DIUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
politik islam.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan informasi
dari berbagai sumber tidak luput dari kerjasama kelompok sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Politik Islam 3
B. Prinsip dan Norma Politik Dalam Islam 5
C. Hak Asasi Manusia Menurut Ajaran Islam 8
D. Demokrasi Dalam Islam 10
E. Masyarakat Madani 11
F. Kontribusi Umat Islam Dalam Perpolitikan Nasional 15
DAFTAR PUSTAKA 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama sempurna yang universal membawa sebuah misi Rahmatan Lil
‘Alamin, atas dasar ajaran Tauhid yang merangkul seluruh lapisan tanpa memandang
perbedaan, batasan tempat, atau waktu tertentu. Islam bukan hanya sebuah agama ritual yang
berfokus pada tindakan peribadatan, melainkan juga merupakan agama ideologi dimana
mengatur nilai-nilai kehidupan yang digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam segala
aspek, termasuk hukum, sosial, ekonomi bahkan persoalan politik.
Politik Islam mencakup penghadapan Islam dengan kekuasaan dan negara, yang
melahirkan suatu kebiasaan atau budaya politik yang berorientasi pada nilai-nilai Islam.
Hubungan antara agama dan politik seringkali kompleks dan simbiotik. Politik berperan
sebagai alat penyebaran, sementara agama sebagai alat legistimasi yang menguntungkan bagi
sistem politik yang dibangun. Seperti ungkapan yang mengatakan bahwa “Tidak ada
kebaikan pada agama yang tidak ada politiknya dan tidak ada kebaikan dalam politik yang
tidak ada agamanya.”
Setiap individu adalah pemimpin, terutama untuk dirinya sendiri. Ini menekankan bahwa
individu memiliki tanggung jawab penuh terhadap kehidupan dan keputusan mereka sendiri.
Pada dasarnya prinsip tersebut dapat relevan dengan sistem demokrasi, meskipun keduanya
beroperasi dialam konteks yang berbeda. Kepemimpinan diri berfokus pada pengembangan
pribadi, sedangkan demokrasi melibatkan partisipasi kolektif, baik dari perorangan atau
kelompok, yang berhak menyuarakan pendapat mereka secara bebas, lalu bertanggungjawab
dengan pilihan ataupun keputusan yang disetujui, tetapi tetap dalam koridor toleransi atas
luasnya kemajemukan.
Selain itu, masyarakat Islam telah memberikan kontribusi signifikan dalam dunia
perpolitikan. Dari masa keemasan peradaban Islam pada Abad Pertengahan hingga berperan
dalam pergerakan kemerdekaan nasional di berbagai negara, pengaruh masyarakat Islam
dalam politik tidak dapat diabaikan. Negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim telah
mengadopsi berbagai bentuk demokrasi yang mencerminkan nilai-nilai Islam dalam konteks
politik modern.
Dengan demikian, makalah ini disusun dengan tujuan membawa pembaca untuk
menjelajahi lebih jauh topik-topik ini, menganalisis pemahaman politik Islam, pandangan
Islam tentang hak asasi manusia, hubungannya dengan demokrasi, konsep masyarakat
madani, dan kontribusi masyarakat Islam dalam dunia politik. Sehingga, kita dapat menggali
berbagai perspektif yang berharga dalam memahami peran politik Islam dalam dunia
kontemporer.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari politik Islam?
2. Apasaja prinsip dan norma yang berkaitan dengan politik dalam Islam?
3. Bagaimana Hak Aasasi Manusia menurut pandangan Islam?
4. Apa yang dimaksud dengan masyarakat madani?
5. Apa kontibusi umat Islam dalam perpolitikan Nasional?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari politik Islam
2. Untuk menganalisis prinsip dan norma politik dalam Islam
3. untuk memahami hak asasi manusian menurut pandangan dan ajaran Islam
4. Untuk megetahui hubungan demokrasi dalam Islam
5. Untuk menganalisis makna dari masyarakat madani
6. Untuk mengkritisi peran atau kontribusi umat Islam dalam perpolitikan nasional
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
membahas mengenai ketatanegaraan Islam (Politik Islam). Secara bahasa, “fiqih” adalah
mengetahui hukum-hukum Islam yang bersifat praktis melalui dalil-dalil yang terperinci,
sedangkan “siyasah” adalah pemerintahan, pengambilan keputusan, pembuatan
kebijaksanaan, pengurusan, dan pengawasan.
Ibnu Al-Qayyim mengartikan Fiqh Siyasah sebagai segala perbuatan yang membawa
manusia menjadi lebih dekat kepada kemaslahatan dan menjauhkan dari kemudharatan,
bahkan sekalipun Rasullah tidak menetapkannya dan Allah sendiri yang menetapkan tindakan
tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa Fiqh Siyasah adalah hukum yang mengatur
hubungan penguasa dengan rakyatnya.
1. Bagian-Bagian Politik Islam
a). Siyasah Dusturiyah
Siyasah Dusturiyah menurut tata bahasanya terdiri dari dua suku kata, yaitu “Siyasah”
dan “Dusturiyah.” Arti Siyasah adalah pemerintahan, pengambilan keputusan, pembuatan
kebijaksanaan, pengurusan, dan pengawasan, sedangkan “Dusturiyah” merujuk pada undang-
undang atau peraturan. Secara pengertian umum Siyasah Dusturiyah adalah keputusan kepala
negara dalam mengambil keputusan atau undang-undang bagi kemaslahatan umat.
Sedangkan menurut Pulungan (2002, hal:39) Siyasah Dusturiyah adalah hal yang
mengatur atau kebijakan yang diambil oleh kepala negara atau pemerintah dalam mengatur
warga negaranya atas dasar keharmonisan antara warga negara dengan kepala negaranya.
Fiqih Siyasah Dusturiyah mencakup bidang kehidupan yang sangat luas dan kompleks, secara
umum meliputi hal-hal sebagai berikut:
Persoalan dan ruang lingkup (pembahasan)
Persoalan imamah, hak-hak dan kewajibannya.
Persoalan Bai‟at (janji setia)
Persoalan rakyat, statusnya dan hak-haknya
Persoalan Waliyul Ahdi (pemegang perjanjian)
Persoalan perwakilan dan Ahlul Halli Wal Aqdi (orang-orang yang terlibat dalam
penyelesaian)
Persoalan Wuzaroh (Kementerian) dan perbandinganya
“Siayasah Maliyah” adalah hal-hal yang menyangkut kas negara, termasuk masalah
harta benda, kekayaan, keuangan negara. Ini meliputi pajak, zakat baitul mal serta pendapatan
negara yang tidak bertentangan dengan syari‟at Islam. Dasar-Dasar Fiqih Siyasah Maliyah, di
antaranya sebagai berikut:
Harta
Keadilan Sosial
Tanggung jawab sosial yang kokoh
Hak milik
Zakat
Jizyah (pajak khusus non-Muslim)
c). Siyasah Dauliyah
4
Dauliyah artinya daulat, kerajaan, kekuasaan, wewenang, serta kekuasaan. Sedangkan
Siyasah Dauliyah bermakna sebagai kekuasaan kepala negara dalam mengatur anegara dalam
hal hubungan internasional, masalh territorial, nasionalitas, ekstradisi tahanan, pengasingan
tawanan politik, pengusiran warga negara asing. Selain itu juga mengurusi masalah kaum
Dzimi, perbedaan agama, akad timbal balik dan sepihak dengan kaum Dzimi, hudud, dan
qishash (Pulungan, 2002. hal:41).
2. Dasar-dasar Siyasah atau Politik Islam
Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa Siyasah Dauliyah lebih mengarah pada
pengaturan masalah kenegaraan yang bersifat luar negeri, serta kedaulatan negara. Hal ini
sangat penting guna kedaulatan negara untuk pengakuan dari negara lain. Dasar-dasar
Siyasah Dauliyah, diantaranya sebagai berikut:
Kesatuan umat manusia
Al-Adalah (Keadilan)
Al-Musawah (persamaan)
Karomah Insaniyah (Kehormatan Manusia)
Tasamuh (Toleransi)
5
memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Yusuf: 40).
2. Prinsip Keadilan
Keadilan adalah kunci utama penyelenggaraan negara. Keadilan dalam hukum
menghendaki setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum. Seperti yang
dicontohkan ketika Rasulullah SAW memulai membangun negara Madinah. Beliau
memulainya dengan membangun komitmen bersama dengan semua elemen masyarakat yang
hidup di Madinah dari berbagai suku dan agama.
Prinsip dari keadilan terdapatdalam Surat An-Nisa ayat 58,
َّن َهَّللا َيْأُم ُر ُك ْم َأْن ُتَؤ ُّد وا اَأْلَم اَناِت ِإَلٰى َأْهِلَها َو ِإَذ ا َح َك ْم ُتْم َبْيَن الَّناِس َأْن َتْح ُك ُم وا ِباْلَع ْد ِل ۚ ِإَّن َهَّللا ِنِعَّم ا َيِع ُظُك ْم ِبِهۗ ِإَّن َهَّللا َك اَن َسِم يًعا
َبِص يًرا
Artinya, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS.
An-Nisa: 58)
3. Prinsip Mustawarah dan Ijma
Musyawarah atau ijma adalah proses pengambilan keputusan dalam semua urusan
kemasyarakatan yang dilakukan melalui konsensus dan konsultasi dengan semua pihak.
Kepemimpinan negara dan pemerintahan harus ditegakkan berdasarkan persetujuan rakyat
melalui pemilihan secara adil, jujur, dan amanah.
Prinsip dari musyawarah dan ijma berdasarkan pada Surat Ali Imran ayat 159,
ۖ َفِبَم ا َر ْح َم ٍة ِم َن ِهَّللا ِلْنَت َلُهْم ۖ َو َلْو ُكْنَت َفًّظا َغ ِليَظ اْلَقْلِب اَل ْنَفُّض وا ِم ْن َح ْو ِل َك ۖ َف اْعُف َع ْنُهْم َو اْس َتْغ ِفْر َلُهْم َو َش اِو ْر ُهْم ِفي اَأْلْم ِر
َفِإَذ ا َع َز ْم َت َفَتَو َّك ْل َع َلى ِهَّللاۚ ِإَّن َهَّللا ُيِح ُّب اْلُم َتَو ِّك ِليَن
Artinya, “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran: 159)
4. Prinsip Persamaan
Prinsip persamaan didasarkan pada Surat Al Hujurat ayat 13,
َيا َأُّيَها الَّناُس ِإَّنا َخ َلْقَناُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َو ُأْنَثٰى َو َجَع ْلَناُك ْم ُش ُعوًبا َو َقَباِئَل ِلَتَع اَر ُفواۚ ِإَّن َأْك َر َم ُك ْم ِع ْنَد ِهَّللا َأْتَقاُك ْم ۚ ِإَّن َهَّللا َع ِليٌم َخ ِبيٌر
Artinya, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)
Pada ayat di atas membuktikan bahwa agama Islam mengakui adanya keberagaman
(pluratisme) dalam kehidupan bermasyarakat. Namun agama Islam tidak memtoleransi jika
berhubungan dengan relatifitas seluruh ajaran agama.
6
5. Prinsip Hak dan Kewajiban Negara dan Rakyat
Semua warga negara dijamin hak-hak dasar tertentu. Beberapa hak warga negara yang perlu
dilindungi yakni:
7
6. Ketaatan kepada pemimpin wajib hukumnya setelah taat kepada Allah dan rasul
7. Islam tidak menentukan secara eksplisit bentuk pemerintahan negara
1. Poltik merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan, bukan dijadikan
sebagai tujuan akhir atau satu-satunya.
2. Politik Islam berhubungan dengan kemashlahatan umat
1. Poltik merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan, bukan dijadikan
sebagai tujuan akhir atau satu-satunya.
2. Politik Islam berhubungan dengan kemashlahatan umat
C. Hak Asasi Manusia Menurut Ajaran Isam
Hak Asasi Manusia (HAM) atau sering disebut Human Right merupakan serangkaian
prinsip dasar tentang hak dan kewajiban bagi seluruh manusiadi seluruh dunia,tanpa
membedakan jenis kelamin, ras, keturunan, bahasa, maupun agama. Dalam bahasa Arab,
HAM adalah “al-huqūq al-insaniyyah.” Akar kata Haqq (jamaknya Huqūq) memiliki
beberapa arti, antara lain milik, ketetapan, dan kepastian. Juga mengandung makna suatu
kekhususan yang padanya ditetapkan hukum syar’iy atau suatu kekhususan yang terlindung.
Dalam definisi ini sudah terkandung hak-hak Allah dan hak-hak hamba.
Hukum Islam telah merumuskan pengaturan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi
manusia. Seperti yang tertuang dalam dalam al-Qur’an dan asSunnah, antara lain:
1. Hak hidup
Hukum Islam memberikan perlindungan dan jaminan atas hak hidup manusia. Hal ini
dapat dilihat dari ketentuan syariat yang melindungi dan menjunjung tinggi darah dan nyawa
manusia melalui larangan untuk membunuh dan menetapkan hukuman qishash bagi pelaku
pembunuhan, seperti yang termaktub dalam QS. al-Māidah/5: 32 menyebutkan:
ِم ْن َأ ْج ِل َٰذ ِل َك َك َتْبَن ا َع َل ٰى َبِن ي ِإ ْس َر ا ِئ ي َل َأ َّن ُه َم ْن َق َت َل َن ْف ًس ا ِب َغ ْي ِر َن ْف ٍس َأ ْو َف َس ا ٍد ِف ي ا َأْل ْر ِض َفَك َأَّن َم ا َق َت َل
ال َّن ا َس َج ِم يًع ا َو َم ْن َأ ْح َي اَها َفَك َأَّن َم ا َأ ْح َي ا ال َّن ا َس َج ِم يًع اۚ َو َلَق ْد َج ا َء ْت ُه ْم ُر ُس ُل َنا ِب ا ْل َب ِّي َن ا ِت ُث َّم ِإ َّن َك ِث يًر ا ِم ْن ُه ْم َب ْع َد
َٰذ ِل َك ِف ي ا َأْل ْر ِض َل ُم ْس ِر ُف وَن
Artinya : “Oleh karena itu, Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang
lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan Dia telah
membunuh manusia seluruhnya. Dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan
Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa)
keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-
sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.”
2. Hak kebebasan beragama
Kebebasan dan kemerdekaan manusia merupakan bagian yang penting dalam Islam, tidak
terkecuali kebebasan dalam beragama sesuai dengan keyakinan masing-masing individu.
Karenanya, Islam sangat melarang adanya tindakan pemaksaan keyakinan agama kepada
8
orang yang telah menganut agama tertentu. Hak kebebasan beragama ini dengan jelas
disebutkan dalam QS. al-Baqarah/2: 256:
اَل ِإ ْك َر ا َه ِف ي الِّد ي ِن ۖ َقْد َت َب َّيَن الُّر ْش ُد ِم َن ا ْل َغ ِّي ۚ َف َم ْن َي ْك ُف ْر ِب ال َّط ا ُغ و ِت َو ُي ْؤ ِم ْن ِب ال َّل ِه َفَق ِد اْس َت ْم َس َك ِب ا ْل ُع ْر َو ِة
ا ْل ُو ْث َق ٰى اَل ا ْن ِفَص ا َم َل َه اۗ َو ال َّل ُه َس ِم يٌع َع ِل ي ٌم
Artinya : “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka sungguh ia telah berpegang kepada tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.”
3. Hak bekerja dan mendapatkan upah
Bekerja dalam Islam tidak hanya dipandang sebagai hak tetapi juga merupakan
kewajiban. Bekerja merupakan kehormatan yang perlu dijamin. Nabi saw bersabda: "Tidak
ada makanan yang lebih baik yang dimakan seseorang daripada makanan yang dihasilkan
dari usaha tangannya sendiri." (HR. Bukhari). Dan Islam juga menjamin hak pekerja, seperti
terlihat dalam hadist: "Berilah pekerja itu upahnya sebelum kering keringatnya." (HR. Ibnu
Majah).
4. Hak persamaan dan keadilan
Pada dasarnya semua manusia sama, karena semuanya adalah hamba Allah. Hanya satu
kriteria (ukuran) yang dapat membuat seseorang lebih tinggi derajatnya dari yang lain, yakni
ketakwaannya.
QS. al-Hujurāt/49: 13:
ال َّل ِه َأ ْت َق ا ُك ْم َي ا َأ ُّي َه ا ال َّن اُس ِإ َّن ا َخ َل ْق َنا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َو ُأ ْنَث ٰى َو َج َع ْل َنا ُك ْم ُش ُع وًبا َو َق َب ا ِئَل ِل َت َع ا َر ُف واۚ ِإ َّن َأ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد
ال َّل َه َع ِل ي ٌم َخ ِب يٌر ۚ ِإ َّن
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya
kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui
lagi maha mengenal.”
5. Hak kebebasan berpendapat
Islam memerintahkan kepada manusia agar berani menggunakan akal pikiran mereka
terutama untuk menyatakan pendapat mereka s esuai dengan batas-batas yang ditentukan
hukum dan norma-norma lainnya. Perintah ini secara khusus ditunjukkan kepada manusia
yang beriman agar berani menyatakan kebenaran dengan cara yang benar pula. Ajaran Islam
sangat menghargai akal pikiran. Oleh karena itu, setiap manusia sesuai dengan martabat dan
fitrahnya sebagai makhluk yang berpikir mempunyai hak untuk menyatakan pendapatnya
dengan bebas, asal tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam QS. Ali Imrān/3: 104 disebutkan:
َو ْل َت ُك ْن ِم ْنُك ْم ُأ َّم ٌة َي ْد ُع وَن ِإ َل ى ا ْل َخ ْي ِر َو َي ْأ ُم ُر وَن ِب ا ْل َم ْع ُر و ِف َو َي ْن َه ْو َن َع ِن ا ْل ُم ْن َك ِر ۚ َو ُأ و َٰل ِئ َك ُه ُم ا ْل ُم ْف ِل ُح وَن
9
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-
orang yang beruntung.”
6. Hak atas jaminan sosial
Dalam al-Qur‟an banyak dijumpai ayat-ayat yang menjamin tingkat dan kualitas hidup
minimum bagi seluruh masyarakat. Ajaran tersebut antara lain “kehidupan fakir miskin harus
diperhatikan oleh masyarakat, terutama oleh mereka yang punya” (QS. az-Zāriyāt/51: 19):
10
beberapa kesesuaian antara nilai-nilai demokrasi dengan prinsip- prinsip Islam seperti
al-‘adâlah (keadilan), al-musâwah (persamaan), as-syûra (bermusyawarah). Dengan demikian
dapat dikatakan, bahwa pada prinsipnya Al-Qur’an memberikan landasan moral dalam
membangun sistem demokrasi.
E. Masyarakat Mandani
1. Pengertian Masyarakat Madani
Mayarakat madani dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang beradab dalam
membangun, menjalani, dan mamaknai kehidupannya. Masyarakat Madani akan terwujud
apabila suatu masyarakat telah menerapkan prinsip-prinsip demokrasi dengan baik. Dalam
Al-Qur’an, telah dijelaskan tentang umat yang terbaik untuk membentuk peradaban manusia
yang lebih humanis dan toleran, yaitu sebagaimana terdapat dalam QS Ali Imran [3]: 110.
11
Nabi Muhammad dengan menerapkan Piagam Madinah. Masyarakat Madinah dianggap
sebagai legitimasi historis pembentukan civil society dalam masyarakat muslim modern.
12
hal-hal yang harus ditutupi. Sehingga hal tersebut akan menumbuhkan rasa saling
percaya antara satu anggota dengan anggota yang lain.
Ruang publik yang bebas : Ruang publik yang bebas biasanya juga disebut
sebagai free public sphere. Ini merupakan wilayah yang memungkinkan
masyarakat untuk mempunyai hak serta kewajiban warga negara. Dimana mereka
memiliki akses penuh dalam berbagai kegiatan politik, berserikat dan juga
bekerjasama, menyampaikan pendapat yang berbeda, dan juga berkumpul serta
mendapatkan informasi secara luas.
Supremasi hukum : supremasi hukum artinya kekuasaan tertinggi di dalam hukum
yang berarti bahwa ada jaminan terciptanya keadilan yang bisa diwujudkan. Hal
ini bisa terjadi apabila sebuah negara menempatkan hukum sebagai kekuasaan
tertinggi. Perlu digaris bawahi, bahwa keadilan yang dimaksud dapat terwujud
jika hukum yang ada diberlakukan secara netral. Ini artinya, tidak ada
pengecualian untuk mendapatkan suatu kebenaran atas nama hukum.
Keadilan sosial : Sebagai anggota masyarakat madani, seperti halnya masyarakat
Indonesia. Kita memiliki beragam bahasa, suku, agama, budaya, etnis, dan
lainnya. Tentu sikap pluralisme harus kita miliki dan juga berkeyakinan bahwa
sebuah kemajemukan akan memberikan nilai positif yang berasal dari Tuhan.
Partisipasi sosial : Dengan adanya partisipasi sosial yang bersih, maka itu adalah
awal dari terciptanya masyarakat madani. Hal tersebut dapat terjadi jika ada
nuansa yang bisa membuat hak serta kewajiban individu terjaga dengan sangat
baik. Itu artinya, masyarakat madani perlu menyeimbangkan antara hak serta
kewajibannya. Sehingga akan tercipta keadilan sosial seperti yang sudah
disebutkan di atas.
d). Masuknya Masyarakat Madani ke Indonesia
Masyarakat madani adalah sistem sosial yang subur yang diazaskan kepada prinsip moral
yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat,
yang mana konsep ini merupakan terjemahan istilah dari konsep civil society yang pertama
kali dikemukakan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim selanjutnya dikembangkan oleh Nurcholis
Madjid di Indonesia. Konsep ini menunjukkan bahwa masyarakat yang ideal adalah
kelompok masyarakat yang memiliki peradaban maju, terinspirasi oleh Piagam Madinah, dan
niali-nilai Islam.
Istilah itu diterjemahkan dari bahasa Arab mujtama’ madani, yang diperkenalkan oleh
Naquib al-Attas, seorang ahli sejarah dan peradaban Islam dari Malaysia, pendiri ISTAC
(Ismail, 2000:180-181). Kata “madani” berarti civil atau civilized (beradab). Madani berarti
juga peradaban, sebagaimana kata Arab lainnya seperti hadlari, tsaqafi atau tamaddun.
Konsep madani bagi orang Arab memang mengacu pada hal-hal yang ideal dalam kehidupan
dalam masyarakat. Selanjutnya Alwi Shihab menjelaskan, kaum Muslim awal menjadi
“khairu 90 ummah” karena mereka menjalankan amar ma’ruf sejalan dengan tuntunan Allah
dan rasul-Nya.
Bila merujuk kepada Bahasa Inggris, ia berasal dari kata civil society atau masyarakat
sipil, sebuah kontraposisi dari masyarakat militer. Menurut Blakeley dan Suggate (1997),
Masyarakat Madani sering digunakan untuk menjelaskan “the sphere of voluntary activity
which takes place outside of government and the market.”
13
Perumusan konsep Masyarakat Madani menggunakan projecting back theory, yang
berangkat dari sebuah hadits yang mengatakan “Khayr al-Qurun qarni thumma al-ladhi
yalunahu thumma al-ladhi yalunahu”, yaitu dalam menetapkan ukuran baik atau buruknya
perilaku harus dengan merujuk pada kejadian yang terdapat dalam khazanah sejarah masa
awal Islam dan bila tidak ditemukan maka dicari pada sumber normatif al-Qur’an dan Hadits
(Hamim, 2000: 115-127). Civil society yang lahir di Barat diislamkan menjadi Masyarakat
Madani, yaitu suatu masyarakat kota Madinah bentukan Nabi Muhammad SAW. Mereka
mengambil contoh dari data historis Islam yang secara kualitatif dapat dibandingkan dengan
masyarakat ideal dalam konsep civil society. Masyarakat Madani, dalam kehidupan
masyarakat Madinah di bawah Nabi Muhammad SAW yang masyarakatnya tunduk kepada
perjanjian Piagam Madinah.
Dialog dialektis antara Islam dan Barat bersifat aktif, karena sebelumnya Barat telah
melakukan studi perbandingan dengan peradaban Islam ketika mau merumuskan civil
society. Pada waktu itu, Barat sedang dalam cengkeraman pemerintahan otoriter, dan menilai
sistem pemerintahan Nabi Muhammad SAW adalah sangat baik. Pengaruh Islam dalam civil
society sudah dijelaskan C.G. Weeramantry dan M. Hidayatullah dalam bukunya Islamic
Jurisprudence: An International Perspective (1988). Menurutnya, pemikiran John Locke dan
Rousseau tentang teori kedaulatan (sovereignty) mendapatkan pengaruh dari pemikiran
Islam. Locke ketika menjadi mahasiswa Oxford sangat frustasi dengan disiplinnya, dan lebih
tertarik mengikuti ceramah dan kuliah Edward Pococke, profesor studi tentang Arab.
Kemudian perhatian pemikiran Locke mengenai problem-problem tentang pemerintahan,
kekuasaan, dan kebebasan individu (Azizi, 2000: 94)
e). Kendala Mewujudkan Mayarakat Madani
Adapun yang masih menjadi kendala dalam mewujudkan Masyarakat Madani di
Indonesia, antara lain:
Rendahnya pendidikan di kalangan umat Islam yang merupakan mayoritas.
Kondisi ekonomi dan kesejahteraan umat yang belum merata.
Manajemen Zakat dan Wakaf yang perlu ditingkatkan.
Kurangnya pemahaman politik masyarakat.
Tantangan ekonomi pasca krisis moneter.
Tingginya angka pengangguran.
Masalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan penanganan TKI yang belum
optimal.
Kondisi sosial politik pasca reformasi.
Masih terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme di pemerintah.
14
Peran umat Islam dalam mewujudkan masyarakat madani melibatkan beberapa aspek,
seperti:
Melakukan pembenahan kedalam tubuh umat Islam untuk menghapus
kemiskinan.
Menciptakan keadilan sosial dan demokrasi.
Merangsang tumbuhnya para intelektual.
Mewujudkan tata sosial politik yang demokratis dan sistem ekonomi yang adil.
Sebagai pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan pendapatan dan
pendidikan rakyat.
Sebagai advokasi bagi masyarakt yang “teraniaya”, tidak berdaya membela hak-
hak dan kepentingan mereka (masyarakat yang terkena pengangguran, kelompok
buruh, TKI, TKW yang digaji atau di PHK secara sepihak, di siksa bahkan di
bunuh oleh majikannya dan lainlain).
Sebagai kontrol terhadap negara.
Menjadi kelompok kepentingan (interest group) atau kelompok penekan (pressure
group) dalam rangka menegakkan kebenaran dan keadilan.
15
Era Kemerdekaan
Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 merupakan tonggak penting dalam sejarah
perpolitikan nasional. Umat Islam memainkan peran kunci dalam perjuangan untuk
meraih kemerdekaan. Salah satu momen paling bersejarah adalah penulisan Pancasila,
dasar negara Indonesia, yang mencerminkan nilai-nilai Islam dan budaya Indonesia. Pada
masa ini, banyak pemimpin nasional seperti Mohammad Hatta dan Mohammad Natsir
adalah tokoh-tokoh Muslim yang berperan penting dalam membentuk konstitusi dan
struktur pemerintahan.
Orde Lama
Selama era Orde Lama yang dipimpin oleh Presiden Soekarno, Islam terus menjadi
faktor penting dalam politik nasional. Soekarno mengusung gagasan Nasakom
(Nasionalisme, Agama, Komunisme), yang menggabungkan tiga elemen ini dalam
pemikiran politiknya. Namun, semakin mendekati akhir masa pemerintahannya,
ketegangan antara kelompok-kelompok ini semakin meningkat, dan rezim Orde Lama
akhirnya jatuh pada tahun 1966.
Orde Baru
Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto adalah era yang berbeda dalam
sejarah politik Indonesia. Selama masa ini, pemerintah lebih mengontrol peran agama
dalam politik dan mengharuskan organisasi-organisasi Islam untuk tunduk pada aturan
yang lebih ketat. Namun, ini juga adalah masa pertumbuhan ekonomi yang pesat, yang
memberikan dampak positif pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, termasuk umat
Islam.
Era Reformasi
Era Reformasi dimulai pada tahun 1998 setelah jatuhnya rezim Orde Baru. Era ini
menghadirkan perubahan besar dalam politik Indonesia, termasuk dalam peran umat
Islam. Organisasi-organisasi Islam yang sebelumnya dilarang atau dibatasi mulai
mendapatkan kebebasan lebih besar dalam berpartisipasi dalam politik. Pada tahun 2001,
Indonesia juga mengakui syariat Islam sebagai sumber hukum.
Dampak Sosial dan Budaya
Kontribusi umat Islam dalam perpolitikan nasional juga memiliki dampak sosial dan
budaya yang signifikan. Nilai-nilai Islam seperti keadilan, persamaan, dan musyawarah
telah membentuk budaya politik Indonesia. Selain itu, pengaruh Islam terlihat dalam seni,
pendidikan, dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Peningkatan partisipasi politik umat
Islam juga telah membuka ruang bagi perubahan sosial, termasuk dalam hal hak-hak
perempuan dan isu-isu sosial lainnya.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Politik Islam dan konsep Masyarakat Madani memiliki peran penting dalam membangun
sistem politik yang mencerminkan nilai-nilai demokrasi, kemanusiaan, dan keadilan. Politik
Islam berakar pada prinsip-prinsip Islam, seperti keadilan sosial, kedaulatan, kepentingan
umat, dan partisipasi demokratis. Prinsip-prinsip ini mencakup kedaulatan Allah,
musyawarah, persamaan, hak asasi manusia, dan kemaslahatan umat. Politik Islam
mendorong pembentukan sistem politik yang demokratis dan adil, sesuai dengan nilai-nilai
Islam.
Konsep Masyarakat Madani, yang diambil dari sejarah awal Islam di Madinah, menjadi
pandangan yang positif dalam membangun masyarakat yang beradab, berkeadilan, dan
menghormati hak asasi manusia. Dalam konteks Islam, hak asasi manusia diakui dan
dilindungi tanpa diskriminasi, mencakup hak-hak seperti kebebasan beragama, persamaan,
dan partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan.
Politik Islam menawarkan kerangka kerja yang mendukung pembangunan sistem politik
yang mencerminkan nilai-nilai demokrasi, kemanusiaan, dan keadilan, serta mempromosikan
konsep Masyarakat Madani untuk mencapai masyarakat yang beradab dan menghormati hak
asasi manusia. Islam mengajarkan nilai-nilai demokrasi dalam bentuk musyawarah (syura)
dan prinsip-prinsip seperti keadilan, persamaan, dan partisipasi aktif dalam pengambilan
keputusan. Perkembangan perpolitikan di Indonesia selalu mencerminkan peran umat Islam.
Mereka berperan aktif dalam perjuangan kemerdekaan, membentuk dasar negara Pancasila
yang mencerminkan nilai-nilai Islam, dan memainkan peran penting dalam politik nasional
pada era Orde Lama, Orde Baru, dan era Reformasi.
17
Meskipun begitu, masih ada tantangan dalam mewujudkan konsep Masyarakat Madani di
Indonesia. Rendahnya pendidikan, ketidakmerataan ekonomi, masalah sosial, dan kurangnya
pemahaman politik adalah kendala yang perlu diatasi. Strategi untuk mewujudkan
Masyarakat Madani melibatkan kesadaran umat Islam, reformasi politik dan ekonomi,
pendidikan politik, serta partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian,
peran umat Islam dalam perpolitikan nasional Indonesia telah membentuk sejarah dan budaya
bangsa ini, dan peran mereka dalam menjaga nilai-nilai demokrasi, keadilan, dan
kesejahteraan adalah bagian integral dari perjalanan Indonesia sebagai negara yang inklusif
dan berbudaya demokratis.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Yusuf Al-Qardhawi, Tarbiyah Politik Hasan Al-banna : Referensi Gerakan Dakwah di
Kancah politik, Jakarta : Arah Press, 2007
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18257/1/HAFIZ-FUF.pdf
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/politea/announcement/view/85
chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://eprints.ums.ac.id/20812/2/
BAB_I.pdf
chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://etheses.uinsgd.ac.id/
53288/1/Sofa%20Nuraeni%20-%201193030092%20-%20UAS%20LLI%20-
%20HTN%206%20B_1.pdf
https://www.academia.edu/28998183/
HUKUM_ISLAM_DAN_KONTRIBUSI_UMAT_ISLAM_INDONESIA_docx
https://petita.ar-raniry.ac.id/index.php/petita/article/view/59
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Yudisia/article/view/690
http://ejournal.kopertais4.or.id/pantura/index.php/qura/article/view/2204
https://www.darunnajah.ac.id/demokrasi-dalam-pandangan-islam/#:~:text=Menurut
%20beliau%20Islam%20tidak%20menerima,kekuasaan%20tersebut%20merupakan
%20wewenang%20Allah.
https://www.gramedia.com/literasi/masyarakat-madani/
18
chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://spada.uns.ac.id/
pluginfile.php/686137/mod_resource/content/1/Makalah%20BAB%209%20Buku
%20UNS.pdf
chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://media.neliti.com/media/
publications/11298-ID-pemahaman-politik-islam-studi-tentang-wawasan-pengurus-
dan-simpatisan-partai-pol.pdf
https://pa-purworejo.go.id/berita/artikel-peradilan/180-konsep-keadilan-menurut-al-
quran#:~:text=Keadilan%20merupakan%20suatu%20ciri%20utama,ketakwaan
%20dari%20setiap%20mukmin%20tersebut.
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tamaddun/article/view/2552/1833
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/rihlah/article/view/2591
19