Anda di halaman 1dari 10

IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam| Volume 4 No.

02 2021

Ilmu Al-Qur’an (IQ) Jurnal Pendidikan Islam


Volume 4 No.02 2021
ISSN: 2338-4131 (Print) 2715-4793 (Online) DOI:

Penerapan Prinsip Hukum Ekonomi


Syariah Dalam UMKM Pada Masa
Pandemi di Wilayah Indonesia
Siti Nur Khotijah1, Anisa Dewi Purniasari2, Dewi Rahmawati Nurdiani3, Lusyana
Shalsabila4, Ahmad Sofi Lutfilmun’im5, Okky Indra Lavida6, Bisri Musthofa7, Ulin
Ni’am8, Nuswantoro9.
Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta
sitinurkhotijah04@gmail.com, anisadewipurniasari@gmail.com,
at.hes.4g.dewirahmawatinurdiani@gmail.com, lusyanassh@gmail.com,
Ahmadsofilutfi@gmail.com, okkylavida25@gmail.com, bisrimusthofa3322@gmail.com,
Niamulin38@gmail.com, tororawk573@gmail.com.
Abstrak:

Penulisan ini dilakukan dengan tujuan untuk memaparkan Penerapan Prinsip Hukum
Ekonomi Syariah dalam Masa pandemi Covid-19 di Indonesia. Penelitian ini menggunakan
metode deskriftif kualitatif dengan menelaah sumber-sumber tertulis seperti jurnal ilmiah,
buku referensi, karangan ilmiah, serta sumber-sumber lain baik dalam bentuk tulisan atau
dalam format digital yang relevan dan berhubungan dengan objek kajian penelitian ini
adalah berupa teks-teks atau tulisan-tulisan yang menggambarkan dan memaparkan
tentang Penerapan Prinsip Ekonomi Syariah di Masa Pandemi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa di antara Penerapan Prinsip Ekonomi Syariah dalam masa pandemi
Covid-19 di Indonesia Pertama, memaparkan bagaimana kondisi UMKM pada masa
pandemi diwilayah Indonesia. Kedua, apakah masyarkat menerapkan prinsip hukum
ekonomi syariah di masa pandemi. Ketiga, apakah ada pengaruh antara orang yang
menerapkan prinsip hukum ekonomi syariah dengan orang yang tidak menerapkan. Dari
ketiga hal tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya.

Kata Kunci: Covid -19, UMKM, Prinsip Ekonomi Syariah

1
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam| Volume 4 No. 02 2021

Abstract

This writing was carried out with the aim of explaining the application of Sharia
Economic Law Principles during the Covid-19 pandemic in Indonesia. This study uses a
qualitative descriptive method by examining written sources such as scientific journals,
reference books, scientific essays, and other sources either in written form or in digital
format that are relevant and related to the object of this research study in the form of texts or
writings that describe and explain the Application of Sharia Economic Principles in a
Pandemic Period. The results of this study indicate that the application of Islamic Economic
Principles during the Covid-19 pandemic in Indonesia First, describes the condition of
MSMEs during the pandemic in Indonesia. Second, whether the community applies the
principles of sharia economic law during the pandemic. Third, is there any influence between
people who apply the principles of sharia economic law and those who do not. From these
three things, it can be concluded that they are interrelated with one another.

Keywords: Covid -19, UMKM, Sharia Economic Principles

Pendahuluan

Sejak bulan Januari tahun 2020, hampir seluruh dunia termasuk Indonesia diguncang
wabah virus corona, virus tersebut pertama kali muncul di Kota Wuhan China. Dampak yang
ditimbulkan dari virus corona bersifat multidimensional (sosial, ekonomi, pendidikan,
kesehatan dan politik). Berbagai kebijakan diberlakukan untuk mencegah penyebaran, antara
lain social distancing dan physical distancing. Sehingga kebijakan tersebut ini berdampak
kepada semua aktifitas termasuk bisnis. Akibatnya terjadinya penurunan aktifitas, para
pedagang kecil berhenti berdagang sehingga mereka tidak memiliki penghasilan (Al-Fiqri
dkk, 2021).

Pada kala itu, pemerintah melakukan kebijakan lockdown akibatnya berdampak


terhadap peningkatan kemiskinan yang signifikan, hal itu bisa terjadi karena masyarakat tidak
memiliki akses untuk beraktifitas ekonomi akibatnya mereka tidak memiliki penghasilan.
Jika hal ini terjadi dampak sosialnya akan semakin besar. Penyebaran virus corona luar biasa
dampaknya dalam kehidupan ekonomi sehingga kalau ini tidak dapat diatasi akan berdampak
terhadap meningkatnya jumlah kemisikinan (Putri Sedinadia, 2020).

Wabah virus corona memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian global


khususnya di kawasan Asia. Tidak dapat dipungkiri, bahwa Indonesia juga tidak lepas dari
efek wabah yang telah banyak menyebabkan kematian. Hal ini jelas akan menyebabkan nilai
2
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam| Volume 4 No. 02 2021

perekonomian semakin turun. Kondisi tersebut akan menyebabkan tingkat pengangguran


semakin tinggi, sehingga kondisi kemiskinan akan dapat mudah terjamah. Indonesia rentang
masuk ke dalam kondisi krisis ekonomi. Sebab pertumbuhan ekonomi mengalami
perlambatan yang cukup tajam (Ilham dkk, 2020)

Masalah-masalah itulah yang muncul diakibatkan oleh pandemi covid-19 yang


melanda dunia saat ini. Ekonomi syariah merupakan suatu hal yang tidak familiar di
Indonesia, sebab mayoritas masyarakat Indonesia beragama islam jadi tidak heran prinsip
ekonomi syariah dilakukan oleh masyarakat Indonesia.

Pembahasan

A. Kondisi UMKM Masa Pandemi


Dalam situasi pandemi pada tahun 2020, menurut Kemenkop UKM terdapat
sekitar 37.000 UMKM yang memberikan laporan bahwa mereka terdampak sangat serius
dengan adanya pandemi ini ditandai dengan: sekitar 56 persen melaporkan terjadi
penurunan penjualan, 22 persen melaporkan permasalahan pada aspek pembiayaan, 15
persen melaporkan pada masalah distribusi barang, dan 4 persen melaporkan kesulitan
mendapatkan bahan baku mentah. Masalah-masalah diatas juga semakin meluas jika
dikaitkan dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang
diterapkan di beberapa wilayah di Indonesia. Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan
No. 9/2020 tentang Pedoman PSBB dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19,
PSBB meliputi pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga
terinfeksi COVID-19 termasuk pembatasan terhadap pergerakan orang dan/atau barang
untuk satu provinsi atau kabupaten/kota tertentu untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Pembatasan tersebut paling sedikit dilakukan melalui peliburan sekolah dan tempat kerja,
pembatasan kegiatan keagamaan, dan/atau pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas
umum. Ditakutkan dengan adanya PSBB, aktivitas ekonomi terutama produksi, distribusi,
dan penjualan akan mengalami gangguan yang pada akhirnya berkontribusi semakin
dalam pada kinerja UMKM (Hidayyatullah, 2020).

Jenis Produk Usaha yang paling dominan dan menempatkan posisi paling pertama
dan paling banyak dijalani oleh para pelaku UMKM yakni berdagang eceran seperti
berjualan sembako, pulsa, pakaian, dll) dengan persentase sebesar 35,9 persen. Urutan
kedua yang menempati jenis usaha yang paling diminati oleh pelaku UMKM ialah
menyediakan makanan dan minuman dengan persentase sebesar 20,9 persen. Urutan
3
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam| Volume 4 No. 02 2021

ketiga yakni produk jasa sebesar 16,5 persen. Urutan keempat yakni produksi makanan
sebesar 16,0 persen. Urutan kelima terdapat industri pengolahan dengan 4,9 persen.
Urutan keenam terdapat produk kerajinan atau karya seni sebesar 3,9 persen. Dan urutan
yang ketujuh yaitu produksi pertanian, perkebunan, dan peternakan dengan persentase
sebesar 1,9 persen (Ramadan dan Muhammad Rauf, 2021).

UMKM yang mampu bertahan ditengah iklim covid-19 ini antara lain adalah
UMKM yang sudah terhubung dengan ekosistem digital dengan memanfaatkan
marketplace yang ada di Indonesia. Dan UMKM yang mampu bertahan di era pandemi
covid-19 adalah UMKM yang mampu mengadaptasikan bisnisnya dengan produk-produk
inovasi, misalnya yang tadinya menjual produk-produk tas dan baju kemudian merubah
produknya menjadi jual masker kain. Industri lain yang mampu bertahan dimasa pandemi
covid 19 adalah industri yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar meliputi listik,
air bersih, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, otomotif dan perbankan.
Demikian halnya dengan industri ritel yang mampu bertahan, hal ini dikarenakan
sebagian memanfaatkan penjualan melalui marketing digital (Wicaksono dkk, 2021).

Pandemi Covid-19 mengubah Perilaku Konsumen dan Peta Kompetisi Bisnis yang
perlu diantisipasi oleh para pelaku usaha akibat adanya pembatasan kegiatan. Konsumen
lebih banyak melakukan aktivitas di rumah dengan memanfaatkan teknologi digital.
Sedangkan perubahan lanskap industri dan peta kompetisi baru ditandai dengan empat
karakeristik bisnis yaitu Hygiene, Low-Touch, Less-Crowd, dan Low-Mobility.
Perusahaan yang sukses di era pandemi merupakan perusahaan yang dapat beradaptasi
dengan 4 karakteristik tersebut (Nasution dan Loket Zein, 2021).

Pemerintah juga terus berupaya mendorong para pelaku UMKM untuk on board
ke platform digital melalui Program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas
BBI), dimana hingga akhir 2020 sudah terdapat 11,7 juta UMKM on boarding.
Diharapkan pada tahun 2030 mendatang, jumlah UMKM yang go digital akan mencapai
30 juta. Di samping itu, Pemerintah juga mendorong perluasan ekspor produk Indonesia
melalui kegiatan ASEAN Online Sale Day (AOSD) di 2020 (Rahmawati, 2022).

B. Penerapan Prinsip Hukum Ekonomi Syariah Dalam UMKM di Masa Pandemi


Terdapat berbagai instrumen yang dimiliki oleh perbankan syariah yang bisa
digunakan untuk mendorong laju ekonomi khususnya pelaku UMKM. Salah satu
instrumen tersebut adalah profit loss sharing system, untuk memberikan kesempatan yang
4
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam| Volume 4 No. 02 2021

sama bagi yang memiliki kemampuan berwirausaha dengan pembiayaan Mudharabah.


Mudharabah memakai Profit and loss sharing system dalam lembaga keuangannya,
pembiayaan bagi hasil yang bisa diberikan kepada para pelaku harus bisa mendorong dan
menyelamatkan UMKM pada masa pandemi covid-19, selain itu juga dapat terlepas dari
permasalahan permodalan serta meningkatkan usaha UMKM. Pandemi memang telah
memukul para pelaku UMKM akan tetapi meskipun demikian ada beberapa hal yang
menjadi peluang saat pandemi (Rohmah Niah Musdiana, 2015).
Konsep mudharabah yang merupakan perjanjian dua pihak antara pihak yang
memiliki dana atau sahibul mal dengan pihak yang mengelola dana atau mudharib untuk
melakukan kegiatan ekonomi dengan menyepakati nisbah bagi hasil atas keuntungan yang
akan diperoleh. Dalam hal ini bank syariah sebagai pemilik dana serta pelaku UMKM
bisa membangun kerja sama utamanya saat pandemi covid-19. Ini yang membedakan
bank syariah dengan bank kovensional, dimana bank konvensional telah menetapkan suku
bunga diawal transaksi atau pembiayaan sehingga akan membuat pelaku UMKM tercekik
utamanya dalam masa pandemi covid-19. Berbeda dalam konsep mudharabah yang
menerapkan bagi hasil dalam pembiayaannya sehingga saat pandemi covid-19 para pelaku
UMKM bisa merasa diringankan dalam kondisi ini. Artinya ketika pendapatan atau
keuntungan pelaku UMKM sedikit tidak lagi berat memikirkan bunga seperti dalam bank
konvensional (Fawahan dkk, 2022).
Selain itu, konsep mudharabah dibedakan menjadi dua, yang pertama
mudharabah mutlaqah yang mana mudharib memiliki kewenangan sepenuhnya untuk
menentukan pilihan investasi. Berbeda dengan mudharabah muqayyaddah yang mana
investasi ditentukan oleh pemilik dana sedangkan mudharib bertindak sebagai
pelaksana/pengelola. Mudharabah muqayyaddah dalam hal ini bank syariah bisa
memberikan arahan pada pelaku UMKM mengenai usaha yang memiliki peluang di masa
pandemi. Bank syariah juga hadir dan bisa mengurai masalah-masalah lama yang dimiliki
UMKM seperti pemanfaatan Sarana Teknologi, Informasi, Komunikasi serta kemudahan
peminjaman modal usaha (Rahmah dkk, 2021).
Pembiayaan mudharabah juga dapat mendorong pelaku UMKM untuk lebih
bertanggung jawab terhadap dana yang diterimanya serta memotivasi agar jauh dari sifat
malas sebab Islam mewajibkan setiap manusia bekerja. Konsep mudharabah juga
difokuskan penggunanya dalam spirit tolong menolong sebagaimana anjuran agama Islam
khususnya dalam masa pandemi, artinya kedua belah pihak antara bank syariah dan

5
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam| Volume 4 No. 02 2021

pelaku UMKM bisa saling tolong dalam masa bencana seperti saat ini dan tidak teralalu
berfokus pada keuntungan akan tetapi upaya kebertahanan usaha disaat wabah, baik bank
syariah dan pelaku UMKM. Mudharabah menjadi produk pilihan untuk membantu
pendanaan bagi pelaku UMKM yang kekurangan modal, berbeda dengan produk
murabahah yang menjadi produk untuk melakukan pembiayaan jual beli (Yordan Saputra,
2021).
Peran perbankan syariah saat ini juga dengan menjalin kontrak kerjasama dengan
jenis usaha yang belum bankable, linkage program jam adalah salah satu solusi untuk
memperluas layanan pendanaan dengan lembaga keuangan mikro. Program yang menjadi
layanan perbankan syariah yang menjadi akses bagi sektor UMKM yaitu mudharabah.
Mudharabah menjadi alternatif bagi pelaku UMKM karena mudharabah disisni
merupakan produk perbankan yang menggunakan sistem bagi hasil dan bagi rugi. Bagi
hasil yang ditetapkan oleh pihak perbankan dan pelaku UMKM (mudharib) ialah sesuai
dengan kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Sedangkan bagi rugi yang
dimaksud ialah ketika pelaku UMKM mengalami kerugian maka pihak perbankan yang
menanggung kerugian tersebut, meski demikian bukan berarti pelaku UMKM akan
menggunakan modalnya dengan tidak tepat sasaran karena pihak perbankan selalu
melakukan audit. Jika terjadi kecurangan maka akan ada sanksi yang diberikan oleh
perbankan. Selain perbankan syariah hadir dalam hal pembiayaan namun juga
memberikan edukasi pada pelaku UMKM agar usaha yang dilakukan bisa menghasilkan
profit karena tujuan dari didirikannya bank syariah selain menghindari Riba yaitu
perbankan syariah berakar pada konsep interakasi faktor-faktor produksi dan perilaku
ekonomi yang bersifat islami. Ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998 Bank
Muamalat hadir dengan produk mudharabah untuk menangani krisis ekonomi dan
akhirnya terlepas dari krisis ekonomi tersebut dan pada masa pandemi Covid-19
perbankan syariah hadir ditengah-tengah masyarakat dengan produk mudharabah untuk
mendanai pelaku UMKM yang kekurangan modal dimasa pandemi Covid-19 (Lian dan
Ita, 2022).
C. Pengaruh Terhadap Orang yang Menerapkan Prinsip Ekonomi Syariah Dengan
yang Tidak Menerapkan

Dari pengaruh tersebut bisa mendapatkan nilai agama dan moral, dengan
diterapkannya prinsip ekonomi syariah, maka kegiatan ekonomi yang dilaksanakan sesuai
dengan pandangan agama maupun nilai nilai kemanusiaan, khususnya didalam kegiatan
6
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam| Volume 4 No. 02 2021

UMKM ini. Apabila kegiatan UMKM tidak menerapkan prinsip ekonomi syariah, akan
terdapat hal yang akan menguntungkan sebagian pihak, ataupun terjadi kecurangan yang
dimana hal tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai agama maupun nilai-nilai kemanusiaan
(Rahmatillah, 2022).

Dapat menjamin akan kebersihan dan kesehatan, didalam kegiatan UMKM ini
yang dimana mayoritas produknya ialah makanan maka kebersihan dan kesehatan sangat
diperlukan didalamnya, disinilah peran dari prinsip ekonomi syariah yang dimana
dijelaskan bahwasannya tujuan ekonomi yaitu untuk kemaslahatan umat. Seringkali
ditemui pelaku usaha UMKM kurang memperhatikan akan pentingnya kebersihan dan
kesehatan, diantaranya yakni makanan yang sudah melewati batas kadaluarsa, makanan
dengan bahan-bahan yang kurang layak dikonsumsi, tempat penjualan yang tergolong
kumuh, dan lain sebagainya. Hal ini merupakan sebagian contoh perilaku yang tidak
sesuai dengan prinsip ekonomi syariah (Fasa dkk, 2021).

Selain itu dapat memberikan pemahaman prinsip bisnis syariah pada seorang
mengenai sikap saling ridha dalam berdagang. Demikian pula pemahaman prinsip bisnis
syariah adalah sebagian dari ibadah, dalam hasilnya telah memahami dengan asumsi
bahwa aktifitas bisnis bukan hanya sekedar mencari keuntungan semata tetapi bagian
merupakan bagian dari ibadah jika di laksanakan dengan penuh keyakinan dan senantiasa
mengharap ridha Allah SWT (Tiara Nur Fitria, 2016).

Kesimpulan

Kondisi UMKM menurut Kemenkop UKM pada tahun 2020 terdapat sekitar 37.000
UMKM yang memberikan laporan bahwa UMKM terdampak sangat serius dengan adanya
pandemi ini ditandai dengan sekitar 56 persen melaporkan terjadi penurunan penjualan, 22
persen melaporkan permasalahan pada aspek pembiayaan, 15 persen melaporkan pada
masalah distribusi barang, dan 4 persen melaporkan kesulitan mendapatkan bahan baku
mentah. UMKM yang mampu bertahan ditengah iklim covid-19 ini antara lain adalah
UMKM yang sudah terhubung dengan ekosistem digital dengan memanfaatkan marketplace
yang ada di Indonesia dan UMKM yang mampu mengadaptasikan bisnisnya dengan produk-
produk inovasi, misalnya yang tadinya menjual produk-produk tas dan baju kemudian
merubah produknya menjadi jual masker kain.

7
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam| Volume 4 No. 02 2021

Penerapan prinsip hukum ekonomi syariah dalam UMKM di masa pandemi yaitu
perbankan syariah menerapkan instrumen profit loss sharing system, untuk memberikan
kesempatan yang sama bagi yang memiliki kemampuan berwirausaha dengan pembiayaan
Mudharabah. Konsep mudharabah yang merupakan perjanjian dua pihak antara pihak yang
memiliki dana atau sahibul mal dengan pihak yang mengelola dana atau mudharib untuk
melakukan kegiatan ekonomi dengan menyepakati nisbah bagi hasil atas keuntungan yang
akan diperoleh. Selain perbankan syariah hadir dalam hal pembiayaan namun juga
memberikan edukasi pada pelaku UMKM agar usaha yang dilakukan bisa menghasilkan
profit karena tujuan dari didirikannya bank syariah selain menghindari Riba yaitu perbankan
syariah berakar pada konsep interakasi faktor-faktor produksi dan perilaku ekonomi yang
bersifat islami. Ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998 Bank Muamalat hadir dengan
produk mudharabah untuk menangani krisis ekonomi dan akhirnya terlepas dari krisis
ekonomi tersebut dan pada masa pandemi Covid-19 perbankan syariah hadir ditengah-tengah
masyarakat dengan produk mudharabah untuk mendanai pelaku UMKM yang kekurangan
modal dimasa pandemi Covid-19. Jadi dengan menerapkan prinsip hukum ekonomi syariah
dalam kegiatan UMKM pada masa pandemi bisa membantu orang-orang yang sedang
mengalami krisis ekonomi atau kesulitan biaya dalam hidupnya. Dan dengan prinsip ini pula
bisa mendapatkan nilai agama dan moral, maka kegiatan ekonomi khususnya kegiatan
UMKM yang dilaksanakan ini sesuai dengan pandangan agama maupun nilai-nilai
kemanusiaan.

Saran

8
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam| Volume 4 No. 02 2021

Demikian yang dapat peneliti paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
pembahasan dalam penelitian ini. Berdasarkan simpulan yang telah dijelaskan maka peneliti
menyarankan lebih diterapkannya prinsip hukum ekonomi syariah dalam kegiatan ekonomi
sekarang ini, jadi tidak hanya dalam kegiatan UMKM saja melainkan kegiatan yang selalu
ada dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga bukan hanya dapat membantu saja namun juga
dapat menjalankan nilai-nilai agama.

Daftar Pustaka

Arifqi, Moh Musfiq, and Dedi Junaedi. "Pemulihan Perekonomian Indonesia Melalui
Digitalisasi UMKM Berbasis Syariah di Masa Pandemi Covid-19." Al-Kharaj: Jurnal
Ekonomi, Keuangan & Bisnis Syariah , 2021.

Putri, Sedinadia. "Kontribusi UMKM terhadap Pendapatan Masyarakat Ponorogo: Analisis


Ekonomi Islam tentang Strategi Bertahan di Masa Pandemi Covid-19." EKONOMIKA
SYARIAH: Journal of Economic Studies 4.2, 2020.

Ilham, Misbahul, and Iswi Hariyani. "Memahami Peran Lembaga Pembiayaan Syari’ah
Dalam Meningkatkan Aksesibilitas Keuangan UMKM Pada Masa Pandemi Covid-
19." Widya Yuridika: Jurnal Hukum 3.2, 2020.

Hidayatullah, Syarif. "Strategi Menjaga Pertumbuhan Bank Syariah di Tengah Pandemi


COVID-19." 2020.

Ramadan, Muhammad Rauuf. "Merger Bank Syariah dan Pengembangan UMKM di


Indonesia." Jurnal Syntax Transformation 2.6, 2021.

Wicaksono, Yudi Krisno, and Binti Maunah. "Peran Negara Dalam Ketahanan Perbankan
Syariah Di Masa Pandemi Covid-19." An-Nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah 8.1, 2021.

Nasution, Lokot Zein. "Peran Lembaga Pembiayaan Syariah dalam Mempercepat Pemulihan
UMKM di Masa Pandemi." Islamic Circle 2.1, 2021.

Rahmawati, Rahmawati. Peran Financial Technology dalam Pemberdayaan UMKM di Masa


Pandemi Covid–19 di Kota Parepare (Analisis Ekonomi Syariah). Diss. IAIN
Parepare, 2022.

9
IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam| Volume 4 No. 02 2021

Rohmah Niah Musdiana, “Efektivitas Pembiayaan Mudharabah Dalam Meningkatkan


Kinerja Umkm (Studi Kasus Pada BMT Nurul Jannah Gresik),” JEBIS 01, No. 01,
2015.

Lian Fawahan, Ita Marianingsih, “Konsep Mudharabah Dalam Mendukung UMKM di Masa
Pandemi COVID-19”, Al-Intaj, Vol. 8 No. 1 Maret 2022.

Fawahan, Lian, and Ita Marianingsih Purnasari. "Konsep Mudharabah Dalam Mendukung
UMKM Di Masa Pandemi Covid-19." Al-Intaj: Jurnal Ekonomi dan Perbankan
Syariah 8.1, 2022.

Rahmah, Naila Aulia, Muhammad Iqbal Fasa, and Suharto Suharto. "Peran Pembiayaan
Syariah Melalui Bank Syariah Terhadap Tingkat Pengembangan Umkm Di Masa
Pandemi Covid-19." JIPKIS: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Keislaman 1.3, 2021.

Yordan, Saputra. Dampak Pandemi Covid-19 dan Kebijakan Ppkm Terhadap Tingkat


Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Menurut Perspektif Ekonomi
Islam (Studi PadaUMKMRumah Makan Pindang Meranjat Riu Resto Cabang
PalapaKota Bandar Lampung). Diss. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung,
2021.

Tira Nur Fitria. “Kontribusi Ekonomi Islam Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional.”
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 02, No. 03, November 2016.
Rahmatillah, Nely. "Eksistensi Ekonomi Syariah Di Indonesia Dalam Perspektif Psikologi
Ekonomi." Jurnal Qiema (Qomaruddin Islamic Economics Magazine) 8.1, 2022.
Fasa, Muhammad Iqbal, and Suharto Suharto. "Peran Lembaga Keuangan Syari’ah Dalam
Keberlangsungan Umkm Di Tengah Pandemi Covid-19." Holistic Journal of
Management Research 6.2, 2021.

10

Anda mungkin juga menyukai