Anda di halaman 1dari 18

Definisi

1. Syariat: Ketentuan Allah SWT yang berhubungan


dengan perbuatan mukallaf, berupa perintah
melakukan sesuatu perbuatan, pemilihan, atau
menentukan sesuatu sebagai syarat, sebab atau
penghalang.
2. Fiqh: Ilmu atau pemahaman tentang hukum-hukum
syariat yang bersifat amaliyah, yang digali dari dalil-
dalilnya yang rinci.
3. Siyasah Syariyah: Pengelolaan masalah-masalah
umum bagi pemerintahan Islam yang menjamin
terciptannya kemashlahatan dan terhindarnya
kemudharatan dari masyarakat Islam, dengan tidak
bertentangan dengan ketentuan syariat Islam dan
prinsip-prinsipnya yang umum, meskipun tidak
sejalan dengan pendapat para ulama
mujtahid.(Khallaf)
Syariat merupakan hukum baku dari Syari yg
bersifat mutlak, universal dan
global.Penjabaranya secara operasional dalam
masyarakat dan masa tertentu diperlukan
ijtihad para ulama, agar hukum tersebut dapat
diaplikasikan yg dikenal dengan ilmu fiqh.
Cakupan fiqh termasuk fiqh siyasah. Sebagai
hasil ijtihad fiqh siyasah tidak kebal terhadap
ruang dan waktu, yang dijadikan acuan oleh
pemerintah kemudian disebut siyasah syariyah.
Agama dan politik bagaikan dua sisi mata uang
yang tak terpisahkan, keduannya saling
melengkapi.
Fiqh (bahasa): Faham, dan mengerti maksud
perkataan seseorang.
Fiqh (Istilah): Ilmu tentang hukum-hukum syariat
yang bersifat amaliyah (praktis) yang digali dari
dalil-dalilnya yang teperinci (Abu Zahrah).
Fikih mencakup berbagai aspek kehidupan, baik
antara manusia dengan tuhan atau antara sesama
manusia, salah satunya aspek siyasah.
Fiqh Siyasah adalah bagian dari pemahaman ulama
mujtahid tentang hukum syariat yg berhubungan dg
permasalahan kenegaraan.
Siyasah (bahasa): (asal kata -)
-mengatur, mengurus dan memerintah atau
pemerintahan, politik, dan pemembuat
kebijaksanaan.
-Al-siyasah: Pemerintahan, pengambilan keputusan,
pembuat kebijakan, pengurusan, pengawasan, dan
perekayasaan (Al- Munjid dan Lisan Al-Arab).
-Memimpin sesuatu dengan cara yang membawa
kemaslahatan.
Fiqh Siyasah: ilmu yang mempelajari hal ihwal
seluk beluk pengatur urusan umat dan negara
dengan segala bentuk hukum, pengaturan dan
kebijaksanaan yang dibuat oleh pemegang kekuasan
yang sejalan dengan dasardasar ajaran syariat
untuk mewujudkan kemaslahatan umat.
1. Ahmad Fathi;

"Pengurusan kemaslahatan umat manusia sesuai dengan
ketentuan syara" (Ahmad Fathi Bahantsi dalam al-siyasah
al-jinaiyyah fi al-syari'at al-Islamiyah).

2. Ibnu'Aqil;
()
. .
"Perbuatan yang membawa manusia lebih dekat pada
kemaslahatan (kesejahteraan) dan lebih jauh menghindari
mafsadah (keburukan/ kemerosotan), meskipun Rasul
tidak menetapkannya dan wahyu tidak membimbingnya".
3. Ibnu 'Abidin;
kesejahteraan manusia dengan cara menunjukkan jalan
yang benar (selamat) baik di dalam urusan dunia maupun
akhirat. Dasar-dasar siyasah berasal dari Muhammad saw,
baik tampil secara khusus maupun secara umum, datang
secara lahir maupun batin.

4. Abd Wahab al-Khallaf;




.
"Siyasah syar'iyyah adalah pengurusan hal-hal yang
bersifat umum bagi negara Islam dengan cara menjamin
perwujudan kemaslahatan dan menghindari kemadaratan
(bahaya) dengan tidak melampaui batas-batas syari'ah
dan pokok-pokok syari'ah yang bersifat umum, walaupun
tidak sesuai dengan pendapat ulama-ulama Mujtahid".
5. Abd al-Rahman Taj;
siyasah syar'iyah adalah hukum-hukum yang
mengatur kepentingan negara dan mengorganisir
urusan umat yang sejalan dengan jiwa syari'at dan
sesuai dengan dasar-dasarnya yang universal (kully),
untuk merealisasikan tujuan-tujuannya yang
bersifat kemasyarakatan, meskipun hal tersebut
tidak ditunjukkan oleh nash-nash yang terinci dalam
Al-Qur'an maupun al-Sunnah.
6. Ibn Qayyim al-Jawziyah:
Suatu perbuatan yg membawa manusia dekat
kepada kemsahlahatan dan terhindar dari
kebinasaan, meskipun perbuatan tersebut tidak
ditetapkan oleh Rasulullah SAW atau diwahyukan
oleh Allah SWT
Daribeberapa definisi diatas dapat
disimpulkan hakikat fiqh siyasah:
1. Fiqh siyasah berhubungan dengan
pengurusan dan pengaturan kehidupan
manusia.
2. Pengurusan dan pengaturan dilakukan oleh
pemegang kekuasaan.
3. Tujuan pengaturan untuk menciptakan
kemashlahatan dan menolak kemudharatan.
4. Pengaturan tersebut tidak boleh
bertentangan dengan roh atau semangat
syariat islam yg universal.
Sumber pokok adalah Al-Quran dan sunnah, sumber lain
dapat berupa pendapat ahli, yurispudensi, adat istiadat,
pengalaman, serta warisan budaya.
Sumber non wahyu harus diseleksi dan diukur dengan
kerangka wahyu.
Mengukur siyasah wadiyah menjadi bagian siyasah syariyah
dengan melihat prosedur serta substansinya.
- Secara prosedur harus dengan musyawarah
- Dari segi substansi harus memenuhi barbagai kriteria:
1. tidak bertentangan dg syariat
2. Persamaan manusia didepan hukum dan pemerintahan
3. Menciptakan keadilan ditengah masyarakat
4. Tidak memberatkan masyarakat secara berlebihan
5. Menciptakan kemashlahatan dan menolak
kemudharatan.
Fiqh Siyasah dan Siyasah Syariyah memiliki
hubungan yang sangat erat.
Fiqh Siyasah merupakan bagian dari siyasah
syariyah yg memberikan kontribusi bagi
pembuatan perundang2an dalam suatu
negara agar sesuai dg prinsip syariah.
Fiqh Siyasah menjurus kepada pemikiran
ulama yg bersifat teoritis, sedangkan siyasah
syariyah merupakan hasil keputusan politik
yg bersifat praktis dan aplikatif.
Persamaannya dengan Ilmu Politik
1. Keduanya terdiri dari dua unsur penting,
yaitu pemerintah dan masyarakat.
2. Keduanya memiliki norma-norma pokok
yang sama.
Perbedaannya:
Dari segi fungsi, siyasah syariyah memiliki
fungsi ganda yaitu khidmah (layanan) dan
ishlah (bimbingan), sedangkan politik hanya
befungsi sebagai khidmah saja.
Siyasah Syariyah
Siyasah yang berorientasi pada nilai-nilai
kewahyuan (syari'at) atau model politik yang
dihasilkan oleh pemikiran manusia yang
berlandaskan etika agama dan moral dengan
memperhatikan prinsip-prinsip umum syari'at
dalam mengatur manusia hidup bermasyarakat
dan bernegara.
Siyasah wadiyah
Siyasah yang didasarkan atas pengalaman sejarah
maupun adat istiadat atau semata-mata
dihasilkan dari akal pikir manusia dalam
mengatur hidup bermasyarakat maupun
bernegara
Pengarahan kehidupan umat bertumpu pada
rambu-rambu sayri'ah. Hal ini sejalan dengan
prinsip-prinsip pokok dalam fiqih secara
umum pula, yaitu: (1) dalil-dalil kulliy, baik
terdapat dalam Al-Qur'an maupun al-Hadits;
(2) maqasid al-syari'ah; (3) semangat ajaran
(hikmat al-tasyri') dan (4) kaidah-kaidah
kulliyah fiqhiyyah.
1. Abdul Wahab Khallaf;
objek kajian fiqh siyasah adalah pengaturan dan
perundang-undangan yang dibutuhkan untuk
mengurus negara sesuai dengan pokok-pokok ajaran
agama dengan tujuan mewujudkan kemaslahatan
manusia serta memenuhi kebutuhan mereka.

2. Hasbi Ashshiddiqie;
objek kajian fiqh siyasah adalah pekerjaan-
pekerjaan mukallaf dan urusan-urusan mereka dari
jurusan pentadbirannya, dengan mengingat
persesuaian pentadbiran itu dengan jiwa syari'ah,
yang kita tidak peroleh dalilnya yang khusus dan
tidak berlawanan dengan sesuatu nash dari nash-
nash yang merupakan syari'ah 'ammah yang tetap.
Objek fiqh siyasah menjadi luas, sesuai kapasitas
bidang-bidang apa saja yang perlu diatur, seperti
peraturan hubungan warga negara dengan lembaga
negara, hubungan dengan negara lain, Islam dengan
non Islam ataupun pengatuaran-pengaturan lain yang
dianggap penting oleh sebuah negara, sesuai dengan
ruang lingkup serta kebutuhan negara tersebut.
1. Siyasah Dusturiyah Syar'iyyah.
2. Siyasah Tasyri'iyyah Syar'iyyah.
3. Siyasah Qadhaiyyah Syar'iyyah.
4. Siyasah Maliah Syar'iyyah.
5. Siyasah Idariyah Syar'iyyah.
6. Siyasah Kharijiyyah Syar'iyyah/Dawliyyah.
7. Siyasah Tanfidziyyah Syar'iyyah.
8. Siyasah Harbiyyah Syar'iyyah.
Metode yang dipergunakan untuk mempelajari fikih
siyasah adalah ushul fiqh dan kaidah fiqhiyyah.
Menggunakan metoda ushul fiqh dan qawa'id al-
fiqhiyyah dalam bidang siyasah syar'iyyah (fiqh
siyasah) lebih penting dibanding dengan fiqh-fiqh
lain, karena problim siyasah hampir tidak diatur
secara terperinci oleh syari'at Al-Qur'an maupun al-
Hadits.
Metode-metode tersebut adalah: (1) al-ijma' (2) al-
qiyas (3) al-maslahah al-mursalah (4) fath al-dzariah
dan sadzu al-dzari'ah (5) al-'adah (6) al-istihsan.
Kaidah fiqhiyyah diantaranya:
.<
<
.
<
Dr.Muhammad Iqbal, M.Ag. Fiqh Siyasah
(Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam).
Kencana. Jakarta 2014.

Anda mungkin juga menyukai