BAB I
PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
1. Mengetahui definisi dari politik islam.
2. Mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan politik islam.
3. Mengetahui prinsip-prinsip politik luar negeri di dalam islam.
4. Memahami kontribusi umat islam dalam perpolitikan nasional.
5. Dapat membandingkan politik yang terjadi pada saat sekarang dengan politik
menurut pandangan Islam.
6. Agar dapat mengetahui dan memahami tentang politik secara Islam.
7. Dengan mengetahui pandangan politik secara Islam agar kita lebih dapat
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita serta lebih mendapatkan posisi yang lebih baik
di hadapan AllahSWT.
BAB II
PEMBAHASAN
Politik itu identik dengan siasah, yang secara pembahasannya artinya mengatur.
Dalam fikih, siasah meliputi :
1. Siasah Dusturiyyah (Tata Negara dalam Islam)
2. Siasah Dauliyyah ( Politik yang mengatur hubungan antara satu negara Islam
lainnya) 3. Siasah Maaliyah (Sistem ekonomi negara)
Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi yang dapat mempersatukan kekuatan-kekuatan
dan aliran-aliran yang berbeda-beda di masyarakat. Dalam konsep Islam, kekuasaan tertinggi
adalah Allah SWT. Ekrepesi kekuasaan dan kehendak Allah tertuang dalam Al-Quran dan
Sunnah Rasul. Oleh karena itu penguasa tidaklah memiliki kekuasaan mutlak, ia hanyalah
wakil (khalifah) Allah di muka bumi yang berfungsi untuk membumikan sifat-sifat Allah
dalam kehidupan nyata. Di samping itu, kekuasaan adalah amanah Allah yang diberikan
kepada orang-orang yang berhak memilikinya. Pemegang amanah haruslah menggunakan
kekuasaan itu dengan sebaik-baiknya. Sesuai dengan prinsip-prinsip dasar yang telah
ditetapkan Al-Quran dan Sunnah Rasul.
Terdapat tiga pendapat di kalangan pemikir muslim tentang kedudukan politik dalam
syariatislam. Yaitu :
Pertama, kelompok yang menyatakan bahwa islamadalah suatu agama yang serbah
lengkap didalamnya terdapat pula antara lainsystem ketatanegaraan atau politik. Kemudian
lahir sebuah istilah yang disebutdengan fikih siasah (system ketatanegaraan dalam islam)
merupakan bagianintegral dari ajaran islam. Lebih jauhkelompok ini berpendapat bahwa
system ketatanegaraan yang harus diteladaniadalah system yang telah dilaksanakan oleh nabi
Muhammad SAW dan oleh parakhulafa al-rasyidin yaitu sitem khilafah.
Ketiga, menolak bahwaislam adalah agama yang serba lengkap yang terdapat
didalamnya segala sistemketatanegaraan, tetapi juga menolak pendapat bahwa islam
sebagaimana pandanaganbarat yang hanya mengatur hubungan manusia dengan tuhan. Aliran
iniberpendirian bahwa dalam islam tidak teredapat sistem ketatanegaraan, tetapaiterdapat
seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan bernegara.
Sejarah membuktikan bahwa nabi kecuali sebagai rasul, meminjam istilah harun
nasution, kepala agama, jugabeliau adalah kepala negara. Nabi menguasai suatu wilayah
yaitu yastrib yangkemudian menjadi madinah al-munawwarah sebagai wilayah kekuasaan
nabi sekaligusmanjadi pusat pemerintahannya dengan piagam madinah sebagai aturan
dasarkenegaraannya. Sepeninggal nabi, kedudukan beliau sebagai kepala negaradigantikan
abu bakar yang merupakan hasil kesepakatan tokoh-tokoh sahabat,selanjutnya disebut
khalifah. Sistem pemerintahannya disebut “khalifah”. Sistem“khalifah” ini berlangsung
hingga kepemimpinan berada dibawah kekuasaankhalifah terakhir, ali “karramah allahu
wajhahu”.
Prioritas kebijakan luar negeri didasarkan pada nilai-nilai demokrasi modern didirikan
di dunia. Keterkaitan ini memungkinkan kita untuk memastikan dukungan internasional
dalam menyelesaikan prioritas kami. Berasal dari atas, kita merumuskan misi layanan
diplomatik dan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang penting dalam pemenuhan. Mendasar
melayani kepentingan nasional dan nilai-nilai berlabuh di Konsep Keamanan Nasional dan
dinyatakan dalam visi presiden yang mendorong tujuan menyeluruh dari kebijakan luar
negeri kita untuk meningkatkan keamanan dan status internasional Georgia, memastikan
Georgia 'tepat dan posisi terhormat dalam sistem hubungan internasional, dan memajukan
kepentingan negara di dunia yang semakin mengglobal.
Dalam dunia sekarang ini saling bergantung, keamanan nasional dan kemakmuran tidak
dapat dicapai dalam isolasi dari seluruh dunia. Untuk keamanan kami untuk menjadi abadi
kita perlu mendukung keamanan global; kemerdekaan dan kebebasan kita bergantung pada
penghormatan terhadap kedaulatan negara-negara lain di dunia; kesejahteraan dan
kemakmuran ekonomi negara-negara lain dan daerah akan mempengaruhi kesejahteraan
warga negara Georgia dan konsolidasi demokrasi di Georgia hanya dapat dicapai melalui
penguatan perkembangan demokrasi pada skala global. We will pursue foreign policy that is
conscious of these principles and faithful to these beliefs. Kami akan mengejar kebijakan luar
negeri yang sadar akan prinsip-prinsip ini dan setia kepada keyakinan ini.
Untuk mencapai visi ini, kebijakan luar negeri Georgia abad ke-21 akan berusaha untuk
mewujudkan tindakan internasional yang memajukan kepentingan nasional Georgia Georgia
dan warga negara, serta memberikan kontribusi untuk membangun masyarakat dunia yang di
dalamnya ada kedamaian dan keamanan abadi, sebuah memperluas demokrasi dan
kemakmuran abadi.
Deklarasi dan artikulasi nilai-nilai inti dari Kementerian sangat penting untuk mencapai
keunggulan organisasi dan pemenuhan misi dan tujuan kami.
Dalam melaksanakan kebijakan luar negeri, kita beristirahat di atas seperangkat nilai-nilai
konstan yang mencerminkan apa Dinas Luar Negeri Georgia dan para karyawan percaya.
Kami mendukung nilai-nilai ini sebagai standar tinggi sehingga para pegawai di
Kementerian, misi dan pelayanan konsuler luar negeri harus menjunjung tinggi dan
mengamati dalam pekerjaan mereka. We will ensure that higher performance standards are
achieved through integration of these values in achieving our priorities and goals as well as in
everyday work. Kami akan memastikan bahwa standar kinerja yang lebih tinggi dapat dicapai
melalui integrasi nilai-nilai ini dalam mencapai prioritas dan tujuan kita maupun dalam
pekerjaan sehari-hari.
Mereka akan membimbing strategi kami untuk rekrutmen, evaluasi, dan pelatihan
karyawan kami dan harus diinternalisasi oleh setiap anggota staf Dinas Luar Negeri.
Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhakdisembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah
segala puji di dunia dan di akhirat, danbagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-
Nyalah kamu dikembalikan. (Al-Qasas: 70)
Hakimiyyah Ilahiyyah membawa pengertian-pengertian berikut:
○ Bahawasanya Allah Pemelihara alam semesta yang pada hakikatnya adalahTuhan yang
menjadi pemelihara manusia, dan tidak ada jalan lain bagi manusia kecuali patuh dan tunduk
kepada sifat IlahiyagNya Yang Maha Esa.
○ Bahawasanya hak untuk menghakimi dan meng adili tidak dimiliki olehsesiap kecuali
Allah. Bahawasanya hanya Allah sahajalah yang memiliki hak mengeluarkan hukumsebab
Dialah satu-satuNya Pencipta.
○ Bahawasanya hanya Allah sahaja yang memiliki hakmengeluarkan peraturan-peraturan
sebab Dialah satu-satuNya Pemilik.
○ Bahawasanya hukum Allah adalah suatu yang benar sebabhanya Dia sahaja yang
Mengetahui hakikat segala sesuatu dan di tanganNyalahsahaja penentuan hidayah dan
penentuan jalan yang selamat dan lurus.
Hakimiyyah Ilahiyyah membawa arti bahwa terasutama kepada sistem politik Islam
ialah tauhid kepada Allah di segi Rububiyyahdan Uluhiyyah.
b) Risalah
Risalah bererti bahawa kerasulan beberapaorang lelaki di kalangan manusia sejak
Nabi Adam hingga kepada Nabi Muhammads.a.w adalah suatu asas yang penting dalam
sistem politik Islam. Melaluilandasan risalah inilah maka para rasul mewakili kekuasaan
tertinggi Allahdalam bidang perundangan dalam kehidupan manusia. Para rasul
meyampaikan,mentafsir dan menterjemahkan segala wahyu Allah dengan ucapan dan
perbuatan.
Dalam sistem politik Islam, Allah telahmemerintahkan agar manusia menerima segala
perintah dan larangan Rasulullahs.a.w. Manusia diwajibkan tunduk kepada perintah-oerintah
Rasulullah s.a.w dantidak mengambil selain daripada Rasulullah s.a.w untuk menjadi hakim
dalamsegala perselisihan yang terjadi di antara mereka. Firman Allah:
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikanAllah kepada Rasul-Nya yang berasal dari
penduduk kota-kota maka adalah untukAllah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-
orang miskin danorang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya
beredar diantara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul
kepadamumaka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah;
danbertakwalah kepada Allah. SesungguhnyaAllah sangat keras hukuman-Nya. (Al-Hasyr: 7)
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hinggamereka menjadikan
kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudianmereka tidak merasa
keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamuberikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya.(An-Nisa’: 65)
c) Khalifah
Khilafah bererti perwakilan. Kedudukan manusia di atas muka bumiini adlah sebagai
wakil Allah. Oleh itu, dengan kekuasaanyang telah diamanahkanini, maka manusia
hendaklah melaksanakan undang-undang Allah dalam batas yangditetapkan. Di atas landasan
ini, maka manusia bukanlah penguasa atau pemiliktetapi hanyalah khalifah atau wakilAllah
yang menjadi Pemilik yang sebenar.
Seseorang khalifah hanya menjadi khalifah yang sah selama mana ia benar-benar
mengikuti hukum-hukum Allah. Ia menuntun agar tugas khalifah dipegang oleh orang-orang
yang memenuhi syarat-syarat berikut:
1. Terdiri dari pada orang-orang yang benar-benar boleh menerima dan mendukung prinsip-
prinsip tanggng jawab yang terangkum dalam pengertian kkhilafah.
2.Tidak terdiri dari pada orang-orang zalim, fasiq, fajir dan lalai terhadap Allah
serta bertindak melanggar batas-batas yang ditetapkan olehNya.
3. Terdiridaripada orang-orang yang berilmu, berakal sihat, memiliki kecerdasan,
kearifanserta kemampuan intelek dan fizikal.
4.Terdiri daripada orang-orang yang amanah sehingga dapt dipikulkan tanggungjawab
kepadamereka dengan yakin dan tanpa keraguan.
Pemerintahan baru wajib di patuhi kalau politik dan kebijaksanaannya merujuk
kepada Al-Quran dan hadist atau tidak bertentangan dengan keduanya.
2.8. PRINSIP-PRINSIP UTAMA SISTEM POLITIK ISLAM
1) Musyawarah
Asas musyawarah yang paling utamaadldah berkenaan dengan pemilihan ketua
negara dan oarang-oarang yang akanmenjawat tugas-tugas utama dalam pentadbiran ummah.
Asas musyawarah yang keduaadalah berkenaan dengan penentuan jalan dan cara pelaksanaan
undang-undang yangtelah dimaktubkan di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Asas
musyawarah yangseterusnya ialah berkenaan dengan jalan-jalan bagi menetukan perkara-
perkarabaru yang timbul di dalangan ummah melalui proses ijtihad.
2) Keadilan
Prinsip ini adalah berkaitan dengankeadilan sosial yang dijamin oleh sistem sosial dan
sistem ekonomi Islam. Dalampelaksanaannya yang luas, prinsip keadilan yang terkandung
dalam sistem politikIslam meliputi dan merangkumi segala jenis perhubungan yang berlaku
dalamkehidupan manusia, termasuk keadilan di antara rakyat dan pemerintah, di antaradua
pihak yang bersebgketa di hadapan pihak pengadilan, di antara pasangansuami isteri dan di
antara ibu bapa dan anak-anaknya.kewajipan berlaku adil danmenjauhi perbuatan zalim
adalah di antara asas utama dalam sistem sosial Islam,maka menjadi peranan utama sistem
politik Islam untuk memelihara asas tersebut.Pemeliharaan terhadap keadilan merupakan
prinsip nilai-nilai sosial yang utamakerana dengannya dapat dikukuhkan kehidupan manusia
dalam segala aspeknya.
3) Kebebasan
Kebebasan yang diipelihara olehsistem politik Islam ialah kebebasan yang berterskan
kepada makruf dankebajikan. Menegakkan prinsip kebebasan yang sebenaradalah tujuan
terpentingbagi sistem politik dan pemerintahan Islam serta menjadi asas-asas utama
bagiundang-undang perlembagaan negara Islam.
4) Persamaan
Persamaan di sini terdiri daripadapersamaan dalam mendapatkan dan menuntut hak,
persamaan dalam memikultanggungjawab menurut peringkat-peringkat yang ditetapkan oleh
undang-undangperlembagaan dan persamaan berada di bawah kuatkuasa undang-undang.
B. Perbedaan prinsip antara konsep HAM dalam pandangan Islam dan Barat
Ada perbedaan prinsip antara hak-hak asasi manusia dilihat dari sudut pandangan
Barat dan Islam. Hak asasi manusia menurut pandangan Barat semata-mata bersifat
antroposentris, artinya segala sesuatu berpusat pada manusia. Sedangkan hak asasi manusia
menurut pandangan Islam bersifat teosentris, artinya segala sesuatu berpusat kepada Tuhan.
Prinsip-prinsip hak asasi manusia yang tercantum dalam Universal Declaration of
Human Rights dilukiskan dalam berbagai ayat. Apabila prinsip-prinsip human rights yang
terdapat dalam universal declaration of Human Rights dibandingkan dengan hak-hak asasi
manusia yang terdapat dalam ajaran Islam, maka dalam Al-Quran dan As-Sunnah akan
dijumpai antara lain, prinsip-prinsip human rights :
1) Martabat manusia.
2) Prinsip persamaan.
3) Prnsip kebebasan menyatakan pendapat.
4) Prinsip kebebasan beragama.
5) Hak atas jaminan social.
6) Hak atas harta benda.
Syafii Maarif, optimis Islam akan mampu memberi corak pertumbuhan dan
perkembangan masyarakat yang berwawasan moral. Asalkan Islam dipahami secara benar
dan realistis, tidak diragukan lagi akan berpotensi dan berpeluang besar untuk ditawarkan
sebagai pilar pilar peradaban alternatif di masa depan. Sumbangsih solusi Islam terhadap
masalah masalah kemanusiaan yang semakin lama semakin komplek ini, baru punya makna
historis bila umat Islam sendiri dapat tampil sebagai umat yang beriman. Menyikapi
tantangan tersebut, hal paling mendasar adalah bahwa umat Islam tidak boleh terpecah belah
oleh dua kutub pemikiran: antara ilmu agama dan ilmu sekuler. Dengan bekal perpaduan
spritual dan intelektual, maka posisi umat Islam yang semula berada di buritan, dimasa
mendatang dihar¬apkan menjadi lokomotif dalam membangun masyarakat bermoral yang
diback up kemantapan ontologi.
Kalau mau menelusuri sejauhmana pengaruh Islam terhadap perpolitikan di Indonesia, akar
sejarahnya boleh dikata cukup panjang. Sejak abad 13, sebelum para kolonial menceng-
keramkan kekuasaannya di Nusantara ini, kita sudah mengenal beberapa kerajaan Islam
seperti di Sumatera, Maluku, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan NTB. Namun yang paling
monumental adalah saat perdebatan seputar usul konstitusi Indonesia. Daulah Islamiyah
bersaing dengan Asas Pancasila. Format Piagam Jakarta, dengan tujuh kata kuncinya, yakni:
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya, hanya sempat
bertahan selama 57 hari. Sebab pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila dite-tapkan sebagai
dasar filosofis negara.
Langkah tersebut merupakan kompromi politik demi menja¬ga persatuan dan kesatuan,
mengingat bangsa ini sangat plural, meski mereka yang beragama Islam. Dengan bahasa
yang lugas, Syafii Maarif, penulis buku ini, menilai penamaan negara tidak terlalu
fundamental. Yang penting, dalam kehidupan kolektif cita cita politik Islam dilaksanakan.
Wawasan moral tentang kekuasaan itulah yang dimaksud aspirasi Islam. Bagi Islam, apa
yang bernama kekuasaan politik haruslah dijadikan “kendaraan” penting untuk menca¬pai
tujuan Islam seperti: penegakkan keadilan, kemerdekaan, humanisme egaliter, yang
berlandaskan nilai nilai tauhid.
Sayangnya, sejak Orde Lama hingga tumbangnya Orde Baru kelompok kelompok santri
yang tergabung dalam Muhammadiyah, Al Irsyad, Persis, Nahdhatul Ulama, Al Washliyah,
PUI (Persatuan Umat Islam), Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah), Nahdhatul Wathan,
Masyumi dan lain lain telah lumpuh secara politik dan ekonomi, sehingga kurang terlatih
untuk menjadi dewasa dalam peolitik nasional.
Di masa Orde Baru yang feodal serta otoritarian, teru¬tama anggota Korpri sekian lama
mental mereka terpasung, sehingga tak punya peluang untuk menawarkan pemikiran
alternatif. Mereka cenderung menjadi corong pemerintah. Tak heran, kalau dalam beberapa
pemilu Golkar selalu tampil sebagai pemenang.
Demikian pula, di era reformasi ini, banyak melahirkan politisi politisi karbitan yang
orientasi perjuangannya cuma untuk mengincar kursi jabatan. Mereka begitu gampang
berkoar mencaplok slogan “demi kepentingan bangsa dan negara”, padahal tujuan akhir tak
lain adalah untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
Maka, dalam kondisi bangsa yang sangat memprihatinkan sekarang, sudah waktunya
bagi kita semua untuk berpikir jernih, serius, tidak terombang ambing oleh pernyataan
pernyataan politik yang a historis. Karena, semua itu penuh racun yang menghancurkan.
Golongan santri tidak boleh lagi bermain di wilayah pinggir sejarah, turut menari menurut
irama genderang yang ditabuh pihak lain. Oleh sebab itu, kita perlu menyiapkan para pemain
yang handal, berakhlak mulia, profesional, dan punya integritas pribadi yang tang¬guh dan
prima (hal 81).
Dengan begitu, umat Islam di negara ini diharapkan tidak lagi termarginalisasi. Politik
Islam harus mampu merepresentasikan idealismenya sebagai rahmatan lil alamin, sehingga
tidak mudah dicap sebagai ekstremis atau sempalan. aliansyah jumbawuya
Reaksi:
Kontribusi agama Islam dalam kehidupan politik berbangsa dan bernegara ialah :
1) Politik ialah: Kemahiran
2) Menghimpun kekuatan
3) Meningkatkan kwantitas dan kwalitas kekuatan
4) Mengawasi kekuatan dan
5) Menggunakan kekuatan, untukmencapai tujuan kekuasaan tertentu didalamnegara atau
institut lainnya.
Kontribusi umat Islam dalam perpolitikan Nasional sudah dimulai semenjak masa
penjajahan (prakemerdekaan).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia diciptakan Allah dengan sifat bawaan ketergantungan kepada-Nya di
samping sifat-sifat keutamaan, kemampuan jasmani dan rohani yang memungkinkan ia
melaksanakan fungsinya sebagai khalifah untuk memakmuran bumi. Namun demikian, perlu
dikemukakan bahwa dalam keutamaan manusia itu terdapat pula keterbatasan atau
kelemahannya. Karena kelemahanya itu, manusia tidak mampu mempertahankan dirinya
kecuali dengan bantuan Allah.
Bentuk bantuan Allah itu terutama berupa agama sebagai pedoman hidup di dunia
dalam rangka mencapai kebahagiaan di akhirat nanti. Dengan bantuan-Nya Allah
menunjukkan jalan yang harus di tempuh manusia untuk mencapai tujuan hidupnya. Tujuan
hidup manusia hanya dapat terwujud jika manusia mampu mengaktualisasikan hakikat
keberadaannya sebagai makhluk utama yang bertanggung jawab atas tegaknya hukum Tuhan
dalam pembangunan kemakmuran di bumi untuk itu Al-Qur'an yang memuat wahyu Allah,
menunjukkan jalan dan harapan yakni (1) agar manusia mewujudkan kehidupan yang sesuai
dengan fitrah (sifat asal atau kesucian)nya, (2) mewujudkan kebajikan atau kebaikan dengan
menegakkan hukum, (3) memelihara dan memenuhi hak-hak masyarakat dan pribadi, dan
pada saat yang sama memelihara diri atau membebaskan diri dari kekejian, kemunkaran dan
kesewenang-wenangan. Untuk itu di perlukan sebuah system politik sebagain sarana dan
wahana (alat untuk mencapai tujuan) yaitu Politik Islam.
B. Saran
Islam sebagai agama yang sempurna dan menyeluruh, sudah sepatutnya memiliki
peran utama dalam kehidupan politik sebuah negara. Untuk menuju ke arah integrasi
kehidupan masyarakat, negara dan Islam diperlukan ijtihad yang akan memberikan pedoman
bagi anggota parlemen atau politisi dalam menjelaskan hujahnya dalam berpolitik. Dan
interaksi umat Islam yang hidup dalam alam modern ini dengan politik akan memberikan
pengalaman dan tantangan baru menuju masyarakat yang adil dan makmur. Berpolitik yang
bersih dan sehat akan menambah kepercayaan masyarakat khususnya di Indonesia bahwa
memang Islam mengatur seluruh aspek mulai ekonomi, sosial, militer, budaya sampai dengan
politik.
DAFTAR PUSTAKA
Politik ialah cara dan upaya menangani masalah-masalah rakyat dengan seperangkat undang-
undang untuk mewujudkan kemaslahatan dan mencegah hal-hal yang merugikan bagi
kepentingan manusia. (Salim Ali al-Bahnasawi, Wawasan Sistem Politik Islam [Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, Cet. I]). Sedangkan menurut Al-Farbi, politik dimulai saat berbicara tentang asal-usul
dan kemunculan negara atau kota. Masyaraka muncul dari keberadaan persatuan diantara
individu-individu saling membutuhkan satu sama lain. Dalam pengertian lain Politik adalah
proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud
proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya
penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal
dalam ilmu politik. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional
maupun nonkonstitusional.
Politik pada dasarnya baik menurut tujuan semula, yaitu menciptakan suatu kedamaian,
kemaslahatan bagi semua warga masyarakat dalam suatu Negara dalam perebutan sebuah
kekuasaan atau minimalnya dalam penegakan hak dan kewajiban yang proporsional bagi setiap
pelaku-pelakunya, karena fungsi dari politik adalah merumuskan berbagai kepentingan, untuk
menyimpulkan suatu yang abstrak, memadukan berbagai kepentingan tersebut demi keefektifan
yang berlandaskan keadilan, juga sebagai alasan pembuatan sebuah kebijakan umum yang
dapat membuat proses berpolitik ataupun proses bernegara, berjalan tanpa pelanggaran hak
dan kewajiban. Fungsi politik juga menerapkan kebijakan tersebut dan mengawasi
pelaksanaannya
Tetapi dalam sejarah manusia, politik kebanyakan diasumsikan sebagai barang yang sangat
kotor. Pelaku-pelaku politik terkenal dengan kekejiannya dalam mencapai tujuannya yaitu
kekuasaan. Demi kepentingannya terwujud, mereka melakukan berbagai cara mulai dari
memaksa, merampas hak orang lain sampai membunuh satu sama lain. Tentunya masih ada
orang-orang yang baik yang mencoba berpisah dari golongan tersebut. Mereka mencoba
mengembalikan fungsi politik yang sebenarnya. Pergulatan antara yang baik dan yang buruk
tentu sudah menjadi suatu kewajaran, dan sudah pasti pengembalian fungsi itu membutuhkan
waktu yang tidak sedikit.
Dengan politik, di harapkan proses menuju kebebasan berpendapat menjadi lebih demokratis,
sehat, dan manusiawi. Karena sesungguhnya semua ilmu yang dikaji, semua peraturan yang
dibuat dimanapun dan kapanpun tentunya bertujuan untuk tidak menyalahi takaran hak dan
kewajiban yang dimiliki setiap manusia bahkan setiap makhluk Tuhan, karena pada dasarnya
selain menjadi seorang hamba Tuhan manusia juga ditugasi sebagai Pemimpin dunia ini, untuk
menjadikan dunia ini tempat yang nyaman dan aman untuk dihuni setiap makhluk Tuhan.
Akhirnya, bagaimana seharusnya setiap ilmu baik ekonomi, ilmu alam, sosial dan terutama ilmu
politik akan bisa dijalankan semestinya dan sebenar-benarnya jika setiap diri manusianya berani
mengatakan kebenaran itu benar, tanpa dipengaruhi berbagai kepentingan, pribadi, ras,
golongan, suku, agama dan kepentingan-kepentingan lain.
almanhaj.or.id
Home
َ َوأ َ ْم ُرهُ ْم ش
ُور ٰى بَ ْينَ ُه ْم
Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah diantara mereka [asy-Syûra/42:38]
Dalam permasalahan-permasalahan seperti ini, syari’at memberikan keleluasaan, setelah
meletakkan kaidah-kaidah yang cocok untuk setiap waktu dan tempat, meskipun keadaan
manusia telah berubah dan berkembang. Semua kaidah syari’at tersebut bila diterapkan dengan
baik dan benar, dalam masalah besar maupun kecil, maka akan mendatangkan kebaikan dan
menangkal keburukan. Namun, pengkajian dan penerapan kaidah-kaidah tersebut memerlukan
majelis atau lembaga yang diisi para Ulama yang memiliki kompetensi dan kafabelitas sebagai
Ulama. Anggota lembaga ini membahas semua permasalahan, satu persatu. Pembahasannya
mencakup semua sisi, memberikan diskripsi tentang suatu pemasalahan sebagaimana
mestinya, memperkirakan segala hal yang berhubungan dengannya, serta memperhatikan
maslahat yang ingin diraih dan metode termudah untuk mencapainya.
Lembaga itu juga membahas perkara-perkara yang berpotensi menimbulkan mudarat yang
harus ditangkal. Pembahasannya meliputi penyebab dan sumbernya, mencari metode untuk
menghilangkan mudharat, kemudian menghilangkannya secara keseluruhan atau meminimalisir
pengaruh negatifnya. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
َ َ َّللا َما ا ْست
ط ْعت ُ ْم َ َّ فَاتَّقُوا
Maka bertakwalah kamu kepada Allâh menurut kesanggupanmu [at-Thagâbun/64:16]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َ َ إِذَا أ َ َم ْرت ُ ُك ْم بِأ َ ْم ٍر فَأْت ُ ْوا مِ ْنهُ َما ا ْست
ط ْعت ُ ْم
Dan apabila aku perintahkan kepada kalian sebuah perkara, maka lakukanlah sesuai dengan
kemampuan kalian
KAIDAH POKOK YANG AGUNG
Diantara ushûl syari’ah (kaidah pokok syari’at) adalah kaum Muslimin diperintahkan untuk
melaksanakan agama mereka, menunaikan hak-hak Allâh Azza wa Jalla dan menunaikan hak
para hamba; Kaum Muslimin juga diperintahkan menyatukan suara dengan melakukan segala
yang bisa menimbulkan rasa saling cinta dan bisa menghilangkan rasa iri dengki dan dendam.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
ْ َ إِنَّ َما ْال ُمؤْ مِ نُونَ إِ ْخ َوة ٌ فَأ
ص ِل ُحوا بَيْنَ أَخ ََو ْي ُك ْم
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara, oleh sebab itu, damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu [al-Hujurât/49:10]
علَ ْي ُك ْم إِذ ِ َّ ََّللا َجمِ يعًا َو ََل تَف ََّرقُوا ۚ َوا ْذ ُك ُروا نِ ْع َمت
َ َّللا ْ َ ف بَيْنَ قُلُوبِ ُك ْم فَأ
ِ صبَحْ ت ُ ْم بِنِ ْع َمتِ ِه إِ ْخ َوانًا ْۖ َوا ْعت
ِ َّ َص ُموا بِ َحب ِْل َ َُّك ْنت ُ ْم أ َ ْع َدا ًء فَأَل
Berpegang teguh kamu dengan tali (agama) Allah dan janganlah kalian berpecah belah. Ingatlah
akan nikmat Allâh kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, lalu Allâh
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allâh, orang-orang yang
bersaudara [Ali Imrân/3:103]
Juga firman-Nya.
َسولَهُ إِ ْن ُك ْنت ُ ْم ُمؤْ مِ نِين َ َّ ص ِل ُحوا ذَاتَ بَ ْي ِن ُك ْم َوأَطِ يعُوا
ُ َّللا َو َر ْ َ َّللا َوأ
َ َّ فَاتَّقُوا
“Oleh sebab itu bertakwalah kepada Allâh dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu; dan
taatlah kepada Allâh dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman.” [al-Anfâl/8:1]
Juga firman-Nya.
ُمِن بَ ْع ِد َما َجا َءهُ ُم ْالبَ ِينَات ْ َو ََل ت َ ُكونُوا كَالَّذِينَ تَف ََّرقُوا َو
ْ اختَلَفُوا
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah
datang keterangan yang jelas kepada mereka. [Ali Imrân/3:105]
Dan masih banyak lagi nash-nash lainnya yang mengisyaratkan pokok yang agung ini. Dengan
kaidah poko ini, kondisi kaum Muslimin akan stabil dan bisa terus meningkat kearah yang lebih
baik dan sempurna. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
ARCHIVES
META
Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.org
Almanhaj.or.id | ISDN | BisaQu | DLDKilat
TWITTER @ALMANHAJINDO
TELEGRAM
FACEBOOK
GOOGLE+
Jika Orang Fasik Membawa Berita, Shalat Istikharah Sesuai Sunnah, Doa Sholat
Mayit, Isya Jam Berapa, Ayat Tentang Dajal, Apa Itu Istiqomah Dan Tawakal, Doa Duduk
Diantara Dua Sujud Sesuai Sunnah, Makna Hari Kamis, Contoh Syirik Besar, Salah Satu
Keistimewaan Alquran Adalah, Cara Menghitung Bagian Warisan, Rumus Harta
Warisan, Tentang Aqiqah, Dihya Al Kalbi, Hak Sesama Muslim, Allah Maha
Menyembuhkan Segala Penyakit, Tidur Ala Rasulullah, Contoh Soal Tentang
Thaharah, Pertanyaan Seputar Agama, Umur Nikah Menurut Islam
Sumber: https://almanhaj.or.id/4150-islam-dan-politik.html