Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN PEMASARAN RUMAH SAKIT

(MARKETINGMIX 7P) TERHADAP TINGKAT


KUNJUNGAN PASIEN

HOSPITAL MARKETING RELATIONSHIP


(MARKETINGMIX 7P) TOWARDS PATIENT VISITORS

Boy Ramurthi1
Program Studi Administrasi Rumah Sakit, Fakultas Pasca Sarjana
Universitas Respati Indonesia,
boyramurthi@gmail.com

Abstrak - Seiring berkembangnya jaman mengakibatkan persaingan bisnis yang semakin


ketat termasuk dalam perumahsakitan.Oleh karna itu dibutuhkan pemasaran rumah sakit
untuk mempromosikan dan mengelola rumah sakit agar tetap maju dan berkembang.
Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan pemasaran rumah sakit dengan
tingkat kunjungan pasien di Rumah Sakit Sahid Sahirman tahun 2017. Metode penelitian
deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2018 di RS Sahid
Sahirman. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap RS Sahid Sahirman
selama periode penelitian. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling ini
berjumlah 37 pasien rawat inap Rumah Sakit Sahid Sahirman. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan pemasaran rumah sakit terhadap tingkat kunjungan
pasien di RS Sahid Sahirman Tahun 2017, dimana uji chi-square di dapat hasil Product (P-
value = 0,000), Promotion (P-value = 0,000), Place (P-value = 0,001), People (P-value =
0,000), Process (P-value = 0,000), dan Physical Evidence (P-value = 0,000), lebih kecil dari
0,05 (<0,05) sehingga ada hubungan dengan tingkat kunjungan. Sedangkan Price (P-value =
0,072), lebih besar dari 0,05 (>0,05) tidak ada hubungan dengan tingkat kunjungan.. Di
sarankan bagi manajemen RS Sahid Sahirman untuk meningkatkan meningkatkan kualitas
bauran pemasarannya, dan bagi pasien agar mendapat layanan jasa yang berkualitas, dalam
memilih RS untuk berobat agar melakukan evaluasi terhadap tarif, profesionalitas SDM,
kecepatan layanan dan kualitas fisik dan peralatan Rumah Sakit tersebut.

Kata Kunci : Pemasaran RS, Marketing Mix, Tingkat Kunjungan.

Absract - As the development of the era resulted in increasingly fierce business competition
including in hospitals. That's why it takes hospital marketing to promote and manage the
hospital to stay ahead and grow. General purpose of this research is to know relationship
of hospital marketing with patient visit level at Sahid Sahirman Hospital year 2017.
Quantitative descriptive research method. This research was conducted in January 2018 at
Sahid Sahirman Hospital. The population of this study as much as all inpatients RS Sahid
Sahirman on research. Research sample taken by random sampling is amount of 37
hospitalization patient Sahid Sahirman Hospital. The results showed that there was a
relationship of hospital marketing to the level of patient visit at Sahid Sahirman Hospital in
2017, where chi-square test result can be Product (χ = 0,000), Promotion (χ = 0,000),
Place (χ = 0.001), People (χ = 0,000), Process (χ = 0,000), and Physical Evidence (χ =
0,000), less than 0.05 (<0.05) so that there is a relation with visit level. Whereas Price (χ =

1
Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Administrasi Rumah Sakit, Fakultas Pasca Sarjana
Universitas Respati Indonesia

1
0.072), greater than 0.05 (> 0.05) is not related to visitation rates. It is recommended for
Sahid Sahirman Hospital management to improve the quality of the marketing mix, and for
patients to obtain qualified, in choosing hospitals for treatment in order to evaluate the
tariff, professionalism of human resources, speed of service and physical quality and
equipment of the Hospital
Keywords : Hospital Marketing, Marketing Mix, Visit Rate

2
tentang rumah sakit menyebutkan bahwa
Pendahuluan rumah sakit adalah institusi pelayanan
Undang-undang RI Nomor 36 kesehatan yang menyelenggarakan
Tahun 2009 tentang Kesehatan pelayanan kesehatan perorangan secara
menyatakan tujuan pembangunan paripurna (meliputi promotif, preventif,
kesehatan adalah tercapainya kemampuan kuratif, dan rehabilitatif) dengan
hidup sehat bagi setiap penduduk, untuk menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
mewujudkan derajat kesehatan yang jalan, dan gawat darurat.
optimal sebagai investasi bagi Profil Kesehatan Indonesia tahun
pembangunan sumber daya manusia yang 2016 menyatakan jumlah Rumah sakit di
produktif secara sosial dan ekonomis. Indonesia dari tahun 2013-2016
Untuk mencapai tujuan tersebut mengalami peningkatan. Pada tahun 2013
diselenggarakan upaya kesehatan yang jumlah rumah sakit sebanyak 2228
menyeluruh, terpadu, merata dan dapat meningkat menjadi 2.601 tahun 2016.
diterima serta terjangkau oleh seluruh Jumlah rumah sakit di Indonesia sampai
lapisan masyarakat, dengan peran serta dengan tahun 2016 terdiri dari 2.046
masyarakat sebagai salah satu faktor yang Rumah Sakit Umum (RSU) dan 555
memberikan andil bagi keberhasilan Rumah Sakit Khusus (RSK). Jelas bahwa
pembangunan kesehatan untuk rumah sakit-rumah sakit di Indoesia
meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan mengalami persaingan yang ketat, oleh
perilaku masyarakat di bidang kesehatan. sebab itu, tidak keliru jika pengelola rumah
Rumah sakit adalah sarana sakit mulai melirik pemasaran dengan
kesehatan yang menyelenggarakan harapan dapat menjawab tantangan-
pelayanan kesehatan secara merata, dengan tantagan yang ada.
mengutamakan upaya penyembuhan Pemasaran adalah proses sosial
penyakit dan pemulihan kesehatan, yang dimana individu-individu dan kelompok-
dilaksanakan secara serasi dan terpadu kelompok dalam masyarakat berupaya
dengan upaya penigkatan kesehatan dan untuk memenuhi kebutuhan dan
mendapatkan apa yang diinginkannya
pencegahan penyakit dalam suatu tatanan melalui penciptaan, penawaran, dan tukar
rujukan, serta dapat dimanfaatkan untuk menukar barang dan jasa secara bebas.
pendidikan tenaga penelitian. Sedangkan Sedangkan pendapat lain mengenai
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 pemasaran adalah upaya untuk

3
menyinergikan sejumlah kegiatan, yaitu bauran pemasaran tersebut saling
perancangan pelayanan, penetapan berhubungan dan bergantung satu sama
tarif/harga, komunikasi atau promosi, dan lainnya dan mempunyai suatu bauran yang
peyediaan tempat untuk penyelenggaraan optimal sesuai dengan karakteristik
pelayanan, dalam suatu perangkat yang segmennya.
disebut bauran pemasaran (marketing mix). Dalam teori ekonomi neoklasik,
Pemasaran terdiri dari tindakan- diasumsikan bahwa setiap orang yang akan
tindakan yang menyebabkan berpindahnya mengonsumsi suatu produk jasa, memiliki
hak milik atas barang serta jasa dan yang pengetahuan atau informasi yang cukup
menimbulkan distribusi fisik mereka. tentang produk jasa tersebut dan berada
Proses pemasaran ini meliputi aspek fisik dalam posisi yang tepat. Dengan demikian,
dan nonfisik, yang menyangkut orang akan menganggap suatu produk/jasa
perpindahan barang-barang ke tempat di bernilai bagi dirinya, jika produk/jasa itu
mana mereka dibutuhkan merupakan aspek memiliki kegunaan atau manfaat baginya.
fisik, sedangkan aspek nonfisiknya yaitu Dalam keadaan seperti ini konsumen
para penjual harus mengetahui apa yang dianggap memiliki kedaulatan penuh.
diinginkan oleh para pembeli dan pembeli Upaya pemasaran rumah sakit akan
harus pula mengetahui apa yang dijual. membuat konsumen memiliki pengetahuan
Marketing Mix adalah campuran atau informasi yang cukup tentang
dari 6 variabel-variabel pemasaran yang pelayanan rumah sakit. Maka jika upaya
dapat digunakan oleh suatu perusahaan pemasaran dapat dilaksanakan dengan baik
untuk mengejar tingkat penjualan yang oleh rumah sakit, hubungan keagenan
diiginkan dalam pasar sasaran. Strategi antara pemberi pelayanan dengan
bauran pemasaran dianggap sebagai salah klien/pasien tidak lagi disalahgunakan.
satu konsep inti teori pemasaran. Konsep Bauran pemasaran merupakan salah
bauran pemasaran tradisional terdiri dari satu strategi pemasaran untuk
4P yaitu product, price, place, promotion. menyampaikan informasi secara luas,
Sementara itu untuk pemasaran jasa perlu memperkenalkan suatu produk barang dan
bauran pemasaran yang diperluas dengan jasa, merangsang konsumen untuk
penambahan non tradisional bauran memberi bahkan menciptakan preferensi
pemasaran yaitu people, physcal evidance pribadi terhadap image suatu produk.
dan process, sehingga menjadi 7 unsur Upaya-upaya untuk memuaskan kebutuhan
(7P). Masing-masing dari tujuh unsur konsumen dilakukan oleh setiap

4
perusahaan dengan berbagai strategi dan Permasalahan yang terjadi adalah tingkat
cara dengan harapan konsumen merasa kujungan pasien yang masih cukup sedikit
puas dan akan melakukan pembelian untuk ukuran Rumah Sakit Tipe B.
ulang. Apabila seorang konsumen telah Persaingan ini terjadi tidak hanya dari sisi
berubah menjadi pelanggan yang loyal teknologi pemeriksaan, akan tetapi
karena kepuasannya terpenuhi, maka persaingan yang lebih berat yaitu dalam
konsumen tersebut tidak akan beralih ke pelayanan kesehatan yang berkualitas.
produk atau jasa perusahaan lain yang Proses keputusan pembelian melalui
sejenis. beberapa tahapan dimulai dari pengenalan
Untuk memenuhi harapan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
pelanggan, manajemen harus mampu alternatif hingga menghasilkan pada
mengeksplorasi harapan dan menyediakan keputusan pembelian yang menentukan
atau mewujudkan dalam bentuk pelayanan prilaku pasca pembelian.
yang dapat dirasakan secara langsung Selama kurang lebih 9 tahun
maupun tidak langsung. Hasil penelitian Rumah Sakit Sahid Sahirman berdiri,
sebelumnya yang dilakukan oleh Hardianti sempat terjadi peningkatan yang pesat
mengenai Hubungan Bauran Pemasaran dalam jumlah kunjungan pasien. Namun
engan Loyalitas Pasien di Unit Rawat Inap seiring berjalannya persaingan bisnis di
RS. Grha Permata Ibu pada tahun 2016, bidang kesehatan, terjadi penurunan
menunjukkan bahwa ada hubungan antara jumlah kunjungan pasien pada 3 tahun
Bauran Pemasaran dengan loyalitas pasien terakhir terutama pada era BPJS
di RS. Namun, belum ada pola khusus Kesehatan. Rumah Sakit ini baru
dalam pemasaran, sehingga proses bergabung dengan BPJS Kesehatan pada
pelaksanaannya masih mengacu pada 2016, dan belum diterapkan pada semua
promosi. poliklinik yang ada. Dari pengambilan data
Sebagian besar marketing yang awal di Rumah Sakit Sahid Sahirman
dilakukan di Rumah Sakit Sahid Sahirman diperoleh gambaran mengenai tingkat
adalah membuat progam workshop dan kunjungan pasien rawat jalan dan rawat
sosialisasi seminar. Saat ini RS Sahid inap Rumah Sakit Sahid Sahirman 5 tahun
Sahirman tidak hanya menyasar pasien terakhir.
ekonomi menengah ke atas tapi juga sudah Berdasarkan latar belakang
kearah pasien ekonomi bawah dengan tersebut, maka dilakukan penelitian dengan
bekerjasama dengan BPJS kesehatan. tujuan dari adalah untuk mengetahui

5
hubungan antara pemasaran (marketing untuk desain penelitian cross sectional,
mix 7P) rumah sakit terhadap tingkat yaitu sebanyak 37 responden
kunjungan pasien di Rumah Sakit Sahid Kriteria inklusi dan ekslusi dalam
Sahirman tahun 2017. penelitian ini adalah (1) Pasien yang

2
bersedia menjadi responden, dapat
2. Metodologi Penelitian. membaca dan menulis, berada ditempat
Penelitian ini adalah kuantitatif saat kuesioner dibagikan dan dalam
deskriptif dengan desain cross sectional kondisi stabil/masa penyembuhan. (2)
yang bertujuan untuk menganalisis kriteria ekslusi yaitu pasien tidak bersedia
hubungan antara variabel independen menjadi responden, dalam kondisi tidak
(Product, Price, Place, Promotion, People, sadar atau tidak berada di tempat saat
Physycal evidence, Procces) dan variabel pengambilan data sampling Validitas
dependen (Tingkat Kunjungan di Rumah adalah suatu indeks yang menunjukkan
Sakit Sahid Sahirman) melalui pengujian bahwa instrumen yang dipakai benar-benar
hipotesa yaitu untuk menganalisis mengukur apa yang hendak diukur.
Hubungan pemasaran rumah sakit dengan Kuesioner telah memiliki validitas, berarti
tingkat kunjungan pasien di Rumah Sakit semua item yang ada di dalam kuesioner
Sahid Sahirman Tahun 2017 (Marketing tersebut mampu mengukur konsep yang
Mix). diukur. Jika nilai rhitung lebih besar dari
Data yang diteliti diperoleh dari rtabel maka item tersebut valid, sebaliknya
data sekunder yang diperoleh dari laporan jika nilai rhitung lebih kecil dari rtabel
interen rumah sakit, pengamatan langsung maka item tersebut tidak valid. Dalam
jumlah pasien yang berkunjung selama penelitian ini peneliti hanya melakukan uji
periode penelitian, serta data primer yang validitas pada variabel product, price,
didapatkan dari pasien yang bersedia promotion, place, people, procces, physical
mengisi kuesioner. evidence. Reliabilitas adalah indeks yang
Populasi dalam penelitian ini menunjukkan kehandalan atau dapat
adalah seluruh pasien di Rumah Sakit dipercaya dari suatu alat ukur. Kuesioner
Sahid Sahirman, terutama pasien rawat telah memiliki reliabilitas, berarti semua
inap yang selama periode penelitian (Juli - item yang ada di dalam kuesioner tersebut
Agustus) berjumlah 146 pasien rawat inap. hasil pengukurannya tetap konsisten atau
Besar sampel yang digunakan dalam tetap asas, apabila dilakukan pengukuran
Penelitian ini adalah berdasarkan rumus

6
xberulang kali terhadap gejala yang sama sebanyak 21 responden (56,76%). Dari ke-
dan menggunakan alat ukur yang sama.Uji 7 variabel Marketing Mix terdapat 6
validitas dan reliabilitas di olah variabel yang berhubungan yaitu Product,
menggunakan program SPSS Statistics 23. Promotion, Place, People, Procces, dan
Hasil uji validitas dan reliabilitas Physical Evidence. Dimana variable
didapatkan semua daftar pernyataan pada tersebut tidak mempengaruhi pemasaran di
variabel product, price, promotion, place RS.
people, procces, physical evidence
Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis univariat dan bivariat. Analisis
univariat yaitu langkah mengekplorasi data
dari suatu variabel, biasanya dilakukan
untuk meringkas data menjadi ukuran
tertentu. Analisis bivariat yaitu dilakukan
untuk mengetahui hubungan antara
variable independen dan variabel dependen

3. Hasil Penelitian
Uji Univariat dan Bivariat
Analisis univariat bertujuan untuk
menjelaskan karakteristik setiap variabel
penelitian. Hasil analisis univariat di
jelaskan pada Tabel 1 dan 2. Distribusi
frekuensi karateristik responden, Sahid Sahirman atau dapat dikatakan sudah
berdasarkan hasil Penelitian pada Tabel 2 cukup baik. Sedangkan terdapat 1 variabel
dibawah, di ketahui bahwa dari 37 yang tidak berhubungan yaitu Price dimana
responden, mayoritas pasien di Rumah variable ini belum cukup baik disbanding
Sakit Sahid Sahirman berjenis kelamin variable yang lain.
laki-laki yaitu sebanyak 20 responden
(54,06%), mayoritas berusia 4 - 50 yaitu
sebanyak 17 responden (45,95 %) dan
mayoritas berpendidikan S1 yaitu

7
Tabel 3, menunjukkan bahwa 16 kunjungan baik. Sedangkan ada 17
orang (43,2%) responden yang menilai (45,9%) responden yang menilai
produk baik dan tingkat kunjungan baik promotion kurang baik dan tingkat
dan 17 (45,9%) responden yang menilai kunjungan kurang baik. Hasil uji hipotesis
produk kurang baik dan tingkat kunjungan chi square diperoleh p-value sebesar 0,000,
kurang baik. Hasil uji hipotesis chi square kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan
diperoleh p-value sebesar 0,000, kurang bahwa ada hubungan variabel promotion
dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat kunjungan di RS Sahid
ada hubungan variabel produk dengan Sahirman di tahun 2017.
tingkat kunjungan di RS Sahid Sahirman di Sebanyak 5 orang (13,51%)
tahun 2017. responden yang menilai place baik dan
Sebanyak 6 orang Tabel 2. tingkat kunjungan baik. Sedangkan ada 3
Analisis Univariat (16,21%) responden (8,1%) responden yang menilai place
yang menilai price baik dan tingkat kurang baik dan tingkat kunjungan kurang
kunjungan baik.Sedangkan ada 7 (18,91%) baik. Hasil uji hipotesis chi square
responden yang menilai price kurang baik diperoleh p-value sebesar 0,001, lebih kecil
dan tingkat kunjungan kurang baik baik. dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
Hasil uji hipotesis chi square diperoleh p- ada hubungan variabel place dengan
value sebesar 0,072, >0,05, maka dapat tingkat kunjungan di RS Sahid Sahirman di
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan tahun 2017 (Tabel 3). Sebanyak 17 orang
variabel price dengan tingkat kunjungan di (45,9%) responden yang menilai people
RS Sahid Sahirman di tahun 2017. baik dan tingkat kunjungan baik, dan 17
Sebanyak 16 orang (43,2%) responden (45,9%) responden menilai people kurang
yang menilai promotion baik dan tingkat baik dan tingkat kunjungan kurang baik.

8
Hasil uji hipotesis chi square diperoleh p- menilai produk baik dan tingkat kunjungan
value sebesar 0,000, kurang dari 0,05, baik dan 17 (45,9%) responden yang
maka dapat disimpulkan bahwa ada menilai produk kurang baik dan tingkat
hubungan variabel people dengan tingkat kunjungan kurang baik. Hasil uji hipotesis
kunjungan di RS Sahid Sahirman di tahun chi square diperoleh p-value sebesar 0,000,
2017 (Tabel 3). kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan
Sebanyak 17 orang (45,9%) bahwa ada hubungan variabel produk
responden yang menilai process baik dan dengan tingkat kunjungan di RS Sahid
tingkat kunjungan baik. Sedangkan 20 Sahirman di tahun 2017.
(54%) responden yang menilai process Hasil penelitian ini sejalan dengan
kurang baik dan tingkat kunjungan kurang penelitian yang dilakukan Nurhalimmah
baik. Hasil uji hipotesis chi square dan Sugiarsi Tahun 2008 yang berjudul
diperoleh p-value sebesar 0,000, kurang "Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien
dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Rawat Jalan Kunjungan Ulang Di Rumah
ada hubungan variabel process dengan Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar"
tingkat kunjungan di RS Sahid Sahirman di yang menyatakan produk jasa Rumah Sakit
tahun 2017 (Tabel 3). PKU Muhammadiyah Karanganyar
Sebanyak 2 orang (5,4%) bermutu baik dan berhubungan signifikan
responden yang menilai physical evidence dengan kunjungan ulang pasien.
baik dan tingkat kunjungan baik. Lebih lanjut, penelitian ini juga
Sedangkan 2 (5,4%) responden yang sejalan dengan penelitian Retnaningtyasm,
menilai physical evidence baik dan tingkat dkk Tahun 2016 yang berjudul "Persepsi
kunjungan baik. Hasil uji hipotesis chi Pasien terhadap Bauran Pemasaran Rumah
square diperoleh pvalue sebesar 0,000, Sakit dan Pilihan Rumah Sakit", hasil
kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan penelitiannya menunjukkan pasien
bahwa ada hubungan variabel physical memiliki persepsi positif pada produk
evidence dengan tingkat kunjungan di RS Rumah Sakit, Pasien menyatakan bahwa
Sahid Sahirman di tahun 2017 (Tabel 3) bauran pemasaran menjadi referensi dalam
memilih Rumah Sakit.
4. Pembahasan.
Menurut peneliti, kebutuhan
Hubungan Produk Terhadap Tingkat perusahaan untuk meningkatkan mutu
Kunjungan RS Sahid Sahirman
produk/jasa semakin besar karena
Berdasarkan hasil penelitian perdagangan bebas yang terbuka dalam era
didapat 16 (43,2%) responden yang
9
globalisasi. Oleh sebab itu, perusahaan di variabel price dengan tingkat kunjungan di
dalam negeri diharapkan mempersiapkan RS Sahid Sahirman di tahun 2017.
diri untuk membina organisasi terutama Hasil penelitian ini sejalan dengan
sumber daya dan sistem untuk menghadapi penelitian yang dilakukan oleh
kedatangan pesaing industri sejenis dan Retnaningtyas, dkk Tahun 2016 yang
industri lainnya. Rumah sakit merupakan berjudul "Persepsi Pasien terhadap Bauran
salah satu perusahaan yang Dituntut Pemasaran Rumah Sakit dan Pilihan
mampu memenangkan persaingan. Untuk Rumah Sakit", hasil penelitiannya
itu, rumah sakit harus mampu menunjukkan pasien RS Syuhada Haji
menyediakan dan memberikan jasa memiliki persepsi positif pada kesesuaian
layanan kesehatan yang bermutu bagi harga dengan layanan yang diberikan
pasien. Pelayanan jasa kesehatan yang Rumah Sakit, dengan kata lain Rumah
bermutu merupakan isu untuk Sakit Syuhada Haji memberikan
memenangkan persaingan bagi rumah penawaran harga sesuai kualitas.
sakit. Selain itu, sebagai upaya rumah sakit Lebih lanjut, penelitian ini juga
untuk menghindari dan mencegah tuntutan sejalan dengan penelitian Rifai dan
masyarakat sesuai dengan Undang-Undang Susanto Tahun 2016 yang berjudul
No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan "Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Bauran
Konsumen. Rumah Sakit Sahid Sahirman Pemasaran terhadap Kepuasan Pasien
telah memiliki produk yang baik dan Rumah Sakit". hasil penelitiannya
berhubungan dengan tingkat kunjungan menunjukkan Pasien RSUD Wirosaban
pasien. dalam penelitian menilai bauran
pemasaran, salah satunya price (harga)
Hubungan Price Terhadap Tingkat
terbuktinya berpengaruh terhadap
Kunjungan RS Sahid Sahirman
kepuasan pasien dan akan membuat tingkat
Berdasarkan hasil penelitian didapat
kunjungan meningkat.
6 (16,21%) responden yang menilai price
Harga merupakan sejumlah uang
baik dan tingkat kunjungan baik.
yang dibebankan atas suatu produk atau
Sedangkan ada 7 (18,91%) responden yang
jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan
menilai price kurang baik dan tingkat
konsumen atas manfaat-manfaat karena
kunjungan kurang baik baik. Hasil uji
memiliki atau menggunakan produk atau
hipotesis chi square diperoleh p-value
jasa tersebut. Menurut peneliti,
sebesar 0,072, lebih dari 0,05, maka dapat
berkembangnya jumlah rumah sakit di
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
10
Jakarta menjadikan masyarakat Jakarta Pasien Di Unit Rawat Jalan RSUD Kota
memiliki banyak pilihan untuk Makassar" yang menyimpulkan promosi
menentukan rumah sakit mana yang akan sudah terlaksana dengan baik dan
mereka pilih. Masyarakat akan memilih berdampak pada peningkatan jumlah
rumah sakit yang mereka pandang kunjungan pasien.
memberikan kesesuaian harga (Price) Lebih lanjut, penelitian ini juga
dengan layanan yang diberikannya. Oleh sejalan dengan penelitian Purnamasari, dkk
karenanya diharapkan Rumah Sakit Sahid Tahun 2012 yang berjudul "Hubungan
Sahirman hendaknya berorientasi pada Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
kualitas layanan untuk dapat bersaing Dengan Kunjungan Pasien Di Unit Rawat
dengan rumah sakit lain. Jika harga (Price) Jalan RSIA Pertiwi Makassar Tahun
sesuai dengan kualitas layanan maka 2011". Hasil penelitiannya menunjukkan
pasien akan memilih RS Sahid Sahirman Ada hubungan antara promosi dengan
yang pada akhirnya terlihat pada tingkat kunjungan pasien di unit rawat jalan
kunjungan yang tinggi. Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi
Makassar.
Hubungan Promotion Terhadap
Promosi merupakan proses
Tingkat Kunjungan RS Sahid Sahirman
mengkomunikasikan variabel bauran
Berdasarkan hasil penelitian
pemasaran yang sangat penting
didapat 16 (43,2%) responden yang
dilaksanakan oleh perusahaan dalam
menilai promotion baik dan tingkat
memasarkan produk. Inti dari kegiatan
kunjungan baik. Sedangkan ada 17
promosi adalah suatu bentuk kegiatan
(45,9%) responden yang menilai
komunikasi pemasaran yang berusaha
promotion kurang baik dan tingkat
untuk menyebarkan informasi,
kunjungan kurang baik. Hasil uji hipotesis
mempengaruhi, mengingatkan pasar
chi square diperoleh p-value sebesar 0,000,
sasaran agar bersedia menerima, membeli,
kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan
dan loyal kepada produk yang ditawarkan
bahwa ada hubungan variabel promotion
oleh perusahaan. Menurut peneliti, Rumah
dengan tingkat kunjungan di RS Sahid
Sakit Sahid Sahirman merupakan salah
Sahirman di tahun 2017.
satu bentuk sarana pelayanan kesehatan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
yang diselenggarakan oleh swasta, saat ini
penelitian yang dilakukan Oleh Wijayanti,
persaingan antar rumah sakit sangat ketat
dkk Tahun 2015 yang berjudul "Hubungan
dalam menarik konsumen untuk
Bauran Pemasaran Dengan Loyalitas
11
mengakses pelayanan kesehatan yang ada Upaya Peningkatan Jumlah Kunjungan
di rumah sakit tersebut. Salah satu cara Pasien Di RSUD Amurang" yang
yang bisa dilakukan rumah sakit untuk menyimpulkan faktor-faktor yang
menarik minat konsumen terhadap mempengaruhi pelaksanaan bauran
produknya adalah dengan melakukan pemasaran di RSUD Amurang, salah
kegiatan promosi, saat ini promosi yang satunya place belum terlaksana dengan
dilakukan RS Sahid Sahirman sudah cukup baik dan berdampak pada penurunan
baik, diantaranya telah melaksanakan jumlah kunjungan pasien.
promosi melalui sosialisasi kesehatan, Menurut peneliti, pemilihan lokasi
adanya brosur, leaflet, website, dan dalam suatu usaha adalah hal utama yang
kerjasama dengan bidan dan puskesmas perlu dipertimbangkan. Lokasi strategis
dalam hal rujukan pasien. menjadi salah satu faktor penting dan
sangat menentukan keberhasilan suatu
Hubungan Place Terhadap Tingkat
usaha, lokasi usaha berhubungan dengan
Kunjungan RS Sahid Sahirman
masalah efisiensi transportasi, sifat bahan
Berdasarkan hasil penelitian
baku atau sifat produknya, dan
didapat 3 (8,1%) responden yang menilai
kemudahannya mencapai konsumen.
place kurang baik dan tingkat kunjungan
Lokasi juga berpengaruh terhadap
kurang baik. Hasil uji hipotesis chi square
kenyamanan pembeli. Lokasi RS Sahid
diperoleh p-value sebesar 0,001, lebih kecil
Sahirman saat ini sangat strategis berada di
dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
jantung kota Jakarta di Jalan Jenderal
ada hubungan variabel place dengan
Sudirman.
tingkat kunjungan di RS Sahid Sahirman di
tahun 2017. Hubungan People Terhadap Tingkat
Kunjungan RS Sahid Sahirman
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian Sholihah dan Susanto Tahun Berdasarkan hasil penelitian
2015 yang menyatakan bahwa place didapat bahwa 17 (45,9%) responden yang
berpengaruh terhadap minat kunjungan menilai people baik dan tingkat kunjungan
ulang pasien JKN di Poliklinik RSUD baik, dan 17 (45,9%) responden menilai
Panembahan Senopati. Namun hasil people kurang baik dan tingkat kunjungan
penelitian ini tidak berbeda dengan kurang baik. Hasil uji hipotesis chi square
penelitian yang dilakukan oleh Pondaag, diperoleh p-value sebesar 0,000, kurang
dkk Tahun 2015 yang berjudul dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
"Pelaksanaan Bauran Pemasaran Dalam ada hubungan variabel people dengan
12
tingkat kunjungan di RS Sahid Sahirman di baik. Sedangkan 20 (54%) responden yang
tahun 2017. menilai process kurang baik dan tingkat
Hasil penelitian ini sejalan dengan kunjungan kurang baik. Hasil uji hipotesis
penelitian yang dilakukan oleh chi square diperoleh p-value sebesar 0,000,
Wijayanti, dkk Tahun 2015 yang berjudul kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan
"Hubungan Bauran Pemasaran Dengan bahwa ada hubungan variabel process
Loyalitas Pasien Di Unit Rawat Jalan dengan tingkat kunjungan di RS Sahid
RSUD Kota Makassar" yang Sahirman di tahun 2017.
menyimpulkan people berdampak pada Hasil penelitian ini sejalan dengan
peningkatan jumlah kunjungan pasien. penelitian yang dilakukan oleh
Sedangkan hasil penelitian ini berbeda Wijayanti, dkk Tahun 2015 yang berjudul
dengan hasil penelitian Sholihah dan "Hubungan Bauran Pemasaran Dengan
Susanto (2015) yang menyatakan bahwa Loyalitas Pasien Di Unit Rawat Jalan
people berpengaruh terhadap minat RSUD Kota Makassar" yang
kunjungan ulang pasien JKN di Poliklinik menyimpulkan people berdampak pada
RSUD Panembahan Senopati. peningkatan jumlah kunjungan pasien.
Menurut peneliti, dari hasil Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian faktor sumberdaya manusia di penelitian yang dilakukan Nurhalimmah
RS Sahid Sahirman sudah sangat baik dan Sugiarsi Tahun 2008 yang berjudul
kualitasnya, hal ini didukung oleh "Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien
terdapatnya pasien yang menyatakan Rawat Jalan Kunjungan Ulang Di Rumah
bahwa perawat/dokter sangat melayani, Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar"
teliti dan selalu memperhatikan keluhan yang menyatakan mutu jasa Rumah Sakit
pasien pada saat melakukan pemeriksaan. PKU Muhammadiyah Karanganyar
Hal ini membuat pasien nyaman sehingga bermutu baik dan berhubungan signifikan
berdampak pada loyalitas pasien tersebut dengan kunjungan ulang pasien, mutu
untuk selalu berkunjunga jika ada keluhan termasuk didalamnya adalah process dalam
sakit. pelayanan di Rumah Sakit.
Process merupakan hal yang
Hubungan Process Terhadap Tingkat
penting yang perlu diperhatikan bagi suatu
Kunjungan RS Sahid Sahirman
rumah sakit. Proses dapat berpengaruh
Berdasarkan hasil penelitian
terhadap loyalitas karena berkaitan dengan
didapat 17 (45,9%) responden yang
bagaimana pelayanan tersebut diberikan
menilai process baik dan tingkat kunjungan
13
kepada pasien, walaupun sebagian besar Hasil penelitian ini sejalan dengan
pendapat pasien baik tetapi masih banyak penelitian sejalan dengan penelitian yang
pasien yang mengeluh tentang lamanya dilakukan oleh Wijayanti, dkk Tahun 2015
waktu tunggu di rumah sakit. Proses yang berjudul "Hubungan Bauran
mencakup prosedur pelayanan, termasuk Pemasaran Dengan Loyalitas Pasien Di
tahap-tahap yang dilalui. Kecepatan dan Unit Rawat Jalan RSUD Kota Makassar"
ketepatan proses dapat dijadikan alat untuk yang menyimpulkan physical evidence
merangsang minat konsumen, seperti berdampak pada peningkatan jumlah
prosedur penerimaan pasien yang cepat kunjungan pasien.
dan tepat, pelayanan pemeriksaan, Penelitian ini tidak sejalan dengan
pengobatan dan perawatan yang cepat dan hasil penelitian Pondaag, dkk Tahun 2015
tepat, perawat/dokter melakukan jadwal yang berjudul "Pelaksanaan Bauran
pelayanan dengan tepat, petugas Pemasaran Dalam Upaya Peningkatan
melakukan pelayanan dengan tidak Jumlah Kunjungan Pasien Di RSUD
berbelit-belit. Process di Rumah Sakit Amurang" yang menyimpulkan faktor-
Sahir Sahirman terbukti baik dan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
berhubungan erat dengan kunjungan bauran pemasaran di RSUD Amurang,
pasien. salah satunya physical evidence belum
terlaksana dengan baik dan berdampak
Hubungan Physical Evidence Terhadap
pada penurunan jumlah kunjungan pasien.
Tingkat Kunjungan RS Sahid Sahirman
Physical evidence merupakan suatu
Berdasarkan hasil penelitian
hal yang secara nyata turut mempengaruhi
didapat 2 (5,4%) responden yang menilai
keputusan konsumen untuk membeli dan
physical evidence baik dan tingkat
menggunakan produk jasa yang
kunjungan baik. Sedangkan 2 (5,4%)
ditawarkan. Adapun unsur yang termasuk
responden yang menilai physical evidence
dalam sarana fisik, yaitu lingkungan fisik
baik dan tingkat kunjungan baik. Hasil uji
dalam hal ini bangunan fisik, peralatan,
hipotesis chi square diperoleh p-value
perlengkapan, logo, warna, dan barang
sebesar 0,000, kurang dari 0,05, maka
barang lainnya. Seorang pasien dapat
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
langsung menyimpulkan seperti apa rumah
variabel physical evidence dengan tingkat
sakit saat pertama kali melihat sarana fisik
kunjungan di RS Sahid Sahirman di tahun
yang terdapat di rumah sakit tersebut. Oleh
2017.
karena itu, pihak rumah sakit sebaiknya

14
memperhatikan sarana fisik yang terdapat dan mengembangkan bukti fisik agar tidak
pada rumah sakit agar pasien yang datang ketinggalan dengan perkembangan zaman
merasa nyaman. Berdasarkan hasil
penelitian RS Sahid Sahirman telah
DAFTAR PUSTAKA
memiliki physical evidence yang baik.

Undang-Undang Republik Indonesia


5. Kesimpulan.
Nomor 36 Tahun 2009 Kesehatan.
Dari penelitian ini dapat
Lembaran Negara Republik
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
Indonesia. Jakarta; 2009,
antara marketing mix dengan tingkat
Hartono B. Manajemen Pemasaran untuk
kunjungan RS Sahid Sahirman, hanya
Rumah Sakit. Jakarta: Rineka Cipta;
price saja yang tidak berhubungan, Oleh
2010.
karenanya diharapkan Rumah Sakit Sahid
Undang-Undang Republik Indonesia
Sahirman hendaknya berorientasi pada
Nomor 44 Tahun 2009 Rumah sakit.
kualitas layanan untuk dapat bersaing
Lembaran Negara Republik
dengan rumah sakit lain. Jika harga (Price)
Indonesia. Jakarta; 2009.
sesuai dengan kualitas layanan maka
Dinas Kesehatan Indonesia Tahun 2016.
pasien akan memilih RS Sahid Sahirman
Profil Kesehatan Indonesia; 2016.
yang pada akhirnya terlihat pada tingkat
Kotler P dan Keller. Manajemen
kunjungan yang tinggi.
Pemasaran. Jilid 1. Edisi ke 13.
Jakarta: Erlangga; 2009
6. Saran.
Firdaus M. Manajemen Agribisnis. Jakarta:
Diharapkan manajemen RS Sahid
PT Bumi Aksara; 2010
Sahirman untuk meningkatkan
Kotler P. Manajemen Pemasaran. Edisi
meningkatkan kualitas bauran
Milenium. Jakarta: PT Indeks
pemasarannya, dengan memperbaiki
Kelompok Gramedia. 2000.
kualitas layanan agar sesuai dengan tarif
Zeithaml VA dan Bitner MJ. Service
yang dikenakannya, melakukan promosi
Marketing integrating Cutomer Focus
dengan lebih gencar dengan melalukan
Across The Firm. Second Edition
kerjasama dengan puskesmas dan klinik
Hill. New York: McGraw; 2000.
disekitarnya. Melakukan pelatihan pada
Selang. Bauran Pemasaran (Marketing
SDM nya dan terus menerus memperbaiki
Mix) Pengaruhnya Terhadap
Loyalitas Konsumen Fres Mart Bahu
15
Mall Manado. Jurnal EMBA. Rifai MI dan Susanto. Pengaruh Kualitas
Manado: Universitas Sam Ratulangi; Pelayanan dan Bauran Pemasaran
2013. terhadap Kepuasan Pasien Rumah
Augusty F. Metode Penelitian Manajemen: Sakit. Jurnal Kesehatan Masyarakat;
Pedoman Penelitian untuk Penulisan 2016.
Skripsi, Tesis dan disertai Ilmu Wijayanti SD, Amir MY dan Indar.
Manajemen. Semarang: Badan Hubungan Bauran Pemasaran Dengan
Penerbit Universitas Diponegoro; Loyalitas Pasien Di Unit Rawat Jalan
2013. RSUD Kota Makassar. Jurnal Online;
Purnamasari AH. Nurhayani, Asiah H dan 2015.
Yusran A. Hubungan Bauran Pondaag C dan Massie K. Pelaksanaan
Pemasaran (Marketing Mix) Dengan Bauran Pemasaran Dalam Upaya
Kunjungan Pasien Di Unit Rawat Peningkatan Jumlah Kunjungan
Jalan RSIA Pertiwi Makassar ; 2011. Pasien Di RSUD Amurang. Jurnal
Kotler P. Manajemen Pemasaran. Edisi Online; 2015.
Millenium. Jakarta: PT Prenhallindo; Mar’atush SA dan Susanto. Pengaruh
2008 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Profil RS Sahid Sahrman Tahun 2017. Terhadap Minat Kunjungan Ulang
https://www.ssmh.co.id/. Diakses Pasien Jaminan Kesehatan Nasional
pada tanggal 03 Desember 2019. (JKN) Di Unit Rawat Jalan Rsud
Hastono, S. Analisa Data Kesehatan. Panembahan Senopati Bantul. Jurnal
Jakarta: Universitas Indonesia; 2007. Online; 2015
Nurhalimmah F dan Sugiarsi S. Gambaran
Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan
Kunjungan Ulang Di Rumah Sakit Pku
Muhammadiyah Karanganyar. Jurnal
Kesehatan; 2008.
Retnaningtyas, Woro SE dan
Mafrurrochim H. Persepsi Pasien
terhadap Bauran Pemasaran Rumah
Sakit dan Pilihan Rumah Sakit. Jurnal
Kedokteran Brawijaya; 2016

16

Anda mungkin juga menyukai