PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Membangun selalu merupakan upaya yang tidak mudah, perlu waktu
dan
Seperti setiap
bisnis saat ini, dari sisi organisasi rumah sakit tidak akan luput dari dorongan
perubahan yang terjadi akibat virtual organization,
electronic commerce,
dunia tanpa tapal batas yang saling bergantung dan tumpang-tindih di sektor
ekonomi, politik, sosial dan budaya. Fenomena itu , melahirkan
kesehatan (health tourism/medical tourism), suatu kegiatan
wisata
pelayanan
kesehatan bermutu tinggi dengan harga yang pantas dengan fasilitas dan hasil
sesuai standard internasional.Menyediakan jasa pelayanan kesehatan bagi
orang asing yang menurut hasil penelitian McKinsey&Company
berpeluang
mendatangkan devisa USD 20 Miliar bagi India di tahun 2012. Diramalkan pula
Brasil. Rusia, India dan China (BRIC) adalah calon pemain utama globalisasi.
China dan India (Chindia) karena proses tinggal landas ekonominya yang terjadi
hampir bersamaan, jumlah penduduk dan cadangan devisanya yang sangat
besar serta saling melengkapi satu sama lain dalam berintegrasi penuh dengan
ekonomi global, dalam dekade mendatang akan menjadi kekuatan terbesar
dalam membentuk ulang ekonomi dunia (Engardio, P : Chindia, McGraw Hill
Company Inc, 2007). Globalisasi kini sedang memasuki tahap yang menentukan
untuk disikapi. Bagi Indonesia
pembangunan daya saing dan mengurangi arus pasien ke luar negeri. Meskipun
diakui tertinggal di banding negara tetangga,
sejujurnya
perumahsakitan di
Indonesia semakin maju dengan banyaknya rumah sakit berbenah diri, serta
investor menanamkan modalnya dalam bisnis perumahsakitan.
Memasuki abad 21 kesenjangan antara negara kaya dan miskin semakin lebar
karena negara maju semakin kecil angka
pertumbuhan penduduknya
On
dengan
perekonomian global.
globalisasi, khususnya AFTA yang telah diambang pintu, rumah sakit harus
mampu menerapkan upaya positif terhadap perubahan. Oleh karena itu, dalam
menghadapi tantangan di masa mendatang dimana bisnis perumahsakitan
menjadi semakin kompetetif, rumah sakit harus
membangun keunggulan
serta mampu
sasaran yang spesifik, terukur, agresif, berorientasi pada hasil dalam kurun
waktu yang jelas (Spesific, Measurable, Aggressive, Result oriented, Time
bound) yang dikendalikan melalui Balanced Score Card akan menjadi acuan
target manajemen, dan menjadi tolok ukur keberhasilan manajemen.
1.2. SEJARAH RS PURI INDAH
Ide pembangunan Rumah Sakit Puri Indah ditetapkan pada tahun 2006, dalam
RUPS PT. Binaraguna Mediktama sebagai pemilik Pondok Indah Healthcare
Group (PIHG). Pembangunan dimulai pada Desember 2006 dan selesai pada
Januari tahun 2008. Bangunan rumah sakit terdiri dari 10 lantai termasuk 2
basement, berdiri pada tanah seluas 7000 m2 terletak di Jln. Puri Indal Blok S2,
Kembangan, Jakarta Barat. Pada tanggal 11 Februari 2008, rumah sakit mulai
beroperasi dan diresmikan oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat RI
Bapak Aburizal Bakri pada 12 Mei 2008. Rumah sakit ini didirikan sebagai
sarana pemeliharaan kesehatan bagi warga dan masyarakat di sekitar
Perumahan Puri Indah Jakarta Barat serta Jakarta pada umumnya dengan
melihat ke depan untuk menjadi rumah sakit pilihan bagi siapa saja yang
memerlukan pelayanan kesehatan terbaik , aman, bermutu tinggi dan inovatif.
Seiring dengan perubahan waktu dan besarnya harapan serta tuntutan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Puri Indah
akan
perawatan kesehatan terbaik, aman, bermutu tinggi dan inovatif serta misi
Rumah Sakit Puri Indah yaitu Menyediakan pelayanan secara utuh,
konsisten dan terpadu berfokus pada pasien melalui praktek
berbasis
bukti yang sesuai dan pelayanan prima dengan komitmen, kerja sama tim,
4
Pengembangan
Individu
dan
Pembelajaran
yang
paperless hospital
setelah E-MR siap dengan modul rawat inap maka Rumah Sakit Puri
Indah mulai menerima pasien rawat inap. Grand Opening dilaksanakan melalui
upacara yang dihadiri oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Bapak Ir.
Aburizal Bakri dan Bapak Gubernur DKI Jaya , Dipl.Ing. Fauzi Bowo pada
tanggal 12 Mei 2008 dimana secara resmi Rumah Sakit Puri Indah dibuka untuk
melayani seluruh masyarakat yang membutuhkan.
Fungsi
1 B2
2 B1
3 Lt. 1
4 Lt. 2
5 Lt. 3
6 Lt. 5
7 Lt. 6
2,225 Ward
8 Lt. 7
9 Lt. 8
10 Lt. 9
11 Atap 619
Total 31,172
Sistem Elektrikal
Rumah Sakit Puri Indah memprioritaskan keamanan dan keselamatan pasien
sehingga di setiap tempat pelayanan system elektrikal menggunakan selalu back
up UPS untuk alat-alat penting yang ditandai dengan tempat colokan listrik
berwarna merah.
Pemakaian air panas RS. Puri Indah menggunakan Water Heater yang terdapat
di masing-masing unit dengan kapasitas 50 s/d 100 liter .Dengan menggunakan
water heater secaraboperasional lebih baik daripada menggunakan boiler karena
relative rendah biaya operasionalnya
Gas Medis
Seluruh gas medis untuk keperluan Rumah Sakit Puri Indah disediakan dengan
sistem central terdiri dari :
1. Gas Oksigen (O2)
2. Gas Nitrous Oxide (N2O)
3. Gas Carbon Dioxide (CO2)
4. Gas Nitrogen (N)
Yang seluruhnya dilengkapi dengan sistem untuk
1. Compressed Air (Udara bertekanan)
2. Air Vacuum (udara hisap)
Semua bisa diakses dari ruang tindakan dan kamar perawatan sesuai dengan
kebutuhan masing-masing
Limbah Rumah Sakit
Penanganan limbah padat Rumah Sakit Puri Indah dilakukan sebagai berikut :
1. Sampah Medis, dibuang keluar dengan pihak ketiga PT. WASTEC yang
sebelumnya ditampung dibak penampungan
2. Non Medis, dibuang keluar dengan pihak ketiga PT. DEMEN RESIK yang
sebelumnya di tampung di bak penampungan sementara
Limbah cair rumah sakit diolah di SewageTreatment Plant (STP) dan akhirnya
dibuang ke saluran kota dengan persyaratan tertentu. Adapun Sistem STP
(Sewage Treatment Plant) melakukan hal-hal sebagai berikut :
Semua sisa pembuangan dari toilet, kitchen, restaurant melalui saluran yang
telah disiapkan akan masuk ke STP sedangkan khusus untuk Restaurant,
kitchen dan caf serta pantry sebelum masuk ke STP limbah harus melalui
grease trap terlebih dahulu untuk dipisahkan lemaknya
Sistem STP yang ada menggunakan sistem ramah lingkungan yaitu penguraian
polutan secara biologis menggunakan bakteri pengurai.
Setiap 3 bulan sekali demi menjaga lingkungan hidup yang sehat diadakan
pemeriksaan sample air ke instansi yang berwenang yaitu BBTKL (Balai Besar
Teknik Kesehatan Lingkungan) di Jakarta Utara . Hal-hal yang dilakukan dalam
STP adalah
1. Penyaringan sampah dari air limbah masukan
2. Equalisasi dan Aerasi
3. Pengendapan padatan tersuspensi secara sedimentasi
4. Penguraian polutan secara biologis oleh bakteri pengurai
5. Desinfeksi dengan khlorinasi
6. Pengendapan akhir padatan tersuspensi secara sedimentasi
KETENAGAAN
Jumlah tenaga keseluruhan dalam operasionalisasi Rumah Sakit Puri Indah
adalah 659 0rang dengan rincian sebagai berikut :
Jumlah dokter terdiri atas 102 dokter spesialis part timer ,13 spesialis full timer
dan 10 dokter umum full timer, dokter gigi umum part timer 5, drg spesialis
partimer 13 . Keseluruhan dokter dan drg full timer dan part timer adalah 125
Tenaga Kesehatan yang berijazah S2 perumah sakitan (MARS) 3 orang
SI keperawatan jumlahnya 8 orang , D3 keperawatan 117 , D3 Bidan 21,
Refraksionis 1, Perawat Gigi 8 . Tenaga Para Medis lainnya; Radiografer 6 ,
Analis Laboratorium 9 Orang, Rehabilitasi Medik 3
Jumlah Perawat adalah 156 paramedis keperawatan dan 18 Paramedis non
keperawatan sehingga jumlah seluruh tenaga keperawatan adalah 174,
Farmasi : Apoteker 1, Asisten Apoteker : 15 Tenaga di luar Keperawatan dan
Medis seluruhnya berjumlah 101.
Tenaga outsource (total 243) : security (ISS) : 42, Cleaning&office support (ISS):
120, Kitchen (ACS) : 40 , Parking (Sun Parking) : 25, Gardener: 2, Pest control 4,
AC : 10 orang. Jumlah seluruh Tenaga Medis 125 orang ditambah Tenaga
paramedis dan lain-lain termasuk 534 tenaga outsource diperoleh angka 659
10
11
12
terkait
dan
peningkatan
kompetensi
individu
yang
berkesinambungan
2. mewujudkan pelayanan kesehatan yang memberikan kepuasan pada
pelanggan (costumer satisfaction)
3. mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh karyawan RS Puri indah.
Secara luas tujuan tersebut akan dilaksanakan dalam upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif secara proporsional yang terkait dalam seluruh pelayanan
produk dan jasa diRumah Sakit Puri Indah.
KEGIATAN RUMAH SAKIT PURI INDAH
Sesuai dengan ijin operasional sementara yang diterbitkan Dinas Kesehatan DKI
Jakarta pada tanggal 23 Januari 2008 RS Puri Indah mempunyai tugas untuk
melaksanakan dan mendayagunakan upaya kesehatan secara menyeluruh
dengan mengutamakan upaya promotif, kuratif, rehabilitatif dan preventif.
1. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut RS Puri Indah memiliki upaya
a) Menyelenggarakan pelayanan medis
b) Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis
c) Menyelenggarakan pelayanan keperawatan
d) Menyelenggarakan pelayanan rujukan
e) pelayanan penunjang
f) pendidikan dan pelatihan
g) penelitian dan pengembangan
h) sistem administrasi terpadu dan finansial
i)
Sebagai Rumah Sakit yang baru berdiri, Rumah Sakit Puri Indah sudah
memiliki pangsa pasar yang jelas yaitu semua orang yang membutujkan
kesehatannya terjaga dengan usaha preventif, kuratif ataupun promotif. Upaya
rehabilitatif juga menjadi perjatian Rumah Sakit Puri Indah sehingga seluruh
proses akan berjalan secara sinergis dan bersifat holistik. Dan untuk
memberikan pelayanan yang diinginkan oleh pelanggan Rumah Sakit Puri Indah
mempunyai fasilitas dan kemampuan untuk menyelenggarakan hampir seluruh
bidang spesialisasi dan beberapa sub spesialis untuk menunjang seluruh
kegiatan tersebut
Kegiatan pelayan berupa unit gawat darurat (emergency), rawat jalan , rawat
inap dan kamar operasi yang ditunjang oleh peralatan dan suportif untuk
pelaksanaan medis
diatas.
2. Kegiatan Pelayanan Medis dan Penunjang RS Puri Indah
Untuk menyelenggarakan seluruh upaya holistik dalam menyehatkan dan
membuat sehat maka RS Puri Indah memiliki fasilitaas dan kemampuan sebagai
berikut :
2. 1 Kegiatan pelayan medis spesilistik dan subspesialistik
1. Penyakit
dalam
(umum,
gastroenterologi,
endokrinologi,
14
9. Penyakit saraf
10. Penyakit mata (retina, lensa,)
11. Penyakit THT (umum, alergi)
12. Penyakit kulit kelamin
13. Penyakit gig dan mulut ( umum, bedah mulut, ortodonti,
prostodonti, periodonti, konservasi, pedodonti)
14. Penyakitt jiwa
15. Rehabilitasi medis
16. Pelayanan gizi
17. Pelayanan Akupuntur
18. Health Check Up
19. Pelayanan Gawat Darurat
20. Anestesi
VI. 2. 2. Kegiatan penunjang pelayan medis
1. Apotik 24 Jam
2. Laboratorium 24 Jam (Umum, Imunologi)
3. Pencitraan
15
yang
memilki nilai tambah dalam pemasaran dan pelayanan karena dalam segi waktu
keakuratan, seluruh informasi akan dapat disampaikan secara terintegrasi
,megurangi kesalahan dalam pembacaan yang diakibatkan salah penulisan dan
16
akan memberikan kemampuan diagnosis yang lebih tepat sehingga pasien akan
mendapatkan keuntungan dengan penggunaan sistem ini.
Untuk menunjang upaya tersebut maka perlu di adakan sistem pengendalian
yang objektif sehingga penilaian akhir dapat menyimpulkan ssuatu kinerja yang
objektif. Sistem Balanced Score card ini adalah instrumen penilaian kinerja dan
pengendalian standar mutu.
KINERJA RS PURI INDAH TAHUN 2008
Dalam waktu kurang dari satu tahun, RS Puri Indah telah berusaha untuk
mengerahkan seluruh kekuatan yang dimiliki agar menjadi tempat rujukan
berkelas Internasional, mengembangkan seluruh sistem pelayanan dalam
mencapai standar mutu serta memberikan pelayanan prima bagi pelanggan .
Adapun kinerja RS Puri Indah akan dibahas dalam suatu pelaporan yang akan
terbagi dalam beberapa bagian agar mudah dimengerti.
II.I. Gambaran umum kondisi internal yang mempengaruhi pencapaian
kinerja
II.I.I. Pelayanan gawat darurat
Unit emergency RS Puri indah adalah
17
7. 1 ruang konsultasi
8. 1 ruangan untuk keluarga pasien
9. 1 ruang isolasi
Ruang emergency dirancang untuk menerima pasien dalam jumlah besar, tapi
memberikan keleluasaan bagi tenaga medis dan paramedis untuk melakukan
pemantauan dan pengobatan dan pasien agar terlindung. Selain itu unit ini
dilengkapi dengan beberapa pintu yang mempermudah hubungan dengan unit
penunjang yang dibutuhkan seperti Unit Pencitraan (Radiologi) dll.
Cakupan pasien menunjukkan belum maksimalnya tingkat pelayanan unit
emegensi. Sedangkan dari segi kualitas unit ini belum dapat dinilai secara
optimal karena variasi kasus yang masih belum menunjukkan kecenderungan
pemanfaatan unit untuk kasus kegawatan dan kedaruratan yang sebenarnya.
II.I. II. Kondisi internal perawatan rawat jalan
RS Puri indah secara resmi baru membuka dan menerima pasien rawat jalan
pada tanggal 11 Februari 2008.
RUANGAN
4
4
1
2
2
1
18
1
1
1
1
4
1
1
4
4
Cakupan pelayanan medik rawat jalan tahun 2008 sebesar ... orang.
mempunyai empat
lantai sebagai unit perawatan. Namun baru dikembangkan dua lantai yaitu lantai
6 dan lantai 7. Dalam kapasitasnya, unit ini baru memiliki 65 tempat tidur yang
siap menerima pasien dan 10 tempat tidur bayi baru lahir.
Dalam satu tahun perjalanannya didapatkan adanya peningktatan jumlah dalam
pengertian jumlah ruang huni, sebab hal ini akan menjadi bias bila dikonversikan
dalam sistem penghitungan secara persentasi. Dalam akhir tahun jumlah ruang
huni sudah mencapai rata-rata 40 kamar/hari.
Ketersediaan dari kamar isolasi yang menggunakan sistem 2 pintu dengan area
peralihan diantaranya sangat mendukung adanya pengembangan ke arah
patient safety, meskipun demikian pemikiran akan adanya tekanan negatif yang
ideal akan dikembangkan sangat memberikan nilai tambah bagi rumah sakit,
terutama bagi pelayanan karena masyarakat yang dilayani oleh rumah sakit ini
memiliki ekspetasi tinggi terhadap sistem perawatan maksimal yang dibutuhkan.
Pelayanan yang memisahkan antara lantai 7 menjadi lantai untuk ibu, wanita,
bayi menjadikan nilai positif yang sangat tinggi untuk pasien. Adanya wacana poli
anak dipindahkan ke lantai yang sama akan mengembangkan rumah sakit ini
menjadi RS yang perduli terhadap pelanggan dengan memisahkan anak, ibu
dengan rata-rata pasien dewasa.
19
Grafik bor
ICU
ICU RS Puri Indah pada awalnya memilki 5 bed tapi hanya memiliki kemampuan
mengoperasikan dengan jumlah ideal untuk 3 pasien disesuaikan dengan jumlah
perawat ICU.
20
21
Peningkatan yang terjadi tampak dalam gambar yang disajikan. Hal ini tidak
lepasa dari peran Rawat Jalan yang memberi sumbangan terbesar dalam
pengadaan pasien untuk operasi.
22
lengkapnya
seluruh
system
dapat
diolihat
dengan
masih
jumlah
full
part
23
Jumlah tenga dapat juga dilihat dari status sebagai fulltimer dan part timer
dengan kondisi tertentu yang berhubungan dengan tanggung jawab, tugas,
kewajiban dari dua belah pihak.
Dalam perkembangannya jumlah ini akan mengalami pemindahan sehingga
jumlah awal telah berubah menjadi
Jenis
1. spesialis
2. sub spesialis
3. umum
4. gigi umum
4. gigi sub-spesialis
jumlah
full
part
a. Spesialis
Dalam kinerjanya selama ini yang digunakan adalah sitem pencapaiann
persentase produktivitas yang dilakukan dengan pembagian banyaknya
pasien dengan jam efektif yang dipunyai oleh seluruh dokter.
Hal tersebut mengakibatkan adanya penggolongan dokter nerdasarkan
produktivitasnya. Berikut ini disampaikan produktivitas dokter tahun 2008.
Adanya penambahan dokter yang telah menjadi dokter di rumah sakit lain
memberikan tambahan yang cukup besar di segala sektor pelyanan dan
peningkatan utilisasi dari seluruh penunjang.
24
25
suatu pintu masuk untuk dapat terbaginya pasien menurut kebutuhan dan
spesialisasi yang membutuhkan penanganan segera.
Kemampuan dari petugas medis yang tidak merata memiliki peran besar
didalam sistem pengembangan dari unit emergency.
Kehadiran dari pimpinan yang dapat mengarahkan seluruh unit medis dalam
pengarahan yang bersifat fungsional maupun administratif sangat membantu
untuk dapat memajukan pelayanan di bidang emergency.
Koordinasi terkait dengan clinical support dan pharmacy sangat membantu
untuk dapat menjalankan seluruh proses pendiagnosaan dengan disertai
penunjang yang baik.
Kerjasama emergency dengan unit terkait seperti SMF dirasa sudah cukup
memadai meskipun adanya perbaikan untuk proses pengembangan unit
tetap dibutuhkan dalam suatu pelayanan prima.
Dari angka yang diterima dalam pembahasan sebelumnya didapatkan bahwa
angka kegawatdaruratan sebenarnya hanya berkisar antar 1 5 % (true
emergency).
Nilai mortalitas
26
27
Rumah Sakit di Jakarta Barat dan Tangerang yang berpotensi menjadi pesaing
Rumah Sakit Puri Indah
1.6. KELEMAHAN
28
29
BAB II
GAMBARAN UMUM
RAWAT JALAN
A Kunjungan Pasien Rawat Jalan Februari.
Februar JuliNo
.
i- Juni
Klinik
1 Penyakit Dalam
2 Obsgyn
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Septemb
2008
er 2008
7.899
7.076
339
Oktober-
Janua
Desemb
ri
er 2008
7.986
2.995
2009
7.795
3.305
7.945
3.886
Anak
Mata
Kulit
Gigi
THT
Obsgyn
B. Umum
Neurologi
Bedah Tulang
Jantung
Paru, Asma &
Alergi
Bedah Urologi
Pem. Payudara
Laktasi
Psikiater
Bedah Kosmetik
Gizi
Bedah Mulut
Rematologi
Bedah Anak
Andrologi
Bedah Ongkologi
Bedah Saraf
Paket Sunat Sp.
Bedah
Bedah Digestif
Bedah Vaskuler
Rehab. Medik
Anestesi
Poli Dental
5.072
1.259
4.835
3.477
1.879
2.760
1.035
632
423
488
3.764
942
2.840
2.853
1.411
1.827
749
589
472
327
3.592
947
1.888
2.605
1.368
1.199
769
541
410
266
3.431
1.180
1.931
2.199
1.141
997
712
550
445
336
2.871
2.673
2.209
1.803
1.008
818
671
558
369
362
404
51
58
282
33
39
343
84
35
220
89
41
37
27
31
9
15
3
13
6
16
127
81
70
54
35
22
14
13
10
9
6
6
3
TOTAL
30.470
23.665
2.539
1.972
2.135
2.079
2.166
35
529
1.286
RATA-RATA/BLN
31 Akupuntur
47
84
13
34
31
7
14
34
36
15
-
15
20
9
11
16
11
-
0
-
24
-
6
11
17
1
15
0
-
7
0
4
2
1
25.615 24.947
1
1
1
0
0
0
25.99
2
31
32 Fisioterapi
33 Klinik Umum
34 UGD
5.673
1.877
12.800
5.013
1.143
11.050
4.870
937
11.109
TOTAL
20.385
17.208
16.921 16.274
50.855
40.873
42.536 41.221
TOTAL KUNJUNGAN
529
0
4.366
839
10.011
1.047
239
3.805
832
9.559
16.76
8
42.76
0
RAWAT INAP
A.1. Fasilitas Rawat Inap Saat Ini
A.1. Kamar Perawatan Rawat Inap Per Kelas Dan Per Lantai
JML Lantai Lantai Lantai Lantai Lantai Lantai
Kelas
No
TT
1
2
3
5
6
7
Royal
1 Suite
2
2
2 President
4
4
Suite
3 VIP
47
5
4
13
16
9
4 I
30
8
6
10
6
5 II
52
8
32
12
6 III
41
18
13
10
7 ICU
7
7
8 ISO
4
2
2
TOTAL
187
26
67
32
25
22
15
9 Box bayi
10
10
Ket :
Lantai 6 belum aktif terdiri dari VIP = 16 TT dan kelas I = 6
TT.
A.2. Kamar Operasi
Kamar operasi terdiri dari 3 OK besar dan 1 OK
sedang
32
2.116
232
334
573
839
79
15
2.088
Th.200
6
4
6
294
329
545
835
60
40
2.113
161
176
174
176
80
61
127
113
125
2.535
1.993
2.243
2.201
2.238
66
42
29
44
65
Th.2003
Th.2004
9
8
25
322
406
748
901
53
0
1
17
251
303
576
746
38
2.455
1.932
205
10 Neonatus
( Box Bayi )
TOTAL +
NEONATUS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kelas
Th.2002
Suite
Suite
VVIP
VIP
I
II
III
ICU/CCU
NICU/PICU
TOTAL
RATARATA/BLN
11
ODC
Th.2005
9
7
251
347
682
766
53
1.347
1.000
1.140
975
908
2 Jumlah Pemeriksaan
57.049
27.966
33.857
28.890
43.403
Jml Pemeriksaan/bulan
4.754
2.331
2.821
2.408
3.617
Th.2006
966
33
Rata-rata PA/bulan
Radiologi
Kegiatan Radiologi
No.
1 Jumlah Pasien
Jml Pasien/bulan
Jumlah Foto
2 Rongent
Jml Foto Rontgen/bln
32
Th.2002
-
29
63
80
81
Th.2006
2.802
340
354
269
234
6.059
4.377
4.629
3.537
3.087
505
365
386
295
257
3
USG
Ket : *Th.2000, 2001 dan 2002 jumlah pasien belum di laporkan
terpisah
34
35
JUMLAH
a. Dokter Spesialis
b. Dokter Umum
c. Dokter Gigi
Jumlah
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
JUMLAH
36
a.
b.
c.
d.
e.
f.
TENAGA ADMINISTRASI
Sarjana ( S1 )
Sarjana ( S2 )
Sarjana Muda ( D1 dan D3 )
SLTA/sederajad
JUMLAH
Jumlah
1.5.
1.6.
KEUANGAN
37
BAB III
RANCANGAN RENCANA STRATEJIK TAHUN 2007 2011
1.1. ISSUE STRATEGIS
1.1.1. Pada grand design pelayanan kesehatan yang telah disepakati
dalam AFTA, pada tahun 2010 telah memungkin warga negara
ASEAN mendirikan sarana pelayanan kesehatan.
1.1.2. Perubahan organisasi rumah sakit dalam upaya meningkatkan
kinerja organisasi.
1.1.3. Dimungkinkannya alih teknologi dan pembuatan jejaring dengan
pihak asing.
1.1.4. Kondisi makro ekonomi yang relatif stabil.
1.2. ASUMSI ASUMSI
1.2.1. Pasar bebas AFTA dimulai tahun 2010.
1.2.2. Pertumbuhan rumah sakit di Jakarta akan terus terjadi.
1.2.3. Tingkat inflasi sekitar 10%.
1.2.4. Kebijakan dalam sektor ketenaga kerjaan tetap stabil.
1.2.5. Kerjasama strategis dan sinergis dengan FKUI melalui YAPMEDI
berjalan baik.
1.3. VISI
1.4. MISI
.
1.5. LANDASAN NILAI
.
1.6. TUJUAN (GOAL)
1. Tercapainya pelayanan yang bermutu tinggi yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan.
2. Pelayanan kesehatan Rumah Sakit Puri Indah terus meningkat dan
berkembang.
3. Tercapainya peningkatan produktivitas pelayanan Rumah Sakit Puri
Indah.
4. Terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi,
memiliki integritas, komitmen yang kuat terhadap organisasi melalui
upaya pendidikan dan pelatihan, serta upaya peningkatan kesejahteraan
yang adil dan manusiawi.
38
BAB IV
ANALISIS SITUASI
1.1. ANALISIS PESAING
1. Lokasi Rumah Sakit Puri Indah dikelilingi rumah sakit umum swasta lain
yang relatif dekat, dan memiliki kompetensi pelayanan dan fasilitas yang
lebih lengkap.
2. Selain rumah sakit umum terdapat pula rumah sakit khusus yang serupa
dengan salah satu unggulan Rumah Sakit Puri Indah dalam pelayanan
obstetri ginekologi.
3. Terdapat pula sarana pelayanan kesehatan lain yang memberikan
pelayanan penunjang, klinik, rumah bersalin dan lain-lain.
4. Pada era pasar bebas AFTA 2010 akan dimungkinkan adanya
persaingan dengan rumah sakit milik asing (PMA).
1.2. ANALISIS STAKE HOLDER
1. Lokasi Rumah Sakit Puri Indah berdekatan dengan pusat-pusat industri
besar, yang memiliki jumlah karyawan yang cukup banyak sehingga
mempunyai potensi sebagai cakupan pelayanan.
2. Masyarakat di sekitar Rumah Sakit Puri Indah dengan strata menengah
ke atas merupakan pasar potensial bagi cakupan pelayanan Rumah
Sakit Puri Indah.
3. Pemilik Rumah Sakit Puri Indah memiliki dana yang cukup sebagai
sumber dana untuk pengembangan pelayanan Rumah Sakit Puri Indah.
39
BAB V
POSISI BISNIS
SWOT ANALYSIS
PEMBOBOTAN
1. SDM DAN MANAJEMEN
2. SARANA & PRASARANA
3. KEUANGAN
4. PEMASARAN
Jumlah
No.
35%
25%
20%
20%
100%
BOBOT
FAKTOR
(%)
FAKTOR
SKALA / RATING
5
sangat kuat
4
Kuat
3
Cukup
2
Lemah
1
sangat lemah
BOBOT
SUB
FAKTOR
(%)
RATING
NILAI
Kekuatan
1.
a.
b.
c.
d.
35%
2.
a.
b.
25%
KEUANGAN
Sistem keuangan berjalan baik
Likuiditas dan solvabilitas baik
Bad debt rendah
Kinerja keuangan baik
20%
c.
d.
3.
a.
b.
c.
d.
Jumlah (3)
4.
a.
b.
c.
d.
PEMASARAN
Pola tarif yang bersaing
Tersedianya pola tarif dengan paket
Tersedianya pelayanan unggulan
RS sudah lama dikenal
Jumlah (4)
T O T A L KEKUATAN
35%
30%
20%
15%
100%
4
4
3
3
0,49
0,42
0,21
0,16
1,28
35%
0,44
20%
0,20
25%
0,19
20%
100%
0,25
1,08
30%
30%
20%
20%
100%
4
3
4
3
0,24
0,18
0,16
0,12
0,70
30%
30%
25%
15%
100%
5
3
3
4
0,30
0,18
0,15
0,12
0,75
3,80
20%
100%
40
Kelemahan
1.
a.
b.
35%
2.
a.
b.
c.
d.
25%
3.
a.
KEUANGAN
Sumber pembayaran pasien sangat
didominasi dari pasien umum (sering
komplain)
Realisasi anggaran belum sepenuhnya
mengacu pada alokasi anggaran
RS belum mampu membayar hutang
Investasi
Jumlah (3)
20%
PEMASARAN
Tarif rekanan RS relatif tinggi
Kualitas proses pelayanan pelanggan
belum baik
Belum dapat memberikan kepuasan
kepada pelanggan dengan optimal
Jumlah (4)
20%
T O T A L KELEMAHAN
100%
c.
d.
b.
c.
4.
a.
b.
c.
25%
0,35
30%
30%
15%
100%
2
3
4
0,21
0,32
0,21
1,09
30%
25%
30%
15%
100%
3
3
3
2
0,23
0,19
0,23
0,08
0,71
35%
0,28
25%
0,20
40%
100%
0,40
0,88
40%
0,24
40%
0,32
20%
100%
0,16
0,72
3,40
41
Peluang
1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
3.
a.
b.
c.
4.
a.
b.
c.
35%
20%
0,28
35%
0,61
10%
0,14
35%
0,49
1,52
100%
25%
KEUANGAN
Kerjasama dengan pemasok dapat
meringankan beban keuangan RS
Adanya kemudahan dalam mendapatkan
dana investasi dari Pemilik RS
Kemampuan bayar pasien yang cukup tinggi
Jumlah (3)
20%
PEMASARAN
Kewajiban asuransi tenaga kerja di
perusahaan-perusahaan merupakan peluang
untuk pengembangan kerjasama
20%
30%
0,30
30%
0,30
40%
0,40
1,00
100%
0,12
20%
40%
0,40
40%
100%
0,32
0,84
30%
0,24
50%
0,40
20%
0,16
Jumlah (4)
T O T A L PELUANG
100%
0,80
100%
42
Ancaman
a.
b.
c.
35%
Jumlah (1)
a.
b.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
25%
KEUANGAN
Rekrutmen SDM yang berkompetensi
menyebabkan biaya SDM meningkat
Penetapan tarif lebih didasarkan pada
kompetitor daripada unit cost
Tarif yang dipaketkan belum dapat
dilaksanakan sepenuhnya
Jumlah (3)
20%
PEMASARAN
Munculnya RS baru dan pengembangan RS
lain merupakan kompetitor potensial
Tarif RS masih merupakan hambatan bagi
kerjasama dengan perusahaan
Kemasan pemasaran yang masih monoton
Jumlah (4)
20%
T O T A L ANCAMAN
100%
40%
40%
20%
100%
60%
40%
100%
40%
40%
20%
100%
40%
35%
25%
100%
3
4
43
Hasil Analisa
Analisa Internal
No.
1.
2.
3.
4.
Bidang
Kekuatan
Nilai
Kelemahan
1,28
1,08
0,70
0,75
1,09
0,71
0,88
0,72
Total
3,80
3,40
Analisa Eksternal
No.
1.
2.
3.
4.
Bidang
Nilai
Peluang
Ancaman
1,52
1,00
0,84
0,80
1,12
1,00
0,76
0,73
Total
4,16
3,61
0,40
0,55
44
BAB VI
STRATEGI DAN SASARAN
GOAL 1
DAN BERSTANDAR
PADA
KEPUASAN
STRATEGI
1. Menerapkan konsep program mutu melalui akreditasi rumah sakit dan JCI
SASARAN
1.1. Tersusunnya buku program mutu Rumah Sakit Puri Indah dengan
indikator kinerja mutu seluruh pelayanan pada bulan Maret tahun 2009.
1.2. Tercapainya akreditasi rumah sakit untuk 5 pelayanan pada awal tahun
2009.
1.3. Tercapainya akreditasi JCI untuk pelayanan rawat jalan pada akhir tahun
2011
2. Meningkatkan dan melengkapi fasilitas pelayanan
SASARAN
2.1. Tersedianya 1 ruang bersalin VVIP pada bulan.
2.2. Tersedianya fasilitas ruang bersalin umum dengan ruang kala 1 terpisah
dari ruang persalinan pada tahun
2.3. Tersedianya ruang pelayanan Medical Check Up yang memadai pada
akhir tahun
2.4. Terlaksananya sistem one stop service untuk pelayanan laboratorium dan
radiologi untuk pasien rawat jalan pada tahun
2.5. Terlaksananya sistem informasi rumah sakit (SIRS) terpadu yang
mendukung seluruh tata administrasi pelayanan pada akhir tahun 2008.
3. Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan sumber daya manusia Rumah
Sakit Puri Indah
SASARAN
1.1.
Tersedianya dokter umum yang mempunyai kompetensi dalam
rawat intensif pada akhir tahun
45
1.2.
Tersusunnya program pelatihan berkelanjutan bagi seluruh SDM
yang terkait dengan pelayanan pasien pada tahun
1.3.
Terlaksananya pelatihan basic life support untuk seluruh SDM
Rumah Sakit Puri Indah pada akhir tahun
1.4.
Tersusunnya prosedur operasional standar (standard operating
procedure) verbal bagi seluruh pelayanan front line pada akhir tahun
2007.
1.5.
Tersusunnya prosedur operasional standar bagi pelayanan tim
keperawatan untuk pasien rawat inap pada tahun
1.6.
Tersedianya perawat mahir rawat intensif anak dan bayi pada akhir
tahun
GOAL 2
46
GOAL 3
TERCAPAINYA PENINGKATAN
SAKIT PURI INDAH
PRODUKTIVITAS
PELAYANAN
RUMAH
STRATEGI
1. Meningkatkan utilisasi pelayanan rawat jalan dan rawat inap
SASARAN
1.1. Tersedianya Dokter Spesialis yang mengisi seluruh slot pelayanan rawat
jalan dengan peningkatan produktivitas mencapai 40% pada tahun 2011.
1.2. Tercapainya peningkatan bed occupancy rate (BOR) 40% pada tahun
2009, 50% pada tahun 2010, 60% pada tahun 2011 dan 70% pada
tahun 2012 dengan kapasitas 188 tempat tidur.
2. Meningkatkan kegiatan pemasaran untuk memperluas kerja sama
SASARAN
2.1.
Tersedianya Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Anak, Bedah dan
Obstetri Ginekologi yang berkomitmen dalam melayani pasien jaminan
perusahaan dan asuransi pada tahun 2009.
2.2.
Tercapainya kesepakatan tarif yang kompetitif dengan pihak
perusahaan dan asuransi dengan pencapaian peningkatan coverage
sebesar 65% pada tahun 2011.
2.3.
Terselenggaranya lokakarya peningkatan kompetensi bidan di
wilayah Jakarta Barat bekerja sama dengan Akademi Bidan Widya Karsa
dan Pengurus Ikatan Bidan Indonesia dengan target peningkatan referal
mencapai 30% pada tahun 2011.
47
DAN BERSTANDAR
PADA
KEPUASAN
STRATEGI
1. Menerapkan konsep program mutu melalui akreditasi rumah sakit dan
JCI
SASARAN
1. 1. Tersusunnya buku program mutu Rumah Sakit Puri Indah dengan
indikator kinerja mutu seluruh pelayanan pada bulan Maret tahun 2009.
KEBIJAKAN
Setiap unit kerja diwajibkan menetapkan indikator kinerja mutu. Indikator
mutu terdiri dari 2 bentuk,yaitu : 1) indikator pelayanan, dan 2) indikator klinik.
Diupayakan agar penetapan standar berdasarkan standar Depkes atau
melalui benchmarking.
PROGRAM
Membuat Buku Panduan Program Mutu Pelayanan RS Puri Indah dengan
mengacu pada Buku Pedoman dari Departemen Kesehatan dan merujuk
pada ketentuan yang ada dalam instrumen akreditasi. Selain itu, menyusun
dan menetapkan indikator kinerja mutu pada semua unit kerja RS Puri Indah.
KEGIATAN
Menyusun Buku Panduan Program Mutu Pelayanan RS Puri Indah, dan
menyusun rencana kerja penyusunan dan penetapan indikator mutu pada
semua unit kerja. Salah satu indikator mutu harus berupa indikator yang
berorientasi pada waktu pelayanan.
ACTION PLAN
1) Membuat Buku Panduan Program Mutu Pelayanan RS Puri Indah
(Maret 2009)
2) Sosialisasi tentang penyusunan indikator mutu
3) Pengumpulan indikator mutu dari seluruh unit kerja
4) Pembahasan dan editing indikator mutu yang diajukan
5) Lokakarya penetapan indikator mutu RS Puri Indah
6) Implementasi mulai bulan Mei 2009.
48
KEBIJAKAN
Untuk mewujudkan RS Puri Indah sebagai Center for Minimally Invasive
Surgery Hospital dalam rangka kerja dengan Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia sebagai, salah satu langkah strategis yang harus ditempuh adalah
akreditasi rumah sakit. Program akreditasi rumah sakit dilaksanakan sebagai
program mutu yang merupakan komitmen dalam manajemen RS Puri Indah.
PROGRAM
Mempersiapkan dan melaksanakan self assesment pada 5 pelayanan yang
akan diakreditasi .
KEGIATAN
1) Sosialisasi tentang program akreditasi rumah sakit.
2) Penyediaan buku dan bahan-bahan sebagai referensi.
3) Penyusunan buku pedoman dan standar pelayanan yang dilengkapi
dengan SOP.
4) Melaksanakan self assesment secara berkala untuk menilai progress
persiapan akreditasi.
5) Self assesment terakhir 1 bulan menjelang dilakukannya akreditasi oleh
Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
6) Akreditasi rumah sakit oleh KARS pada bulan Oktober 2007.
ACTION PLAN
1. Penjelasan tentang program akreditasi rumah sakit beserta tata cara
menyusun Pedoman Organisasi, Standar Pelayanan, SOP dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan akreditasi rumah sakit pada bulan Agustus 2008.
2. Buku dan bahan-bahan sebagai referensi tersedia pada bulan Agustus
2008.
3. Ke 5 pelayanan yang akan diakreditasi selesai menyusunan buku
pedoman, standar pelayanan yang dilengkapi dengan SOP, dan hal-hal
lain sesuai ketentuan dalam instrumen akreditasi pada bulan Desember
2008.
4. Melaksanakan self assesment secara berkala untuk menilai progress
persiapan akreditasi setiap bulan 1 kali pada periode bulan Agustus
Desember 2008.
5. Self assesment terakhir pada bulan Februari 2008 menjelang
dilakukannya akreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
6. Penilaian akreditasi pada bulan Februari 2008.
49
KEBIJAKAN
Dalam upaya meningkatkan pelayanan yang bertaraf internasional, harus
didukung dengan pelayanan rawat intensif sesuai standar internasional.
Untuk itu harus tersedia dokter jaga rawat intensif selama 24 jam.
PROGRAM
Merencanakan dan melaksanakan pelatihan rawat intensif bagi Staf Medis
Umum RS Puri Indah agar mampu bertugas di ruang rawat intensif.
KEGIATAN
Menyusun materi pelatihan dan melaksanakan pelatihan secara learning by
doing bagi seluruh SM Umum.
ACTION PLAN
1. Tersusunnya program pelatihan berkelanjutan intensive care bagi seluruh
SM Umum yang terkait pada bulan Maret tahun 2009.
2. Terlaksananya pelatihan intensive care untuk seluruh SM Umum Rumah
Sakit Puri Indah pada bulan April s/d September tahun 2009.
3. Tersusunnya prosedur operasional standar (standard operating
procedure) pelayanan intensive care pada bulan Oktober tahun 2009.
4. Evaluasi kompetensi pada bulan Nopember 2009.
3.2.
Tersusunnya program pelatihan berkelanjutan bagi seluruh SDM
yang terkait dengan pelayanan pasien pada tahun 2009.
KEBIJAKAN
Dalam upaya meningkatkan pelayanan yang bertaraf internasional, harus
didukung upaya peningkatan kompetensi secara terus menerus bagi seluruh
SDM yang terkait dengan pelayanan medik maupun penunjang medik.
50
PROGRAM
Merencanakan dan melaksanakan pelatihan berkelanjutan bagi seluruh SDM
pelayanan medik dan penunjang medik RS Puri Indah agar mampu bertugas
secara optimal sesuai lingkup tugas masing-masing.
KEGIATAN
Menyusun materi pelatihan dan melaksanakan pelatihan secara learning by
doing bagi seluruh SDM pelayanan medik dan penunjang medik.
ACTION PLAN
1. Tersusunnya program pelatihan berkelanjutan bagi seluruh SDM
pelayanan medik dan penunjang medik pada bulan Januari tahun 2009.
2. Terlaksananya pelatihan untuk seluruh SDM pelayanan medik dan
penunjang medik Rumah Sakit Puri Indah secara bertahap pada bulan
April s/d September tahun 2009.
3.3.
Terlaksananya pelatihan basic life support untuk seluruh SDM
Rumah Sakit Puri Indah pada akhir tahun 2009.
KEBIJAKAN
Dalam upaya meningkatkan pelayanan yang bertaraf internasional dan
sesuai dengan persyaratan akreditasi rumah sakit, RS Puri Indah harus
menyelenggarakan pelatihan basic life support bagi seluruh SDM RS Puri
Indah.
PROGRAM
Merencanakan dan melaksanakan pelatihan basic life support bagi seluruh
SDM RS Puri Indah agar mampu melaksanakan basic life support pada
lingkup tugas masing-masing.
KEGIATAN
Menyusun materi pelatihan dan melaksanakan pelatihan basic life support
bagi seluruh SDM RS Puri Indah.
ACTION PLAN
1. Tersusunnya program pelatihan basic life support bagi seluruh SDM RS
Puri Indah pada bulan Mei tahun 2007.
2. Terlaksananya pelatihan untuk seluruh SDM RS Puri Indah secara
bertahap pada bulan Juni s/d September tahun 2007.
51
3.4.
Tersusunnya prosedur operasional standar (standard operating
procedure) verbal bagi seluruh pelayanan front line pada akhir tahun
2007.
KEBIJAKAN
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RS Puri Indah yang bertaraf
internasional, diperlukan SOP verbal bagi seluruh pelayanan front line RS
Puri Indah.
PROGRAM
Merencanakan, menyusun dan melaksanakan pelatihan SOP verbal bagi
seluruh pelayanan front line RS Puri Indah pada lingkup tugas masingmasing.
KEGIATAN
Merencanakan dan menyusun SOP verbal, kemudian melaksanakan
pelatihan implementasi SOP verbal bagi seluruh pelayanan front line RS Puri
Indah.
ACTION PLAN
1. Tersusunnya SOP verbal pada setiap unit kerja yang merupakan
pelayanan front line pada bulan Juni 2007.
2. Pelatihan implementasi SOP verbal pada bulan Juli s/d Agustus tahun
2007.
3. Seluruh SDM front line RS Puri Indah mampu mengimplementasikan SOP
verbal pada bulan September tahun 2007.
3.5.
Tersusunnya prosedur operasional standar bagi pelayanan tim
keperawatan berstandar JCI untuk pasien rawat inap pada tahun 2009.
KEBIJAKAN
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan RS Puri Indah
yang bertaraf internasional, perlu dikembangkan pelayanan keperawatan
berstandar JCI dalam bentuk Tim Keperawatan berstandar JCI di RS Puri
Indah. Pelaksanaan program tersebut harus didukung dengan adanya
prosedur operasional standar (SOP).
PROGRAM
Merencanakan, menyusun dan melaksanakan pelatihan pelayanan
keperawatan berstandar JCI dalam bentuk Tim Keperawatan berstandar JCI
di RS Puri Indah.
52
KEGIATAN
1. Merencanakan dan menyusun konsep pelayanan keperawatan berstandar
JCI dalam bentuk Tim Keperawatan berstandar JCI.
2. Penyusunan SOP Tim Keperawatan Berstandar JCI.
3. Pelatihan implementasi SOP Tim Keperawatan Berstandar JCI bagi
seluruh SDM keperawatan RS Puri Indah.
ACTION PLAN
1. Merencanakan dan menyusun konsep pelayanan keperawatan berstandar
JCI dalam bentuk Tim Keperawatan Berstandar JCI pada bulan Oktober
2009.
2. Penyusunan SOP Tim Keperawatan Berstandar JCI pada bulan
Desember 2009.
3. Pelatihan implementasi SOP Tim Keperawatan berstandar JCI
bulan Januari 2010.
pada
3.6.
Tersedianya perawat mahir rawat intensif anak dan bayi pada akhir
tahun 2009.
KEBIJAKAN
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan RS Puri Indah
yang bertaraf internasional, perlu dikembangkan pelayanan rawat intensif
bayi dan anak (NICU dan PICU) sebagai rujukan di wilayah Jakarta Utara.
PROGRAM
Merencanakan dan mempersiapkan perawat yang akan mengikuti pelatihan
NICU dan PICU.
KEGIATAN
1. Menyusun perencanaan kebutuhan SDM Keperawatan untuk ruang NICU
dan PICU.
2. Melaksanakan pelatihan sesuai jadwal yang ada.
3. Melaksanakan adaptasi pada Rumah Sakit Puri Indah International.
ACTION PLAN
1. Menyusun perencanaan kebutuhan SDM Keperawatan untuk ruang NICU
dan PICU pada bulan Januari 2009.
53
dengan
KEBIJAKAN
Dalam upaya meningkatkan produktivitas pelayanan RS Puri Indah, perlu
dikembangkan pelayanan unggulan. Salah satu pelayanan unggulan yang
strategis adalah pelayanan fetomaternal
PROGRAM
Merencanakan dan mengembangkan pelayanan fetomaternal RS Puri Indah.
KEGIATAN
Menyusun perencanaan SDM dan fasilitas untuk meningkatkan dan
mengembangkan pelayanan fetomaternal
ACTION PLAN
1. Melaksanakan evaluasi pelayanan fetomaternal periode 2008-2009
2. Membuat proyeksi target pertahun mulai Januari 2009 s/d Desember 2011
dengan target kenaikan sebesar 40% pada bulan Desember 20011 dari
bulan Januari 2009
3. Menyusun dan melengkapi fasilitas yang diperlukan (April s/d Juni 2009).
4. Menyusun rencana dan melaksanakan pemasaran pada Juli 2009.
5. Implementasi dan evaluasi pencapaian target setiap bulan.
54
KEBIJAKAN
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RS Puri Indah bagi ibu yang
melahirkan, perlu dikembangkan pelayanan home care sebagai salah satu
upaya mencapai asi eksklusif.
PROGRAM
Merencanakan dan mengembangkan pelayanan home care RS Puri Indah.
KEGIATAN
Menyusun perencanaan SDM dan fasilitas yang diperlukan untuk
melaksanakan pelayanan home care bagi ibu post partum yang selesai
perawatan.
ACTION PLAN
1. Dibuat daftar kebutuhan peralatan medik dan non medik untuk pelayanan
home care (April 2009)
2. Realisasi seluruh kebutuhan peralatan medik dan non medik untuk
pelayanan home care bulan Mei 2009.
3. Menyiapkan prosedur operasional standar untuk pelayanan home care
(Mei 2009).
4. Menyiapkan dan menetapkan tarip pelayanan untuk pelayanan home care
(Mei 2009).
5. Implementasi pelayanan home care mulai bulan Juni 2009.
1.3.
Terselenggaranya pelayanan unggulan dalam bidang tropical
medicine, khususnya infeksi tropis yang bukan termasuk wabah dengan
peningkatan kunjungan rawat jalan mencapai 50% pada tahun 2011.
KEBIJAKAN
Dalam upaya meningkatkan produktivitas pelayanan RS Puri Indah, perlu
dikembangkan pelayanan unggulan tropical medicine yang sesuai dengan
kondisi negara Indonesia yang merupakan wilayah tropis.
PROGRAM
Merencanakan dan mengembangkan pelayanan unggulan tropical medicine
di RS Puri Indah.
KEGIATAN
Menyusun perencanaan SDM dan fasilitas untuk meningkatkan dan
mengembangkan pelayanan unggulan tropical medicine.
55
ACTION PLAN
1. Melaksanakan evaluasi penyakit tropical medicine periode 20032008(data RS Pondok Indah) untuk melihat trend pelayanan rawat jalan
penyakit tropical medicine selama 5 tahun (April 2009).
2. Membuat proyeksi target kunjungan rawat jalan pertahun mulai Januari
2009 s/d Desember 2011 dengan target kenaikan sebesar 50% pada
bulan Desember 20011 dari bulan Januari 2009 .
3. Menyusun dan melengkapi fasilitas yang diperlukan (April s/d Juni 2009).
4. Menyusun rencana dan melaksanakan pemasaran pada Juli 2009.
5. Implementasi dan evaluasi pencapaian target setiap bulan.
KEBIJAKAN
Dalam mengantisipasi persaingan yang semakin ketat, diperlukan upaya
meningkatkan produktivitas pelayanan RS Puri Indah melalui kerja sama
dengan perusahaan dan asuransi. Salah satu asuransi dengan peserta yang
cukup banyak di lingkungan Rumah Sakit Puri Indah Untuk itu diperlukan
pengembangan pelayanan ortopedi terhadap kasus tenaga kerja, khususnya
di bidang ortopedi.
PROGRAM
Merencanakan dan mengembangkan pelayanan ortopedi untuk peserta
asuransi
KEGIATAN
Menyusun perencanaan SDM dan fasilitas untuk meningkatkan dan
mengembangkan pelayanan ortopedi untuk peserta asuransi.
ACTION PLAN
1.
2.
3.
4.
56
KEBIJAKAN
Dalam upaya meningkatkan produktivitas pelayanan RS Puri Indah, perlu
dikembangkan pelayanan dalam bidang bedah yang lebih lengkap.
PROGRAM
Merencanakan dan mengembangkan pelayanan bedah RS Puri Indah.
KEGIATAN
Menyusun perencanaan SDM dan fasilitas untuk meningkatkan dan
mengembangkan pelayanan bedah.
ACTION PLAN
1. Melaksanakan evaluasi pelayanan bedah untuk melihat trend pelayanan
minimally invasive surgery selama 5 tahun ( data RS pondok indah April
2009).
2. Membuat proyeksi target pertahun mulai Januari 2009 .
3. Menyusun dan melengkapi fasilitas yang diperlukan (April s/d Juni 2009).
4. Menyusun dan menerapkan tarip (Juni 2009)
5. Menyusun rencana dan melaksanakan pemasaran pada Juli 2009.
6. Implementasi dan evaluasi pencapaian target setiap bulan.
KEBIJAKAN
Dalam upaya meningkatkan produktivitas pelayanan RS Puri Indah, perlu
dikembangkan pelayanan unggulan dalam bidang Minimally Invasive Surgery.
PROGRAM
Merencanakan dan mengembangkan pelayanan Minimally Invasive Surgery
RS Puri Indah.
KEGIATAN
Menyusun perencanaan SDM dan fasilitas untuk meningkatkan dan
mengembangkan pelayanan Minimally Invasive Surgery.
57
ACTION PLAN
1. Melaksanakan evaluasi pelayanan minimally Invasive Surgery periode
2008 2010 untuk melihat trend pelayanan minimally invasive surgery
selama 3 tahun .
2. Membuat proyeksi target pertahun mulai Januari 2010 s/d Desember 2014
dengan target kenaikan sebesar 50% pada bulan Desember 20011 dari
bulan Januari 2009 .
3. Menyusun dan melengkapi fasilitas yang diperlukan (April 2008 s/d Juni
2010).
4. Menyusun rencana dan melaksanakan pemasaran pada Juli 2009
5. Implementasi dan evaluasi pencapaian target setiap bulan.
2.4.
Tersedianya Dokter Spesialis yang memiliki kompetensi endoskopi
pada tahun 2007 dengan peningkatan produktivitas mencapai 30% pada
tahun 2011.
KEBIJAKAN
Dalam upaya meningkatkan produktivitas pelayanan RS Puri Indah, perlu
dikembangkan pelayanan endoskopi dalam bidang Penyakit Dalam.
PROGRAM
Merencanakan dan mengembangkan pelayanan endoskopi RS Puri Indah.
KEGIATAN
Menyusun perencanaan SDM dan fasilitas untuk meningkatkan dan
mengembangkan pelayanan endoskopi.
ACTION PLAN
1. Menyiapkan SDM yang memiliki kompetensi untuk pemeriksaan
endoskopi (Mei s/d Juni 2009).
2. Menyusun dan melengkapi fasilitas yang diperlukan untuk pelayanan
endoskopi (Juni s/d Juli 2009).
3. Menetapkan tarip (Juli 2009)
4. Menyusun rencana dan melaksanakan pemasaran pada Agustus 2009.
5. Implementasi dan evaluasi pencapaian target setiap bulan.
GOAL 3
TERCAPAINYA PENINGKATAN
SAKIT PURI INDAH
PRODUKTIVITAS
PELAYANAN
RUMAH
58
STRATEGI
1. Meningkatkan utilisasi pelayanan rawat jalan dan rawat inap
SASARAN
1.1.
Tersedianya Dokter Spesialis yang mengisi seluruh slot pelayanan
rawat jalan dengan peningkatan produktivitas mencapai 40% pada tahun
2011.
KEBIJAKAN
Dalam upaya meningkatkan produktivitas pelayanan RS Puri Indah, perlu
meningkatkan efektivitas penggunaan ruang periksa di rawat jalan.
PROGRAM
Merencanakan dan menetapkan slot pelayanan rawat jalan RS Puri Indah.
KEGIATAN
Menyusun dan menetapkan slot pelayanan rawat jalan menjadi 3 slot setiap
hari.
ACTION PLAN
1. Evaluasi kunjungan rawat jalan tahun 2002 - 2006 (Mei s/d Juni 2007).
2. Sosialisasi kepada dokter tentang penetapan slot jam praktek (Juni s/d
Juli 2007).
3. Menyusun jadwal praktek baru (Juli s/d Agustus 2007).
4. Implementasi dan evaluasi pencapaian target setiap bulan.
1.2. Tercapainya peningkatan bed occupancy rate (BOR) 40% pada tahun
2009, 50% pada tahun 2010, 60% pada tahun 2011 dan 70% pada
tahun 2012 dengan kapasitas 150 tempat tidur.
KEBIJAKAN
Dalam upaya meningkatkan produktivitas pelayanan RS Puri Indah, perlu
meningkatkan produktivitas pelayanan rawat inap.
PROGRAM
Mengevaluasi dan merencanakan upaya peningkatan rawat inap RS Puri
Indah.
KEGIATAN
Melaksanakan evaluasi dan melaksanakan upaya untuk meningkatkan BOR.
59
ACTION PLAN
1. Evaluasi hari perawatan rawat inap tahun 2008 (Mei s/d Juni 2009).
2. Evaluasi trend setiap pelayanan menurut spesialisasi dan coverage. (Juni
2009).
3. Evaluasi jumlah pasien yang berasal dari dokter rekanan (Juni 2009).
4. Melaksanakan pemasaran kepada dokter rekanan lebih intensif ( mulai
Juli 2009).
5. Evaluasi setiap bulan hasil pemasaran kepada dokter rekanan.
2. Meningkatkan kegiatan pemasaran untuk memperluas kerja sama
60
SASARAN
2.1.
Tersedianya Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Anak, Bedah dan
Obstetri Ginekologi yang berkomitmen dalam melayani pasien jaminan
perusahaan dan asuransi pada tahun 2007.
KEBIJAKAN
Dalam upaya meningkatkan produktivitas pelayanan RS Puri Indah, perlu
ditingkatkan pasien dengan jaminan perusahaan dan asuransi. Untuk hal
tersebut, diperlukan adanya dokter spesialis penuh waktu yang memiliki
komitmen terhadap pelayanan tersebut.
PROGRAM
Merencanakan dan melaksanakan rekrutmen dokter spesialis penyakit
dalam, bedah dan obstetri ginekologi untuk bekerja penuh waktu pada RS
Puri Indah.
KEGIATAN
Merencanakan, melaksanakan rekrutmen dan seleksi.
ACTION PLAN
1. Merencanakan kebutuhan dokter spesialis (Mei s/d Juni 2009).
2. Menetapkan sistem remunerasi bagi dokter spesialis penuh waktu (Juni
s/d Juli 2009).
3. Melaksanakan rekrutmen dan seleksi (Juli s/d Agustus 2009).
4. Implementasi dan evaluasi pencapaian target setiap bulan.
Tercapainya kesepakatan tarif yang kompetitif dengan pihak
perusahaan dan asuransi dengan pencapaian peningkatan coverage
sebesar 65% pada tahun 2011.
2.2.
KEBIJAKAN
Dalam mengantisipasi persaingan global, diperlukan kerja sama dengan
perusahaan, baik milik Pemerintah maupun swasta, dalam pembiayaan
rumah sakit. Untuk menghadapi hal tersebut, diperlukan upaya membuat
sistem tarip yang mampu bersaing.
PROGRAM
Merencanakan dan menetapkan tarip pelayanan yang kompetitif di RS Puri
Indah.
61
KEGIATAN
Menghitung unit cost sampai mencapai direct cost untuk setiap pelayanan,
untuk menetapkan tarip yang akan ditawarkan kepada perusahaan.
ACTION PLAN
1. Menetapkan unit cost (April 2009).
2. Menetapkan Tim Tarip RS Puri Indah (April 2009).
3. Pembahasan tarip rumah sakit dengan membandingkan rumah sakit
sekitar (Juni 2009).
4. Menetapkan tarip dan besaran discount untuk perusahaan (Juli 2009).
5. Upaya pemasaran dan negosiasi dengan perusahaan (Agustus 2009).
6. Implementasi dan evaluasi pencapaian target setiap bulan.
62