Disusun oleh :
STKIPNUTEGAL
Jl.Jend.A.YaniNo.21ProcotSlawiKabupatenTegal
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
pendidikan agama islam tentang "APLIKASI SYARIAH (POLITIK ISLAM)" dengan
baik meski memiliki halangan maupun rintangan.
Tugas ini kami harapkan dapat membantu bagi pembaca. Dan juga diharapkan dapat
menambah nilai yang ada. Dalam penyusunan tugas ini, kami tidak lupa mengucapkan
banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu menyelasaikan semua tugas
ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa depan.
2
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BABI PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................6
A. KESIMPULAN...................................................................................................14
B. SARAN...............................................................................................................14
..........................................................................................................................................
DAFTARPUSTAKA..................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Islam sebagai agama Allah merupakan suatu sistem kehidupan yang meliputi
semua aspek kehidupan. Salah satu aspek yang diatur pula dalam islam adalah
politik. Dalam perspektif islam, politik dapat diposisikam sebagai instrumen dakwah.
Karena itu, Kekuasaan yang diberikan oleh rakyat hakikatnya adalah suatu amanah.
Maka kekuasaan atau jabatan apa pun yang dipangku oleh seorang muslim haruslah
dinisbahkan dengan pertanggungjawaban. Disinilah dintuntut bahwa berpolitik perlu
memperhatikan akhlak, etika, aspirasi rakyat dan nilai-nilai islam.
Pembahasan politik islam tidak pernah kering dari kajian-kajian yang dilakukan
oleh para akademisi baik dari kalangan muslim maupun kalangan barat. Beratus
pemikir dan beribu jilid buku berkaitan dengan politik islam menghiasi perpustakaan
di dunia. Beragam bentuk karya ilmiah baik berupa jurnal, skripsi, tesis atau disertai
yang membahas politik islam telah memeberikan kontribusi pengayaan pemikiran
politik islam. Perbedaan pemahaman pun tak terelakkan lagi baik antara kalangan
muslim sendiri maupun kalangan barat sekalipun. Ini menunjukan bahwa kajian
politik islam merupakan kajian yang cukup rumit akan tetapi tetap menarik dan
menantang untuk dikaji.
Politik islam memberikan pengurusan atas urusan seluruh umat muslim. Namun
realitasnya politik berubah menjadi pudar saat terjadi kebiasaan umum masyarakat,
baik itu berupa perkataan maupun perbuatannya yang menyimpang dari kebenaran
islam yang dilakukan oleh mereka yang beraqidahkan tidak baik, baik itu dari
kalangan non muslim ataupun dari kalangan umat islam itu sendiri. Oleh karena itu
politik yang seharusnya bersifat baik menjadi sifat yang kurang baik seperti
kedustaan, tipu daya, dan penyesatan yang dilakukan oleh para politisi maupun
penguasa. Penyalahgunaan wewenang dari para politisi atau para penguasa itu
berseberangan dengan kebenaran islam, kezhaliman mereka kepada masyarakat, sikap
dan tindakan sembrono mereka dalam mengurusi masyarakat memalingkan makna
sebenarnya dari politik itu sendiri. Bahkan, dengan pandangan seperti itu para politisi
atau penguasa memanfaatkan rakyat demi kepentingan sendiri, bukan sebagai
4
pemerintah yang shalih dan berbuat baik kepada rakyat.
Hal ini dapat memicu bahwa politik itu harus dijauhkan dari agama (islam).
Sebab, orang yang paham akan agama itu akan takut kepada Allah Swt sehingga tidak
cocok berkecimpungan dalam politik yang merupakan dusta, kezhaliman
penghianatan, dan tipu daya. Cara pandang yang demikian, sadar atau tidak mereka
mempengaruhi sebagian kaum muslimin yang juga sebenarnya ikhlas dalam
memperjuangkan islam. Untuk mengubah pandang seperti itu, maka pada bab ini
akan dijelaskan bagaimana politik yang seharusnya khususnya politik islam.
B. Rumusan masalah
Tujuan daripada penulisan makalah ini adalah :
a. Mengetahui pengertian politik islam
b. Mengetahui tujuan politik islam
c. Mengetahui prinsip-prinsip politik islam
d. Mengetahui syarat kepemimpinan dalam politik islam
C. Tujuan
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak, khususnya kita selaku umat islam.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
dengan pemikiran politik. Pemikiran politik Islam bermula dari masalah etika politik,
falsafah politik, agama, hukum, hingga tatacara kenegaraan, tetapi keragaman khazanah
pemikiran politik Islam itu boleh dikatakan bermula pada pemikiran tentang hubungan
agama dan negara.
Politik Islam terdiri dari dua aspek yaitu politik dan islam. Politik berarti suatu cara
bagaimana penguasa mempengaruhi perilaku kelompok yang dikuasai agar sesuai
ddengan keinginan penguasa. Sedangkan islam berarti penataan dan islam sebagai din
merupakan organisasi penataan menurut ajaran Allah Swt., yaitu al-Qur’an dan menurut
sunnah rasulnya. Politik Islam dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mempengaruhi
anggota masyarakat, agar berprilaku sesuai dengan ajaran Allah menurut sunah rasulnya.
Dalam konsep islam, kekuasaan tertinggi adalah Allah Swt. Ekspresi kekuasaan Allah
tertuang dalam al-Qur’an menurut sunah Rasul.
Para pemikir Islam menginginkan pemisahan Islam dan politik sebagai pemikiran politik
Islam dan pemikiran yang menghendaki penyatuan Islam dan politik sebagai pemikiran
Islam politik. Ini karena ketika sejak Revolusi Perancis agama Kristen relatif telah selesai
membahas hubungan gereja dan negara yaitu bahawa gereja harus terpisah dari negara.
Namun begitu, Islam masih lagi tetap pada persoalan yang satu yaitu penyatuan Islam
dan politik sejak zaman Nabi hingga zaman kini.
Sikap politik Islam telah ditunjukan dalam sejarah para Nabi yang mengimplementasikan
al-Qur’an, dan hadis. Termasuk dalam siyâsah syar’iyah (politik syari’at) yaitu Allâh
Swt. menuntun para hamba-Nya untuk berusaha merealisasikan maslahat umum dengan
cara membagi permasalahan tersebut dan menyerahkannya kepada yang berkompeten,
orang yang mengerti seluk beluk inti permasalahan dan tahu solusi dari permasalahan
yang diembankan kepadanya. Allah Swt.
Mendefinisikan politik Islam dengan term politik sekarang malah akan membawa kepada
kekaburan pengertian politik yang diambil oleh Islam. Secara bahasa pun, Islam
mengambil term Arab Siyasah yang berarti pengaturan urusan umat, bukan pengertian
politik saat ini yang menekankan kepada kekuasaan. Maka wajar saja jika umat Islam
yang ingin menjaga kemurnian ajarannya menolak politik yang sekarang diterapkan oleh
negeri ini juga oleh parpol-parpol Islam. Kekhawatiran menjadikan agama sebagai
tameng dalam meraih kekuasaan politik akhirnya menjadi kenyataan.
Perbedaan penekanan dalam penggunaan istilah antara politik dan siyasah ,bukan berarti
harus ada penggantian dari kata politik dengan kata siyasah. Karena secara subtansi
7
pengertian keduanya diambil dari realitas aktivitas politik yang sebenarnya, yaitu
pengaturan urusan umat baik di dalam ataupun di luar negeri. Perbedaannya hanyalah
dari sisi penggunaan aturan dan hukum yang berbeda sesuai dengan ideologinya.
Kemudian, terkait dengan peran Negara dan umat/ rakyat dalam politik Islam,
َما تَ ْعبُ ُدوْ نَ ِم ْن ُدوْ نِ ٖ ٓه آِاَّل اَ ْس َم ۤا ًء َس َّم ْيتُ ُموْ هَٓا اَ ْنتُ ْم َو ٰابَ ۤا ُؤ ُك ْم َّمٓا اَ ْن َز َل هّٰللا ُ بِهَا ِم ْن س ُْل ٰط ۗ ٍن اِ ِن ْال ُح ْك ُم اِاَّل هّٰلِل ِ ۗاَ َم َر اَاَّل
٤٠َ اس اَل يَ ْعلَ ُموْ ن ِ َّك ال ِّديْنُ ْالقَيِّ ُم َو ٰل ِك َّن اَ ْكثَ َر الن َ ِتَ ْعبُد ُْٓوا آِاَّل اِيَّاهُ ٰۗذل
8
" kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-
nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak
menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu. Keputusan itu
hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak
menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui."
Dalam kajian teori konstitusi maupun tata negara, kata kedaulatan merupakan
satu kata kunci yang selalu muncul dan menjadi perdebatan sepanjang sejarah.
Kedaulatan dalam pandangan klasik tidak dapat dipisahkan dari konsep negara.
Tanpa kedaulatan Apa yang dinamakan negara itu tidak ada, karena tidak berjiwa.
Abu al-A'la al-maududi menyebut kedaulatan dengan " asas pertama dalam teori
politik islam." Al-maududi dalam bukunya It's meaning and message (1976 :147-
148) Menegaskan, " kepercayaan terhadapan keesaan (tauhid) dan kedaulatan
Allah adalah landasan dari sistem sosial dan moral yang dibawa oleh Rasul Allah.
Kepercayaan itulah yang merupakan satu-satunya awal dari filsafat politik dalam
Islam."
9
3. Prinsip musyawarah dan ijma', prinsip musyawarah ditemukan dalam AlQuran
surat Al Imran :159 :
" Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekeliling mu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarah lah dengan mereka
dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka
bertawakallah kepada allah sesungguhnya allah menyukai orang-orang yang
bertawakal kepada-Nya. "
Prinsip musyawarah adalah proses pengambilan keputusan dalam semua urusan
kemasyarakatan yang dilakukan melalui konsensus dan konsultasi dengan semua
pihak. kepemimpinan negara dan pemerintahan harus ditegakkan berdasarkan
persetujuan rakyat melalui pemilihan secara adil, jujur, dan amanah sebuah
pemerintahan atau sebuah otoritas yang ditegakkan dengan cara cara otoriter dan
tiran adalah tidak sesuai dengan prinsip islam.
5. Prinsip Hak dan kewajiban negara dan rakyat, hak dan kewajiban negara dan
rakyat ditemukan dalam alquran surat an-nisa:59 :
10
" Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya) dan
ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah dia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar benar beriman kepada Allah dan hari kemudian,
yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."
Semua warga negara dijamin hak-hak dasar tertentu. Menurut Subhi Mahmassani
dalam bukunya Arkan Huqquq Al-Insan, beberapa hak warga negara yang perlu
dilindungi adalah : jaminan terhadap keamanan pribadi, harga diri dan harta
benda, kemerdekaan untuk mengeluarkan pendapat dan berkumpul, hak untuk
mendapatkan pelayanan hukum secara adil tanpa diskriminasi, hak untuk
mendapatkan pendidikan yang layak, pelayanan medis dan kesehatan, serta
keamanan untuk melakukan aktivitas-aktivitas ekonomi.
6. Prinsip amar ma'ruf nahi munkar, prinsip ini ditemukan dalam Alquran surat
Al Imran:104 :
" dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar
merekalah orang-orang yang beruntung."
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Politik merupakan pemikiran yang mengurus kepentingan masyarakat. Pemikiran
tersebut berupa pedoman, keyakinan hukum atau aktivitas dan informasi. Beberapa
prinsip politik islam berisi: Kedaulatan, keadilan, musyawarah da ijma', persamaan, hak
kewajiban negara dan rakyat, amar ma'ruf nahi munkar. Korelasi pengertian politik islam
dengan politik menghalalkan segala cara merupakan dua hal yang sangat bertentangan.
Islam menolak dengan tegas mengenai politik yang menghalalkan segala cara.
Pemerintahan yang otoriter adalah pemerintahan yang menekan dan memaksakan
kehendaknya kepada rakyat. Setiap pemerintahan harus dapat melindungi, mengayomi
masyarakat. Sedangkan penyimpangan yang terjadi adalah pemerintahan yang tidak
mengabdi pada rakyatnya; menekan rakyatnya. Sehingga pemerintahan yang terjadi
adalah otoriter, Yaitu bentuk pemerintahan yang menyimpang dari prinsip-prinsip
islam.Tujuan politik islam pada hakikatnya menuju kemaslahatan dan kesejahteraan
seluruh umat.
B. Saran
Sebagai umat Islam kita harus tahu dan ikut berpartisipasi dalam kepolitikan Islam, agar
menjadikan negara kita lebih baik dalam berpolitik syariyah.
13
DAFTAR PUSTAKA
Sahar L. Hassan, Kuat Sukardiyono dan Dadi M.H. Basri, Memilih Partai Islam
Visi, Misi, dan Persepsi (Jakarta : Gema Insani, 1998), hlm. 13.
http://eprints.ums.ac.id/38986/2/HALAMAN%20DEPAN.pdf .
Nurcholish Madjid, Islam dan Politik: Suatu Tinjauan Atas Prinsip‐Prinsip
Hukum dan
Keadilan dalam Jurnal Pemikiran Islam Paramadina, Volume I Nomor I, Juli
Desember 1998
(Jakarta: Paramadina, 1998), h. 48.
https://id.scribd.com/document/479941194/-AGAMA-ISLAM-APLIKASI-
SYARIAH-POLITIK-ISLAM
Inu kencana, sistem politik indonesia,( Bandung : refika editama,2004 )
https://petita.ar-raniry.ac.id/index.php/petita/article/view/59
https://www.readcube.com/articles/10.22373%2Fpetita.v2i1.1814
https://kesbangpol.riau.go.id/media.php?
p=detail_artikel&id=219#:~:text=4.0%20Tujuan%20Politik%20Menurut
%20Islam,negara%20Islam%20atau%20Darul%20Islam
https://www.readcube.com/articles/10.22373%2Fpetita.v2i1.1814
14