Anda di halaman 1dari 10

PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 9 (1) (2021): 57-66

DOI: https://doi.org/10.31289/publika.v9i1.4846

PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik


Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/publikauma

Eksistensi Pelaku Usaha Sektor Informal Offline dan Online


di Tengah Pandemi Covid-19
Mirna Taufik* & Armansyah
Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Palembang, Indonesia

Disetujui: Maret 2021; Direview: April 2021;Diterima: Mei 2021


Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk eksistensi pelaku usaha sektor informal offline dan online di tengan
pandemi covid 19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan yaitu data
reduction, data display dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang diperoleh Sektor informal
online merupakan jalan yang harus ditempuh, untuk tetap melaksanakan usaha dan memenuhi
kebutuhan keluarga, sehingga dapat dikatakan sektor informal di masa pandemi covid-19 lebih eksis
dibandingkan dengan sektor informal offline. Penjualan secara offline tetap dilakukan sebagian
masyarakat karena adanya keterbatasan dalam penggunaan teknologi, selain itu banyak masyarakat
melakukan penjualan secara online dan tidak offline, akan tetapi tidak jarang masyarakat juga
melakukan usaha secara offline dan online. Sistem penjuan offline dan online yang dilakukan secara
bersamaan agar kegiatan masyarakat sektor informal tetap berjalan sebagai mana mestinya. Mau tidak
mau, suka atau tidak suka masyarakat harus mampu menjalankan usaha secara offline dan online
ditengan pandemi dan juga kemajuan teknologi.

Kata Kunci: Pelaku Usaha, Sektor Informal, Covid-19

Abstract
This study aims for the existence of offline and online informal sector business actors in the midst of
the covid 19 pandemic. The method used in this study is a qualitative method with data collection using
observation and interviews. Analysis of the data used is data reduction, data display and drawing
conclusions. The results of the research obtained that the online informal sector is the path that must
be taken, to continue to carry out business and meet family needs, so it can be said that the informal
sector during the COVID-19 pandemic is more existent than the offline informal sector. Offline sales are
still carried out by some people because of limitations in the use of technology, besides that many
people sell online and not offline, but it is not uncommon for people to also do business offline and
online. An offline and online sales system that is carried out simultaneously so that the activities of the
informal sector community continue to run as they should. Like it or not, like it or not, people must be
able to run businesses offline and online in the midst of a pandemic and also technological advances

Keywords: business actors, informal sector, Covid-19

How to Cite: Taufik, Mirna dan Armansyah. (2021). Eksistensi Pelaku Usaha Sektor Informal Offline dan
Online di Tengah Pandemi Covid-19. PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 9 (1): 57-66
*Corresponding author: ISSN 2549-9165 (Print)
E-mail: mirna12@yahoo.com ISSN 2580-2011 (Online)

57
Mirna Taufik & Armansyah, Eksistensi Pelaku Usaha Sektor Informal Offline dan Online

PENDAHULUAN Sektor informal sering disebut sebagai


Pandemi covid-19 melanda seluruh ‘katub pengaman’ bagi masyarakat menengah
negara-negara yang ada di dunia tidak ke bawah (Pitoyo, 2007). Hal ini disebabkan
terkecuali Indonesia. Adanya penyebaran sifat sektor informal yang fleksibel atau mudah
pandemi covid-19 secara cepat menyebabkan dimasuki oleh siapa saja dengan karakteristik
negara-negara mengambil tindakan untuk apapun (Soebyakto & Armansyah, 2016;
memberlakukan lockdown dan social Wulantari & Armansyah, 2018). Selain itu
distancing, sebagai usaha pencegahan sektor informal juga bersifat adaftif (Pitoyo,
terjadinya penyebaran virus covid-19. Tidak 1999) pada segala situasi dan kondisi. Hal ini
ketinggalan Indonesia sebagai negara dengan terlihat pada masa krisis 1998, di mana
jumlah penduduk yang tinggi, juga mengambil banyak pekerja yang terkena PHK beralih
keputusan untuk memutus mata rantai melakukan pekerjaan sektor informal untuk
penyebaran pandemi covid-19 dengan bertahan hidup. Selain sebagai katup
memberlakukan PSBB atau pembatasan sosial pengaman, sektor informal juga merupakan
berskala besar. Pemberlakuan PSBB dinilai strategi bertahan hidup populer bagi
dapat memutus penyebaran pandemi covid- masyarakat menengah ke bawah (Williams &
19, akan tetapi juga menimbulkan dampak Nadin, 2012; Armansyah, et al., 2019). Saat
besar bagi semua negara dan juga masyarakat. dilanda kemiskinan, situasi ekonomi, politik
Covid-19 pertama kali teridentifikasi di dan keamanan tidak stabil, maka sektor
Wuhan, China pada Desember 2019 (Moriarty informal merupakan pilihan yang rasional bagi
et al., 2020). Virus ini masih sejenis dengan masyarakat untuk bertahan hidup dan
virus SARS dan MERS (Vellingiri et al., 2020) memperoleh pendapatan.
namun yang membedakannya Covid-19 Kajian tentang sektor informal mulai
memiliki daya sebar yang sangat cepat (Lupia banyak dilakukan pada periode 1970-1980,
et al., 2020), jika ada satu orang yang terkena diantaranya dilakukan oleh Hart (1973),
maka dengan sangat cepat dapat menularkan (Werlin, 1974), Norwood (1975), Chana &
pada orang lain, apalagi jika terjadi pada Morrison (1975), dan Sinclair (1976). Para
tempat atau ruangan tertutup seperti yang peneliti tersebut melakukan kajian tentang
terjadi pada kasus kapal pesiar Diamond sektor informal seperti pedagang kaki lima
Princess. Oleh karena itu, salah satu cara atau pedagang jalanan di beberapa wilayah
pencegahan yakni dengan melakukan negara berkembang seperti pada kota-kota
investigasi atau penyelidikan dan isolasi pada Asia Tenggara dan Amerika Latin. Fenomena
tempat-tempat atau daerah di mana terdapat informalitas merupakan ciri-ciri daerah
penderita Covid-19 (Kakimoto et al., 2020). perkotaan yang menonjol di perkotaan dan
Pemberlakuan PSBB menyebabkan sering dipandang sebagai kegiatan yang
berkurangnya jam kerja pada seluruh badan bertentangan dengan modernisi sehingga
usaha, perusahaan serta aparatur sipil negara sering termarginalkan (Rogerson, 2017).
dan juga adanya larangan untuk berkerumun. Istilah sektor informal pertama kali
Hal tersebut tentunya berpengaruh besar pada muncul pada tulisan Hart (1973) yang
semua sektor terutama sektor informal. Pada berjudul “Informal Income Opportunities and
Agustus 2019, tercatat 55,72 persen atau Urban Employment in Ghana”.Istilah sektor
sejumlah 70 juta orang tenaga kerja Indonesia informal disematkan untuk jenis pekerjaan
berada di sektor informal (BPS, 2019). Jumlah tidak terdaftar dan di luar regulasi pemerintah
jam kerja mereka, sebagian besar lebih dari 48 yang banyak dilakukan oleh para pendatang
jam per minggu. Itu artinya telah melebihi (migran) dari Frafra, di perkotaan Accra,
jumlah jam kerja normal yang ditetapkan oleh Ghana dengan penghasilan rendah, tidak
BPS, yaitu 35-48 jam per minggu. Jumlah jam terampil, dan buta huruf (Hart, 1973),
kerja yang berlebih ini akan mempengaruhi terhindar dari pajak, dan tidak mendapat
tingkat produktivitas, kesehatan, dan jaminan sosial dari pemerintah (Timofeyev,
keamanan pekerja. Namun bagi pekerja sektor 2012). Informalitas terjadi disebabkan oleh
informal waktu kerja berlebih hampir tidak inflasi harga, upah rendah, dan rigitnya
dapat dihindari, sebab berhubungan dengan persyaratan untuk masuk ke pekerjaan di
pendapatan yang akan dihasilkan. perkotaan. Istilah sektor informal juga sering
digunakan untuk menunjukkan jenis pekerjaan

58
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 9 (1) (2021): 57-66

yang tersembunyi, bawah tanah, hitam atau METODE PENELITIAN


‘hidden’, underground’, ‘black’ economy’ (Hart, Penelitian ini menggunakan metode
1985). Oleh karena itu, pekerja sektor informal kualitatif sebab untuk menjawab bagaimana
memiliki tingkat ketidakamanan tinggi, dan dampak dan eksistansi pelaku usaha sektor
tidak memiliki kontrak kerja yang jelas informal di tengah wabah Covid-19
(Timofeyev, 2012). memerlukan pengumpulan data dengan teknik
Pada kondisi saat ini pandemi covid-19 indepth interview. Metode kualitatif adalah
melanda seluruh negara termasuk Indonesia, teknik penelitian yang berusaha mendapatkan
salah satunya kota Palembang. Pemberlakuan data dengan pendekatan natarulistik, apa
PSBB mengakibatkan keadaan ekonomi adanya, rinci dan mendalam. Bentuk informasi
masyarakat semakin tidak stabil, para pekerja dan data yang dikumpulkan berupa kata-kata
sektor informal seperti buruh, pedagang, atau narasi dan informan penelitian (Sugiyono,
tukang ojek, tukang tambal ban dan pekerja 2016). Teknik sampling yang digunakan pada
sektor informal lainnya. Perusahaan- penelitian adalah purposive sampling dengan
perusahaan mengalami kerugian dan beberapa kriteria sebagai berikut: 1)
penurunan pendapatan sehingga terpaksa Merupakan pelaku usaha sektor informal
melakukan PHK pada sebagian pekerjanya. offline atau online; 2) Masa kerja lebih dari 1
Kondisi ini pastinya akan berdampak tahun; 3) Berdomisili di Kota Palembang.
serius pada kehidupan ekonomi keluarga Pengumpulan data pada penelitian ini
khususnya para pekerja sektor informal yang dilakukan dengan dua acara, yaitu wawancara
tidak memiliki gaji bulanan atau penghasilan mendalam (indepth interview) dan
tetap. Jika kondisi ini terus berlangsung secara dokumentasi. Wawancara mendalam
terus menerus tentu akan memperburuk mengikuti pedoman wawancara yang telah
prekonomian masyarakat terutama sektor disusun namun dapat berkembang apabila
informal jika tidak di imbangin dengan diperlukan. Pedoman wawancara hanya
kemampuan-kemampuan dalam sebagai pemandu agar proses wawancara
mengembangkan inovasi baru melalui dapat berjalan baik, peneliti sebagai instrumen
teknologi. Seperti sektor informal yang ada di dapat menambahkan pertanyaan apabila
kota Palembang tetap menjalankan usahannya dalam proses wawancara ditemukan informasi
meski dikondisi pandemi saat ini, karena tidak yang dinilai penting untuk terus digali. Analisis
adanya pilihan lain agar tetep bertahan. data yang digunakan dalam penelitian ini
Bahkan masyarakat yang kehilangan adalah Model Miles dan Huberman, yaitu,
pekerjaan terpaksa memasuki sektor informal reduction, display, dan conlusion (Creswell,
untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan 2016).
cara menjalankan sektor informal secara
online. HASIL DAN PEMBAHASAN
Era modernisasi seperti saat ini, Teknologi selalu mengalami
masyarakat kota Palembang tidak tinggal diam perkembangan yang sangat pesat,
dengan keadaan yang sedang dihadapi. mengharuskan semua kalangan harus mampu
Sebagian besar masyarakat melakukan usaha beradaptasi terhadap kemajuan teknologi
sektor informal secara online agar tetap dapat terutama teknologi komunikasi. Hampir di
menjalankan usaha yang selama ini ditekuni. setiap kalangan seperti anak-anak, remaja,
Bahkan pekerja sektor informal harus bersain dewasa, orang tua, pegawai, pengusaha dan
karena, kemampuan dalam menggunakan bahkan pengangguran juga memiliki media
teknologi menentukan hasil yang akan didapat. komunikasi jarak jauh. Perkembangan
Terlebih pada saat berlakunya PSBB yang teknologi tidak hanya sebatas alat komunikasi
mengharuskan masyarakat tidak kluar rumah. yang digunakan sebagai alat komunikasi.
Sehingga saat munculnya covid 19 sampai saat Kemajuan teknologi disertai dengan
ini sudah menjadi suatu hal yang biasa jika keterampilan masyarakat menggunakannya
ditemui pekerja sektor informal offline dan sehingga dapat digunakan sebagai media
online, sehingga penelitian ini bertujuan untuk dalam menjalankan usaha teruma kondisi
mengetahui eksistensi pekerja sektor informal pandemi Covid-19 saat ini. Segala kegiatan
offline dan online di masa pandemi covid-19. interaksi dilakukan dengan cara daring seperti
sekolah, rapat, seminar dan bahkan berbelanja

59
Mirna Taufik & Armansyah, Eksistensi Pelaku Usaha Sektor Informal Offline dan Online

juga sering dilakukan secara daring. Pelaku masyarakat karena dapat dilakukan oleh siapa
usaha, terutama sektor informal di kondisi saja, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa,
pandemi covid-19 seperti saat ini, harus orang tua, dari pendidikan rendah sampai
mampu menggunakan berbagai media dalam berpendidikan tinggi, tidak memiliki skill
menjalankan usaha. Tidak sedikit pelaku sampai yang memiliki skill. Akan tetapi
usaha sektor informal menjalankan usahanya menurut (Mussurov & Absheibani, 2015),
secara online, sehingga muncul istilah pelaku usaha sektor informal lebih diminati oleh usia
usaha sektor informal offline dan online. yang relatif tua terutama di kondisi krisis,
Meskipun sama-sama pelaku usaha informal begitupun dengan masyarakat yang telah
tentu ada beberapa perbedaan yang dirasakan berkeluarga dan memiliki anak lebih memilih
penjual dan juga pembeli, sehingga dari hasil bekerja di sektor informal (Soebyakto &
wawancara dapat dilihat eksistensi dari pelaku Armansyah, 2016; Armansyah & Mirna, 2018;
usaha informal offline dan online hal ini dapat Taufik, dkk., 2019; Armansyah & Taufik, 2020).
dilihat dari daya pembeli, pendapatan, Kondisi pandemi covid-19 seperti saat ini,
kemampuan menabung di masa pandemi. sangat penting adanya kemampuan
Ketiga kategori tersebut akan diuraikan dalam masyarakat dalam menciptakan inovasi baru
pembahasan di bawah ini. dalam menjalankan usaha di sektor informal.
Salah satu inovasi yang dapat dilakukan
Daya Beli Pada Usaha Sektor Informal masyarakat pada pandemi saat ini yaitu
Offline Dan Online beralih dari offline menjadi online, dan bahkan
Pandemi covid-19 saat ini melanda tidak jarang masyarakat menjalankan usaha
seluruh negara termasuk Indonesia yang secara offline dan online akan tetapi ada juga
tentunya mau tidak mau akan berdampak masyarakat tetap bertahan dengan cara offline,
pada seluruh sektor, baik sektor formal seperti hasil wawancara yang dilakukan di
maupun sektor informal. Keberadaan sektor lapangan pada pedagang makanan.
informal sudah menjadi salah satu ciri khas
dari negara kita, menjamurnya sektor informal “saya jualannya ya tetap di disini saya
seperti pedagang, jasa dan petani menjadi jualan dari pagi sampai jualan saya habis,
salah satu tulang punggu penggerak kegiatan saya tidak berjualan secara online
ekonomi selama ini. Sektor informal dinilai karena saya tidak bisa menggunakan hp
sangat efisien dalam penggerak ekonomi yang digeser-geser, pembelinya tidak
terutama prekonomian keluarga dari sebanyak dulu sebelum covid. Daripada
masyarakat kecil. Keberadaan pandemi covid- drumah saja ya mending saya jualan
19 memberikan dampak yang besar bagi sedapatnya saja yang penting bisa
semua prekonomian masyarakat terutama memenuhi kebutuhan hidup walau tidak
masyarakat yang bergerak di sektor informal. sebanyak dulu, tapi ya dicukup-
Dampak yang muncul terjadi karena cukupkan saja, jangkan untuk menabung
adanya pembatasan terhadap pergerakan untuk makan sehari-hari saja sudah
orang atau barang dari berbagai tempat, syukur. (I_07-Sr)
daerah atau wilayah guna pencegahan
penyebaran covid-19. Hal ini tentunya akan Masyarakat sebagai pedagang makanan
berdampak juga pada penurunan interaksi yang hanya menjalankan usaha secara offline,
antara penjual dan pembeli secara langsung mengatakan bahwa di kondisi pandemi covid-
yang menyebabkan menurunnya kegiatan 19 saat ini sangat berdampak pada daya beli
ekonomi, yang berakibat pada penurunan msayarakat. Daya beli masyarakat sangat jauh
prekonomian masyarakat. Penurunan menurun dibandingkan sebelum adanya
prekonomian masyarakat dapat dilihat dari pandemi covid-19, yang tentunya berdampak
penurunan konsumsi dan daya beli pada pendapatan pekerja sektor informal,
masyarakat yang tentunya banyak masyarakat kemampuan menabung dan bahkan
yang akan mengalami kemerosotan dalam kemampuan dalam berinvestasi. Pelanggan
ekonomi terutama pekerja sektor informal yang biasanya berbelanja secara offline atau
harian. datang langsung ke lokasi lebih memilih
Usaha sektor informal merupakan usaha berbelanja secara online. Dibuktikan hasil hasil
yang sangat fleksibel yang bisa dilakukan studi (Armansyah & Taufik, 2020) pelaku

60
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 9 (1) (2021): 57-66

usaha informal offline lebih cenderung tidak hanya tinggal diam melihat kondisi usaha
memilih mengurangi jumlah pekerja akibat yang digelutinya mengalami penurunan
menurunnya jumlah pendapatan karena pembeli. Pedagang melakukan gebrakan
berkurangnya pembeli, sedangkan pelaku dengan cara berjualan secara offline dan
usaha informal online lebih cenderung online. Kondisi ini tentu tidak secara otomatis
menambah jumlah pekerja, karena terjadi mengembalikan pelanggan atau kondisi
peningkatan pembeli. Pedagang makanan yang pembeli seperti sebelum adanya pandemi
dilakukan secara offline mengatakan bahwa. covid-19, namun kegiatan berjualan yang
dilakukan secara offline dan online cukup
“Dulu pembeli yang datang ke warung membantu prekonomian masyarakat di
saya sebelum covid cukup ramai dan kondisi pandemi saat ini. Kondisi serupa juga
bisa memenuhi kebutuhan sehari, tapi terjadi pada sektor informal lainnya seperti
sekarang sangat sepih pembeli karena jasa pangkas rambut.
pembeli sekarang lebih suka membeli
makan melalui hp jadi warung saya “Semenjak covid-19 orang sangat jarang
sepih. Apalagi saya tidak bisa datang untuk potong rambut, karena
menggunakan hp untuk berjualan ”( pelanggan ditempat saya kebanyakan
I_04-Am) anak sekolah sedangkan sekarang ini
sekolah dilakukan dirumah , jadi mereka
Sebelum adanya pandemi covid-19 tidak potong rambut tiap bulan seperti
usaha yang ditekuninya selama ini sebagai biasanya, seperti sekolah dilakukan
pedagang makanan secara offline cukup ramai secara langsung” (I_01-Az)
dikunjungi pembeli. Akan tetapi adanya
pandemi covid-19, pembeli perlahan-lahan Sudah sejak lama menjalankan usaha
mulai berkurang yang tentunya berdampak pangkas rambut akan tetapi selama pandemi
pada pendapatan yang akan didapat. covid-19 mengalami penurunan yang cukup
Keterbatasan pemahaman dalam penggunaan besar. Agar usaha yang dijalankan tetap
teknologi mengharuskan pedagang tetap berjalan, jasa pangkas rambut menggunakan
menjalankan usaha secara offline di pademi media online untuk memasarkan jasanya.
covid-19. Meski pedagang menyadari daya beli Memberitahu kepada konsumen usaha
masyarakat lebih tinggi secara online pangkas rambut yang dijalankan mematuhi
dibandingkan dengan offline, melihat adanya protokol kesehatan dan menyediakan tempat
pemberlakuan PSBB dilingkungan masyarakat. cuci tangan dan hal-hal lainnya yang berkaitan
Sama seperti pendapat pedagang yang dengan protokol kesehatan yang disarankan
melakukan usaha secara offline dan online. oleh pemerintah. Pemasaran secara online
cukup membatu usaha pangkas rambut meski
“Usaha yang dilakukan secara offline tidak seramai sebelum adanya pandemi covid-
sebelum adanya covid-19 cukup ramai 19. Biasanya pelanggan yang ramai setiap
pembeli dibandingkan setelah adanya bulannya adalah pelanggan usia sekolah
covid, jadi saya melakukan penjualan karena adanya peraturan di sekolah, rambut
secara online juga semenjak adanya untuk siswa laki-laki harus pendek, sehingga
covid dan pembelinya memang lebih dengan adanya peraturan pemerintah
ramai dibandingkan dengan offline” ( diberlakukannya sekolah secara daring
I_02-Da) menyebabkan berkurangnya jumlah pelanggan
terutama usia sekolah.
Kemajuan teknologi disambut baik oleh Maka dapat disimpulkan bahwa daya
sebagian besar masyarakat termasuk beli masyarakat pada saat pandemi covid 19
pedagang, sebelum adanya covid-19 kegiatan mengalami penurunan pada sektor informal
penjualan sudah ramai dilakukan secara offline. Adanya pemberlakuan pembatasan
online. Terlebih pandemi covid-19 saat ini, berskala besar mengharuskan masyarakat
segala sektor dilakukan secara online baik untuk tidak keluar rumah jika tidak
sektor formal maupun sektor informal. Para diperlukan. Bahkan semua kegiatan
pelaku sektor informal seperti pedagang masyarakat di alihke ke rumah seperti aktifitas
makanan menjalankan usahanya secara offline belajar disekolah dilahkan ke pembelajaran

61
Mirna Taufik & Armansyah, Eksistensi Pelaku Usaha Sektor Informal Offline dan Online

daring di rumah, kegiatan kantor menjadi WFH jarang pelaku usaha sektor informal yang tidak
dan masih banyak lagi kegiatan lainnya. mampu mengikuti perkembang zaman akan
Secara tidak langsung mengharuskan sulit untuk berkembang dan bahkan akan
masyarakat melakukan semua kegiatannya tersaingi oleh sektor informal lainnya.
secara online. Termasuk kegiatan jual beli Pendapatan Usaha Sektor Informal Offline
banyak dilakukan secara online sehingga daya dan Online
beli masyarakat lebih banyak ke sektor Untuk menunjang pemenuhan
informal online dibandingkan dnegan sektor kebutuhan hidup sehari-hari terutama bagi
informal offline. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerja sektor informal adalah kebebasan
wawancara yang telah dilakukan dilapangan. dalam menjalankan usaha. Pemenuhan
Jika dilihat pada kondisi pandemi covid- kebutuhan sehari-hari harus tetap berjalan
19 saat ini pelaku usaha sektor informal dalam kondisi dan keadaan apapun, termasuk
menjadi sorotan, karena semua kalangan di tengah pandemi covid-19 saat ini. Pandemi
terkena dampak dari pandemi covid-19 Covid-19 merupakan salah satu bencana yang
terutama pelaku usaha sektor informal. Pelaku sifatnya insania memiliki dampak yang luar
usha sektor informal mau tidak mau harus biasa dan menghambat berbagai bidang
tetap melaksanakan kegiatannya di luar kehidupan. Seperti halnya sektor ekonomi
rumah meski adanya aturan dari pemerintah terutama sektor informal yang merupakan
mengenai social distancing. Kondisi ini yang sumber ekonomi utama bagi masyarakat kecil.
menyebabkan pelaku usaha sektor informal Dengan adanya peraturan pemerintah yang
menjalankan usahanya dengan cara offline dan berkaitan dengan pembatasan sosial berskala
online. besar atau social distancing di masa pandemi
Kegiatan secara online dinilai dapat tentunya membatasi gerak masyarakat. Hal ini
membantu pelaku usaha sektor informal tentunya akan berpengaruh pada pendapatan
dalam menjalankan usaha dan membantu masyarakat itu sendiri.
masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan Tabel 1. Pendapatan
sehari-hari dengan tidak melanggar peraturan Usaha Pendapatan Sektor Informal
pemerintah. Usaha secara online secara tidak Sebelum covid Covid 19
langsung membantu pemerintah dalam 19
menerapkan peraturan untuk tidak keluar Pangkas 2,5 jt/hari 1 jt/hari
rumah jika tidak diperlukan dan kontak rambut
langsung dengan masyarakat yang berpotensi Pedagang 1 jt/hari 500 ribu/hari
Pedagang 4 jt/bulan 3 juta/bulan
meningkatkan penyebaran covid-19 (Kaur &
Pedagang 30 ribu/hari 10-15
Kaur, 2020). Pelaku usaha sektor informal ribu/hari
secara online menjadi hal utama yang Pedagang 1 juta/hari 500 ribu/hari
dijalankan pada kondisi ini, selain menaati Pedagang 150 ribu/hari 50-100
peraturan pemerintah untuk tidak ribu/hari
berkerumun, keluar rumah jika tidak Pedagang 100 ribu/hari 30 ribu/hari
mendesak akan tetapi kondisi ini juga dinilai Pangkas 140/hari 60 ribu/hari
dapat meningkatkan kemampuan masyarakat rambut
dalam kemajuan teknologi. Rumah makan 800 ribu/hari 300 ribu/hari
Tugas besar para pelaku usaha sektor Penjual 1,2 juta/hari 500 ribu/hari
informal adalah harus mampu mengikuti gorengan
perkembangan zaman dan menyesuaikan Bengkel motor 300 ribu/hari 150 ribu/hari
kondisi yang ada setiap saatnya. Usaha di Pece lele 3 juta/hari 1 juta/hari
Sumber: Data Olahan 2021
sektor informal terbilang sangat fleksibel
sehingga semua kalangan dapat masuk di
sektor informal, akan tetapi kunci utama untuk Kondisi tersebut membuat pekerja
tetap survive dalam menjalankan usaha di sektor informal harus mengambil langkah baru
sektor informal harus mampu bersaing dengan sesuai dengan kemampuan keadaan yang ada
kemajuan teknologi. Salah satu cara yang sekarang. Seperti halnya melakukan pekerjaan
harus dilakukan pekerja sektor informal yaitu yang semula dilakukan secara offline untuk
dengan melakukan transformasi usaha secara kondisi saat dilakukan secara online. Menurut
online (Hardilawati, 2020), sehingga tidak (Hardilawati, 2020) usaha yang dilakukan

62
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 9 (1) (2021): 57-66

secara online. Kondisi ini tentunya dilakukan dan online tentu dapat terlihat dengan jelas
agar kondisi pendapatan masyarakat pekerja perbedaannya seperti hasil wawancara yang
sektor informal tetap membaik seperti waktu dilakukan bahwa pemasaran yang dilakukan
sebelum adanya pandemi covid-19 seperti saat secara online dapat meningkatkan pendapatan
ini. Seperti halnya dikatakan dalam sebesar 40 persen jika dibandingkan dengan
wawancara di lapangan. penjualan atau pemasaran hanya dilakukan
dengan cara oflline. Hal yang sama juga
“sebelum covid melanda tempat dirasakan oleh pekerja sektor informal lainnya
pangkas rambut saya rama mengatakan dengan adanya teknologi sangat
pengunjung karena membantu dalam pemasaran secara online
pengunjungnya banyak anak usia pendapatan yang dihasilkan juga cukup
sekolah, tapi saat ini anak-anak membantu kebutuhan sehari-hari. Sehingga
belajar dirumah bukan disekolah jika dilihat pada kondisi pandemi covid-19
sehingga tidak rutin melakukan saat ini pemasaran secara online merupakan
pangkas rambut jadi penghasilan salah satu cara yang dapat digunakan oleh
saya menurun sampai 50 pekerja sektor informal terutama para
persen(1_01-Az). pedagang untuk mengembalikan pendapatan.
Meskipun pendapatan yang diperoleh tidak
Pendapatan pekerja sektor informal sebanyak pedapatan sebelum terjadinya
yaitu pemilik usaha pangkas rambut sebelum pandemi covid-19.
terjadinya pandemi covid-19 dalam sehari
mencapai 2,5 jt/harinya. Berbeda dikondisi Kemampuan Menabung
pandemi pendapatan mengalami penurunan Dampak adanya covid-19 tidak hanya
sebayak 50 persen yaitu sebanyak 1 juta dalam berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat
sehari. Hal yang sama juga terjadi pada pekerja tetapi perlahan-lahan juga membunuh mata
sektor informal lainnya dengan profesi sebagai rantai pencarian masyarakat terutama
pedagang makanan. Sebelum pandemi covid- masyarakat yang bergerak di sektor informal.
19 pendapatan dalam sehari bisa mencapai 1 Pemberlakuan PSBB yang diterapkan
juta rupiah, berbeda halnya di kondisi oleh pemerintah guna mencegah penularan
pandemi covid-19 pedapatan mengalami covid-19 terus dilakukan hingga saat ini,
penurunan sebanyak 50 persen yaitu sebanyak seperti tidak berkerumun, menggunakan
500.000 dalam sehari. masker, mencuci tangan sampai dengan
Dengan kondisi ini pekerja sektor larangan berinteraksi secara dekat dengan
informal sangat merasakan dampak dari orang lain. Kondisi ini tentunya berpengaruh
adanya pandemi covid-19 yang terjadi saat ini, besar terhadap pelaku usaha sektor informal,
tidak hanya pedangang makanan bahkan berkurangnya pendapatan yang diperoleh
usaha pangkas rambut dan usaha-usaha berdampak pada kemampuan menabung
lainnya juga sangat terdampak. Kondisi ini pelaku usaha sektor informal. Sebagian besar
tentunya mempengaruhi jumlah pendapatan pelaku usaha sektor informal tidak hanya ber
masyarakat terutama masyarakat yang hanya diam diri meratapi pandemi covid-19 saat ini,
fokus pada sektor informal. Terlebih masih pelaku usaha sektor informal melakukan suatu
banyaknya masyarakat yang tidak mampu cara agar usaha yang dilakukan tetap berjalan
mengikuti perkembangan zaman, sehingga meski di kondisi pandemi saat ini, seperti
tidak sedikit masyarakat tetap fokus pada beralih dari sektor informal offline menjadi
usaha offline karena keterbatasan yang ada. sektor informal online. Seperti hasil
Namun dalam keadaan tersebut, sebagian wawancara dengan seorang pedagang
besar dari masyarakat tidak hanya berdiam makanan offline beralih menjadi pedagang
diri meratapi keadaan yang ada. Sebagian makanan offline dan online.
besar masyarakat mengandalkan teknologi
untuk tetap menjalankan usahanya, sehingga “usaha yang saya jalankan cukup
dari usaha sektor informal offline menjadi berdampak semenjak adanya covid-19,
sektor informal online. saya tidak bisa menabung seperti
Kondisi pandemi covid-19 seperti saat biasanya akan tetapi selalu saya usaha
ini, pendapatan pekerja sektor informal offline

63
Mirna Taufik & Armansyah, Eksistensi Pelaku Usaha Sektor Informal Offline dan Online

untuk menabung meskipun hanya kemampuan untuk menabung sangat rendah


sedikit” (1_03-Ep). bahkan tidak dapat menyimpan uang setiap
bulannya. Pendapatan mengalami penurunan
Selama pandemi covid-19 usaha yang di masa pandemi covid-19, semula
dilakukan cukup terkena dampaknya yang berpendapatan Rp. 1.000.000/ harinya akan
berpengaruh pada kemampuan dalam tetapi dengan adanya pandemi pendapatan
menabung. Kegiatan menabung selalu mengalami penurunan menjadi 500.000
dilakukan dan merupakan hal wajib yang perharinya. Kondisi ini berpengaruh pada
harus dilakukan, akan tetapi di kondisi kemampuan menabung pelaku usaha. Seperti
pandemi covid-19 seperti saat ini mengurangi diketahui bahwa tupoksi pendapatan dari
jumlah tabungan yang biasa dilakukan setiap pelaku usaha baik setiap harinya maupun
bulannya. Sebelum pandemi kemampuan diakumulasikan setiap bulannya yaitu untuk
menabung dalam sebulannya bisa mencapai modal usaha, pemenuhan kebutuhan keluarga,
Rp. 1.000.000/bulannya, akan tetapi untuk pendidikan dan masih banyak lagi lainnya.
saat ini kemampuan menabung tetap Tinggi kebutuhan keluarga
dilakukan hanya saja dengan jumlah yang mengharuskan pelaku usaha sektor informal
lebih sedikit yaitu berkisar 1 juta rupiah bersaing di kondisi pandemi covid-19 saat ini
bahkan kurang. dengan cara melakukan usaha tidak hanya
Tidak hanya pedagang makanan akan secara offline akan tetapi juga dengan cara
tetapi usaha pangkas rambut di kondisi online. Kemampuan masyarakat menggunakan
pandemi covid-19 seperti saat ini juga terkena teknologi tentu berpengaruh besar terhadap
dampaknya, berikut kutipan wawancaranya. kemampuan bersaing dalam dunia usaha di
kondisi pandemi covid-19. Adanya gebrakan
“Kegiatan usaha pangkas rambut yang usaha secara online menyebabkan terbantunya
dilakukan cukup ramai sebelum adanya pendapatan ekonomi di kala pandemi covid-
pandemi covid-19, akan tetapi setelah 19. Sebagian besar masyarakat lebih memilih
adanya covid-19 usaha pangkas rambut berbelanja secara online, selain praktis juga
yang digeluti selama ini mengalami mengikuti anjuran pemerintah tidak keluar
penurunan pengunjung dan pendapatan” rumah jika tidak penting. Keadaan ini tentu
(1_01-Az). berpengaruh besar terhadap jumlah
pengunjung pelaku usaha offline yang juga
Pelaku usaha melakukan pemasaran berdampak pada pendapatan dan kemampuan
tidak hanya secara offline akan tetapi juga menabung yang biasa dilakukan sebelum
melakukan secara online dengan memberikan pandemi covid-19.
pemahaman kepada masyarakat bahwasannya
usaha yang dilakukan mengikuti protokol SIMPULAN
kesehatan yang ada. Meskipun usaha Pandemi covid-19 yang melanda seluruh
pemasaran dilakukan secara offline dan online, negara di dunia termasuk Indonesia, tidak
pendapatan yang diperoleh tidak sebanyak mengurangi peminat usaha sektor informal.
sebelum adanya pandemi covid-19, yang Sejak awal sektor informal menjadi jalan
berakibat pada kemampuan menabung yang pintas untuk masyarakat yang kesulitan
rutin dilakukan setiap bulannya. Sebelum mendapatkan pekerjaan. Sektor informal
pandemi covid-19 kemampuan menabung merupakan salah satu jenis pekerjaan yang
dalam sebulan mencapai 700.000, akan tetapi terbilang sangat fleksibel dan juga dapat
di kondisi pandemi saat ini kemampuan dilakukan oleh semua kalangan mulai dari
menabung masih tetap dapat dilakukan hanya berpendidikan rendah hingga pendidikan
saja jumlahnya mengalami penurunan kurang tinggi, usia muda hingga usia tua. Bahkan
lebih 70 persen yaitu sekitar 200.000 setiap kegian usaha sektor informal tidak hanya bisa
bulannya. Bahkan ada beberapa pelaku usaha dilakukan secara offline akan tetapi juga bisa
sektor informal yang tidak mampu menyimpan dilakukan secara online. Sebelum adanya
uang setiap bulannya. pandemi covid-19 usaha sektor informal
Seperti hasil wawancara yang dilakukan secara online sudah banyak diterapkan akan
dengan 1_02-Da, sebagai pedagang sebelum tetapi sebagian besar masyarakat lebih
atau setelah adanya pandemi covid-19 memilih membeli secara langsung karena

64
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 9 (1) (2021): 57-66

terbilang murah dibandingkan membeli secara Menghadapi Pandemi Covid-19 di Kota


online. Akan tetapi di kondisi pandemi saat ini Palembang. PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu
adanya peraturan pemerintah mengenai Administrasi Publik UMA, 8(1), 137–145.
penerapan PSBB menyebabkan adanya https://doi.org/10.31289/publika.v8i2.4484
BPS. (2019). Booklet Agustus 2019 Survei
perubahan pola pembelian konsumen,
Angkatan Kerja Nasional. In BPS RI.
sehingga tidak sedikit masyarakat melakukan Retrieved from
pembelian secara online, penularan secara https://www.bps.go.id/publication/downlo
online. Pembatasan dan peraturan pemerintah ad.html?
untuk tidak keluar rumah jika tidak Chana, T., & Morrison, H. (1975). Nairobi ’ s
diperlukan, kondisi ini menyebabkan informal economic sector. Ekistics, 40(237),
masyarakat tidak berlama-lama di luar rumah 120–130. Retrieved from
dan bahkan tidak keluar rumah. Segala https://www.jstor.org/stable/pdf/4361855
kegiatan masyarakat di kondisi pandemi 1.pdf
covid-19 dilakukan secara online, sehingga Creswell, J. W. (2016). Research Design Pendekatan
Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran
pelaku usaha sektor informal harus
(4th ed.). Yoyakarta: Pustaka Pelajar.
menyesuaikan diri dan mampu Hardilawati, W. laura. (2020). Strategi Bertahan
mengkondisikan penjualan produk dan jasa. UMKM di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal
Meskipun pendapatan yang diperoleh tidak Akuntansi Dan Ekonomika, 10(1), 89–98.
sebaik sebelum adanya pandemi covid-19. https://doi.org/10.37859/jae.v10i1.1934
akan tetapi sektor informal online merupakan Hart, K. (1973). Informal Income Opportunities and
jalan yang harus ditempuh, untuk tetap Urban Employment in Ghana. Source: The
melaksanakan usaha dan memenuhi Journal of Modern African Studies, 11(1),
kebutuhan keluarga, sehingga dapat dikatakan 61–89. Retrieved from
sektor informal di masa pandemi covid-19 http://www.jstor.org/stable/159873
Hart, K. (1985). The Informal Economy. The
lebih eksis dibandingkan dengan sektor
Cambridge Journal of Anthropology, 10(2),
informal offline. Karena banyak masyarakat 54–58.
melakukan penjualan secara online dan tidak Kakimoto, K., Kamiya, H., Yamagishi, T., Matsui, T.,
offline, akan tetapi tidak jarang masyarakat Suzuki, ; Motoi, & Wakita, T. (2020). Initial
juga melakukan usaha secara offline dan online Investigation of Transmission of COVID-19
untuk tetap bertahan dalam menjalankan Among Crew Members During Quarantine of
usaha dan memenuhi kebutuhan hidup. a Cruise Ship-Yokohama, Japan, February
2020. Morbidity and Mortality Weekly
UCAPAN TERIMAKASIH Report, 69(12), 312–313.
https://doi.org/10.1016/S1473-
Terima kasih kepada Universitas PGRI 3099(08)70186-5
Palembang yang telah mendanai penelitian ini, Kaur, G., & Kaur, C. (2020). COVID-19 and the Rise
enumerator, dan kepada pelaku usaha sektor of the New Experience Economy. FIIB
informal di Kota Palembang yang telah Business Review, 1–10.
bersedia berpartisipasi dalam menjawab https://doi.org/10.1177/231971452095857
segala pertanyaan peneliti. 5
Lupia, T., Scabini, S., Mornese Pinna, S., Di Perri, G.,
DAFTAR PUSTAKA De Rosa, F. G., & Corcione, S. (2020). 2019
Armansyah, & Mirna, T. (2018). Representasi novel coronavirus (2019-nCoV) outbreak: A
Perempuan Pekerja Migran menurut Laki- new challenge. Journal of Global
laki di Kota Palembang. Populasi, 26(1), 26– Antimicrobial Resistance, 21, 22–27.
38. https://doi.org/10.1016/J.JGAR.2020.02.021
https://doi.org/https://doi.org/10.22146/j Moriarty, L. F., Plucinski, M. M., Marston, B. J.,
p.38687 Kurbatova, E. V, Knust, B., Murray, E. L., …
Armansyah, Sukamdi, & Pitoyo, A. J. (2019). Friedman, C. R. (2020). Public Health
Informal Sector-A Survival or Consolidation Responses to COVID-19 Outbreaks on Cruise
Livelihood Strategy: A Case Study of The Ships — Worldwide, February–March 2020.
Informal Sector Entrepreneurs in Palembang Morbidity and Mortality Weekly Report,
City, Indonesia. RJOAS, 11(95), 104–110. 69(12), 347–352. Retrieved from
https://doi.org/10.18551/rjoas.2019-11.13 https://wwwnc.cdc.gov/travel/notices/war
Armansyah, & Taufik, M. (2020). Strategi Pelaku ning/novel-coronavirus-china.
Usaha Informal Offline dan Online

65
Mirna Taufik & Armansyah, Eksistensi Pelaku Usaha Sektor Informal Offline dan Online

Mussurov, A., & Rezaar Absheibani, G. (2015). African Studies Review, 17(1), 205–212.
Informal self-employment in Kazakhstan. Retrieved from
IZA Journal of Labor and Development, 4(1), https://www.jstor.org/stable/523586
9. https://doi.org/10.1186/s40175-015- Williams, C. C., & Nadin, S. (2012). Work beyond
0031-9 employment: representations of informal
Norwood, H. C. (1975). Informal Industry in economic activities. Work, Employment and
Developing Countries. The Town Planning Society, (E-special issue), 1–10.
Review, 46(1), 83–94. Retrieved from https://doi.org/10.1177/095001701243700
https://www.jstor.org/stable/40103083 6
Pitoyo, A. J. (1999). Pedagang Kaki Lima pada Masa Wulantari, R. A., & Armansyah, A. (2018). Analisis
Krisis. Populasi, 10(2), 73–97. Retrieved Dampak Kakarakteristik Demografi pada
from Perolehan Pendapatan Pekerja Perempuan
https://jurnal.ugm.ac.id/populasi/article/vi Sektor Informal di Kota Palembang. The
ew/12485/9037 Journal of Society & Media, 2(1), 37–52.
Pitoyo, A. J. (2007). Dinamika Sektor Informal di Retrieved from
Indonesia Prospek, Perkembangan, dan https://journal.unesa.ac.id/index.php/jsm/a
Kedudukannya. Jurnal Populasi, 18(2), 129– rticle/view/2328/pdf_1
146.
Rogerson, C. M. (2017). Policy responses to
informality in urban Africa: the example of
Maputo, Mozambique. GeoJournal, 82, 1179–
1194. https://doi.org/10.1007/s10708-016-
9735-x
Sinclair, S. W. (1976). The “Intermediate” Sector in
the Economy. Manpower and Unemployment
Research, 9(2), 55–59. Retrieved from
https://www.jstor.org/stable/43390991
Soebyakto, B. B., & Armansyah. (2016). Migrant
Women Working at Informal Sectors :
Empirical Study in Kuto Batu Village , Ilir
Timur Ii Palembang City. International
Journal of Humanities and Social Science,
6(4), 125–137.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kombinasi
(Mixed Methods) (8th ed.; E. Sutopo, ed.).
Bandung: Alfabeta.
Taufik, M., Monanisa, Nengyanti, Soebyakto, B. B., &
Armansyah. (2019). Kontribusi Perempuan
Pekerja dalam Keluarga di Perkotaan. Eco-
Build Journal: Economy Bring Ultimate
Information All About Development Journal,
3(2), 30–39. Retrieved from
http://jurnal.stiemtanjungredeb.ac.id/index.
php/ecobuild/article/view/395
Timofeyev, Y. (2012). The Effects of the Informal
Sector on Income of the Poor in Russia. Soc
Indic Res, 111, 855–866.
https://doi.org/10.1007/s11205-012-0037-
5
Vellingiri, B., Jayaramayya, K., Iyer, M.,
Narayanasamy, A., Govindasamy, V.,
Giridharan, B., … Subramaniam, M. D. (2020).
COVID-19: A promising cure for the global
panic. Science of The Total Environment,
138277.
https://doi.org/10.1016/J.SCITOTENV.2020.
138277
Werlin, H. H. (1974). The Informal Sector : The
Implications of the Ilo ’ s Study of Kenya.

66

Anda mungkin juga menyukai