Anda di halaman 1dari 10

Mengenal Siyasah Dusturiyah, Maliyyah, Dauliyyah Atau Khorijiyyah1

Oleh Kelompok 42

A. Pendahuluan
Siyasah atau politik merupakan pembahasan yang masih terus berkembang.
Keterlibatan siyasah dengan pergumulan budaya dan pergulatan sosial lah yang menjadi
penyebab siyasah masih terus berkembang hingga saat ini. Akan tetapi, keadilan, rahmat,
kemashlahatan dan hikmah masih terus diwujudkan oleh syari’ah.
Siyasah merupakan suatu ilmu dalam kategori yang membahas politik dimana ilmu
tersebut membahas tentang hal-hal politik yang berkaitan di dalam suatu negeri. Siyasah
mengajarkan ilmu-ilmu politik secara luas dan mendalam selain itu juga mengajarkan suatu
ajaran-ajaran yang berhubungan dengan agama islam. Siasah sangatlah penting untuk
dipelajari dan diketahui oleh siapa saja. Maka dari itu sangatlah perlu belajar siyasah untuk
menambah wawasan politik baik di dalam maupun luar negeri.
Siyasah sendiri berasal dari ungkapan sya-sya, yasyu-su Siyaya-syatan. Ini berarti
mengatur, mengendalikan, mengelola, atau membuat keputusan. Assiyasah berarti
membimbing sesuatu sedemikian rupa sehingga bermanfaat. Mencapai tujuan
membutuhkan kontrol dan regulasi, yang merupakan definisi politik.
Kesimpulan dari pemahaman politik ini adalah pengaturan yang bijaksana untuk
mengatur ketenagakerjaan di negara bagian dan negara bagian untuk mencapai tujuan
kepentingan umum. Dari siyasah ini, ada tiga jenis siyasah fiqh: siyasah duturiyah, siyasah
maliyah, dan siyasah dauliyah.
Dalam makalah ini, kami selaku penulis akan menjelaskan pengertian-pengertian dari
ketiga fiqih siyasah diatas. Yang pertama adalah siyasah dusturiyah. Siyasah Duturiyah
adalah salah satu bagian dari Siyasah Fiqh yang membahas hukum negara. Kemudian
siyasah maliyah merupakan kebijakan islam dalam politik ekonomi islam yang sudah ada
sejak dulu setelah Nabi Muhammad berhijrah ke Maddinah. Kebijakan maliyyah dalam
politik ekonomi islam yaitu meliputi pendapatan dan pengeluaran Negara kepada

1
Makalah ini dibuat untu memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Siyasah , Dosen Pengampu: Danu Aris
Setiyono,S.SY., M.H. dipresentasikan pada hari Kamis 14 Oktober 2021, kelas HES 3G pukul 08.40-10.20 oleh
kelompok 4.
2
Oleh kelompok 4 yang beranggotakan 1. Cholisna Nuril Baiti (202111229) 2. Muhammad Rosid
Fauzi (202111235) 3. Alfian Nur Hamid (202111237) 4. Anisa Dewi Purniasari (202111265).

1
masyarakatnya. Dan siyasah dauliyah adalah kekuasaan negara untuk mengatur negara
dalam hubungannya dengan urusan internasional, sengketa wilayah, nasionalisme,
penyerahan, penahanan, pendeportasian tahanan politik, dan pengusiran orang asing.

B. Pembahasan
1. Siyasah Dusturiyah
Siyasah dusturiyah merupakan salah satu dari bagian fiqh siyasah yang
membahas perundang-undangan negara. Secara bahasa, dusturiyah berasal dari kata
“dusturi” yang artinya otoritas, yang mana kata dusturi ini berasal dari bahasa Persia
yang kemudian diserap ke dalam bahasa Arab yang berarti asas dasar atau pembinaan.
Kata dustur bila diserap ke dalam bahasa Indonesia beraarti undang-undang dasar suatu
negara.
Dari pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa kata dusturi ini dalam
bahasa inggris disebut dengan constutional, dan dalam bahasa Indonesia disebut dengan
undang-undang dasar negara. Sumber-sumber dan kaidah hukum dasar disuatu negara
menjadi pembahasan yang pokok didalam konstitusi ini. Contoh sumber-sumber
tersebut adalah baik dari sumber historis, material, perundang-undangan maupun
sumber penafsirannya.
Sedangkan menurut istilah, dusturiyah merupakan kumpulan-kumpulan kaedah
secara tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur dasar atau hubungan kerjasama
antar masyarakat dalam sebuah negara. Abul A’la al-Maududi mendefinisikan dustur
dengan suatu dokumen yang memuat prinsip-prinsip pokok yang menjadi landasan
pengaturan suatu negara.
Penggunaan istilah dusturi ini mengandung arti luas, artinya, didalam dustur ini
ada sekumpulan prinsip-prinsip yang mengatur kekuasaan dalam pemerintah disuatu
negara.3 Undang-undang dan juga aturan pemerintah disuatu negara tidak boleh
bertentangan dustur tersebut menjadi syarat mutlak pemberlakuan dustur ini.
Dalam siyasah dusturiyah ini, permasalahan-permasalahan yang dibahas adalah
sebuah hubungan seorang pemimpim dan rakyatnya serta lembaga masyarakat disuatu
negara. Oleh sebab itu, di dalam siyasah dusturiyah bertujuan untuk menciptakan
kemashlahatan dan dengan penyesuaian prinsip-prinsip agama. Hal inilah yang

3
Setiawan, Kedudukan DPD RI dalam Sistem Tata Negara Indonesia Perspektif Siyasah
Dusturiyah. (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung, B.2017) hlm 22.

2
menyebabkan pembatasan dalam pembuatan undang-undang, yaitu hanya membahas
pengaturan dan perundang-undangan yang dituntut oleh ihwal kenegaraan.
Menurut Abdul Wahhab Khallaf, dasar-dasar hukum Islam menjadi tolak ukur
utama dalam perumusan undang-undang dasar ini. Hal ini bertujuan untuk menjamin
atas hak asasi manusia, yang didefinisikan dengan kesetaraan atas kedudukan dimata
hukum, tanpa membeda-bedakan gender, agama, pendidikan, harta dan aspek sosial
lainnya.
Siyasah Dusturiyah mencaakup bidang kehidupan yang sangat luas dan
kompleks. Ada dua hal pokok yang tidak bisa lepas dari persoalan siyasah dusturiyah
ini, yaitu: pertama, dalil-dalil kulliy, baik ayat-ayat al-Qur’an mapun hadits,
maqosidusy syar’iyyah, dan semanggat ajaran Islam di dalam mengatur masyarakat.4
Kedua, dalam perubahan kondisi dan situasi yang menyebabkan aturan dapat berubah,
termasuk ijtihad para ulama, meskipun tidak seluruhnya. Adapun ruang lingkup kajian
siyasah dusturiyah adalah:
a. Al-Sulthah al-Tasyri’iyah
Al-Sulthah al-Tasyri’iyah adalah kekuasaan legislatif, kekuasaan pemerintah Islam
untuk membuat dan membuat undang-undang. Al-Sulthah al-Tasyri`iyah adalah
badan yang mengatur urusan nasional, termasuk masalah-masalah yang berkaitan
dengan hubungan Muslim-non-Islam, UUD, peraturan perundang-undangan,
perintah eksekutif, dan peraturan daerah.
Dalam menjalankan fungsinya, kekuasaan legislatif ini menjalankan dua fungsi,
yaitu mengatur halhal yang ketentuannya sudah ada di dalam nash al-Qur`an, dan
melakukan ijtihad untuk halhal yang ketentuannya belum ada di nash al-Qur`an.
Dalam melakukan ijtihad ini, biasanya mereka menetapkan suatu hukum dengan
cara qiyas (analogi).Dalam melakukan ijtihad ini, biasanya mereka menetapkan
suatu hukum dengan cara qiyas (analogi). Agar ijtihad mereka ini tidak
memberatkan masyarakat, atau sesuai dengan aspirasi rakyat, mereka melakukan
ijtihad dengan menganalogikan atau mempertmbangan sosial dan keadaan
masyarakat.
b. Al-Sulthah al-Tanfidziyah

4
Diyani, Kedudukan dan Peran Lembaga Legislatif di Indonesia Ditinjau dari Siyasah
Dusturiyah (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung, 2019), hlm 16.

3
Al-Sulthah al-Tanfidziyah adalah kekuasaan administratif yang meliputi masalah
Imamah, Bayer, Withara dan Wally Aladi. Al-Sulthah al-Tanfidziyah adalah ulil
amri, dipimpin oleh seorang kepala atau khalifah yang menjalankan pemerintahan
dan penyelenggaraan negara, menegakkan hukum dan peraturan, dan menetapkan
pedoman masyarakat ketika mereka bermanfaat bagi masyarakat. Misi Al-Sulthah
al-Tanfidziyah sendiri sesuai dengan pengertian di atas, penegakan hukum.
c. Al-Sulthah al-Qadha’iyyah
Al-Sulthah al-Qadha’iyyah merupakan kekuasaan yudikatif. Menegakkan
kebenaran dan menjunjung tinggi keadilan demi kemashlahatan masyarakat
merupakan bagian dari tujuan kekuasaan yudikatif ini. Sedangkan tugas Al-Sulthah
al-Qadha’iyyah adalah untuk mempertahankan hukum dan perundang-undangan
yang telah dibuat oleh lembaga legislatif.
Dari sini dapat kita simpulkan bahwasannya ruang lingkup siyasah dusturiyah
ini tidak lain tidak bukan bertujuan untuk kemashlahatan masyarakat. Dalam
menjalankan tugas dan tujuannya masing-masing, mereka melihat dari aspek-aspek
sosial masyarakat, dan juga menciptakan keadilan bagi masyarakat.

2. Siyasah Maliyah
Siyasah maliyah adalah kebijakan islam dalam politik ekonomi islam yang
sudah ada sejak dulu setelah Nabi Muhammad berhijrah ke Maddinah. Kebijakan
maliyyah dalam politik ekonomi islam yaitu meliputi pendapatan dan pengeluaran
Negara kepada masyarakatnya. Pembahasan tentang kajian kebijakan ekonomi Islam
ini dikenal dengan istilah Siyasah al Maliyah, yang erat kaitannya dengan Al-Qur'an,
As-Sunnah, Khulafaur Rasshidin, dan aturan Islam sepanjang sejarah.5
Kajian fiqh siyasah Maliyah terdiri dari beberapa ruang lingkup yaitu prinsip
mengenai harta; harta, negara, dan tanggung jawab social; hak milik; zakat, al;-Kharaz;
jizyah; Ghanimah; Fa’i; Bea Cukai dan Harta wakaf untuk umat.6

5
Syahyani Pratiwi, “Konsep Siyasah Al-Maliyah pada Masa Khalifah Umar bin Khatab dan Khalifah
Utsman bin Affan” Jurnal Siyasatuna, (Fakultas Syariah dan Hukum UIN Allaudin Makassar) Vol.3 Nomor
3,2021, hlm. 428-429.
6
Admin, “Siyasah Maliyah (Politik Ekonomi Islam)” dari
https://ceramahmotivasi.com/2016/11/siyasah-maliyah-ekonomi/ diakses pada 11 Oktober 2021 pukul 22.43
WIB

4
Pengaturan yang ditemukan dalam politik Mary digunakan untuk mengatur
kesejahteraan masyarakat. Fikih siyasah maliyah memiliki akad harta dan referensi
acuannya menggunakan al qur'an dan hadits adalah:
a. Prinsip tauhid dan isti’mar, yaitu pandangan bahwa seluruh alam semesta
merupakan ciptaan Allah dan sengaja disediakan untuk manusia
b. Prinsip distribusi rizki, yaitu pandangan bahwa seluruh harta yang kita miliki
merupakan rizki dan titipan dari Allah
c. Prinsip mendahulukan kemaslahatan umum, yaitu pandangan bahwa harta
kekayaan itu hakikatnya milik Allah.7
Hakikatnya, siyasah maliyah menjadi aspek penting dalam mengatur
pemasukan dan juga pengeluaran keuangan untuk kebaikan masyarakat. Ruang lingkup
siyasah maliyah sendiri merupakan usaha bagaimana tidak menciptakan kesenjangan
sosial ditengah-tengah masyarakat. Dari sini dapat kita simpulkan bahwasannya Islam
itu sangat indah, yang mana agama ini sangat menjunjung tinggi keadilan kepada fakir
miskin yang seharusnya hal ini dilakukan oleh aparat pemerintah atau pemimpin agar
masyarakatnya merasakan kedamaian dan ketentraman.

3. Siyasah Dauliyah
Siyasah Dauliyah memiliki arti kekuasaan Negara yaitu mengatur negara dalam
hal hubungan internasional, masalah territorial, nasionalistis, ekstradisi, tahanan,
pengangsingan tawanan politik, pengusiran warga negara asing. Selain mengatur hal
tersebut juga mengurus kaum dzimmi, hudud dan qishash atau bisa dikatakan mengatur
hubungan antar negara tersebut.8
Dalam siyasah dauliyah memiliki subjek hukum yaitu negara, setiap
mempunyai kewajiban. Menghormati hak negara lain adalah kewajiban terpenting serta
melaksanakan perjanjiab yang telah dibuat. Seluruh negara yang ada didunia ini adalah
bertetangga, maka dari itu hubungan antar negara diterapkan kewajiban saling
menghormati antara negara tetangga.

7
Hasan Mustofa, “ Aplikasi Teori Politik Islam Prespektif Kaidah-Kaidah Fikih” dari
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/madania/article/viewFile/2/11 diakses pada 11 Oktober 2021 pukul
23.24 WIB
8
Ismail, “ Siyasah Dauliyah Konsep Dasar Komunikasi Diplomasi Internasional” Jurnal Peurawi, UIN
Ar-Raniry, Banda Aceh, Vol. 1 Nomor 1, 2017, hlm 1

5
Dalam peperangan hubungan internasional juga diatur dalam fiqh siyasah
dauliyah ini. Peperangan dalam siyasah dauliyah disertai dengan aturan yang disertakan
dalam islam yaitu sebagai berikut:
1) Adanya pengumuman perang yang memungkinkan sampainya berita itu kepada
musuh.
2) Etika dalam peperangan salah satunya adalah dengan tidak membunuh anak-anak,
membunuh wanita yang tidak ikut berperang, membunuh orang tua dan juga tidak
memperkosa wanita
3) Tidak merusak pohon, sawah, dan ladang
4) Larangan membunuh hewan ternak
5) Larangan menghancurkan tempat peribadatan
6) Larangan mencincang mayat musuh
7) Larangan membunuh pemuka agama
8) Tidak melampui batas9
Menurut Wahbah al-Zuahaili, perdamaian menjadi prinsip utama dalam
hubungan internasional dalam pandangan Islam. Walaupun tidak menutup
kemungkinan akan terjadinya perang, tetap perang tersebut menjadi sebuah keadaan
darurat demi mencegah suatu keburukan dan juga salah satu bentuk upaya melancarkan
jalan dakwah agar tidak terhalangi oleh orang-orang kafir.
Yang menjadi dasar terjadinya siyasah dauliyah bagi sebagian para ulama
adalah sebagai berikut:
a. Kesatuan umat Islam
Semua orang pasti sudah tidak asing lagi dengan kalimat bahwasannya manusia
merupakan makhluk yang kedudukannya sama dimata Allah. Entah itu beragama
yang berbeda, dari suku yang berbeda, perbedaan gender dll, akan tetapi dalam
Islam diajarkan Ukhuwah Islamiyah, yang mana persaudaraan tidak hanya berlaku
bagi umat Islam saja, melainkan sesama manusia yang berbeda agama pun menjadi
pembahasan utama pada ukhuwah islamiyah. Maka dari itu, ukhuwah islamiyah
menciptakan sebuah kesatuan umat dan mempererat hubungan, entah itu personal
maupun internasional.
b. Al-‘Adalah (keadilan)

9
Syahyani Pratiwi, “Konsep Siyasah Al-Maliyah pada Masa Khalifah Umar bin Khatab dan Khalifah
Utsman bin Affan” Jurnal Siyasatuna, (Fakultas Syariah dan Hukum UIN Allaudin Makassar) Vol.3 Nomor
3,2021, hlm. 103

6
Tidak henti-hentinya Islam selalu mengajarkan keadilan bagi seluruh umat. Hal ini
bertujuan untuk menciptakan sebuah keharmonisan ditengah-tengah masyarakat.
Hal ini tercantum dalam Q.S. Al-Maidah ayat 8 yang artinya: “Wahai orang-orang
yang beriman! jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika)
menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena (adil) itu lebih
dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”
c. Al-Musawah (persamaan)
Manusia memiliki persamaan derajat dimata hukum. Hal ini bertujuan untuk
menciptakan sebuah keadilan bagi masyarakat disebuah negara. Kesederjatan antar
negara dan bangsa akan sulit direalisasikan apabila persamaan derajat tidak
diterapkan pada kerjasama internasional. Pada zaman Rasul maupun sahabat sering
kali membebaskan para budak, yang tak lain hal itulah sebagai perwujudan
persamaan derajat.
d. Karomah Insaniyah (Kehormatan Manusia)
Sikap merendahkan manusia dengan manusia lain, atau kelompok satu dengan yang
lain merupakan sebuah sikap yang dilarang. Bagaimanapun, jika kita menghormati
orang lain, sudah tentu kita juga akan mendapatkan kehormatan pula. Dalam hal
siyasah dauliyah ini, kerjsama internasional tidak dapat berkembang jika kita tidak
menerapkan sikap saling menghormati.
e. Tasamuh (toleransi)
Sikap toleransi merupakan sikap menghargai pendapat orang lain. Sikap toleransi
ini sangat dibutuhkan ketika kita berada ditengah-tengah masyarakat, karena sikap
toleransi ini mencegah permusuhan dan juga menimbulkan persahabatan, bahkan
dapat menetralisir ketegangan.
f. Kerjasama manusia
Kerjasama manusia merupakan salah satu bentuk realisasi dasar-dasar yang telah
dikemukakan sebelumnya. Yang mana kerjasama ini adalah bentuk sosial
kemanusiaan dan juga sikap saling peduli terhadap satu sama lain. Kerjasama ini
sangat dibutuhkan dimanapun, karena manusia sifatnya adalah sosial, sehingga
sangat ketergantungan antara satu dengan yang lain maupun antar negara.
g. Kebebasan, Kemerdekaan (al-Huriyah)

7
Kebebasan yang dimaksud disni bukan kebebasan mutlak, melainkan kebebasan
yang bertanggung jawab terhadap Allah SWT, dan juga terhadap kepentingan
umum. Kebebasan yang dimaksud tersebut adalah (1) kebebasan berfikir, (2)
kebebasan beragama, (3) kebebasan menyatakan pendapat, (4) kebebasan menuntut
ilmu dan (5) kebebasan memiliki harta.
h. Berakhlakul karimah
Dasar terakhir ini merupakan salah satu bentuk yang menjadi kewajiban pada setiap
umat maupun negara. Karena sikap yang baik ini dapat menciptakan hal-hal yang
baik dan menimbulkan kepedulian terhadap orang yang lemah.

C. Penutup
Siyasah atau politik merupakan pembahasan yang masih terus berkembang.
Keterlibatan siyasah dengan pergumulan budaya dan pergulatan sosial lah yang menjadi
penyebab siyasah masih terus berkembang hingga saat ini. Kebijakan siyasah ini
merupakan pengaturan yang berguna untuk mengatur tenaga kerja nasional dan negara
untuk mencapai tujuan kepentingan umum. Dari siyasah ini, ada tiga jenis siyasah fiqh:
siyasah duturiyah, siyasah maliyah, dan siyasah dauliyah.

Pembahasan dalam makalah ini menjelaskan masing-masing kebijakan. Siyasah


Duturiyah adalah salah satu bagian dari Siyasah Fiqh yang membahas hukum negara.
Siyasah Dustriyah bisa juga disebut UUD. Penggunaan istilah Dusturi memiliki implikasi
yang luas. Singkatnya, Dusturi memiliki banyak prinsip yang mengatur kekuasaan
pemerintahan suatu negara. Undang-undang dan juga aturan pemerintah disuatu negara
tidak boleh bertentangan dustur tersebut menjadi syarat mutlak pemberlakuan dustur ini.

Adapun ruang lingkup kajian siyasah dusturiyah adalah: 1) Al-Sulthah al-


Tasyri’iyah (kekuasaan legislatif), 2) Al-Sulthah al-Tanfidziyah (kekuasaan eksekutif), 3)
Al-Sulthah al-Qadha’iyyah (kekuasaan yudikatif). Dari ketiga ruang lingkup siyasah
dusturiyah tersebut dapat kita simpulkan bahwasannya siyasah dusturiyah ini bertujuan
demi kemashlahatan umum atau masyarakat. Dalam menjalankan tugas dan tujuannya
masing-masing, mereka melihat dari aspek-aspek sosial masyarakat, dan juga menciptakan
keadilan bagi masyarakat.

Kemudian Siyasah maliyah adalah kebijakan islam dalam politik ekonomi islam
yang sudah ada sejak dulu setelah Nabi Muhammad berhijrah ke Maddinah. Kebijakan

8
maliyyah dalam politik ekonomi islam yaitu meliputi pendapatan dan pengeluaran Negara
kepada masyarakatnya. Pembahasan kajian di dalam islam politik ekonomi dikenal dengan
sebutan Siyasah al-Maliyah yang pembahasannya tidak terlepas dari al-Qur’an, as-Sunnah,
Khulafaur Rasyidin, dan sepanjang sejarah pemerintahan islam.

Kajian fiqh siyasah Maliyah terdiri dari beberapa ruang lingkup yaitu prinsip
mengenai harta; harta, negara, dan tanggung jawab social; hak milik; zakat, al;-Kharaz;
jizyah; Ghanimah; Fa’i; Bea Cukai dan Harta wakaf untuk umat.

Dan yang terakhir adalah Siyasah Dauliyah memiliki arti kekuasaan Negara yaitu
mengatur negara dalam hal hubungan internasional, masalah territorial, nasionalistis,
ekstradisi, tahanan, pengangsingan tawanan politik, pengusiran warga negara asing. Selain
mengatur hal tersebut juga mengurus kaum dzimmi, hudud dan qishash atau bisa dikatakan
mengatur hubungan antar negara tersebut.

Daftar Pustaka

Diyani N.R. Kedudukan dan Peran Lembaga Legislatif di Indonesia Ditinjau dari Siyasah
Dusturiyah, UIN Raden Intan Lampung: Doctoral Dissertation, 2019.

Ismail, “Siyasah Dauliyah Konsep Dasar Komunikasi Diplomasi Internasional” Jurnal


Peurawi, UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Vol. 1 Nomor 1, 2017.

Ismail, I. Siyasah Dauliyah Konsep Dasar Komunikasi Diplosmasi Internasional (sebuah


Introspeksi Bagi Kebangkitan Umat Islam Dunia). Jurnal Peurawi: Media
Kajian Komunikasi Islam, Volume 1, Nomor (1), 2017.

Rahma A. Keterlibatan Negara Lain Dalam Penyelesaian Konflik Muslim Uighur


Perspektif Siyasah Dauliyah, IAIN Purwokerto: Doctoral Dissertation, 2020.

Sidmag, M. A. J. Tinjauan Fikih Siyasah Maliyah terhadap pengelolaan dana desa untuk
kesejahteraan umum masyarakat di Desa Bulugedeg Kecamatan Bendo
Kabupaten Magetan, UIN Sunan Ampel Surabaya: Doctoral Dissertation, 2018.

9
Syahyani Pratiwi, “Konsep Siyasah Al-Maliyah pada Masa Khalifah Umar bin Khatab dan
Khalifah Utsman bin Affan” Jurnal Siyasatuna, Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Allaudin Makassar, 2 Mei 2021.

Admin, “Siyasah Maliyah (Politik Ekonomi Islam)” dari


https://ceramahmotivasi.com/2016/11/siyasah-maliyah-ekonomi/ diakses pada
11 Oktober 2021 pukul 23.43 WIB.

Hasan Mustofa, “Aplikasi Teori Politik Islam Prespektif Kaidah-Kaidah Fikih” dari
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/madania/article/viewFile/2/11
diakses pada 11 Oktober 2021 pukul 23.24 WIB.

10

Anda mungkin juga menyukai