (kelebihan pembayaran), maka
pegawai yang bersangkutan wajib mengembalikan kepada
Bendahara Pengeluaran pada bulan berikutnya;
f. Apabila dalam waktu yang telah ditentukan pegawai tidak
menyetorkan kelebihan pembayaran remunerasi, maka akan
diperhitungkan pada penerimaan remunerasi bulan
berikutnya;
g. Pencairan remunerasi dilakukan setiap bulan pada bulan
berikutnya setelah pegawai melaksanakan kinerja, dan hasil
kinerja telah disetujui oleh atasan langsungnya;
h. Apabila karena sesuatu hal sehingga pelaksanaan pencairan
remunerasi tidak bisa diberikan pada bulan berikutnya, maka
akan dicairkan secara rapel;
(3) Pengesahan Belanja Remunerasi
a. SP3B BLU yang telah ditandatangani oleh PP-SPM, kemudian
disampaikan kepada KPPN dengan melampirkan :
 Rekapitulasi daftar pembayaran remunerasi pegawai
untuk kebutuhan satu bulan; dan
 SSP PPh pasal 21
b. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
menerbitkan SP2B (Surat Perintah Pengesahan Belanja)
berdasarkan berkas pengajuan SP3B-BLU dari PP-SPM;
BAB VII
PENUGASAN DAN KONTRAK KINERJA INDIVIDU

7.1 Penugasan Terkait Tugas dan Fungsi (TUSI)


Seorang PNS dosen berfungsi sebagai aparatur sipil negara yang
mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan tri dharma perguruan tinggi
sesuai jabatan akademiknya. Sedangkan seorang PNS tenaga kependidikan
adalah aparatur sipil negara yang mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan
tugas pendukung pendidikan yang diatur sesuai jabatannya.
Rencana pelaksanaan tugas dan fungsi standar seorang dosen
dinyatakan dalam pengisian formulir Beban Kerja Dosen (BKD). Sedangkan
rencana pelaksanaan tugas dan fungsi standar seorang tenaga kependidikan
dinyatakan dalam pengisian formulir Sasaran Kerja Pegawai (SKP).

7.1.1 Formulir Beban Kerja bagi Dosen (BKD)


Pengisian formulir Beban Kerja Dosen (BKD) sesuai format yang
ditetapkan Kemenkes dilakukan setiap awal semester ganjil dan awal
semester genap. Dosen dengan jabatan fungsional berkewajiban mengisi
rencana BKD. Tugas dan fungsi (TUSI) setiap jabatan fungsional dosen
meliputi pelaksanaan pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat
dan penunjang pendidikan. Bagi dosen yang sedang menempuh studi lanjut,
formulir BKD diisi dengan menyebutkan status dan kemajuan studi pada
dharma pendidikan.
Total beban kerja dosen aktif dalam pelaksanaan TUSI standar yaitu
melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan beban kerja paling sedikit
sepadan dengan 12 SKS dengan komposisi bidang pendidikan dan penelitian
minimal 9 SKS. Selain beban tridharma perguruan tinggi, seorang dosen
dapat melaksankan kewajiban lain sehingga beban kerja dapat mencapai 16
SKS. Khusus profesor yang memiliki kewajiban melaksanakan publikasi,
penulisan buku dan diseminasi gagasan maka BKD profesor minimal 16 SKS.
Seorang dosen yang mendapat beban SKS tugas tambahan sebagai pimpinan
yaitu Direktur, Pembantu Direktur, Ketua Jurusan dan Ketua Prodi Luar
Lokasi dapat melaksanakan darma pendidikan minimal 3 SKS di perguruan
tinggi yang bersangkutan dan tetap memperoleh tunjangan profesi (PP
Nomor 37 Tahun 2005 Pasal 8 ayat 3).
Beban dosen yang mendapat tugas tambahan sebagai pejabat pengelola
yang nomenklaturnya tedapat dalam Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK)
Politeknik Kesehatan dinyatakan dalam sejumlah beban SKS termasuk dalam
dharma pendidikan. Sedangkan dosen yang mendapat tugas penunjang
pelaksanaan pendidikan yang nomenklaturnya tidak terdapat dalam SOTK
maka beban SKS termasuk dalam penunjang kegiatan.
Realisasi pelaksanaan BKD dilaporkan dalam Laporan Kinerja Dosen
LKD. Realisasi atas BKD adalah persentase dari jumlah realisasi SKS dalam
LKD dibandingkan jumlah SKS dalam BKD. Persentase capaian ini
merupakan salah satu komponen untuk perhitungan besaran insentif kinerja
individu. Dosen tetap yang tidak melaksanakan tugas dan fungsi standar
yaitu melaksanakan beban kerja minimal 12 SKS tri dharma maka tunjangan
sertifikasi tidak akan dibayarkan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku serta tidak berhak mendapatkan tambahan gaji dari PNBP. Bagi
dosen yang telah melaksanakan kerja minimal 12 SKS maka selain mendapat
tambahan gaji juga akan dibayarkan insentif kinerja atas kelebihan beban
kerja diatas standar yang berorientasi pada output dan pencapaian target
IKU/IKI.

7.1.2 Formulir Kontrak kinerja individu dosen dan Penilaian


Kontrak kinerja individu terkait dengan produktivitas tri dharma
individu dosen dan tugas pengembangan organisasi sebagai produk unggulan
atau prestasi. Target kinerja individu dosen diukur melalui : (i) peningkatan
kompetensi/keahlian dosen melalui studi lanjut dan pelatihan, (ii)
produktivitas individu terkait pencapaian IKU tridharma seperti; publikasi
jurnal internasional dan nasional terakreditasi, menyusun dan mengarang
buku referensi, memperoleh HaKI, menjadi konsultan atau narasumber
nasional dan internasional (iii) tugas atas kelebihan beban mengajar,
membimbing dan menguji, dan/atau (iv) tugas manajerial bagi dosen yang
mendapat tugas tambahan sebagai pejabat pengelola atau yang mendapat
tugas penunjang.
Formulir Kontrak Kinerja Individu Dosen

Nama Dosen :
NIP :
Pangkat/Golongan :
Jabatan akademik :
Unit Kerja : :
Jurusan
: :
Prodi
A Fungsional Indikator Target Satuan Konversi
1. Mengajar
2. Penelitian
3. Pengabmas
4. Penunjang
B Produktivitas/Prestasi
1. Menghasilkan HaKI
2. Publikasi Jurnal
Internasional
3. Pelatihan Kompetensi
4. Menyusun Buku
Referensi
5. Kelebihan jam
mengajar
6. Konsultan/Narasumber
C Tambahan Tugas
1. Sebagai Ka.Unit
Jumlah

7.1.3 Kontrak Kinerja Tenaga Kependidikan


Kontrak kinerja individu tenaga kependidikian terkait dengan
produktivitas pelayanan kerja yang dilakukan. Target kinerja individu tenaga
kependidikan diukur melalui : (i) peningkatan kompetensi/keahlian tenaga
kependidikan melalui studi lanjut dan pelatihan, (ii) produktivitas individu
terkait pencapaian IKI, (iii) tugas atas yang dibebankan atasan langsung (iv)
tugas manajerial bagi tenaga kependidikan yang mendapat tugas tambahan
sebagai pejabat pengelola atau yang mendapat tugas penunjang.
Formulir Kontrak Kinerja Individu Tenaga Kependidikan

Nama Pegawai :
NIP :
Pangkat/Golongan :
Jabatan Struktural :
Jabatan Fungsional Umum : PU
Unit Kerja : Jurusan :
: Prodi :
A Fungsional Umum Indikator Target Satuan
1. Mengetik surat Layanan 400 setahun
dst

B Tugas Tambahan
1. Panitia CPNS Nasional
dst

7.2 Konversi Atas Kelebihan Kinerja Pegawai BLU


Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam melaksanakan pembayaran
remunerasi atas kelebihan kinerja dosen dan tenaga kependidikan dapat
menggunakan cara sebagai berikut :
1) Produk kelebihan beban tri dharma dihargai dengan poin, selanjutnya
poin dikonversi ke dalam nominal;
Contoh :
Dosen memperoleh produk berupa jurnal internasional, sesuai dengan
kesepakatan yang dituangkan ke dalam SK Direktur dihargai 3 poin.
Setiap poin dihargai Rp.500.000, sehingga dosen yang bersangkutan
dapat diberi insentif kelebihan kinerja sebesar Rp.1.500.000,-
2) Produk kelebihan beban tri dharma dihargai dengan nilai, selanjutnya
nilai dikonversi ke dalam indek kinerja, kelebihan indek kinerja
dikalikan dengan nominal insentif kinerja (P2)

Contoh :
Dosen memperoleh produk berupa jurnal internasional, sesuai dengan
kesepakatan yang dituangkan ke dalam SK Direktur diberi nilai 3 poin.
Setelah di total dosen yang bersangkutan memperoleh 15 poin, padahal
kinerja 100% identik dengan kinerja 12 poin, sehingga dosen yang
bersangkutan keleihan kinerja 3 poin. Saat dikonversi ke dalam indek
kinerja memeproleh indek 1,3, maka dosen yang bersangkutan dapat
diberi insentif kelebihan kinerja sebesar 0,3 x besaran P2.

3) Produk kelebihan beban tri dharma dihargai dengan SKS, selanjutnya


setiap SKS dikonversi ke dalam nominal.
Contoh
Pada akhir semester, di bulan Agustus dosen “A” berdasarkan laporan
kinerja dosen memeproleh 14,5 SKS, padahal kinerja 100% identik
dengan 12 SKS, maka dosen yang bersangkutan ada kelebihan kinerja
2,5 SKS. Setiap SKS dihargai Rp.2.000.000, maka dosen yang
bersangkutan mendapatkan insentif kinerja sebanyak Rp. 5.000.000,-
BAB VIII
PENUTUP

Pedoman implementasi remunerasi di lingkungan Poltekkes


Kemenkes Surabaya efektif dilaksanakan mulai April tahun 2017. Prosedur
dan perangkat pembayaran remunerasi ditindaklanjuti dengan peraturan
dan/atau keputusan direktur sebagai tindak lanjut peraturan ini. Pembayaran
remunerasi menggunakan pagu anggaran sebesar 50% dari PNBP tahun
berjalan.
Perhitungan besaran insentif kinerja individu ditentukan dari capaian
indeks kinerja yang diketahui/disetujui oleh atasan langsung masing-masing
pegawai. Tim admin remunerasi Jurusan/Prodi/Direktorat hanya menerima
rekapitulasi kinerja dari atasan langsung masing-masing pegawai. Tim admin
remunerasi diberi kewenangan menghitung besaran insentif kinerja sesuai
aturan yang ditetapkan Direktur. Untuk koreksi atas hitungan insentif
kinerja dan/atau hitungan besaran remunerasi yang dilakukan oleh tim
admin remunerasi akan dikoreksi oleh tim des/tim korektor yang ditetapkan
oleh Direktur. Apabila tim korektor telah menyetujui atas hitungan
remunerasi maka proses selanjutnya diserahkan kepada kepala urusan
keuangan untuk dibuatkan surat pengesahan belanja. Bendahara hanya akan
membayarkan sesuai dengan rekomendasi tim desk/tim korektor.
Buku pedoman implementasi remunerasi Poltekkes Kemenkes
Surabaya pada Kementerian Kesehatan merupakan acuan bagi seluruh admin
remunerasi untuk menghitung besaran pemberian remunerasi sebagai
pengganti tunjangan kinerja. Hal-hal teknik berkaitan dengan penetapan
produk hukum dan teknik pembayaran lainnya diatur tersediri dalam
bentuk Keputusan Direktur.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);

Undang-Undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi


(Lembaran Negara RI Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan
Lemabaran Negara RI Nomor 5336);

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara


(Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 5494);

Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas


Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara RI Tahun 2005
No. 48, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4502);

Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan


Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;

Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi


Kerja Pegawai Negeri Sipil;

Peraturan Pemerintah RI nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran


Negara RI tahun 2009 nomor 76)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2007 tentang


Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
10/PMK.02/2006 tentang Pedoman Penetapan Remunerasi
Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas dan Pegawai Badan
Layanan Umum;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 95/PMK.05/2016 tentang
Dewan Pengawas Badan Layanan Umum (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 913);

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi RI Nomor 33 Tahun 2011 tentang Pedoman Analisis
Jabatan;

Peraturan Menteri Kesehatan nomor HK.03.05/I.2/03086 /2012 tentang


Petunjuk Teknis Organisasi dan Tatalaksana Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan, beserta perubahannya;

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 tahun 2013 tentang Jabatan


Fungsional Umum di Lingkungan Kementerian Kesehatan berserta
perubahannya;

Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara No 1 Tahun 2013 tentang


Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun
2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil;

Keputusan Menteri Keuangan Nomor: KMK 495/KMK.05/2010 tentang


Penetapan Politeknik Kesehatan Surabaya pada Kementerian
Kesehatan sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

Keputusan Menteri Kesehatan nomor 68 tahun 2014 tentang Pedoman


Penyusunan Sistem Remunerasi Pegawai Poltekeks di Lingkungan
Kemenkes RI sebagaimana dirubah menjadi Kepmenkes Nomor 70
tahun 2015.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 542/PMK.05/2016 tentang


Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas,
dan Pegawai Badan Layanan Umum Politeknik Kesehatan Surabaya
pada Kemeterian Kesehatan;

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian


Keuangan RI nomor Per-08/PB/2008 tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Dewan Pengawas Badan Layanan Umum
di Lingkungan Pemerintah Pusat
Amstrong Michael & Baron Angela, 1995. The Job Evaluation
Handbooks, Chartered Institute of Personell and Development
(CIPD house), camp road, London SW 19 4UX, London
Lampiran 1
Lampiran 2

CHECKLIST KELENGKAPAN PERATURAN REMUNERASI


POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

Keterangan
No Jenis Peraturan Dokumen
Ada Tidak
1 Peraturan Senat tentang implementasi 
Remunerasi
2 Keputusan Direktur tentang pelaksanaan 
Remunerasi sebagai tindak lanjut peraturan
Senat
3 Surat Keputusan Direktur tentang Tata Cara 
Pembayaran Remunerasi
4 Surat Keputusan Direktur tentang Remunerasi 
Dosen
5 Surat Keputsuan Direktur tentang Remunerasi 
Tenaga Kependidikan
6 Surat Keputusan Direktur tentang Indikator 
Kinerja Individu Pegawai BLU
7 Standar Operasionar Prosedur Pembayaran 
Remunerasi
8 Surat Keputusan Direktur tentang Pembayaran 
Remunerasi ke-13
9 Form. Desk Remunerasi 
Lampiran 3

CONTOH FORMAT
LAPORAN DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berisikan uraian mengenai latar belakang pembentukan Badan
Layanan Umum (BLU}, tujuan BLU, organisasi BLU, kedudukan BLU,
Dewan Pengawas, peraturan perundang- undangan yang mendasari
pembentukan Dewan Pengawas dan kewajiban menyampaikan
laporan, susunan Dewan Pengawas dan perubahan keanggotaan.
2. Maksud dan Tujuan Pengawasan
Berisikan uraian mengenai maksud dan tujuan pengawasan terhadap
BLU.
3. Ruang Lingkup Pengawasan
Laporan Dewan Pengawas, sekurang-kurangnya memuat:
a. Penilaian terhadap Renstra, RBA, dan pelaksanaannya;
b. Penilaian terhadap kinerja pelayanan, keuangan, dan lainnya;
c. Penilaian ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan;
d. Permasalahan-permasalahan pengelolaan BLU dan solusinya;
e. Saran dan rekomendasi.

BAB II : KONDISI BLU


1. Pelayanan
Berisikan uraian mengenai kualitas pelayanan yang telah
dilaksanakan oleh BLU selama periode pengawasan.
2. Keuangan
Berisikan uraian mengenai kondisi keuangan BLU dalam
menjalankan operasionalnya selama periode pengawasan.
3. Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Berisikan uraian mengenai struktur organisasi dan sumber daya
manusia yang mendukung organisasi dalam melaksanakan
operasionalnya, misalnya jumlah pegawai dan kompetensi yang
dimiliki
4. Sarana dan Prasarana
Berisikan uraian tentang sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh BLU dalam menjalankan operasionalnya.

BAB III : PELAKSANAAN PENGAWASAN


1. Kegiatan Pengawasan
Berisikan uraian mengenai pelaksanaan rapat-rapat/pertemuan-
pertemuan dan kesepakatan penting yang telah dilakukan oleh
Dewan Pengawas, baik antar anggota Dewan Pengawas maupun antara
Dewan Pengawas dengan Pejabat Pengelola BLU.
2. Materi dan Hasil Pengawasan
2.1 Rencana Strategis Bisnis BLU (Renstra)
a. Penilaian terhadap Renstra
Berisikan kajian dan saran terhadap Renstra (kajian atas
Renstra dilakukan pada saat Renstra dibuat atau direvisi).
Kajian Renstra dimaksud meliputi antara lain kesesuaian
Renstra dengan Renstra Kementerian Negara/Lembaga,
kelayakan program dalam Renstra dan keterkaitannya dalam
pencapaian visi dan misi BLU.
b. lmplementasi Renstra
Berisikan uraian ringkas mengenai pelaksanaan Renstra
dengan membandingkan Renstra dengan realisasi sampai saat
pelaporan.
c. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Renstra
Berisikan uraian mengenai kendala-kendala yang dihadapi
oleh Pejabat Pengelola BLU dalam pelaksanaan Renstra.
d. Pendapat Dewan Pengawas dan tindak lanjut yang perlu
diambil oleh Pejabat Pengelola BLU
Berisikan uraian mengenai pendapat Dewan Pengawas
berkaitan dengan hasil pelaksanaan Renstra serta saran dan
rekomendasi untuk Pejabat Pengelola BLU dalam menghadapi
dan mengatasi kendala-kendala yang dihadapi selama
pelaksanaan Renstra.
2.2 Rencana Bisnis dan Anggaran BLU (RBA)
a. Penilaian terhadap RBA
Berisikan kajian dan saran terhadap RBA. Kajian RBA dimaksud
meliputi antara lain kesesuaian RBA dengan Renstra.
b. lmplementasi RBA
Berisikan uraian ringkas mengenai pelaksanaan RBA yaitu
membandingkan RBA dengan realisasi dan kaitannya
dengan Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) BLU.
c. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan RBA
Berisikan uraian mengenai kendala-kendala yang dihadapi
oleh Pejabat Pengelola BLU dalam pelaksanaan RBA.
d. Pendapat Dewan Pengawas dan tindak lanjut yang perlu
diambil oleh Pejabat Pengelola BLU
Berisikan uraian mengenai pendapat Dewan Pengawas
berkaitan dengan hasil pelaksanaan RBA serta saran dan
rekomendasi untuk Pejabat Pengelola BLU dalam menghadapi
dan mengatasi kendala-kendala yang dihadapi selama
pelaksanaan RBA
3. Evaluasi Kinerja
Berisikan ringkasan target kinerja yang ada pada RBA (pelayanan dan
keuangan) dan pencapaiannya serta analisis pencapaian kinerja
(penyebab keberhasilan dan penyebab tidak tercapainya target) berikut
kaitannya dengan pencapaian target Renstra dan implementasi Standar
Pelayanan Minimal (SPM).
4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
Berisikan uraian pelaksanaan pengelolaan keuangan dan teknis
layanan yang belum mengikuti ketentuan yang berlaku berikut
penyebabnya.
5. Tindak Lanjut atas Hasil Pengawasan Sebelumnya
Menguraikan mengenai tindak lanjut yang telah dan/atau
seharusnya dilakukan oleh Pejabat Pengelola BLU atas nasihat,
masukan, saran, atau tanggapan yang disampaikan Dewan
Pengawas pada periode sebelumnya. Diinformasikan pula
mengenai tindak lanjut atas pendapat dan saran yang telah disampaikan
kepada Menteri/Pimpinan Lembaga.

BAB IV : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


1. Kesimpulan
2. Rekomendasi
Berisikan kesimpulan dari hasil pengawasan yang dilakukan
Dewan Pengawas serta saran dan rekomendasi kepada
Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri Keuangan atas hasil
pengawasan terhadap kinerja Pejabat Pengelola BLU secara
keseluruhan
Lampiran 4

KOP POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

SURAT KETERANGAN
Nomor :..........................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ...................................................................
NIP : ...................................................................
Pangkat/Golongan : ...................................................................
Jabatan : ...................................................................

Dengan ini menerangkan bahwa :


Nama : ...................................................................
NIP : ...................................................................
Pangkat/Golongan : ...................................................................
Jabatan : ...................................................................

Telah tidak berada di tempat kerja dengan alasan yang sah/ tanpa ijin
pada :
Hari : ...................................................................
Tanggal : ...................................................................
Jam : Dari pukul ......................... sd. .................

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan


untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

..................., ...................

Atasan Langsung
NIP. .......................................
Lampiran 5

KOP POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

SURAT KETERANGAN MELAKSANAKAN TUGAS TAMBAHAN


Nomor : ...........................

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa pegawai :

Nama : .......................................................................
NIP : .......................................................................
Pangkat/Golongan Ruang : .......................................................................
Jabatan : .......................................................................
Unit Kerja : .......................................................................

Pada bulan .................................. telah melaksanakan “Tugas Tambahan”


sebagai berikut :
1) ............................................................
2) ............................................................
3) ............................................................
4) ............................................................
5) Dst

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk


dipergunakan sebagaimana mestinya.

................, ...................... 2017


Pejabat yang membuat keterangan

.....................................................
NIP. ........................................
Lampiran 6

KOP POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

SURAT PERNYATAAN PEGAWAI


ATAS PENERIMAAN REMUNERASI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ................................................................. (1)


NIP : ................................................................. (2)
Jabatan : ................................................................. (3)
Unit Kerja : ................................................................. (4)

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya bertanggung


jawab penuh atas penerimaan Remunerasi saya sebagai Pegawai
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya termasuk kebenaran
perhitungan pemotongan berdasarkan kehadiran dan capaian kinerja
saya.
Apabila di kemudian hari, atas penerimaan Remunerasi Kinerja Pegawai
tersebut di atas terdapat kelebihan pembayaran yang mengakibatkan
terjadinya kerugian negara, maka saya bersedia mengembalikan ke kas
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya.

.................................. (5)
Penerima Remunerasi

Bermaterai 6000

................................................ (6)
NIP. ..................................... (7)
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERNYATAAN PEGAWAI
ATAS PENERIMAAN REMUNERASI

No Keterangan
(1) Di isi dengan nama lengkap pegawai
(2) Di isi dengan NIP pegawai
(3) Di isi dengan jabatan pegawai
(4) Di isi dengan nama satuan kerja/Unit Kerja Poltekkes Kemenkes
Surabaya
(5) Di isi dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun
(6) Di isi dengan nama lengkap pegawai yang bersangkutan
(7) Di isi dengan NIP pegawai yang bersangkutan

Direktur,

.......................................................
NIP.....................................................
Lampiran 7

KOP POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ................................................................. (1)


NIP : ................................................................. (2)
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen pada .......... (3)

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya bertanggung


jawab penuh atas pencairan dan penggunaan dana pembayaran Remunerasi
pegawai sebesar Rp. ....................... (4) ( ........................... (5)...............
rupiah) termasuk bertanggung jawab terhadap kebenaran perhitungan dan
penyaluran kepada yang berhak menerima.
Apabila di kemudian hari, atas pencairan dan penggunaan dana
Remunerasi Pegawai tersebut di atas mengakibatkan terjadinya kerugian
negara maka saya bersedia dituntut penggantian kerugian negara tersebut
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bukti-bukti pengeluaran terkait dnegan pembayaran Remunerasi Pegawai
disimpan sesuai ketentuan pada Satker kami, untuk kelengkapan
administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya.


..................,. .........................., (16)
Pejabat Pembuat Komitmen

..........................................., (17)
NIP. ................................... (18)
Lampiran 8
KOP POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
Daftar Pengurangan Remunerasi Pegawai Per Bulan
Jurusan/Prodi : .................................... (1)
Bulan : .................................... (2)

.................., ..............................., (35)


Admin Remunerasi

..........................................., (36)
NIP. ...................................... (37)
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR PENGURANGAN REMUNERASI
PEGAWAI SETIAP BULAN

No Keterangan
1 Diisi dengan nama Jurusan/Prodi
2 Diisi dengan bulan berkenaan
3 Diisi dengan nomor urut pegawai sesuai daftar urut kelas jabatan dari
tertinggi ke terendah, dari grade 15-1
4 Diisi dengan nama pegawai
5 Diisi dengan pangkat/golongan pegawai
6 Diisi dengan NIP Pegawai
7 Diisi dengan NPWP pegawai
8 Disi dengan status pegawai (PNS / Non PNS )
9 Diisi dengan nama jabatan
10 Diisi dengan grade jabatan
11 Diisi dengan jumlah hari terlambat 1-30 menit
12 Diisi dengan perkalian antara jumlah hari terlambat 1-30 menit dikalikan
0,5%
13 Diisi dengan jumlah hari terlambat 31- 60 menit
14 Diisi dengan perkalian antara jumlah hari terlambat 31-60 menit dikalikan
1%
15 Diisi dengan jumlah hari terlambat 61-90 menit
16 Diisi dengan perkalian antara jumlah hari terlambat 61- 90menit dikalikan
1,5%
17 Diisi dengan jumlah hari terlambat >90 menit
18 Diisi dengan perkalian antara jumlah hari terlambat > 90 menit dikalikan
2%
19 Diisi dengan jumlah hari pulang cepat 1-30 menit
20 Diisi dengan perkalian antara jumlah hari pulang cepat 1-60 menit
dikalikan 0,5%
21 Diisi dengan jumlah hari pulang cepat 31- 60 menit
22 Diisi dengan perkalian antara jumlah hari pulang cepat 31-60 menit
dikalikan 1%
23 Diisi dengan jumlah hari pulang cepat 61- 90 menit
24 Diisi dengan perkalian antara jumlah hari pulang cepat 61- 90 menit
dikalikan 1,5%
25 Diisi dengan jumlah hari pulang cepat > 90 menit
26 Diisi dengan perkalian antara jumlah hari pulang cepat > 90 menit dikalikan
2%
27 Diisi dengan jumlah hari tidak absen (tidak checklok) datang
28 Diisi dengan perkalian antara jumlah hari tidak absen (tidak checklok)
datang dikalikan 1%
29 Diisi dengan jumlah hari tidak absen (tidak checklok) pulang
30 Diisi dengan perkalian antara jumlah hari tidak absen (tidak checklok)
pulang dikalikan 1%
31 Diisi dengan jumlah hari tidak hadir kerja
32 Diisi dengan perkalian antara jumlah hari tidak hadir kerja dikalikan 3%
33 Diisi total persentase pengurangan, contoh :
Dalam 1 bulan pegawai “A”; terlambat datang akumulasi sebulan 400 menit,
pulang cepat akumulasi sebulan 100 menit, lupa checklok pulang dalam
sebulan 3 hari, dan tidak masuk kerja 2 hari karena ijin.
Maka perhitungan pengurangan remunerasinya adalah :
1,5%+1,5%+3%+6% = 12%
34 Diisi dengan nilai remunerasi dalam rupiah dikalikan persentase
pengurangan dalam persen
Contoh :
Nilai Insentif kinerja pegawai dalam bulan tertentu = Rp. 2.400.000
Pengurangan remunerasi 12%
Maka nilai total remunerasi setelah pengurangan adalah = ( Rp.2.400.000 –
12% nya)
= Rp.2.400.000–288.000 = 2.112.000
35 Di isi dengan tempat, tanggal, bulan, tahun ditandatangani
36 Diisi dengan nama lengkap Koordinator Umum, Keuangan dan
Kepegawaian Jurusan/Prodi
Atau admin kepegawaian, Kalau tingkat Direktorat diisi dengan nama
Ka.Subbag ADUM
37 Diisi dengan NIP pelaksana penghitung remunerasi (Kasubbag ADUM /
Koordinator umum, keuangan dan kepegawaian, atau admin kepegawaian)
Lampiran 9
DAFTAR NOMINATIF PEMBAYARAN REMUNERASI PEGAWAI PER BULAN

Satker/ Unit Kerja : Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya


Bulan : .................................................................... (1a)

Pengurangan Insentif Kinerja


No Nama Pangkat/Gol NIP NPWP Status Pegawai Jabatan Grade Gaji PNBP Insentif Kinerja Insentif Kinerja Dikurangi Pengurangan Remunerasi Brutto PPh 21 Remunerasi yang Diterima No. Rek bank
a b c d = ( b-c) e = a+d f g = (e-f)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1
2
3
4
5

.................., ..............................., (16)


Pejabat Pembuat Komitmen

.........................................., (17)
NIP. ................................... (18)
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR PEMBAYARAN REMUNERASI
PEGAWAI SETIAP BULAN

No Keterangan
1 a Diisi dengan bulan berkenaan

b Diisi dengan nomor urut pegawai sesuai daftar urut kelas jabatan
dari tertinggi ke terendah, dari grade 15-1
1 Diisi dengan nama pegawai

2 Diisi dengan pangkat/golongan pegawai

3 Diisi dengan NIP Pegawai

4 Diisi dengan NPWP pegawai

5 Disi dengan status pegawai (PNS / Non PNS )


6 Diisi dengan nama jabatan
7 Diisi dengan grade jabatan
8 Diisi dengan Gaji PNBP (P1) dalam rupiah
Contoh : Rp. 1.340.000,-
9 Diisi dengan insentif kinerja (P2) dalam bentuk rupiah
Contoh : Rp. 876.000,-
10 Diisi dengan pengurangan dari insentif kinerja karena, datang
terlambat, pulang cepat, tidak absen, tidak masuk kerja dalam
bentuk rupiah
Contoh : Persentase pengurangan kinerja = 14%, maka Rp.876.000 –
14% = 753.360
11 Diisi dengan insentif kinerja dikurangi pengurangan dalam bentuk
rupiah
Contoh = Rp. 753.360
12 Diisi dengan nominal remunerasi brutto
Contoh : Rp. 1.340.000 + 753.360 = 2.093.360
13 Diisi pungutan PPh 21
Contoh pegawai yang bersangkutan golongan IV/a, maka dipungut
PPh 21 = 15%
Contoh : 15% x 2.093.360 = 314.004
14 Diisi remunerasi total yang diterima
Contoh : Rp. 2.093.460 – 314.004 = Rp. 1.779.356
No Keterangan
15 Diisi dengan nomor rekening bank pegawai penerima remunerasi

16 Di isi dengan tempat, tanggal, bulan, tahun ditandatangani

17 Diisi dengan nama lengkap Pejabat Pembuat Komitmen

18 Diisi dengan NIP Pejabat Pembuat Komitmen

Direktur,

.................................................
NIP. ...................................................
Lampiran 10

REKAPITULASI DAFTAR PEMBAYARAN REMUNERASI PEGAWAI

KEMENTERIAN/LEMBAGA : KESEHATAN RI
SATKER/UNIT KERJA : POLITEKNIK KESEHATAN .......................................

No Uraian Jumlah Remunerasi 1. Jumlah 1. Potongan


Kelas Penerima Per Kelas Remunerasi pajak
Jabatan Jabatan 2. Pajak 2. Jumlah
3. Jumlah netto
Bruto
1 2 3 4 5 6
(1) (2) (3) (4) 1. (5) 1. (8)
2. (6) 2. (9)
3. (7)
1 11 1 3.560.000,- 1. 1.
2. 2.
3.
1. 1.
2. 2.
3.
1. 1.
2. 2.
3.
dst 1. 1.
2. 2.
3.
Jumlah (10) 1. (11) 1. (14)
2. (12) 2. (15)
3. (13)
........................, ...................................
Pejabat Pembuat Komitmen Bendahara Pengeluaran

Nama ................................ Nama. ............................


NIP. ................................. NIP. ..............................
PETUNJUK PENGISIAN REKAPITULASI DAFTAR PEMBAYARAN
REMUNERASI PEGAWAI

No Keterangan
1 Diisi dengan nomor urut sesuai daftar urut Kepangkatan
2 Diisi dengan uraian kelas jabatan sesuai peringkatnya
3 Diisi dengan jumlah penerima/pegawai
4 Diisi dengan Remunerasi per kelas jabatan
5 Diisi dengan jumlah remunerasi (3x4)
6 Diisi dengan jumlah pajak per kelas jabatan
7 Diisi dengan jumlah remunerasi bruto (5-6)
8 Diisi dengan jumlah potongan pajak
9 Diisi dnegan jumlah remunerasi netto
10 Diisi dengan jumlah seluruh penerima remunerasi
11 Diisi dengan jumlah seluruh remunerasi
12 Diisi dengan jumlah seluruh pajak
13 Diisi dengan jumlah bruto seluruh remunerasi
14 Diisi dengan jumlah seluruh potongan pajak
15 Diisi dengan jumlah netto seluruh remunerasi

Direktur,

.................................................
NIP. ...................................................
Lampiran 11

FORM DESK KOREKTOR REMUNERASI


No Unsur yang Di Koreksi Ada * Tidak

1 Berapa jumlah pegawai di unit kerja yang di ................


koreksi ?
2 Kelengkapan Berkas Kontrak Kinerja seluruh
pegawai di unit kerja masing-masing
3 Kelengkapan Berkas rakepitulasi laporan kinerja
pegawai keseluruhan
4 Kelengkapan surat pernyataan pegawai yang
menerima remunerasi bermaterai 6000, mohon
dihitung apakah sesuai dengan jumlah pegawai di
unit masing-masing
5 Kelengkapan berkas SPTJM bermaterai 6000,
mohon dihitung apakah sudah sesuai dengan
jumlah pegawai di unit masing-masing
6 Kebenaran hitungan Gaji Pokok PNBP sesuai
grade dan masa kerja golongan
7 Kebenaran hitungan gaji PNBP sebelum di
kurangi karena CUTI; dengan catatan :
Nominal P1 = 30% x Total Remunerasi
Daftar terlampir
8 Kebenaran pengurangan gaji PNBP, dengan
mencocokkan jumlah cuti diluar cuti tahunan,
lihat berapa persen, dan berapa angka
pengurangannya ?
9 Kebenaran hitungan insentif kinerja sesuai grade
dan kategori dosen serdos dan non serdos, dosen
JFU dan tenaga kependidikan
10 Kebenaran pengurangan insentif kinerja, dari
absen, tidak ceklok, lupa ceklok, terlambat
dan/atau pulang cepat, tidak masuk kerja, sakit,
hukuman disiplin pegawai sesuai PP 53
11 Kebenaran hitungan insentif kinerja setelah
dikurangi point (10)
11 Kebenaran hitungan gaji PNBP + insentif kinerja
(semuanya setelah pengurangan)/ BRUTTO
No Unsur yang Di Koreksi Ada * Tidak

12 Kebenaran pungutan pajak penghasilan (PPh 21)


Golongan IV = 15%
Golongan III = 5 %
Golongan II dan I = tidak dipungut PPh 21
13 Kebenaran hitungan gaji PNBP+Insentif Kinerja
setelah dipungut pajak (NETTO)
14 Kebenaran rekapitulasi kebutuhan remunerasi
per grade jabatan, mohon jumlah remunerasi
Brutto, PPh 21, dan Netto harus sesuai dengan
rekapitulasi nominal remunerasi per pegawai

.................., .........................
Menyetujui
Kasubbag ADUM
Korektor-
1 (
.......................................... ...............................................)
NIP. ..................................... NIP.
Mengetahui
Pudir II
Korektor-
2 (
....................................... ...............................................)
NIP..................................... NIP.

Admin
Remun
yang (
Dikoreksi ...............................................)
NIP.
Lampiran 12
BAGAN ALIR PEMBAYARAN REMUNERASI
No Jenis Kegiatan Pegawai Atasan langsung Koor.Umum Kaur Kepeg PPDG Kaur Keu PPSPM KPPN Penanggung Jawab Dokumen
Penentuan kontrak kinerja sesuai isian I s ian
sasaran kinerja pegawai (isian SKP) oleh Kontrak Setuj
1 Ki ne rja
Pegawai Form SKP
masing-masing pegawai dan disetujui oleh
atasan langsungnya (bulan Januari)
Atasan langsung berdiskusi dengan I s ian
bawahannya tentang target kinerja dalam Kontra k
2 Ki ne rja Atasan Langsung TTD Isian SKP
satu tahun yang telah dibreakdown menjadi di s etujui
target kinerja tiap bulan (Bulan Jan dan awal
Pengisian Capaian Kinerja oleh masing- I s ian
masing Pegawai pada Aplikasi Remunerasi Ca paian Setuj Isian target
3 Ki ne rja
Pegawai
via Website SIMPEG (Tiap hari sampai akhir Kinerja
bulan)
Capaian kinerja pegawai tiap bulan disetujui
I s ian
oleh atasan langsung berdasarkan bukti fisik Ca pa ian Approve isian
4 Ki ne rja Atasan Langsung
yang dihasilkan pegawai (Batas akhir Tgl 30 target di web
Di s etujui
dan atau Tgl 31)
Koordinator umum, keuangan dan
Re ka pitulasi
kepegawaian merekap capaian kinerja ca pa ian Rekapitulasi
ki nerja dan
Koord.Umum Keu
5 seluruh pegawai sampai di penghitungan Capaian
ga ji dan Kepeg
keuangannya dan di kirim ke Direktorat re munerasi kinerja
(Tiap Tgl 1-10 bln berikutnya)
Menerima rekapitulasi capaian kinerja dan Me ne rima
gaji remunerasi dari masing-masing Koord. re kapitulasi Rekapitulasi
ca pa ian Ka.Ur
6 Umum, keu dan kepeg Jurusan/Prodi (Tiap Capaian
ki nerja & Kepegawaian
Tgl 10) ga ji re mun kinerja

Kaur Kepegawaian menyerahkan Me ne rima


rekapitulasi kepada PPDG untuk dimasukkan Dokumen
re ka pitulasi
ke dalam aplikasi pembayaran remunerasi da n Pembuat Daftar Rekap
7 di maasukkan
format excell ( Tiap Tgl 15) Gaji Pembayaran
ke e xce ll
format excell

Kaur.Keuangan melakukan verifikasi Paraf pada


Ve ri fikasi
terhadap rekapitulasi pembayaran re ka p rekap
8 remunerasi format excell sebelum pe mbayar
Kaur.Keuangan
pembayaran
a n re mun
diterbitkan SPM-LS (Tiap Tanggal 15 ) format excell
Pejabat Pembuat SPM menerbitkan SPM-LS
Pe ne rb
9 atas pembayaran remunerasi tiap bulan ( i ta n PP SPM SPM-LS; SP3B
Tiap tanggal 17-18) dalam bentuk SP3B SP3B

PP-SPM mengirim SPM-LS ke KPPN untuk


Pe ne rbi
10 penerbitan SP2B atas pembayaran ta n Staf Keuangan SP2B
remunerasi langsung setelah SPM jadi SP2B

Pencairan Remunerasi oleh KPPN langsung


ke rekening bank pegawai ( Tiap tanggal 20 Re mun Tidak ada
11 e ra si Staf Keuangan
bulan berikutnya, untuk remunerasi bulan retur
ca i r
sebelumnya)
Lampiran 13 : Pedoman Penilaian Evaluasi Jabatan dari Hay (Job Evaluation Handbooks)
Lampiran 13 : Pedoman Penilaian Evaluasi Jabatan dari Hay (Job Evaluation Handbooks)

Anda mungkin juga menyukai