Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA

POLITIK DALAM ISLAM

Disusun Oleh:
Winda Nurdiyanti
20089063

Kode Seksi Mata Kuliah:


202021280114
Dosen Pengampu:
Sulaiman S.Pd.I, M.Pd

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkah dan
rahmat dari-Nya saya bisa menyelesaikan makalah “Politik dalam Islam”. Bagi saya
makalah ini nantinya berguna sebagai salah satu sumber bahan pelajaran mata kuliah
saya, khususnya mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Islam yang membahas tentang ”Politik dalam Islam”. Saya sadar bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat saya harapkan
dari pembaca.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Sulaiman S.Pd.I, M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas ini. saya
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini. Semoga dengan adanya makalah “Politik dalam Islam” ini, saya berharap
agar berguna bagi diri saya dan pihak yang membaca. Baik dalam kehidupan sehari-
hari maupun akademis.

Padang, 11 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................................
B. Rumusan masalah .......................................................................................
C. Tujuan ........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................
A. Konsepi politik dalam Islam .......................................................................
B. Demokrasi dalam Islam ...............................................................................
C. Konsep masyarakat madani .........................................................................
BAB III PENUTUP .............................................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan agama Allah SWT sekaligus agama yang terakhir yang
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril dengan tujuan
untuk mengubah akhlak manusia ke arah yang lebih baik di sisi Allah SWT.
Banyak cara yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai ketakwaan di sisi-Nya
atau yang disebut juga dengan kata «Politik». Karena politik dapat dikatakan
sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu. Andai saja kita tidak
mempunyai cara untuk melakukan pendekatan kepada Allah SWT, maka dapat
dipastikan kita sebagai manusia biasa juga tidak akan pernah mencapai kata
beriman dan takwa disisi-Nya, dikarenakan tidak akan pernah tercapai suatu
tujuan jika tidak ada usaha atau cara yang dilakukannya untuk mencapai tujuan
tersebut. Realita inilah yang harus kita ubah dikalangan masyarakat setempat,
setidaknya dimulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, kemudian untuk bangsa
dan negara kita.
Islam bukanlah suatu ilmu yang harus dipertandingnya dengan tulisan atau
dengan ceramah belaka tanpa diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. Banyak
yang beranggapan bahwa jika agama dimasukkan dalam suatu politik, maka
agama ini tidak akan murni lagi. Namun ada yang beranggapan lain, karena jika
agama tidak menggunakan suatu politik atau cara, maka agama tersebut tidak
akan sampai pada tujuannya. Kalaupun pada kenyataannya banyak yang tidak
berhasil, mungkin cara yang digunakan belum sempurna dan perlu menambahan
ilmu.

B. Rumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsepsi politik dalam islam?
2. Bagaimana demokrasi dalam islam?
3. Bagaimana konsep masyarakat madani?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuata makalah ini adalah?
1. Untuk mengetahui konsepsi politik dalam islam
2. Untuk mengetahui demokrasi dalam islam
3. Untuk mengetahui masyarakat madani
4. Untuk memenuhi tugas pendidikan agama islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsepsi politik dalam islam


Dalam kamus umum bahasa indonesia, karangan W.J.S poerwa darminza,
politik di artikan sebagai pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan,
seperti tata cara pemerintahan dan sebagainya dan dapat pula berarti segala urusan
dan tindakan. Siasat dan sebagainya mengenai pemerintahan sesuatu negara atau
terhadap negara lain.
Selanjutnya sebagai suatu sistem, politik adalah suatu konsepsi yang
berisikan antara lain ketentuan-ketentuan tentang siapa sumber kekuasaan negara,
siapa pelaksana kekuasaan tersebut, apa dasar dan bagaimana cara untuk
menentukan, serta kepada siapa kewenangan melaksanakan kekuasaan itu di
berikan, kepada siapa pelaksanaan kekuasaan itu bertanggung jawab dan
bagaimana bentuk tanggung jawabnya.
Politik ialah cara dan upaya menangani masalah-masalah rakyat dengan
seperangkat undang-undang untuk mewujudkan kemaslahatan dan mencegah hal-
hal yang merugikan bagi kepentingan manusia. (Salim Ali al-Bahnasawi, Wawasan
Sistem Politik Islam [Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, Cet. I]).
Di dunia Islam pun muncul beberapa pengertian mengenai politik atau
Siyasah ini. Imam Al Bujairimi dalam Kitab At Tajrid Linnafi’ al-‘Abid
menyatakan Siyasah adalah memperbaiki dan merencanakan urusan rakyat. Lalu
Ibnul Qoyyim dalam kitab ‘Ilamul Muaqqin menyebutkan dua macam politik yakni
siyasah shohihah (benar) dan siyasah fasidah (salah).
Politik Islam (bahasa Arab: ‫ )إسالمي سياسي‬adalah Politik di dalam bahasa
Arab dikenal dengan istilah siyasah. Oleh sebab itu, di dalam buku-buku para
ulama dikenal istilah siyasah syar’iyyah. Dalam Al Muhith, siyasah berakar kata
sâsa - yasûsu. Dalam kalimat Sasa addawaba yasusuha siyasatan bererti Qama
‘alaiha wa radlaha wa adabbaha (mengurusinya, melatihnya, dan mendidiknya).
Bila dikatakan sasa al amra ertinya dabbarahu (mengurusi / mengatur perkara).
Bererti secara ringkas maksud Politik Islam adalah pengurusan atas segala urusan
seluruh umat Islam.
Politik Islam ialah aktivitas politik sebagian umat Islam yang menjadikan
Islam sebagai acuan nilai dan basis solidaritas berkelompok. Pendukung
perpolitikan ini belum tentu seluruh umat Islam (baca: pemeluk agama Islam).
Karena itu, mereka dalam kategori politik dapat disebut sebagai kelompok politik
Islam, juga menekankan simbolisme keagamaan dalam berpolitik, seperti
menggunakan perlambang Islam, dan istilah-istilah keislaman dalam peraturan
dasar organisasi, khittah perjuangan, serta wacana politik.
Politik Islam secara substansial merupakan penghadapan Islam dengan
kekuasan dan negara yang melahirkan sikap dan perilaku (political behavior) serta
budaya politik (political culture) yang berorientasi pada nilai-nilai Islam. Sikap
perilaku serta budaya politik yang memakai kata sifat Islam, menurut Dr. Taufik
Abdullah, bermula dari suatu keprihatinan moral dan doktrinal terhadap keutuhan
komunitas spiritual Islam.

Islam bukanlah semata agama (a religion) namun juga merupakan sistem


politik (a political sistem), Islam lebih dari sekedar agama. Islam mencerminkan
teori-teori perundang-undangan dan politik. Islam merupakan sistem peradaban
yang lengkap, yang mencakup agama dan Negara secara bersamaan
(M.Dhiaduddin Rais, 2001:5).
Nabi Muhammad SAW adalah seorang politikus yang bijaksana. Di
Madinah beliau membangun Negara Islam yang pertama dan meletakkan prinsip-
prinsip utama undang-undang Islam. Nabi Muhammad pada waktu yang sama
menjadi kepala agama dan kepala Negara.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian politik sebagai kata
benda ada tiga, yaitu :
1) pengetahuan mengenai kenegaraan (tentang sistem dan dasar
pemerintahan)
2) segala urusan dan tindakan (kebijaksanaan, siasat dan sebagainya)
mengenai
3) kebijakan, cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu
masalah).
Politik itu identik dengan siasah, yang secara pembahasannya artinya
mengatur. Dalam fikih, siasah meliputi :
1. Siasah Dusturiyyah (Tata Negara dalam Islam)
2. Siasah Dauliyyah ( Politik yang mengatur hubungan antara satu negara
Islam lainnya)
3. Siasah Maaliyah (Sistem ekonomi negara)
Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi yang dapat mempersatukan
kekuatan-kekuatan dan aliran-aliran yang berbeda-beda di masyarakat. Dalam
konsep Islam, kekuasaan tertinggi adalah Allah SWT. Ekrepesi kekuasaan dan
kehendak Allah tertuang dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul. Oleh karena itu
penguasa tidaklah memiliki kekuasaan mutlak, ia hanyalah wakil (khalifah) Allah
di muka bumi yang berfungsi untuk membumikan sifat-sifat Allah dalam
kehidupan nyata. Di samping itu, kekuasaan adalah amanah Allah yang diberikan
kepada orang-orang yang berhak memilikinya. Pemegang amanah haruslah
menggunakan kekuasaan itu dengan sebaik-baiknya. Sesuai dengan prinsip-
prinsip dasar yang telah ditetapkan Al-Quran dan Sunnah Rasul.
Para fuqahak Islam telah menggariskan 10 perkara penting sebagai
tujuankepada sistem politik dan pemerintahan Islam:
1) Memelihara keimanan menurut prinsip-prinsip yang
telahdisepakati oleh ulamak salaf daripada kalangan umat Islam.
2) Melaksanakanproses pengadilan dikalangan rakyat dan
menyelesaikan masalah dikalanganorang-orang yang berselisih.
3) Menjagakeamanan daerah-daerah Islam agar manusia dapat hidup
dalam keadaan aman dandamai.
4) Melaksanakanhukuman-hukuman yang telah ditetapkan syarak
demi melindungi hak-hak manusia.
5) Menjaga perbatasan negara dengan pelbagai persenjataanbagi
menghadapi kemungkinan serangan daripada pihak luar.
6) Melancarkan jihad terhadap golongan yang menentang Islam.
7) Mengendalikan urusan pengutipan cukai, zakat, dan
sedekahsebagaimana yang ditetapkan syarak.
8) Mengatur anggaran belanjawan dan perbelanjaan
daripadaperbendaharaan negara agar tidak digunakan secara boros
atau kikir.
9) Melantik pegawai-pegawai yang cekap dan jujur bagimengawal
kekayaan negara dan menguruskan hal-ehwal pentadbiran negara.
10) Menjalankan pengawalan dan pemeriksaan yangrapi dalam hal-
ehwal awam demi untuk memimpin negara dan melindungi Ad-
Din.
B. Demokrasi dalam Islam
Kedaulatan mutlak dan keesaan Tuhan yang terkandung dalam konsep
tauhid dan peranan manusia yang terkandung Dalamkonsep khalifah memberikan
kerangka yang dengannya para cendikiawan belakanganini mengembangkan teori
politik tertentu yang dianggap demokratis. Didalamnyatercakup definisi khusus
dan pengakuan terhadap kedaulatan rakyat, tekanan padakesamaan derajat,
manusia, dan kewajiban rakyat sebsgai pengemban pemerintahan.
Demokrasi islam dianggap sebagaisistem yang mengekuhkan konsep-
konsep islam yang sudah lama berakar, yaitumusyawarah (syura), persetujuan
{ijma’}, dan penilaian interpretative yangmandiri (ijtihad).
Musyawarah, konsensus, dan ijtihadmerupakan konsep-konsep yang sangat
penting bagi artikulasi demokrasi islamdalam kerangka keesaan tuhan dan
kewajiban-kewajiban manusia sebagaikhalifah-nya. Meskipun istilah-istilah ini
banyak diperdebatkan maknanya, namunlepas dari ramainya perdebatan maknanya
didunia islam, istilah-istilah inimemberi landasan yang efektif untuk memahami
hubungan antara islam dandemokrasi di dunia kontemporer.
C. Masyarakat Madani
Masayarakat madani adalah masyarakat yang beradap, menjunjung tinggi
nilai-nilaikemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Karenaitu didalam ilmu filsafat, sejak filsafat yunani sampai msaa
filsafat islamjuga dikenal istilah madinah atau polis, yang berarti kota yaitu
masyarakatyang maju dan berperadaban. Masyarakat madina menjadi simbol
idealisme yangdiharapkan oleh setiap masyarakat.
Kata madani merupakan penyifatan terhadap kota madinah, yaitu sifat yang
ditunjukanoleh kondisi dan sisyem kehidupan yang berlaku di kota madinah .
kondisi dansistem kehidupan menjadi popular dan dianggap ideal untuk
menggambaraknmasyarakat yang islami, sekalipun penduduknya terdiri dari
berbgai macamkeyakinan. Mereka hidup dengan rukun, saling membantu, taat
hukum, dan menujjukankepercayaan penuh terhadap kepemimpinannya. aL-qur’an
menjadi konstitusi untukmenyelesaikan berbagai persoalan hidup yang terjadi
diantara penduduk madinah.
Perjanjian madinah berisikesepakatan ketiga unsur masyarakat untuk saling
tolong-menolong, menciptakankedamaian, dalam kehidupan social, menjadikan
aL-qur’an sebagai konstitu,menjadikan rasulullah SAW sebagai pemimpin yang
ketaatan penuh terhadapkeputusan-keputusannya, dan memberikan kebebaan bagi
penduduknya untuk memelukagama serta beribadah sesuai dengan ajaran agama
yang dianutnya.
Masyarakat madani sebagai masyarakat ideal memiliki karakteristik
sebagai berikut :
a) BerTuhan
b) Damai
c) Tolong-menolong
d) Toleran
e) Keseimbanagn antara hak dan kewajiban social
f) Berperadaban tinggi
g) Berakhlak mulia
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia diciptakan Allah dengan sifat bawaan ketergantungan kepada-Nya
di samping sifat-sifat keutamaan, kemampuan jasmani dan rohani yang
memungkinkan ia melaksanakan fungsinya sebagai khalifah untuk memakmuran
bumi. Namun demikian, perlu dikemukakan bahwa dalam keutamaan manusia itu
terdapat pula keterbatasan atau kelemahannya. Karena kelemahanya itu, manusia
tidak mampu mempertahankan dirinya kecuali dengan bantuan Allah.

Bentuk bantuan Allah itu terutama berupa agama sebagai pedoman hidup
di dunia dalam rangka mencapai kebahagiaan di akhirat nanti. Dengan bantuan-
Nya Allah menunjukkan jalan yang harus di tempuh manusia untuk mencapai
tujuan hidupnya. Tujuan hidup manusia hanya dapat terwujud jika manusia mampu
mengaktualisasikan hakikat keberadaannya sebagai makhluk utama yang
bertanggung jawab atas tegaknya hukum Tuhan dalam pembangunan kemakmuran
di bumi untuk itu Al-Qur'an yang memuat wahyu Allah, menunjukkan jalan dan
harapan yakni (1) agar manusia mewujudkan kehidupan yang sesuai dengan fitrah
(sifat asal atau kesucian)nya, (2) mewujudkan kebajikan atau kebaikan dengan
menegakkan hukum, (3) memelihara dan memenuhi hak-hak masyarakat dan
pribadi, dan pada saat yang sama memelihara diri atau membebaskan diri dari
kekejian, kemunkaran dan kesewenang-wenangan. Untuk itu di perlukan sebuah
system politik sebagain sarana dan wahana (alat untuk mencapai tujuan) yaitu
Politik Islam.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen PAI UNP.2006.Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum,
hal 148-151

M.Dhianddin Rais.2001.Teori Politik Islam, Jakarta: Gema Insani. Hal 4-6


Lopa, Baharuddin, 1989, Al-Quran dan Hak Asasi Manusia, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai