Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FILSAFAT POLITIK ISLAM

(LANDASAN TEORI POLITIK ISLAM)

“Disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Filsafat Politik Islam”.

Dosen Pengampu: DRS. AGUSTAMSYAH,

Disusun Oleh : Kelompok 4

1. Lilis Suryani (1831040188)

2. Maharani Nur Hasanah (1831040216)

3. Mariatul Kiptiyah (1831040193)

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM

FAKULTAS USHULUDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan. Makalah ini kami susun sebagai tugas dari mata kuliah Filsafat
Politik Islam dengan judul Landasan Teori Politik Islam.

Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Agustamsyah., selaku dosen


mata Filsafat Politik Islam yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi
lancarnya terselesaikan tugas makalah ini.

Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan semoga


makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kepada Allah kami mohon ampun.

Bandar Lampung, 16 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................4

A. Pengertian Politik Islam....................................................................5


B. Sejarah Pemikiran Politik Islam......................................................7
C. Asas-asas dan Prinsip dalam Sistem Politik Islam........................10

BAB III PENUTUP.......................................................................................13

A. Kesimpulan........................................................................................13
B. Saran..................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembahasan tentang politik Islam tidak pernah kering dari kajian‐
kajian yang dilakukan oleh para akademisi baik dari kalangan Muslim
maupun Barat. Beratus pemikir dan beribu jilid buku berkaitan dengan
politik Islam menghiasi sejumlah perpustakaan di dunia. Beragam bentuk
karya ilmiah baik berupa jurnal, skripsi, tesis atau disertasi yang
membahas politik Islam telah memberikan kontribusi pengayaan
pemikiran politik Islan. Perbedaan pemahaman pun tak terelakkan lagi
baik antara kalangan muslim sendiri atau bahkan antara kalangan Barat
sekalipun. Ini menunjukkan bahwa kajian politik Islam merupakan kajian
yang cukup rumit akan tetapi tetap menarik dan menantang untuk dikaji.
Kajian tentang hubungan Islam dan politik adalah suatu kajian
yang tidak aka nada habis‐habisnya sebagaimana diumpamakan oleh
Nurcholis Madjid laksana menimba air Zamzam di tanah suci. Kenapa?
Pertama, disebabkan kekayaan sumber bahasan, sebagai buah limabelas
abad sejarah akumulasi pengalaman Dunia Islam dalam membangun
kebudayaan dan peradaban. Kedua, kompleksitas permasalahan, sehingga
setiap pembahasan dengan sendirinya tergiring untuk memasuki satu atau
beberapa pintu pendekatan yang terbatas. Pembahasan yang menyeluruh
akan menuntut tidak saja kemampuan yang juga menyeluruh, tapi juga
kesadaran untuk tidak membiarkan diri terjerembab ke dalam
reduksionisme dan kecenderungan penyederhanaan persoalan. Ketiga,
pembahasan tentang agama dan politik dalam Islam ini agaknya akan
terus berkepanjangan, mengingat sifatnya yang mau‐tak‐mau melibatkan

1
pandangan ideologis berbagai kelompok masyarakat, khususnya kalangan
kaum Muslim sendiri.1
Islam bukanlah suatu ilmu yang harus dipertandingnya dengan
tulisan atau dengan ceramah belaka tanpa diterapkan dalam kehidupan
sehari- hari. Karena islam sangat identik dengan sifat, pemikiran, tingkah
laku, dan perbuatan manusia dalam kehidupan sehari- hari untuk
mendekatkan diri kepada Allah dengan tujuan mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat. Tentunya untuk mencapai hal tersebut, kita
harus mempunyai suatu cara tertentu yang tidak melanggar ajaran agama
dan tidak merugikan umat manusia. Banyak yang beranggapan bahwa
jika agama dimasukkan dalam suatu politik, maka agama ini tidak akan
murni lagi. Namun ada yang beranggapan lain, karena jika agama tidak
menggunakan suatu politik atau cara, maka agama tersebut tidak akan
sampai pada tujuannya. Kalaupun pada kenyataannya banyak yang tidak
berhasil, mungkin cara yang digunakan belum sempurna dan perlu
menambahan ilmu.
Untuk itulah saya sangat berharap kepada pembaca semua, semoga
setelah membaca atau membahas makalah ini, kita semua mampu
menjadikan agama islam agama yang kembali sempurna untuk mengubah
akhlak manusia ke arah yang lebih baik di sisi-Nya, Amin.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Politik Islam ?


2. Bagaimana sejarah dari Politik Islam ?
3. Apa saja asas – asas dan prinsip dasar politik islam ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari politik islam.

1
Nurcholish Madjid, Islam dan Politik: Suatu Tinjauan Atas Prinsip‐Prinsip Hukum dan
Keadilan dalam Jurnal Pemikiran Islam Paramadina, Volume I Nomor I, Juli Desember 1998(Jakarta:
Paramadina, 1998), h. 48.

2
2. Untuk mengetahui sejarah politik Islam.
3. Untuk mengetahui asas – asas serta prinsip dasar politik Islam.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Politik Islam


Guna melengkapi dan memudahkan pemahaman pembaca, sebelum
memasuki pembahasan tentang pengertian poltik dalam perspektif Islam,
terlebih dahulu akan disuguhkan pengertian politik dalam terminologi yang
berkembang saat ini. Secara umum telah banyak sekali pengertian tentang
politik yang diberikan para sarjana politik. Diantara pengertian-pengertian
politik tersebut adalah sebagai berikut.
 Menurut Asad (1954), politik adalah menghimpun kekuatan;
meningkatkan kualitas dan kuantitas kekuatan; mengawasi dan
mengendalikan kekuatan; dan menggunakan kekuatan, untuk mencapai
tujuan kekuasaan dalam negara dan institusi lainnya.
 Dalam pandangan Abdulgani, perjuangan politik bukan selalu “de kunst
het mogelijke” tapi seringkali malahan "de kunst van onmogelijke" (Politik
adalah seni tentang yang mungkin dan tidak mungkin). Sering pula politik
diartikan "machtsvorming en machtsaanwending" (Politik adalah
pembentukan dan penggunaan kekuatan).
 Bluntschli (1935) memandang politik sebagai "Politik is more an art a
science and to do with the practical conduct or guidance of the state"
(Politik lebih merupakan seni daripada ilmu tentang pelaksanaan tindakan
dan pimpinan (praktis negara).

AdapunPolitik Islam di dalam bahasa Arab dikenal dengan


istilah siyasah.Oleh sebab itu, di dalam buku-buku para ulama dikenal
istilah siyasah syar’iyyah. Dalam Al Muhith, siyasah berakar katasâsa -
yasûsu. Dalam kalimat Sasa addawaba yasusuha siyasatan berertiQama
‘alaiha wa radlaha wa adabbaha(mengurusinya, melatihnya, dan
mendidiknya).

Alsiyasah juga berarti mengatur, mengendalikan, mengurus, atau


membuat keputusan, mengatur kaum, memerintah, dan memimpinya. Secara

4
tersirat dalam pengertian siyasah terkandung dua dimensi yang berkaitan satu
sama lain, yaitu:

 “Tujuan” yang hendak di capai melalui proses pengendalian,


 “Cara” pengendalian menuju tujuan tersebut.

Secera istilah politik islam adalah pengurusan kemaslahatan umat


manusia sesuai dengan syara’. Pengertian siyasah lainya oleh Ibn A’qil,
sebagaimana yang dikutip oleh Ibnu Qayyim, politik Islam adalah segala
perbuatan yang membawa manusia lebih dekat kepada kemaslahatan dan lebih
jauh dari kemafsadatan, sekalipun Rasullah tidak menetapkannya dan
(bahkan) Allah SWT tidak menentukanya.2

Pandangan politik menurut syara’, realitanya pasti berhubungan


dengan masalah mengatur urusan rakyat baik oleh negara maupun
rakyat.Sehingga definisi dasar menurut realita dasar ini adalah netral.Hanya
saja tiap ideologi (kapitalisme, sosialisme, dan Islam) punya pandangan
tersendiri tentang aturan dan hukum mengatur sistem politik mereka.Dari
sinilah muncul pengertian politik yang mengandung pandangan hidup tertentu
dan tidak lagi “netral”.3

B. Sejarah Pemikiran Politik Islam


Dalam ajaran islam, masalah politik termasuk dalam kajian fiqih
siyasah. Fiqih siyasah adalah salah satu disiplin ilmu tentang seluk beluk
pengaturan kepentingan umat manusia pada umumnya, dan negara pada
khususnya, berupa hukum, peraturan, dan kebijakan yang dibuat oleh
pemegang kekuasaan yang bernafaskan ajaran islam.
Al Quran tidak menyatakan secara eksplisit bagaimana system politik
itu muncul, tetapi menegaskan bahwa kekuasaan politik dijanjikan kepada
orang-orang beriman dan beramal shaleh.Ini berarti kekuasanan politik terkait

2
A. Djazuli,Fiqih Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat Rambu-rambu Syariah,
Jakarta:Prenada Media Grup, 2007, h. 28-27
3
http://tomysmile.wordpress.com/category/kajian-fiqh/

5
dengan kedua factor tersebut. Pada sisi lain politik juga terkait dengan ruang
dan waktu. Ini berarti ia adlah budaya manusia sehingga keberadaanya tiak
dapat dilepaskan dari dimensi kesejarahan.4
Sistem pemerintahan islam sudah dimulai sejak masa Rasulullah SAW.
Dua tahun setelah hijrah dari mekkah ke madinah, tepatnya pada tahun 622 M,
Rasulullah SAW bersama seluruh komponen masyarakat Madinah
memaklumkan piagam yang disebut Piagam Madinah. Adapuni isi dari
piagam Madinah ini ialah :
 Tiap kelompok dijamin kebebasanya dalam beragama.
 Tipa kelompok berhak menghukum anggota kelompoknya yang bersalah.
 Tiap kelompok harus saling membantu dalam mempertahankan Madinah,
baik yang muslim maupun non muslim.
 Semua penduduk Madinah sepakat mengangkat Muhammad sebagai
pemimpinya dan memberi keputusan hukum segala perkara yang
dihadapkan kepadanya.5

Selain daripada itu terdapat tiga Paradigma / kelompok yang


berkembang di dunia islam tentang keterkaitan antara islam dan politik,
diantaranya6 :

 Paradigma tradisional/ paradigma formalistik


Bahwa islam adalah suatu agama yang serba lengkap. Didalamnya
terdapat ketatanegaraan atau politik.Kelompok ini berpendapat bahwa
sistem ketatanegaraan yang harus diteladani adalah sistem yang
dilaksanakan oleh Rasululllah SAW.
 Paradigma Sekuler
Bahwa islam adalah agama dalam pengertian barat. Artinya agama tidak
ada hubungannya dengan urusan kenegaraan. Muhammad hanyalah
saorang

4
Abd. Mu’in Salim, Fiqih Siyasah:Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al Quran, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2002, h. 286
5
Munthoha, Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta:UII Press, 1998, h.37
6
http://arsippresentnunu.blogspot.com/2021/03/makalah-tentang-politik-ham-dan.html

6
Rasul yang bertugas menyampaikan risalah Tuhan kepada segenap alam.
Nabi tidak bertugas untuk mendirikan dan memimpin suatu negara.
 Paradigma Substantivistik
Kelompok yang menolak paradigma formalistik dan juga paradigma
sekuler. Aliran ini berpendirian bahwa islam tidak terdapat sistem
ketatanegaraan, tetapi terdapat seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan
bernegara. Menurut kelompok ini, tak satu nash pun dalam al quran yg
memerintahkan didirikannnya sebuah negara islam.

C. Asas – asas dan Prinsip dalam Sistem Politik Islam


a. Asas – asas dalam Sistem Politik Islam
Ada beberapa asas – asas dalam sistem politik islam, diantaranya adalah :
 Hakimiyyah Ilahiyyah

Hakimiyyah atau memberikan kuasa pengadilan dan kedaulatan


hukum tertinggi dalam sistem politik Islam hanyalah hak
mutlakAllah.

Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhakdisembah)


melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat,
danbagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu
dikembalikan. (Al-Qasas: 70)

Hakimiyyah Ilahiyyah membawa pengertian-pengertian berikut:

 Bahawasanya Allah Pemelihara alam semesta yang pada


hakikatnya adalahTuhan yang menjadi pemelihara manusia,
dan tidak ada jalan lain bagi manusiakecuali patuh dan
tunduk kepada sifat Ilahiyah Nya Yang Maha Esa
 Bahawasanya hak untuk menghakimi dan mengadili tidak
dimiliki olehsiapapun kecuali Allah.
 Bahwasanya hanya Allah sahajalah yang memiliki hak
mengeluarkan hukumsebab Dialah satu-satuNya Pencipta.

7
 Bahwasanya hanya Allah sahaja yang memiliki
hakmengeluarkan peraturan-peraturan sebab Dialah satu-
satuNya Pemilik.
 Bahwasanya hukum Allah adalah suatu yang benar
sebabhanya Dia sahaja yang Mengetahui hakikat segala
sesuatu dan di tanganNyalahsaja penentuan hidayah dan
penentuan jalan yang selamat dan lurus

Hakimiyyah Ilahiyyah membawa arti bahwa terutama dalam sistem


politik Islam ialah tauhid kepada Allah di segi Rububiyyahdan
Uluhiyyah.

 Risalah
Risalah berarti bahwa kerasulan beberapa orang lelaki di kalangan
manusia sejak Nabi Adam hingga kepada Nabi Muhammad SAW
adalah suatu asas yang penting dalam sistem politik Islam.
Melaluilandasan risalah inilah maka para rasul mewakili kekuasaan
tertinggi Allah dalam bidang perundangan dalam kehidupan
manusia. Para rasul meyampaikan,mentafsir dan menterjemahkan
segala wahyu Allah dengan ucapan dan perbuatan.
Dalam sistem politik Islam, Allah telah memerintahkan agar
manusia menerima segala perintah dan larangan Rasulullah SAW
Manusia diwajibkan tunduk kepada perintah - perintah Rasulullah
SAW dantidak mengambil keputusan selain daripada Rasulullah
SAW untuk menjadi hakim dalamsegala perselisihan yang terjadi
di antara mereka.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT berikut :
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikanAllah kepada
Rasul- Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah
untukAllah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang
miskin danorang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu
jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya saja di antara
kamu. Apa

8
yang diberikan Rasul kepadamumaka terimalah dia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; danbertakwalah kepada
Allah.SesungguhnyaAllah sangat keras hukuman-Nya. (Al-Hasyr:
7)

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman


hinggamereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang
mereka perselisihkan, kemudianmereka tidak merasa keberatan
dalam hati mereka terhadap putusan yang kamuberikan, dan
mereka menerima dengan sepenuhnya.(An-Nisa’: 65)

 Khilafah
Khilafah bererti perwakilan. Kedudukan manusia di atas muka
bumiini adlah sebagai wakil Allah. Oleh itu, dengan
kekuasaanyang telah diamanahkanini, maka manusia hendaklah
melaksanakan undang-undang Allah dalam batas yangditetapkan.
Di atas landasan ini, maka manusia bukanlah penguasa atau
pemiliktetapi hanyalah khalifah atau wakilAllah yang menjadi
Pemilik yang sebenar.
Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di
mukabumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan
bagaimana kamu berbuat. (Yunus: 14)
Seseorang khalifah hanya menjadi khalifah yang sah selama mana
iabenar-benar mengikuti hukum-hukum Allah. Ia menuntun agar
tugas khalifahdipegang oleh orang-orang yang memenuhi syarat-
syarat berikut:
 Terdiri dari pada orang – orang yang benar-benar boleh menerima
dan mendukung prinsip–prinsiptanggngjawab yang terangkum
dalam pengertian kkhilafah.
 Tidak terdiri daripada orang-orang zalim, fasiq, fajir dan lalai
terhadap Allah sertabertindak melanggar batas-batas yang
ditetapkan olehNya.

9
 Terdiri dari pada orang-orang yang berilmu, berakal sehat,
memiliki kecerdasan, kearifanserta kemampuan intelek dan fizikal.
 Terdiri dari pada orang-orang yang amanah sehingga dapt
dipikulkan tanggungjawab kepadamereka dengan yakin dan tanpa
keraguan.

b. Prinsip – prinsip Dasar Politik Islam


Ada beberapa hal yang menjadi prinsip dasar dalam politik
islamdiantaranya yaitu :
 Musyawarah
Asas musyawarah yang paling utama adalah berkenaan dengan
pemilihan ketua negara dan orang-orang yang akan menjawab
tugas- tugas utama dalam pentadbiran ummah. Asas musyawarah
yang kedua adalah berkenaan dengan penentuan jalan dan cara
pelaksanaan undang-undang yang telah dimaktubkan di dalam Al-
Quran dan As-Sunnah. Asas musyawarah yang seterusnya ialah
berkenaan dengan jalan-jalan bagi menentukan perkara-perkara
baru yang timbul di kalangan ummah melalui proses ijtihad.

 Keadilan
Prinsip ini adalah berkaitan dengan keadilan sosial yang dijamin
oleh sistem sosial dan sistem ekonomi Islam. Dalam
pelaksanaannya yang luas, prinsip keadilan yang terkandung dalam
sistem politik Islam meliputi dan merangkumi segala jenis
perhubungan yang berlaku dalam kehidupan manusia, termasuk
keadilan di antara rakyat dan pemerintah, di antara dua pihak yang
bersebgketa di hadapan pihak pengadilan, di antara pasangan suami
isteri dan di antara ibu bapa dan anak-anaknya.kewajiban berlaku
adil dan menjauhi perbuatan zalim adalah di antara asas utama
dalam sistem sosial Islam, maka menjadi peranan utama sistem
politik Islam untuk memelihara asas tersebut. Pemeliharaan
terhadap keadilan

10
merupakan prinsip nilai-nilai sosial yang utama kerana dengannya
dapat dikukuhkan kehidupan manusia dalam segala aspeknya.

 Persamaan
Persamaan di sini terdiri daripada persamaan dalam mendapatkan
dan menuntut hak, persamaan dalam memikul tanggung jawab
menurut peringkat-peringkat yang ditetapkan oleh undang-undang
perlembagaan dan persamaan berada di bawah kuat kuasa undang-
undang.

 Hak menghisab pihak Pemerintah


Hak rakyat untuk menghisab pihak pemerintah dan hak mendapat
penjelasan terhadap tindak tanduknya.Prinsip ini berdasarkan
kepada kewajipan pihak pemerintah untuk melakukan musyawarah
dalam hal-hal yang berkaitan dengan urusan dan pentadbiran
negara dan ummah.Hak rakyat untuk disyurakan adalah bererti
kewajipan setiap anggota dalam masyarakat untuk menegakkan
kebenaran dan menghapuskan kemungkaran.7

 Memperkuat Tali Silahturahmi


Dikalangan kaum muslimin di dunia dan untuk mencegah semua
kecenderungan sesat yang didasarkan pada perbedaan ras, bahasa,
ras, wilayah ataupun semua pertimbangan materealistis lainya serta
untuk melestarikan dan memperkuat kesatuanMillah Al-
Islamiyyah.

 Kedaulatan tertinggi atas alam semesta dan hukumnya hanya


berada di tangan Allah semata.
Dasar kekuatan politik Islam yang pertama adalah Allah SWT,
tidak ada seorangpun yang memeliki kekuasaan mutlak. Kekuasaan

7
http://gudangariepinokio.blogspot.com/2021/03/makalah-sistem-politik-dalam-islam.html

11
manusia hanya bersifat temporal karena yang berkuasa secara
mutlak adalah Allah SWT, Tuhan semsta alam, Tuhan langit dan
bumi. Kkekuasaan Allah tidak bias dibatasi oleh kekuatan hukum
yang ada, karena Ia sendiri adlah sumber dari hukum tersebut.8

Selain prinsip-prinsip dasar negara yang konstitusinya


berdasar syari’ah, ada juga prinsip-prinsip tambahan (subsider)
yang merupakan kesimpulan dan termasuk ke dalam bidang fikih
siyasah (hukum ketatanegaraan dalam Islam). Prinsip-prinsip
tambahan tersebut adalah mengenai pembagian fungsi-fungsi
pemerintahan yaitu hubungan antara Badan Legislatif, Eksekutif,
dan Yudikatif. Dalam hubungan ketiga badan (lembaga negara)
tersebut prinsip-prinsip berkonsultasi (syura) mesti dilaksanakan
di dalam riset, perencanaan, menciptakan undang-undang dan
menjaga nilai-nilai syari’ah dengan memperhatikan otoritas
(kewenangan) yang dimiliki masing-masing lembaga tersebut.

8
Syarifuddin Jurdi, Pemikiran Politik Islam Indonesia, Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2008,
h.6
12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Politik merupakan pemikiran yang mengurus kepentingan


masyarakat.Pemikiran tersebut berupa pedoman, keyakinan hokum atau aktivitas
dan informasi. Beberapa prinsip politik islam berisi: mewujudkan persatuan dan
kesatuan bermusyawarah, menjalankan amanah dan menetapkan hokum secara
adil atau dapat dikatakan bertanggung jawab, mentaati Allah, Rasulullahdan Ulill
Amr (pemegang kekuasaan) dan menepati janji. Korelasi pengertian politik islam
dengan politik menghalalkan segala cara merupakan dua hal yang sangat
bertentangan. Islam menolak dengan tegas mengenai politik yang menghalalkan
segala cara.

Pemerintahan yang otoriter adalah pemerintahan yang menekan dan


memaksakan kehendaknya kepada rakyat. Setiap pemerintahan harus dapat
melindungi, mengayomi masyarakat.Sedangkan penyimpangan yang terjadi
adalah pemerintahan yang tidak mengabdi pada rakyatnya; menekan rakyatnya.
Sehingga pemerintahan yang terjadi adalah otoriter. Yaitu bentuk pemerintahan
yang menyimpang dari prinsip-prinsip islam.Tujuan politik islam pada hakikatnya
menuju kemaslahatan dan kesejahteraan seluruh umat.

B. Saran

Penyusun menyadari akan kekurangan bahan dari materi makalah ini.


Sehingga penyusun menyarankan apabila terdapat kekurangan dalam isi dari
makalah ini, maka saran – saran dan kritik dari pembaca adalah penutup dari
semua kekurangan penulis serta menjadikan semua itu menjadi bahan acuan untuk
memotivasi dan menyempurnakan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Djazuli. Fiqih Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat Rambu-rambu Syariah.

Jakarta:Prenada Media Grup, 2007.

Salim, Abd Mu’in. Fiqih Siyasah : Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al Quran.

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.

Munthoha. Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta:UII Press, 1998.

Jurdi, Syarifuddin. Pemikiran Politik Islam Indonesia. Yogyakarta:Pustaka

Belajar, 2008.

http://gudangariepinokio.blogspot.com/2021/03/makalah-sistem-politik-dalam-

islam.html

http://arsippresentnunu.blogspot.com/2021/03/makalah-tentang-politik-ham-

dan.html

http://tomysmile.wordpress.com/category/kajian-fiqh/

14

Anda mungkin juga menyukai