Anda di halaman 1dari 13

ISLAM POLITIK DAN NEGARA

Makalah
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu : Atep Komasudin S.Ag, M.Pd.

Disusun oleh:
Ryaldi Putra NIM 21122443
Silmi Khasraksa NIM 21122468
Siti Halimatus Sa’diyah NIM 21122448
Siti latifah NIM 21122469

Reguler 2-A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AT-TAQWA
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarakatuh
Puji serta syukur kami pamjatkan kehadirat allah SWT atas rahmat dan
hidayahnya, sehinga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran atau materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca, bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa bermanfaat bagi pembaca dengan menerapkan ilmu ilmunya dalam kehidupan
sehari-hari.dan dapat dibermanfaat untuk kedepannya, Bagi kami sebagai penyusun
makalah ini menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pengetahuan dan
pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat berharap kepada para pembaca bisa membantu
memberikan kritik dan sarannya untuk membantu membangun kesempurnaan
makalah ini.

Bandung, 25 Mei 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
A. Pengertian Islam Politik ............................................................................... 2
B. Pengertian Negara ........................................................................................ 3
C. Macam-macam Fiqih As-siyasah ................................................................. 4
D. Hubungan Politik dengan Islam ................................................................... 5
BAB IV PENUTUP ............................................................................................... 9
A. Kesimpulan .................................................................................................. 9
B. Saran ............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda-beda. Namun,
Islam memiliki aturan politik yang bisa membuat negara itu adil. Dalam Al-
Qur’an memang aturan politik tidak disebutkan, tetapi sistem politik pada
zaman Rasullullah SAW sangatlah baik. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor
yang mendorong masyarakatnya menjalankan syariat Islam Indonesia adalah
sebuahnegara islam terbesar di dunia, namun bila dikatakan negara islam,
dalam prakteknya islam kurang di aplikasikan dalam sistem pemerintahan baik
itu politik maupun demokrasinya, hal itu berpengaruh besar dalam berbagai
aspekkehidupan manusia

Di indonesia, terutama pada system yang berlaku dalam pemerintahan


Indonesia, contoh kecil adalah maraknya korupsi yang dikarenakan kurang
transparannya pemerintahan di indonesia. Hal tersebut di atas membuat penulis
membahas tentang islam dalam aspek politik dan demokrasi dalam suatu
Negara dalam laporan ini. Disini kita akan membahas tentang peranan agama
Islam dalam perkembangan politik di dunia saat ini, dengan mengkaji berbagai
informasi berdasarkan Al-Qur’an, Al Hadits dan sejarah sistem politik di masa
Rasulullah SAW.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Islam Politik dan Negara?
2. Apa saja Macam-macam Politik Islam?
3. Bagaimana hubungan antara Islam dan Politik?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui tentang pengertian Islam Politik dan Negara.
2. Mengetahui tentang macam-macam Politik Islam.
3. Mengetahui tentang hubungan antara Islam dan Politik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Islam Politik

Islam berasal dari Bahasa Arab dari kata aslama- yuslimu- islaman
yang berarti menyelamatkan. Islaman adalah masdar (kata benda) sebagai
bahasa petunjuk dari Fiil (kata kerja) yaitu aslama yang bermakna telah
selamat dan yuslimu bermakana menyelamatkan.

Perkataan politik berasal dari bahasa Latin Politicus dan bahasa Yunani
politicos, artinya (sesuatu yang) berhubungan dengan warga negara atau warga
kota. Kedua kata itu berasal dari kata polis maknanya kota. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1989), pengertian politik sebagai kata benda ada tiga.
Jika dikaitkan dengan ilmu artinya :

1. pengetahuan mengenai kenegaraan (tentang sistem pemerintahan, dasar-


dasar pemerintahan).
2. segala urusan dan tindakan (kebijaksanaan, siasat dan sebagainya)
mengenai pemerintahan atau terhadap negara lain.
3. kebijakan, cara bertindak (dalam menghadapi atau menanganisuatu
masalah).

Di dalam Islam kekuasaan politik kait berkaitan dengan al-hukum,


perkataan al-hukm dan kata-kata yang terbentuk dari kata tersebut
dipergunakan 210 kali dalam Al-Qur’an. Dalam bahasa Indonesia, perkataan
al-hukum yang telah-dialih bahasakan menjadi hukum intinya adalah
peraturan, undang-undang, patokan atau kaidah, dan keputusan atau vonis
(pengadilan). Politik dalam Islam disebut Siyasah secara harfiyah dapat
diartikan sebagai mengurus, mengendali atau memimpin.

2
3

Fiqih Siyasah dalam konteks terjemahan diartikan sebagai materi yang


membahas mengenai ketatanegaraan Islam (Politik Islam). Secara bahasa,
Fiqih adalah mengetahui hukum-hukum Islam yang bersifat amali melalui
dalil-dalil yang terperinci. Sedangkan Siyasah adalah pemerintahan,
pengambilan keputusan, pembuatan kebijaksanaan, pengurusan, dan bagian-
bagian Fiqih Siyasah.

B. Pengertian Negara
Istilah negara berasal dari terjemahan bahasa asing yaitu Staat bahasa
Belanda yang artinya negara, State bahasa Ingris yang artinya negara, E’tat
bahasa Prancis artinya negara. Kata-kata staat, state, e’tat tersebut diambil dari
bahasa latin yaitu status atau statum artinya Para ahli Indonesia sendiri terdapat
beberapa pendapat tentang definisi negara, Menurut M. Tahir Azhari, negara
adalah suatu kehidupan berkelompok manusia yang mendirikannya bukan saja
atas dasar perjanjian bermasyarakat, tetapi juga atas dasar fungsi manusia
sebagai Khalifah Allah dibumi yang mengemban kekuasaan sebagai amanah-
Nya.

Menurut Hasbullah Bakry, negara adalah suatu teritori (wilayah) yang


ada rakyatnya sebagai penduduk tetap, dan di antara pemerintah rakyat itu ada
yang dianggap sebagai pimpinan atau pemerintah mereka. Menurut
Djokosoetono, negara diartikan sebagai sebuah organisasi manusia atau
sekumpulan manusia. Sementara itu, Miriam Budiardjo mengartikan negara
sebagai sebuah organisasi yang terdapat dalam suatu teritori atau kawasan di
mana pada nantinya organisasi tersebut mampu mewujudkan kekuasaannya
secara legal terhadap kekuasaan lain yang ada dalam wilayah tersebut mampu
menetapkan tujuan yang ingin dicapai dari proses kehidupan bersama.

Ditinjau dari sudut hukum tatanegara, negara itu adalah suatu


organisasi kekuasaan, dan organisasi itu merupakan tata kerja dari alat-alat
perlengkapan negara yang merupakan suatu keutuhan, tata kerja mana
melukiskan hubungan serta pembagian tugas dan kewajiban antara
masingmasing alat perlengkapan negara itu untuk mencapai suatu tujuan
4

masing-masing alat perlengkapan negara itu untuk mencapai suatu tujuan


tertentu. Tidak dapat disangkal lagi bahwa negara itu merupakan alat untuk
mencapai suatu tujuan. Alat itu berupa organisasi yang berwibawa. Organisasi
di sini diartikan sebagai bentuk bersama yang bersifat tetap.

Negara adalah suatu bentuk pergaulan hidup manusia, satu


"community. Negara itu mempunyai syarat-syarat tertentu, yaitu mempunyai
daerah tertentu, rakyat tertentu dan mempunyai pemerintahan. Negara bukan
terjadi dengan sendirinya, tetapi diadakan oleh manusia menurut kemauan
manusia. Negara sebagai gejala sosial di mana terdapat sejumlah besar manusia
hidup bersamasama di dalam satu sistem hukum, dikendalikan oleh suatu
kekuasaan. Sebagai definisi umum dapat dikatakan bahwa negara adalah suatu
daerah teritorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan yang
berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan kepada peraturan
perundangundangan.

C. Macam-macam Fiqih As-siyasah


1. Siyasah Dusturiyah, menurut tata bahasanya terdiri dari dua suku kata yaitu
Siyasah itu sendiri serta Dusturiyah. Dusturiyah adalah undang-undang atau
peraturan. Secara pengertian umum Siyasah Dusturiyah adalah keputusan
kepala negara dalam mengambil keputusan atau undang-undang bagi
kemaslahatan umat. Siyasah Dusturiyah adalah hal yang mengatur atau
kebijakan
a. Persoalan imamah,
b. Persoalan rakyat
c. Persoalan Bai’at
d. Persoalan Waliyul Ahdi Imama
2. Siyasah Maliyah, arti kata Maliyah bermakna harta benda, kekayaan, dan
harta. Oleh karena itu Siyasah Maliyah secara umum yaitu pemerintahan
yang mengatur mengenai keuangan negara. Siyasah Maliyah adalah hak
dan kewajiban kepala negara untuk mengatur dan mengurus keuangan
negara guna kepentingan warga negaranya serta kemaslahatan umat. Lain
5

halnya dengan Siyasah Maliyah meliputi hal-hal yang menyangkut harta


benda negara (kas negara), pajak, serta Baitul Mal. dari pembahasan di atas
dapat kita lihat bahwa siyasah maliyah adalah hal-hal yang menyangkut kas
negara serta keuangan negara yang berasal dari pajak, zakat baitul mal serta
pendapatan negara yang tidak bertentangan dengan syari’at Islam. Dasar-
dasar Fiqih Siyasah Maliyah.
3. Siyasah Dauliyah, bermakna tentang daulat, kerajaan, kekuasaan,
wewenang, serta kekuasaan. Sedangkan Siyasah Dauliyah bermakna
sebagai kekuasaan kepala negara untuk mengatur negara dalam hal
hubungan internasional, masalah territorial, nasionalitas, ekstradisi tahanan,
pengasingan tawanan politik, pengusiran warga negara asing. Selain itu juga
mengurusi masalah kaum Dzimi, perbedaan agama, akad timbal balik dan
sepihak dengan kaum Dzimi, hudud, dan qishash.

Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa Siyasah Dauliyah lebih


mengarah pada pengaturan masalah kenegaraan yang bersifat luar negeri,
serta kedaulatan negara. Hal ini sangat penting guna kedaulatan negara
untuk pengakuan dari negara lain.

4. Siyasah Harbiyah, bermakna perang, secara kamus Harbiyah adalah perang,


keadaan darurat atau genting. Sedangkan makna Siyasah Harbiyah adalah
wewenang atau kekuasaan serta peraturan pemerintah dalam keadaan
perang atau darurat. Dalam kajian Fiqh Siyasahnya yaitu Siyasah Harbiyah
adalah pemerintah atau kepala negara mengatur dan mengurusi hal-hal dan
masalah yang berkaitan dengan perang, kaidah perang, mobilisasi umum,
hak dan jaminan keamanan perang, perlakuan tawanan perang, harta
rampasan perang, dan masalah perdamaian. Konsekuensi dari asas bahwa
hubungan Internasional dalam Islam adalah perdamaian saling membantu
dalam kebaikan.

D. Hubungan Politik dengan Islam


Politik adalah ilmu pemerintahan atau ilmu siyasah, yaitu ilmu tata
negara. Pengertian dan konsep politik atau siyasah dalam Islam sangat berbeda
6

dengan pengertian dan konsep yang digunakan oleh orang orang yang bukan
Islam.Politik dalam Islam menjuruskan kegiatan umat kepada usaha untuk
mendukung dan melaksanakan syari'at Allah melalui sistem kenegaraan dan
pemerintahan. la merupakan sistem peradaban yang lengkap yang mencakup
agama dan negara secara bersamaan. Sejak 1 M didirikan oleh Al-Banna
kondisi Mesir dan dunia Arab berada dalam lingkungan pemikiran Barat. Para
tokoh sekuler hanya membatasi aktivitas agama sebatas dinding masjid dan
menjadi urusan pribadi Padahal pada dasarnya Islam adalah sistem yang
sempurna.

Kesuksesan dakwah Rasulullah pun merupakan suatu implementasi


dari strategi politik yang beliau rancang, bisa kita lihat mulai dari hijrah ke
Madinah hingga puncaknya adalah Fathu Makkah (penguasaan Mekah). Ketika
hijrah ke Madinah, Rasulullah dan para sahabat bukannya mencoba lari dari
intimidasi rezim kafir Quraisy, namun justru sebaliknya Rasulullah dan para
sahabat melakukan konsolidasi politik yakni mulai dari membangun kekuatan
politik internal hingga mengadakan koalisi politik dengan kaum Yahudi dan
Nasrani melalui nota perjanjian Piagam Madinah. Beliau berpendapat bahwa,
‚Politik adalah hal yang memikirkan tentang persoalan-persoalan internal
maupun eksternal umat.

Adapun yang dimaksud dengan politik sisi internal adalah mengatur


roda pemerintahan, menjalankan tugas-tugasnya, merinci hak-hak dan
kewajibankewajibanya, melakukan pengawasan terhadap penguasa untuk
kemudian dipatuhi jika mereka melakukan kebaikan dan dikritik serta
diluruskan jika kemudian mereka menyimpang. Sedangkan yang dimaksud
dengan sisi eksternal politik adalah ‛menjaga kebebasan dan kemerdekaan
bangsa, menanamkan rasa kepercayaan diri, kewibawaan, dan meniti jalan
menuju sasaran-sasaran yang mulia, yang dengan cara itu bangsa akan
memelihara harga diri dan kedudukan tinggi dikalangan bangsa-bangsa lain,
serta membebaskan dari penindasan dan intervensi pihak lain dalam urusan-
urusanya dengan menetapkan pola interaksi bilateral maupun multilateral yang
7

menjamin hakhaknya serta mengarahkan semua negara menuju perdamaian


internasional yang peraturan ini bisa mereka sebut Hukum Internasional.

Islam dan politik tidak boleh dipisahkan, kerana Islam tanpa politik
akan melahirkan terbelenggunya kaum muslimin yang tidak mempunyai
kebebasan dan kemerdekaan melaksanakan syariat Islam. Begitu pula politik
tanpa Islam, hanya akan melahirkan masyarakat yang mengagungkan
kekuasaan, jabatan, bahan, dan duniawi saja, kosong dari aspek moral dan
spiritual. Oleh kerana itu, politik dalam Islam sangat penting bagi
mengingatkan kemerdekaan dan kebebasan melaksanakan syariat Islam boleh
diwadahi oleh politik.
8
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Politik Islam merupakan penghadapan Islam dengan kekuasaan dan
negara yang melahirkan sikap dan prilaku politik (political behavior) serta
budaya politik (political culture) yang berorientasi pada nilai-nilai Islam Sikap
dan prilaku serta budaya politik yang memakai kata sifat Islam.

Politik adalah ilmu pemerintahan atau ilmu siyasah, yaitu ilmu tata
negara. Pengertian dan konsep politik atau siyasah dalam Islam sangat berbeda
dengan pengertian dan konsep yang digunakan oleh orang-orang yang bukan
Islam.Politik dalam Islam menjuruskan kegiatan umat kepada usaha untuk
mendukung dan melaksanakan syari'at Allah melalui sistem kenegaraan dan
pemerintahan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat disarankan sebagai umat
Islam kita harus memahami tentang tentang apa itu ilmu politik dan
kenegaraan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Jafar, (2018). Fikih Siyasah dalam perspektif Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Al-Imarah jurnal pemerintahan dan politik Islam. Vol. 3 no. 1.

Anggraini, (2014). Tinjauan tentang Politik Islam. Universitas Islam Negeri


Sultan Syarif Kasim Riau.

Ridwan, (2017). Hubungan Islam dan Politik di Indonesia perspektif pemikiran


Hasan Al-Bana. Jurnal Hukum Samudra Keadilan. Vol 12 no. 2.

10

Anda mungkin juga menyukai