Disusun oleh:
Muhammad Fakhrul Rozi 19136082
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul Politik Islam.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi
ini tidak lain berkat bantuan dari teman-teman, dan kami menyampaikan ucapan
terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan tersebut sebagai ibadah, amiin yaa robbal ‘alamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kenyataannya banyak yang tidak berhasil, mungkin cara yang digunakan
belum sempurna dan perlu penambahan ilmu.
Untuk itulah kami sangat berharap kepada pembaca semua, semoga
setelah membaca atau membahas makalah ini, kita semua mampu menjadikan
agama islam sebagai agama yang kembali sempurna untuk mengubah akhlak
manusia ke arah yang lebih baik di sisi-Nya, Amin.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui Pengertian Politik Islam
1.3.2 Untuk mengetahui Prinsip Dasar Politik Islam
1.3.3 Untuk mengetahui Tujuan Politik Islam
1.3.4 Untuk mengetahui Demokrasi dan HAM dalam Islam
1.3.5 Untuk mengetahui Konsep Masyarakat Madani
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tersebut setiap muslim berkewajiban menjadikannya sebagai pegangan hidup.
Dalam menjalankan pemerintahan, risalah berfungsi sebagai “sumber norma
dan nilai”. Dalam artian risalah adalah suber norma dan nilai dalam
melaksanakan perpolitikan.
Manusia adalah khalifah oleh Allah SWT dimuka bumi, lihat Al-Qur’an
surah Al-Baqarah ayat 30:
4
6. Ketaatan kepada pemimpin wajib hukumnya setelah taat kepada Allah
SWT dan Rasul dan,
7. Islam tidak menentukan secara eksplisit bentuk pemerintahan negara.
5
negara Islam atau Darul Islam. Dengan adanya pemerintahan yang
mendukung syariat, maka akan tegaklah Ad-Din dan berterusteranglah segala
urusan manusia menurut tuntutan-tuntutan Ad-Din tersebut. Para fuqaha
Islam telah menggariskan 10 perkara penting sebagai tujuan dari sistem
politik dan pemerintahan Islam:
1. Memelihara keimanan menurut prinsip-prinsip yang telah disepakati oleh
ulama salaf dari kalangan umat Islam.
2. Melaksanakan proses pengadilan dikalangan rakyat dan menyelesaikan
masalah dikalangan orang-orang yang berselisih.
3. Menjaga keamanan daerah-daerah Islam agar masyarakatnya dapat hidup
dalam keadaan aman dan damai.
4. Melaksanakan hukum-hukum yang telah ditetapkan syarak demi
melindungi hak-hak manusia.
5. Menjaga perbatasan negara dengan berbagai persenjataan untuk
menghadapi kemungkinan serangan dari pihak luar.
6. Melancarkan jihad terhadap golongan yang menentang Islam.
7. Mengendalikan urusan pengutipan infak, zakat, dan sedekah
sebagaimana yang ditetapkan syarak.
8. Mengatur anggaran belanja dan perbelanjaan dari pada perbendaharaan
negara agar tidak digunakan secara boros atau kikir.
9. Melantik pegawai-pegawai yang cakap dan jujur dalam mengawal
kekayaan negara dan menguruskan hal-hal administrasi negara.
10. Menjalankan pengawalan dan pemeriksaan yang rapi dalam hal-hal
awam demi untuk memimpin negara dan melindungi Ad-Din (Agama).
6
Perlunya musyawah merupakan konsekuensi politik
kekhalifahan manuasia. Masalah musyawarah ini dengan jelas
terdapat dalam Al-Qur’an surah Asy-Syura ayat 38, yang isinya
berupa perintah kepada para pemimpin dalam kedudukan apapun
untuk menyelesaikan urusan meraka yang dipimpinnya dengan cara
bermusyawarah.
7
Meskipun istilah-istilah ini banyak diperdebatkan maknanya
namun lepas dari ramainya perdebatan maknanya di dunia islam,
istilah-istilah ini memberikan landasan yang efektif untuk memahami
antara islam dan demokrasi di dunia kontemporer (John L.Esposito,
1999:36).
8
(hak-hak manusia) merupakan kewajiban-kejaiban manusia terhadap
sesamanya dan terhadap makhluk-makhluk Allah lainnya.
9
Dalam konteks masyarakat Indonesia, dimana orang islam adalah
mayoritas sehingga kondisi masyarakat sangat bergantung pada kontribusi
dari umat islam. Yaitu dapat direalisasikan melalui jalur hukum, sosial,
politik, ekonomi, dll.
Permasalahan pokok yang masih menjadi kendala saat ini adalah
kemampuan dan konsistensi umat islam Indonesia terhadap karakter
dasarnya untuk mengimplementasikan ajaran islam dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Sikap Amar Makhruf dan Nahi Mungkar juga
masih sangat lemah. Hal itu dapat dilihat dari fenomena-fenomena sosial
yang bertentangan dengan ajaran islam, seperti angka kriminalitas yang
tinggi, korupsi yang terjadi di semua sektor, kurangnya rasa aman, dan lain-
lain. Bila umat islam Indonesia benar benar mencerminkan sikap hidup yang
islami pasti bangsa Indonesia mejadi bangsa yang sejati.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Politik ialah cara atau taktik untuk mencapai satu tujuan yang
berhubungan dengan berbagai cara dalam pencapaian tujuan hidup
manusia. Politik secara khusus penekanannya terhadap kekuasaan dan
pemerintahan.
3.1.2 Hak Asasi Manusia dalam islam adalah hak dasar yang melekat pada
diri tiap manusia tanpa perbedaan antara yang satu dengan yang lain
dan diakui karena hal itu merupakan sebuah kewajiaban yang
dibebankan oleh hukum islam untuk mematuhi Allah SWT, sehingga
tidak semata-mata menekankan kapada Hak Asasi Manusia saja tetapi
dilandasi oleh kewajiban untuk mengabdi kepada Allah SWT sebagai
penciptanya.
3.1.3 Demokrasi dalam islam yaitu kebebasan berdasarkan kedaulatan mutlak
dan keesaan Allah yang terkandung dalam konsep tauhid dan peranan
manusia sebagai pengemban kekuasaan dimuka bumi sebagai
kebebasan.
3.1.4 Masyarakat madani merupakan masyarakat yang ideal dengan
karakteristik bertuhan, damai, tolong-menolong, toleransi,
keseimbangan antara hak dan kewajiban, berperadaban tinggi dan
berakhlak mulia, sehingga sikap amar ma’ruf dan nahi mungkar bisa
terlaksana dalam kehidupan sehari-hari.
3.2 Saran
Islam sebagai agama yang sempurna dan menyeluruh, sudah sepatutnya
memiliki peran utama dalam kehidupan politik sebuah negara. Untuk menuju
ke arah integrasi kehidupan masyarakat, negara dan Islam diperlukan ijtihad
yang akan memberikan pedoman bagi anggota parlemen atau politisi dalam
menjelaskan hujjahnya dalam berpolitik. Dan interaksi umat Islam yang
hidup dalam alam modern ini dengan politik akan memberikan pengalaman
11
dan tantangan baru menuju masyarakat yang adil dan makmur. Berpolitik
yang bersih dan sehat akan menambah kepercayaan masyarakat khususnya di
Indonesia bahwa memang Islam mengatur seluruh aspek mulai ekonomi,
sosial, militer, budaya sampai dengan politik.
12
DAFTAR PUSTAKA
H.S, Nasrul, dkk. 2010. Pendidikan Agama Islam Bernusnsa Soft Skills Untuk
Perguruan Tinggi Umum. Padang: UNP Press.
Anwar, Fuadi, dkk. 2008. Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum
Untuk Pengembangan Kepribadian. Padang: UNP Press.
13