02 2021
Penulisan ini dilakukan dengan tujuan untuk memaparkan Penerapan Prinsip Hukum
Ekonomi Syariah dalam Masa pandemi Covid-19 di Indonesia. Penelitian ini menggunakan
metode deskriftif kualitatif dengan menelaah sumber-sumber tertulis seperti jurnal ilmiah,
buku referensi, karangan ilmiah, serta sumber-sumber lain baik dalam bentuk tulisan atau
dalam format digital yang relevan dan berhubungan dengan objek kajian penelitian ini
adalah berupa teks-teks atau tulisan-tulisan yang menggambarkan dan memaparkan
tentang Penerapan Prinsip Ekonomi Syariah di Masa Pandemi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa di antara Penerapan Prinsip Ekonomi Syariah dalam masa pandemi
Covid-19 di Indonesia Pertama, memaparkan bagaimana kondisi UMKM pada masa
pandemi diwilayah Indonesia. Kedua, apakah masyarkat menerapkan prinsip hukum
ekonomi syariah di masa pandemi. Ketiga, apakah ada pengaruh antara orang yang
menerapkan prinsip hukum ekonomi syariah dengan orang yang tidak menerapkan. Dari
ketiga hal tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya.
1
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam| Volume 4 No. 02 2021
Abstract
This writing was carried out with the aim of explaining the application of Sharia
Economic Law Principles during the Covid-19 pandemic in Indonesia. This study uses a
qualitative descriptive method by examining written sources such as scientific journals,
reference books, scientific essays, and other sources either in written form or in digital
format that are relevant and related to the object of this research study in the form of texts or
writings that describe and explain the Application of Sharia Economic Principles in a
Pandemic Period. The results of this study indicate that the application of Islamic Economic
Principles during the Covid-19 pandemic in Indonesia First, describes the condition of
MSMEs during the pandemic in Indonesia. Second, whether the community applies the
principles of sharia economic law during the pandemic. Third, is there any influence between
people who apply the principles of sharia economic law and those who do not. From these
three things, it can be concluded that they are interrelated with one another.
Pendahuluan
Sejak bulan Januari tahun 2020, hampir seluruh dunia termasuk Indonesia diguncang
wabah virus corona, virus tersebut pertama kali muncul di Kota Wuhan China. Dampak yang
ditimbulkan dari virus corona bersifat multidimensional (sosial, ekonomi, pendidikan,
kesehatan dan politik). Berbagai kebijakan diberlakukan untuk mencegah penyebaran, antara
lain social distancing dan physical distancing. Sehingga kebijakan tersebut ini berdampak
kepada semua aktifitas termasuk bisnis. Akibatnya terjadinya penurunan aktifitas, para
pedagang kecil berhenti berdagang sehingga mereka tidak memiliki penghasilan (Al-Fiqri
dkk, 2021).
Pembahasan
Jenis Produk Usaha yang paling dominan dan menempatkan posisi paling pertama
dan paling banyak dijalani oleh para pelaku UMKM yakni berdagang eceran seperti
berjualan sembako, pulsa, pakaian, dll) dengan persentase sebesar 35,9 persen. Urutan
kedua yang menempati jenis usaha yang paling diminati oleh pelaku UMKM ialah
menyediakan makanan dan minuman dengan persentase sebesar 20,9 persen. Urutan
3
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam| Volume 4 No. 02 2021
ketiga yakni produk jasa sebesar 16,5 persen. Urutan keempat yakni produksi makanan
sebesar 16,0 persen. Urutan kelima terdapat industri pengolahan dengan 4,9 persen.
Urutan keenam terdapat produk kerajinan atau karya seni sebesar 3,9 persen. Dan urutan
yang ketujuh yaitu produksi pertanian, perkebunan, dan peternakan dengan persentase
sebesar 1,9 persen (Ramadan dan Muhammad Rauf, 2021).
UMKM yang mampu bertahan ditengah iklim covid-19 ini antara lain adalah
UMKM yang sudah terhubung dengan ekosistem digital dengan memanfaatkan
marketplace yang ada di Indonesia. Dan UMKM yang mampu bertahan di era pandemi
covid-19 adalah UMKM yang mampu mengadaptasikan bisnisnya dengan produk-produk
inovasi, misalnya yang tadinya menjual produk-produk tas dan baju kemudian merubah
produknya menjadi jual masker kain. Industri lain yang mampu bertahan dimasa pandemi
covid 19 adalah industri yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar meliputi listik,
air bersih, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, otomotif dan perbankan.
Demikian halnya dengan industri ritel yang mampu bertahan, hal ini dikarenakan
sebagian memanfaatkan penjualan melalui marketing digital (Wicaksono dkk, 2021).
Pandemi Covid-19 mengubah Perilaku Konsumen dan Peta Kompetisi Bisnis yang
perlu diantisipasi oleh para pelaku usaha akibat adanya pembatasan kegiatan. Konsumen
lebih banyak melakukan aktivitas di rumah dengan memanfaatkan teknologi digital.
Sedangkan perubahan lanskap industri dan peta kompetisi baru ditandai dengan empat
karakeristik bisnis yaitu Hygiene, Low-Touch, Less-Crowd, dan Low-Mobility.
Perusahaan yang sukses di era pandemi merupakan perusahaan yang dapat beradaptasi
dengan 4 karakteristik tersebut (Nasution dan Loket Zein, 2021).
Pemerintah juga terus berupaya mendorong para pelaku UMKM untuk on board
ke platform digital melalui Program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas
BBI), dimana hingga akhir 2020 sudah terdapat 11,7 juta UMKM on boarding.
Diharapkan pada tahun 2030 mendatang, jumlah UMKM yang go digital akan mencapai
30 juta. Di samping itu, Pemerintah juga mendorong perluasan ekspor produk Indonesia
melalui kegiatan ASEAN Online Sale Day (AOSD) di 2020 (Rahmawati, 2022).
5
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam| Volume 4 No. 02 2021
pelaku UMKM bisa saling tolong dalam masa bencana seperti saat ini dan tidak teralalu
berfokus pada keuntungan akan tetapi upaya kebertahanan usaha disaat wabah, baik bank
syariah dan pelaku UMKM. Mudharabah menjadi produk pilihan untuk membantu
pendanaan bagi pelaku UMKM yang kekurangan modal, berbeda dengan produk
murabahah yang menjadi produk untuk melakukan pembiayaan jual beli (Yordan Saputra,
2021).
Peran perbankan syariah saat ini juga dengan menjalin kontrak kerjasama dengan
jenis usaha yang belum bankable, linkage program jam adalah salah satu solusi untuk
memperluas layanan pendanaan dengan lembaga keuangan mikro. Program yang menjadi
layanan perbankan syariah yang menjadi akses bagi sektor UMKM yaitu mudharabah.
Mudharabah menjadi alternatif bagi pelaku UMKM karena mudharabah disisni
merupakan produk perbankan yang menggunakan sistem bagi hasil dan bagi rugi. Bagi
hasil yang ditetapkan oleh pihak perbankan dan pelaku UMKM (mudharib) ialah sesuai
dengan kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Sedangkan bagi rugi yang
dimaksud ialah ketika pelaku UMKM mengalami kerugian maka pihak perbankan yang
menanggung kerugian tersebut, meski demikian bukan berarti pelaku UMKM akan
menggunakan modalnya dengan tidak tepat sasaran karena pihak perbankan selalu
melakukan audit. Jika terjadi kecurangan maka akan ada sanksi yang diberikan oleh
perbankan. Selain perbankan syariah hadir dalam hal pembiayaan namun juga
memberikan edukasi pada pelaku UMKM agar usaha yang dilakukan bisa menghasilkan
profit karena tujuan dari didirikannya bank syariah selain menghindari Riba yaitu
perbankan syariah berakar pada konsep interakasi faktor-faktor produksi dan perilaku
ekonomi yang bersifat islami. Ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998 Bank
Muamalat hadir dengan produk mudharabah untuk menangani krisis ekonomi dan
akhirnya terlepas dari krisis ekonomi tersebut dan pada masa pandemi Covid-19
perbankan syariah hadir ditengah-tengah masyarakat dengan produk mudharabah untuk
mendanai pelaku UMKM yang kekurangan modal dimasa pandemi Covid-19 (Lian dan
Ita, 2022).
C. Pengaruh Terhadap Orang yang Menerapkan Prinsip Ekonomi Syariah Dengan
yang Tidak Menerapkan
Dari pengaruh tersebut bisa mendapatkan nilai agama dan moral, dengan
diterapkannya prinsip ekonomi syariah, maka kegiatan ekonomi yang dilaksanakan sesuai
dengan pandangan agama maupun nilai nilai kemanusiaan, khususnya didalam kegiatan
6
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam| Volume 4 No. 02 2021
UMKM ini. Apabila kegiatan UMKM tidak menerapkan prinsip ekonomi syariah, akan
terdapat hal yang akan menguntungkan sebagian pihak, ataupun terjadi kecurangan yang
dimana hal tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai agama maupun nilai-nilai kemanusiaan
(Rahmatillah, 2022).
Dapat menjamin akan kebersihan dan kesehatan, didalam kegiatan UMKM ini
yang dimana mayoritas produknya ialah makanan maka kebersihan dan kesehatan sangat
diperlukan didalamnya, disinilah peran dari prinsip ekonomi syariah yang dimana
dijelaskan bahwasannya tujuan ekonomi yaitu untuk kemaslahatan umat. Seringkali
ditemui pelaku usaha UMKM kurang memperhatikan akan pentingnya kebersihan dan
kesehatan, diantaranya yakni makanan yang sudah melewati batas kadaluarsa, makanan
dengan bahan-bahan yang kurang layak dikonsumsi, tempat penjualan yang tergolong
kumuh, dan lain sebagainya. Hal ini merupakan sebagian contoh perilaku yang tidak
sesuai dengan prinsip ekonomi syariah (Fasa dkk, 2021).
Selain itu dapat memberikan pemahaman prinsip bisnis syariah pada seorang
mengenai sikap saling ridha dalam berdagang. Demikian pula pemahaman prinsip bisnis
syariah adalah sebagian dari ibadah, dalam hasilnya telah memahami dengan asumsi
bahwa aktifitas bisnis bukan hanya sekedar mencari keuntungan semata tetapi bagian
merupakan bagian dari ibadah jika di laksanakan dengan penuh keyakinan dan senantiasa
mengharap ridha Allah SWT (Tiara Nur Fitria, 2016).
Kesimpulan
Kondisi UMKM menurut Kemenkop UKM pada tahun 2020 terdapat sekitar 37.000
UMKM yang memberikan laporan bahwa UMKM terdampak sangat serius dengan adanya
pandemi ini ditandai dengan sekitar 56 persen melaporkan terjadi penurunan penjualan, 22
persen melaporkan permasalahan pada aspek pembiayaan, 15 persen melaporkan pada
masalah distribusi barang, dan 4 persen melaporkan kesulitan mendapatkan bahan baku
mentah. UMKM yang mampu bertahan ditengah iklim covid-19 ini antara lain adalah
UMKM yang sudah terhubung dengan ekosistem digital dengan memanfaatkan marketplace
yang ada di Indonesia dan UMKM yang mampu mengadaptasikan bisnisnya dengan produk-
produk inovasi, misalnya yang tadinya menjual produk-produk tas dan baju kemudian
merubah produknya menjadi jual masker kain.
7
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam| Volume 4 No. 02 2021
Penerapan prinsip hukum ekonomi syariah dalam UMKM di masa pandemi yaitu
perbankan syariah menerapkan instrumen profit loss sharing system, untuk memberikan
kesempatan yang sama bagi yang memiliki kemampuan berwirausaha dengan pembiayaan
Mudharabah. Konsep mudharabah yang merupakan perjanjian dua pihak antara pihak yang
memiliki dana atau sahibul mal dengan pihak yang mengelola dana atau mudharib untuk
melakukan kegiatan ekonomi dengan menyepakati nisbah bagi hasil atas keuntungan yang
akan diperoleh. Selain perbankan syariah hadir dalam hal pembiayaan namun juga
memberikan edukasi pada pelaku UMKM agar usaha yang dilakukan bisa menghasilkan
profit karena tujuan dari didirikannya bank syariah selain menghindari Riba yaitu perbankan
syariah berakar pada konsep interakasi faktor-faktor produksi dan perilaku ekonomi yang
bersifat islami. Ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998 Bank Muamalat hadir dengan
produk mudharabah untuk menangani krisis ekonomi dan akhirnya terlepas dari krisis
ekonomi tersebut dan pada masa pandemi Covid-19 perbankan syariah hadir ditengah-tengah
masyarakat dengan produk mudharabah untuk mendanai pelaku UMKM yang kekurangan
modal dimasa pandemi Covid-19. Jadi dengan menerapkan prinsip hukum ekonomi syariah
dalam kegiatan UMKM pada masa pandemi bisa membantu orang-orang yang sedang
mengalami krisis ekonomi atau kesulitan biaya dalam hidupnya. Dan dengan prinsip ini pula
bisa mendapatkan nilai agama dan moral, maka kegiatan ekonomi khususnya kegiatan
UMKM yang dilaksanakan ini sesuai dengan pandangan agama maupun nilai-nilai
kemanusiaan.
Saran
8
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam| Volume 4 No. 02 2021
Demikian yang dapat peneliti paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
pembahasan dalam penelitian ini. Berdasarkan simpulan yang telah dijelaskan maka peneliti
menyarankan lebih diterapkannya prinsip hukum ekonomi syariah dalam kegiatan ekonomi
sekarang ini, jadi tidak hanya dalam kegiatan UMKM saja melainkan kegiatan yang selalu
ada dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga bukan hanya dapat membantu saja namun juga
dapat menjalankan nilai-nilai agama.
Daftar Pustaka
Arifqi, Moh Musfiq, and Dedi Junaedi. "Pemulihan Perekonomian Indonesia Melalui
Digitalisasi UMKM Berbasis Syariah di Masa Pandemi Covid-19." Al-Kharaj: Jurnal
Ekonomi, Keuangan & Bisnis Syariah , 2021.
Ilham, Misbahul, and Iswi Hariyani. "Memahami Peran Lembaga Pembiayaan Syari’ah
Dalam Meningkatkan Aksesibilitas Keuangan UMKM Pada Masa Pandemi Covid-
19." Widya Yuridika: Jurnal Hukum 3.2, 2020.
Wicaksono, Yudi Krisno, and Binti Maunah. "Peran Negara Dalam Ketahanan Perbankan
Syariah Di Masa Pandemi Covid-19." An-Nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah 8.1, 2021.
Nasution, Lokot Zein. "Peran Lembaga Pembiayaan Syariah dalam Mempercepat Pemulihan
UMKM di Masa Pandemi." Islamic Circle 2.1, 2021.
9
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam| Volume 4 No. 02 2021
Lian Fawahan, Ita Marianingsih, “Konsep Mudharabah Dalam Mendukung UMKM di Masa
Pandemi COVID-19”, Al-Intaj, Vol. 8 No. 1 Maret 2022.
Fawahan, Lian, and Ita Marianingsih Purnasari. "Konsep Mudharabah Dalam Mendukung
UMKM Di Masa Pandemi Covid-19." Al-Intaj: Jurnal Ekonomi dan Perbankan
Syariah 8.1, 2022.
Rahmah, Naila Aulia, Muhammad Iqbal Fasa, and Suharto Suharto. "Peran Pembiayaan
Syariah Melalui Bank Syariah Terhadap Tingkat Pengembangan Umkm Di Masa
Pandemi Covid-19." JIPKIS: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Keislaman 1.3, 2021.
Tira Nur Fitria. “Kontribusi Ekonomi Islam Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional.”
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 02, No. 03, November 2016.
Rahmatillah, Nely. "Eksistensi Ekonomi Syariah Di Indonesia Dalam Perspektif Psikologi
Ekonomi." Jurnal Qiema (Qomaruddin Islamic Economics Magazine) 8.1, 2022.
Fasa, Muhammad Iqbal, and Suharto Suharto. "Peran Lembaga Keuangan Syari’ah Dalam
Keberlangsungan Umkm Di Tengah Pandemi Covid-19." Holistic Journal of
Management Research 6.2, 2021.
10