PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketika seseorang mendengar istilah fiqh siyasah , tentu yang terlintas
dalam pikiranya adalah politik Islam atau islam yang bercorak politik.
Pemahaman seperti ini ada benarnya juga. Islam memang harus memiliki corak
politik.
Akan tetapi, politik bukanlah satu-satunya corak yang dimiliki oleh Islam,
ada banyak corak lain yang dimiliki oleh islam. Sebab jika Islam hanya bercorak
politik tanpa ada corak lainnya yang seharusnya ada, maka Islam yang demikian
ialah Islam yang parsial, islam yang mewakili kepentingan tertentu bukan islam
universal. Munculnya varian-varian Islam dengan corak politik yang amat kuat
pada dasarnya didorong oleh kelemahan atau bahkan keterpurukan politik umat
Islam di indonesia saat ini.
Fiqh siyasah ialah ilmu yang mempelajari hal-ihwal urusan umat dan
negara dengan segala bentuk hukum, pengaturan, dan kebijaksanaan yang dibuat
oleh pemegang kekuasan yang sejalan dengan dasar-dasar ajaran syariat untuk
mewujudkan kemaslahatan umat.
1
BAB II
PERMASALAHAN
A. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Fungsi dan Tujuan Fiqh Siyasah
2. Dan Apa Manfaat Kita Mempelajari Fiqh Siyasah
B. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Saja Fungsi dan Tujuan dalam Ilmu Fiqh Siyasah
2. Dan Manfaat Apa Saja yang dapat di pelajari di dalam Ilmu Fiqh Siyasah
2
BAB III
PEMBAHASAN
3
yang tidak diperoleh dalil khususnya dan tidak berlainan dengan syariah
amma. Menurut Ibn Taimiyah ialah berkaitan dengan memegang kekuasaan,
mereka yang memiliki amanah dan menetapkan hukum yang adil.
Secara garis besar, Fungsi dan Tujuan Fiqh siyasah adalah :
1. Peraturan dan perundang-undangan Negara sebagai pedoman dan landasan
idiil dalam mewujudkan kemaslahatan ummat.
2. Pengorganisasian dan pengaturan untuk mewujudkan kemaslahatan.
3. Hubungan antar penguasa dan rakyat serta hak dan kewajiban masing-
masing dalam mencapai tujuan negara.
Definisi-definisi tersebut menegaskan bahwa wewenang membuat segala
hukum, peraturan dan kebijaksanaan yang berkaitan dengan pengaturan
kepentingan negara dan urusan umat guna mewujudkan kemaslahatan umum
terletak pada pemegang kekuasaan (pemerintah atau ulil amri). Karenanya,
segala bentuk hukum, peraturan dan kebijaksanaan siyasi yang dibuat oleh
pemegang kekuasaan bersifat mengikat. Ia wajib ditaati oleh masyarakat
selama produk itu secara substansial tidak bertentangan dengan jiwa syariat.
Politik merupakan tanggung jawab pengaturan dan pemeliharaan urusan
umat/masyarakat secara keseluruhan. Jadi tidak terlihat didalamnya musuh
perebutan kekuasaan, kekejaman, ketidakadilan, dan lain-lain. karena Islam
meletakkan dasar pengaturan dan pemeliharaan urusan umat di atas landasan
hukum-hukum Allah, bukan pada kediktatoran penguasa atau keinginan
sekelompok orang. Penguasa hanya pelaksana politik yang bersumber dari
hukumhukum Allah swt., sedangkan masyarakat berperan sebagai pengawas
dan pengoreksi kehidupan politik agar senantiasa berada dalam rel hukum
syara.
Politik tidak hanya sebatas kebijakan-kebijakan dalam urusan
pemerintahan dalam dan luar negeri, tetapi termasuk pada kebijakan-kebijakan
dalam institusi terkecil sekalipun –seperti rumah tangga. Politik atau siyasah
adalah cara mengatur urusan kehidupan bersama untuk mencapai
kesejahteraan dunia dan akhirat.
4
C. Manfaat Mempelajari Fiqh Siyasah
Manfaat mempelajari Fiqh siyasah juga Abdul Wahab Khallaf, yaitu
agar orang yang mempelajari Fiqh siyasah dapat memahami bagaimana
menciptakan sebuah system pengaturan Negara yang islami dan dapat
menjelaskan bahwa Islam menghendaki terciptanya sebuah sistem politik yang
adil guna merealisasikan kemaslahatan umat.
Demikian pula, Abdurrahman Taj mengatakan bahwa manfaat
mempelajari Fiqh siyasah adalah agar setiap orang yang mempelajarinya dapat
memperoleh pengetahuan yang memadai tentang politik Islam, sehingga dapat
memahami bagaimana menyikapi dinamika kehidupan dan bagaimana cara
memenuhi kebutuhan hidup sesuai tuntunan Islam, serta mampu
merealisasikan kemaslahatan bersama dalam kehidupan.
Manfaat mempelajari Fiqh siyasah dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Mengatur peraturan dan perundang-undangan negara sebagai pedoman dan
landasan idiil dalam mewujudkan kemaslahatan.
2. Pengorganisasian dan pengaturan untuk mewujudkan kemaslahatan.
3. Mengatur hubungan antara pengusaha dan rakyat serta hak dan kewajiban
masing-masing dalam mencapai tujuan negara.
5
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan paparan data diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan fiqh siyasah perpektif al-Qur’an dan al-Hadis adalah siyasah yang
berasaskan nilai nilai keislaman, yakni nilai nilai kejujuran, keadilan, amanah dan
musyawarah. Seluruh aturan dan kebijakan yang terlahir dari fiqh siyasah harus
berorientasi pada hukum hukum yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rosulnya.
Siyasah Islamiyah adalah siyasah (politik) yang berbasis maslahah yakni siyasah
yang lahir dari al-Qur’an dan hadis Nabi bukan siyasah yang lahir dari
kepentingan individu atau golongan tertentu. Siyasah islamiyah inilah yang
menjadi obyek kajian dari fiqh siyasah. Obyek ini perlu diperjelas agar tidak
keliru memahami antara politik islam atau islam yang dipolitisir. Sehinga bisa
diketahui kebijakan atau perbuatan tokoh politik islam yang tidak sesuai dengan
fiqh siyasah maka kebijakan atau perbuatan itu tidak bisa dikategorikan sebagai
siyasah syar’iyah meskipun kebijakan tersebut berasal dari tokoh politik partai
yang berlebel islam.
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. saya banyak berharap
para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada saya demi
sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi saya pada khususnya juga para
pembaca pada umumnya.