Anda di halaman 1dari 9

MEMBANGUN LITERASI BARU UNTUK MENCIPTAKAN

SDM TNI AD YANG PROFESIONAL DAN UNGGUL

Pandemi Covid 19 yang melanda hampir diseluruh dunia telah mengubah


kebiasaan manusia dalam berinteraksi dan bersosialisasi di masyarakat ataupun di
lingkungan tempat kerja. Interaksi dan sosialisasi secara fisik setiap individu dan
kelompok biasanya dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak karena sudah menjadi hal yang
wajar sebagai bentuk dari pembawaan sifat dan kodrat manusia sebagai mahluk
sosial, demikian halnya dengan lingkungan tempat kerja yang membentuk suatu
komunitas yang berinteraksi langsung dalam mencapai tujuan (goal). Penyebaran virus
Covid-19 yang begitu masif dan tidak bisa dibendung menjadi tantangan terbesar bagi
manusia untuk menunjukan kualitas diri mereka sebagai makhluk yang hidupnya
memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap manusia lainnya. Manusia di
masa pandemi ini dituntut untuk mengembangkan semangat berbagi, tolong menolong
dan meningalkan sikap egoisme sendiri.

Hubungan timbal balik antara setiap individu menjadi sangat kentara di era
pandemi saat ini, artinya manusia membutuhkan interaksi sosial yang normal.
Kesehatan diri kita sangat tergantung dari kesehatan orang lain begitupun sebaliknya.
Ketidakpedulian dan sikap acuh tak acuh satu orang terhadap usaha mencegah
penyebaran Covid 19 akan berpengaruh pada meningkatnya jumlah warga yang
terpapar virus tersebut. Setiap negara yang dilanda Covid-19 memiliki cara yang
berbeda dalam mengani penyebaran Covid-19 mulai dari Lockdown. Lockdown adalah
istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu upaya pengendalian penyebaran
infeksi. Mengacu kepada penjelasan Presiden Joko Widodo, Lockdown mengharuskan
sebuah wilayah menutup akses masuk maupun keluar sepenuhnya 1. Lockdown juga

1
Memahami Istilah Lockdown yang Mencuat di Tengah Pandemi Virus Corona,
https://www.alodokter.com/memahami-istilah-lockdown-yang-mencuat-di-tengah-pandemi-virus-corona
2

biasanya akan diikuti dengan larangan mengadakan pertemuan yang melibatkan


banyak orang, penutupan sekolah dan universitas, hingga tempat-tempat umum.
Usaha ini dilakukan untuk menekan risiko penularan virus corona pada masyarakat di
luar wilayah lockdown. Lockdown ini bersifat temporer dan bisa dicabut sewaktu-
waktu, jika kondisi dianggap sudah membaik.

Indonesia telah menetapkan kebijakan dalam menghadapi penyebaran


wabah Covid-19 dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai cara
memastikan social distancing atau physical distancing dibandingkan Lockdown. Istilah
physical distancing yang dikeluarkan oleh WHO memiliki arti pembatasan fisik sebagai
salah satu langkah yang untuk mencegah penyebaran virus Corona. Tidak hanya saat
di luar rumah, pemerintah bahkan menganjurkan agar cara ini juga dilakukan saat
berada di dalam rumah. Bentuk nyata dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
adalah pembatasan kegiatan-kegiatan di tempat umum dan mengkarantinakan diri
sendiri didalam rumah. Pembatasan kegiatan yang dilakukan antara lain peliburan
sekolah dan tempat kerja, pembatasan keagamaan dan pembatasan kegiatan-
kegiatan lainnya di tempat umum termasuk mudik ke kampung halaman.

Beberapa dampak yang ditimbulkan oleh penerapan kebijakan PSBB


diantaranya adalah : a. Memperlambat penyebaran Covid-19 yang bisa menular
melalui berbagai media seperti : 1) Bersin dan bantuk dari orang yang terpapar Covid-
19 di tempat-tempat keramaian seperti pasar, mall, stasiun, bandara, terminal dan lain-
lain, 2) Mencegah meningkatnya orang-orang yang terpapar oleh virus Corona,
mengingat virus Covid-19 ini merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
coronavirus di mana proses penyebarannya sangatlah cepat ke manusia dengan cara
melalui cairan yang dihasilkan seseorang seperti batuk atau bersin atau semua benda
yang dipegang oleh seseorang yang dinyatakan terpapar virus corona. b. Penerapan
PSBB telah menimbulkan efek samping yaitu lumpuhnya sektor perekonomian. Para
pengusaha dan masyarakat menanggapi bahwa PSBB dapat menyebabkan sejumlah
industri dan mata pencaharian menjadi tersendat. Para pengusaha menganggap
3

PSBB ini menyebabkan sejumlah indsutri mati. Sektor yang paling terdampak adalah
pariwisata dan jasa angkutan umum.

Pandemi Covid-19 seakan-akan menyadarkan kita bahwa sesungguhnya kita


belum siap dengan literasi baru yang dibutuhkan untuk menghadapi revolusi industri
4.0 yaitu literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia. Dari aspek literasi
manusia, sikap yang ditunjukan dalam rangka menghadapi pandemi Covid-19 telah
membuktikan bahwa sesungguhnya SDM Indonesia pada umumnya dan SDM TNI AD
pada khususnya belum sepenuhnya memiliki literasi manusia tersebut. Dari aspek
leterasai teknologi dan literasi teknologi dan leterasi data, kita belum sepenuhnya
memiliki kesiapan yang dibutuhkan. Pada saat muncul serun untuk bekerja dari rumah
(Work From Home-WFH) banyak warga masyarakat termasuk personel TNI AD mulai
gamang. Masalahnya banyak pekerjaan yang masih bersifat manual serta banyak data
yang masih tersimpan di komputer kantor atau diarsipkan dalam bentuk kertas
sehingga tidak bisa diakses tanpa hadir di kantor. Satu hal lagi, harusdiakui, tidak
semua personel TNI AD menguasai teknologi informasi yang memungkinkan mereka
bisa bekerja dari rumah. Akibatnya WFH menjadi semacam libur di rumah, tidak
banyak yang bisa dikerjakan di rumah meskipun pekerjaan tersebut bersifat
administrasi.

Bagi personel TNI AD, memiliki literasi baru sudah menjadi sebuah
keniscayaan, alutsista modern ke depan akan didominasi oleh internet of things, bida
data, robotics. Berdasarkan kepada latar belakang pemikiran diatas, maka
permasalahan yang menjadi fokus dalam penulisan esai ini adalah “bagaimana
membangun literasi baru untuk menciptakan SDM TNI AD yang profesional dan
unggul”. Literasi baru yang meliputi literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia
harus segera dimulai agar TNI AD tidak terlambat dalam menghadapi perubahan
zaman. Pandemi Covid-19 menyadarkan kita semua bahwa manuju SDM yang
profesional dan unggul masih sangat jauh dari harapan.
4

SDM TNI YANG PROFESIONAL

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di lingkungan TNI AD saat ini dan
kedepan harus dijadikan sebagai prioritas utama. Hal ini bertujuan untuk membentuk
SDM Prajurit TNI AD yang sesuai dengan kebutuhan organisasi dan tantangan tugas
ke depan yang semkin berat dan kompleks penuh tantangan. Sehingga diharapkan
pembangunan SDM TNI AD akan melahirkan prajurit-prajurit TNI AD yang unggul,
berjiwa kesatria, militan, dan memiliki loyalitas yang kuat dengan tetap
mengedepankan jati diri Prajurit TNI sebagai Tentara Profesional.

Sebagai tentara profesional, TNI adalah tentara yang terlatih, terdidik, dan
diperlengkapi secara baik dan dijamin kesejahteraannya oleh negara serta
melaksanakan kebijakan politik negara (well trained and well equiped).
Menggarisbawahi kata terlatih dan terdidik, tentunya sangat relevan dengan kondisi
yang saat ini sedang dihadapi yaitu revolusi industri 4.0 yang menuntut keseimbangan
bahkan kemajuan satu langkah dalam hal literasi data, literasi teknologi dan literasi
manusia. Oleh karena itu, pembangunan SDM TNI AD harus menghasilkan the man
behind the gun yaitu personel TNI AD yang profesional sesuai tuntutan organisasi dan
tantangan tugas ke depan.

Kebutuhan Organisasi

Revolusi industri 4.0 yang begitu menakjubkan karena hampir semua sektor
terimbas dan memiliki peluang yang samauntuk menikmati revolusi industri 4.0.
Revolusi industri 4.0 secara fundamental dapat mengubah cara kita hidup, bekerja,
dan berhubungan satu dengan yang lain. Ketepatan, kecepatan, efesiensi dan kualitas
produksi adalah pembeda dari era revolusi industry sebelumnya.  Pada era revolusi
industry 4.0 yang paling fenomenal adalah dengan ditandai munculnya terobosan-
terobosan teknologi dalam sejumlah bidang ,antara lain : bidang robotika; kecerdasan
buatan (Artificial Intelegence / AI), nanoteknologi; komputasi kuantum (Quantum
Computing), internet of things; industry internet of things ( IIoT), teknologi nirkabel
generasi kelima (5 G), aditif manufaktur/ pencetakan 3D; dan industri kenderaan
5

otonomi penuh (Fully autonomous vehicles) 2. Dinamika situasi pada era Revolusi
industri 4.0 yang diiringi oleh pandemi Covid-19 saat ini, menuntut profesionalisme TNI
AD sebagai jaminan terpenuhinya kebutuhan organisasi oleh SDM yang unggul dan
memiliki kemampuan untuk mengembangkan literasi data, literasi teknologi dan literasi
manusia.

Kebutuhan organisasi TNI AD terhadap prajurit yang profesional merupakan


keniscayaan didasari oleh pengetahuan dan keahlian guna mencapai efektivitas
organisasi dalam mencapai visi dan misinya. Pada akhirnya profesional SDM TNI AD
akan mampu mewujudkan suatu organisasi yang mampu menterjemahkan situasi yang
sedang berkembang ke dalam hak dan kewajiban yang telah digariskan

Tantangan Tugas Ke Depan

Dinamika perkembangan globalisasi menuntut profesionalisme TNI AD dalam


setiap pelaksanaan tugas pokok. Proses modernisasi alutsista yang saat ini terus
ditingkatkan juga harus disertai dengan proses modernisasi SDM. Mengingat
tantangan tugas ke depan yang terbesar kemungkinan akan dihadapi dalam
peningkatan kapasitas personel TNI AD dihadapkan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan adalah budaya/pola berpikir konservatif yang cenderung enggan
melakukan inovasi baru atau menghadapi tantangan baru, serta sangat dipengaruhi
oleh kualitas SDM pada saat proses rekrutmen, di mana personel yang dipaksakan
masuk menjadi anggota TNI AD akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan
lingkungan kemiliteran apalagi ditingkatkan kapasitasnya mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan yang semakin canggih dan kompleks.

Oleh karena itu moment revolusi industri 4.0 dan perkembangan pandemi
Covid-19 harus dapat diambil sisi positifnya untuk dimanfaatkan bagi kepentingan
organisasi TNI AD ke depan dalam membentuk profesionalisme prajurit. Karema
bagaimanapun juga kondisi tersebut menuntut TNI AD untuk membangun postur SDM
2
Revolusi Industri 4.0 Dan Pengaruhnya Bagi Industri Di Indonesia, dikutip dari
https://www.kemhan.go.id/pusbmn/2019/04/30/revolusi-industri-4-0-dan-pengaruhnya-bagi-industri-di-
indonesia.html
6

masa depan yang mumpuni yang didukung sistem pembinaan jati diri TNI AD. Dalam
konteks inilah, perlu transformasi sistem pendidikan TNI AD yang lebih modern.
Dimulai dari proses perekrutan yang baik dan sesuai dengan kemajuan Iptek.
Rekrutmen SDM TNI AD harus terpadu satu dengan lainnya. Sehingga dalam
pelaksanaan rekrutmen memiliki kualitas dengan standar yang prima dan sesuai
dengan perkembangan Iptek. Selain pengembangan SDM yang sesuai tuntutan
zaman, juga perlu menumbuhkan spirit mengembangkan alutsista dan industri
pertahanan untuk mengimbangi revolusi industri 4.0 di Tanah Air. Mengembangkan
secara progresif SDM TNI AD sesuai dengan Rencana Strategis ketiga angkatan.
Dengan demikian dibutuhkan suatu konsep pemikiran yang sama antar pemangku
kepentingan dalam menyiapkan SDM TNI AD yang sesuai dengan tuntutan tugas di
masa yang akan datang agar dapat menguasai literasi data, literasi teknologi dan
literasi manusia.

SDM TNI AD YANG UNGGUL

Pada hakekatnya manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling


sempurna. Secara kodrat manusia memiliki sifat-sifat asli, kemampuan-kemampuan
atau bakat-bakat alami, kekuasaan yang melekat pada eksistensi manusia sebagai
makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial ciptaan Tuhan YME. Harkat manusia adalah
nilai manusia sebagai makhluk Tuhan yang memiliki kemampuan-kemampuan yang
disebut cipta, rasa dan karsa. Di dalam realita, manusia senantiasa mencari kebenaran
obyektif dalam setiap aktivitas kehidupan yang mereka jalani. Setiap fase kehidupan
manusia memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung situasi yang
berkembang pada saat itu. Hal inilah yang mempengaruhi alam pikiran manusia dalam
mengisi kehidupannya. Demikian pula dengan prajurit TNI AD, Prajurit TNI AD adalah
manusia biasa yang terpilih untuk aktif di kedinasan militer yang direkurt melalui suatu
proses seleksi yang cukup panjang, dengan tujuan untuk mendapatkan bibit-bibit
unggul yang siap secara lahir dan batin mengemban tugas dibidang pertahanan.
7

Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah alat negara yang memiliki kemampuan
dan tergelar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sesuai
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004, kemampuan TNI dapat
didayagunakan untuk membantu pelaksanaan fungsi pemerintah dalam kondisi dan
situasi yang memerlukan sarana, alat dan kemampuan TNI. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 4, dan Pasal 5
menyatakan bahwa pertahanan negara bertujuan untuk menegakkan kedaulatan
negara, menjaga keutuhan wilayah NKRI dan melindungi keselamatan segenap
bangsa dari segala bentuk ancaman, serta berfungsi untuk mewujudkan dan
mempertahankan seluruh wilayah NKRI sebagai satu kesatuan pertahanan.

Manajemen SDM.

Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses menangani


berbagai masalah pada ruang lingkup organisasi TNI AD baik prajurit maupun PNS
TNI AD yang menopang jalannya roda seluruh aktivitas dari organisasi TNI AD untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen sumber daya manusia memiliki
beberapa fungsi yang perlu kamu ketahui dan bisa dipraktekkan dalam perusahaan
kamu, yaitu : planning, rekrutmen, seleksi, pendidikn dan pelatihan, evaluasi kinerja
dan lain-lain. Terkait dengan revolusi industri 4.0 dan perkembangan pandemi Covid-
19, maka manajemen SDM TNI AD diarahkan pada pengelolaan personel berbasis
kompetensi dalam rangka untuk meningkatkan kinerja organisasi.

Kompetensi perilaku dan kepribadian, yang lebih terkait dengan aspek psikologi,
berhubungan dengan apa yang dapat dilakukan oleh seseorang. Seorang yang
memiliki pengalaman dan kualifikasi teknis yang memadai, belum tentu memiliki kinerja
yang baik, jika yang bersangkutan tidak mampu menunjukkan perilaku yang
mendukung pelaksanaan tugas dan jabatannya.   Dari pemahaman tentang
kepribadian tersebut, maka para ahli ilmu perilaku telah memformulasikan konsep
strengths-based approach (pendekatan berbasis keunggulan), yang bertujuan untuk
8

menempatkan seorang individu sesuai dengan kepribadiannya, dan kemudian


mengembangkan kompetensi dan pengalamannya. 

Konsep Pengelolaan Personel TNI AD Berbasis Kompetensi 

Konsep pengelolaan personel berbasis kompetensi adalah merupakan


pengintegrasian pengelolaan personel dengan strategi organisasi secara keseluruhan.
Hal ini dapat dicapai melalui penyediaan sarana bagi organisasi untuk menilai dan
mengembangkan kapasitas sumber daya manusia (human capital) yang dimiliki,
dibandingkan dengan kebutuhan untuk mencapai visi, misi dan sasaran organisasi.
Konsep ini muncul dari kebutuhan untuk menyelaraskan kemampuan sumber daya
manusia dengan tuntutan organisasi di era informasi yang kompleks dan serba cepat,
mengingat konsep pengelolaan personel sebelumnya dianggap tidak memadai dan
tidak dapat menjawab tantangan perubahan jaman. Konsep ini pada dasarnya
mengikuti suatu siklus, yang dimulai dari pemetaan kompetensi, dilanjutkan dengan
pengukuran, perencanaan dan pengembangan kompetensi.

Melalui pendidikan dan latihan secara kontinyu, TNI AD telah meletakan


dasar-dasar pengelolaan personel TNI AD berbasis kompetensi dalam rangka
membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan profesional
sebagai investasi di masa yang akan datang. Namun untuk mencapai hal
tersebut tidaklah mudah mengingat masih adanya beberapa permasalahan
terkait dengan kesiapan perangkat internal TNI AD dalam menghadapi revolusi
industri 4.0 maupun pandemi Covid-19 yaitu permasalahan doktrin pendidikan
sebagai akibat adanya perkembangan pendidikan dan perubahan lingkungan
strategis, permasalahan Gadik, Gapendik, dan peserta didik di Lemdik TNI AD
dan permasalahan fasilitas pendidikan serta  alins/alongins dan perpustakaan.

Pendidikan dan latihan memberikan suatu pengajaran, pelajaran dan pelatihan


untuk menyiapkan investasi jangka panjang. Generasi muda harus memiliki kreativitas
9

dan inovasi yang unggul untuk negara Indonesia. Untuk menjadi SDM yang unggul
ada beberapa syarat menurut para pakar yaitu, menguasai teknologi, menguasai
bahasa dan memiliki jejaringan.

Pandemi Covid-19 seakan-akan menyadarkan kita bahwa sesungguhnya kita


belum siap dengan literasi baru yang dibutuhkan untuk menghadapi revolusi industri
4.0 yaitu literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia. Dari aspek literasi
manusia, sikap yang ditunjukan dalam rangka menghadapi pandemi Covid-19 telah
membuktikan bahwa sesungguhnya SDM Indonesia pada umumnya dan SDM TNI AD
pada khususnya belum sepenuhnya memiliki literasi manusia tersebut. Oleh karena itu
diperlukan adanya suatu konsep yang jelas dan terukur terkait membangun literasi
baru untuk menciptakan SDM TNI AD yang profesional dan unggul mampu
mengawaki organisasi secara berhasil dan berdaya guna serta adaptif dengan
dinamika perkembangan jaman yang saat ini masuk pada era disruptive innovation
dan revolusi industri 4.0.

Anda mungkin juga menyukai