BAB I
PENDAHULUAN
akhirat. Tentunya untuk mencapai hal tersebut, kita harus mempunyai suatu cara tertentu yang
tidak melanggar ajaran agama dan tidak merugikan umat manusia. Banyak yang beranggapan
bahwa jika agama dimasukkan dalam suatu politik, maka agama ini tidak akan murni lagi.
Namun ada yang beranggapan lain, karena jika agama tidak menggunakan suatu politik atau
cara, maka agama tersebut tidak akan sampai pada tujuannya. Kalaupun pada kenyataannya
banyak yang tidak berhasil, mungkin cara yang digunakan belum sempurna dan perlu
menambahan ilmu.
Untuk itulah saya sangat berharap kepada pembaca semua, semoga setelah membaca
atau membahas makalah ini, kita semua mampu menjadikan agama islam agama yang kembali
sempurna untuk mengubah akhlak manusia ke arah yang lebih baik di sisi-Nya, Amin.
1.2. TUJUAN
5.
1.
2.
3.
4.
Dapat membandingkan politik yang terjadi pada saat sekarang dengan politik menurut
pandangan Islam.
6.
7.
Dengan mengetahui pandangan politik secara Islam agar kita lebih dapat meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kita serta lebih mendapatkan posisi yang lebih baik di hadapan
AllahSWT.
2.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
(a political sistem), Islam lebih dari sekedar agama. Islam mencerminkan teori-teori perundangundangan dan politik. Islam merupakan sistem peradaban yang lengkap, yang mencakup agama
dan Negara secara bersamaan (M.Dhiaduddin Rais, 2001:5).
Nabi Muhammad SAW adalah seorang politikus yang bijaksana. Di Madinah beliau
membangun Negara Islam yang pertama dan meletakkan prinsip-prinsip utama undang-undang
Islam. Nabi Muhammad pada waktu yang sama menjadi kepala agama dan kepala Negara.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian politik sebagai kata benda ada tiga,
yaitu :
(1) pengetahuan mengenai kenegaraan (tentang sistem dan dasar pemerintahan)
(2) segala urusan dan tindakan (kebijaksanaan, siasat dan sebagainya) mengenai
(3) kebijakan, cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu masalah).
Politik itu identik dengan siasah, yang secara pembahasannya artinya mengatur. Dalam
fikih, siasah meliputi :
1. Siasah Dusturiyyah (Tata Negara dalam Islam)
2.
Siasah Dauliyyah ( Politik yang mengatur hubungan antara satu negara Islam lainnya)
Poltik merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan, bukan dijadikan sebagai tujuan
4. Manusia diberi amanah sebagai khalifah untuk mengatur ala mini secara baik.
5. Pengangkatan pemimpin didasari atas prinsip musyawarah.
6. Ketaatan kepada pemimpin wajib hukumnya setelah taat kepada Allah dan Rasul .
7. Islam tidak menentukan secara eksplisit bentuk pemerintahan Negara.
2.3.
Terdapat tiga pendapat di kalangan pemikir muslim tentang kedudukan politik dalam
syariatislam. Yaitu :
Pertama, kelompok yang menyatakan bahwa islamadalah suatu agama yang serbah
lengkap didalamnya terdapat pula antara lainsystem ketatanegaraan atau politik. Kemudian lahir
sebuah istilah yang disebutdengan fikih siasah (system ketatanegaraan dalam islam) merupakan
bagianintegral dari ajaran islam.
ketatanegaraan yang harus diteladaniadalah system yang telah dilaksanakan oleh nabi
Muhammad SAW dan oleh parakhulafa al-rasyidin yaitu sitem khilafah.
Kedua, kelompok yangberpendirian bahwa islam adalah agama dalam pengertian barat.
Artinya agamatidak ada hubungannya dengan kenegaraan. Menurut aliran ini nabi
Muhammadhanyalah seorang rasul, seperti rasul-rasul yang lain bertugas menyampaikanrisalah
tuhan kepada segenap alam. Nabi tidak bertugas untuk mendirikan danmemimpin suatu Negara.
Ketiga, menolak bahwaislam adalah agama yang serba lengkap yang terdapat
didalamnya segala sistemketatanegaraan, tetapi juga menolak pendapat bahwa islam
sebagaimana pandanaganbarat yang hanya mengatur hubungan manusia dengan tuhan. Aliran
iniberpendirian bahwa dalam islam tidak teredapat sistem ketatanegaraan, tetapaiterdapat
seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan bernegara.
Sejarah membuktikan bahwa nabi kecuali sebagai rasul, meminjam istilah harun
nasution, kepala agama, jugabeliau adalah kepala negara. Nabi menguasai suatu wilayah yaitu
yastrib yangkemudian menjadi madinah al-munawwarah sebagai wilayah kekuasaan nabi
sekaligusmanjadi
pusat
pemerintahannya
dengan
piagam
madinah
sebagai
aturan
Perjanjian madinah berisikesepakatan ketiga unsur masyarakat untuk saling tolongmenolong, menciptakankedamaian, dalam kehidupan social, menjadikan aL-quran sebagai
konstitu,menjadikan rasulullah SAW sebagai pemimpin yang ketaatan penuh terhadapkeputusankeputusannya, dan memberikan kebebaan bagi penduduknya untuk memelukagama serta
beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
Masyarakat madani sebagai masyarakat ideal memiliki karakteristik sebagai berikut :
a)
BerTuhan
b)
Damai
c)
Tolong-menolong
d)
Toleran
e)
f)
Berperadaban tinggi
g)
Berakhlak mulia
2.6.
Dalam Al-Quran, ditemui beberapa prinsip politik luar negeri dalam Islam, yaitu :
a. Saling menghormati fakta-fakta dan traktat-traktat, lihat QS.8:58, QS.9:4, QS.16:91,
QS.17:34.
b. Kehormatan dan Integrasi Nasional, lihat QS.16:92
c. Keadilan Universal (Internasional), lihat QS. 5:8.
d. Menjaga perdamaian abadi, lihat QS.5:61.
e. Menjaga kenetralan negara-negara lain, lihat QS.4:89,90.
f. Larangan terhadap eksploitasi para imperialis, lihat QS.6:92.
g. Memberikan perlindungan dan dukungan kepada orang-orang Islam yang hidup di negara.
lihat QS.8:72.
h. Bersahabat dengan kekuasaan-kekuasaan netral, lihat QS.60:8,9.
i.
j.
Persamaan keadilan untuk para penyerang, lihat QS.2:195, QS.16:126, dan QS.42:40.
Prioritas kebijakan luar negeri didasarkan pada nilai-nilai demokrasi modern didirikan di
dunia. Keterkaitan ini memungkinkan kita untuk memastikan dukungan internasional dalam
menyelesaikan prioritas kami. Berasal dari atas, kita merumuskan misi layanan diplomatik dan
nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang penting dalam pemenuhan. Mendasar melayani kepentingan
nasional dan nilai-nilai berlabuh di Konsep Keamanan Nasional dan dinyatakan dalam visi
presiden yang mendorong tujuan menyeluruh dari kebijakan luar negeri kita untuk meningkatkan
keamanan dan status internasional Georgia, memastikan Georgia 'tepat dan posisi terhormat
dalam sistem hubungan internasional, dan memajukan kepentingan negara di dunia yang
semakin
mengglobal.
Dalam dunia sekarang ini saling bergantung, keamanan nasional dan kemakmuran tidak
dapat dicapai dalam isolasi dari seluruh dunia. Untuk keamanan kami untuk menjadi abadi kita
perlu mendukung keamanan global; kemerdekaan dan kebebasan kita bergantung pada
penghormatan terhadap kedaulatan negara-negara lain di dunia; kesejahteraan dan kemakmuran
ekonomi negara-negara lain dan daerah akan mempengaruhi kesejahteraan warga negara Georgia
dan konsolidasi demokrasi di Georgia hanya dapat dicapai melalui penguatan perkembangan
demokrasi pada skala global. We will pursue foreign policy that is conscious of these principles
and faithful to these beliefs. Kami akan mengejar kebijakan luar negeri yang sadar akan prinsipprinsip
ini
dan
setia
kepada
keyakinan
ini.
Untuk mencapai visi ini, kebijakan luar negeri Georgia abad ke-21 akan berusaha untuk
mewujudkan tindakan internasional yang memajukan kepentingan nasional Georgia Georgia dan
warga negara, serta memberikan kontribusi untuk membangun masyarakat dunia yang di
dalamnya ada kedamaian dan keamanan abadi, sebuah memperluas demokrasi dan kemakmuran
abadi.
Deklarasi dan artikulasi nilai-nilai inti dari Kementerian sangat penting untuk mencapai
keunggulan
organisasi
dan
pemenuhan
misi
dan
tujuan
kami.
Dalam melaksanakan kebijakan luar negeri, kita beristirahat di atas seperangkat nilai-nilai
konstan yang mencerminkan apa Dinas Luar Negeri Georgia dan para karyawan percaya.
Kami mendukung nilai-nilai ini sebagai standar tinggi sehingga para pegawai di Kementerian,
misi dan pelayanan konsuler luar negeri harus menjunjung tinggi dan mengamati dalam
pekerjaan mereka. We will ensure that higher performance standards are achieved through
integration of these values in achieving our priorities and goals as well as in everyday work.
Kami akan memastikan bahwa standar kinerja yang lebih tinggi dapat dicapai melalui integrasi
nilai-nilai ini dalam mencapai prioritas dan tujuan kita maupun dalam pekerjaan sehari-hari.
Mereka akan membimbing strategi kami untuk rekrutmen, evaluasi, dan pelatihan karyawan
kami dan harus diinternalisasi oleh setiap anggota staf Dinas Luar Negeri.
2.7.
Hakimiyyah Ilahiyyah
sistem
Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhakdisembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala
puji di dunia dan di akhirat, danbagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu
dikembalikan. (Al-Qasas: 70)
Hakimiyyah Ilahiyyah membawa pengertian-pengertian berikut:
Bahawasanya Allah Pemelihara alam semesta yang pada hakikatnya adalahTuhan yang
menjadi pemelihara manusia, dan tidak ada jalan lain bagi manusia kecuali patuh dan tunduk
kepada sifat IlahiyagNya Yang Maha Esa.
Bahawasanya hak untuk menghakimi dan meng adili tidak dimiliki olehsesiap kecuali
Allah. Bahawasanya hanya Allah sahajalah yang memiliki hak mengeluarkan hukumsebab
Dialah satu-satuNya Pencipta.
b)
Risalah
Risalah bererti bahawa kerasulan beberapaorang lelaki di kalangan manusia sejak Nabi
Adam hingga kepada Nabi Muhammads.a.w adalah suatu asas yang penting dalam sistem politik
Islam. Melaluilandasan risalah inilah maka para rasul mewakili kekuasaan tertinggi Allahdalam
bidang perundangan dalam kehidupan manusia. Para rasul meyampaikan,mentafsir dan
menterjemahkan segala wahyu Allah dengan ucapan dan perbuatan.
Dalam sistem politik Islam, Allah telahmemerintahkan agar manusia menerima segala
perintah dan larangan Rasulullahs.a.w. Manusia diwajibkan tunduk kepada perintah-oerintah
Rasulullah s.a.w dantidak mengambil selain daripada Rasulullah s.a.w untuk menjadi hakim
dalamsegala perselisihan yang terjadi di antara mereka. Firman Allah:
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikanAllah kepada Rasul-Nya yang berasal dari
penduduk kota-kota maka adalah untukAllah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orangorang miskin danorang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar
diantara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamumaka
terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; danbertakwalah kepada
Allah. SesungguhnyaAllah sangat keras hukuman-Nya. (Al-Hasyr: 7)
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hinggamereka menjadikan kamu
hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudianmereka tidak merasa keberatan
dalam hati mereka terhadap putusan yang kamuberikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya.(An-Nisa: 65)
c)
Khalifah
Khilafah bererti perwakilan. Kedudukan manusia di atas muka bumiini adlah sebagai
wakil Allah. Oleh itu, dengan kekuasaanyang telah diamanahkanini, maka manusia hendaklah
melaksanakan undang-undang Allah dalam batas yangditetapkan. Di atas landasan ini, maka
manusia bukanlah penguasa atau pemiliktetapi hanyalah khalifah atau wakilAllah yang menjadi
Pemilik yang sebenar.
Seseorang khalifah hanya menjadi khalifah yang sah selama mana ia benar-benar
mengikuti hukum-hukum Allah. Ia menuntun agar tugas khalifah dipegang oleh orang-orang
yang memenuhi syarat-syarat berikut:
1. Terdiri dari pada orang-orang yang benar-benar boleh menerima dan mendukung prinsipprinsip tanggng jawab yang terangkum dalam pengertian kkhilafah.
2.Tidak terdiri dari pada orang-orang zalim, fasiq, fajir dan lalai terhadap Allah serta
bertindak melanggar batas-batas yang ditetapkan olehNya.
3. Terdiridaripada orang-orang yang berilmu, berakal sihat, memiliki kecerdasan, kearifanserta
kemampuan intelek dan fizikal.
4.Terdiri daripada orang-orang yang amanah sehingga dapt dipikulkan tanggungjawab
kepadamereka dengan yakin dan tanpa keraguan.
Pemerintahan baru wajib di patuhi kalau politik dan kebijaksanaannya merujuk kepada
Al-Quran dan hadist atau tidak bertentangan dengan keduanya.
2.8. PRINSIP-PRINSIP UTAMA SISTEM POLITIK ISLAM
1)
Musyawarah
Asas musyawarah yang paling utamaadldah berkenaan dengan pemilihan ketua negara
dan oarang-oarang yang akanmenjawat tugas-tugas utama dalam pentadbiran ummah. Asas
musyawarah yang keduaadalah berkenaan dengan penentuan jalan dan cara pelaksanaan undangundang yangtelah dimaktubkan di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Asas musyawarah
yangseterusnya ialah berkenaan dengan jalan-jalan bagi menetukan perkara-perkarabaru yang
timbul di dalangan ummah melalui proses ijtihad.
2)
Keadilan
Prinsip ini adalah berkaitan dengankeadilan sosial yang dijamin oleh sistem sosial dan
sistem ekonomi Islam. Dalampelaksanaannya yang luas, prinsip keadilan yang terkandung dalam
sistem politikIslam meliputi dan merangkumi segala jenis perhubungan yang berlaku
dalamkehidupan manusia, termasuk keadilan di antara rakyat dan pemerintah, di antaradua pihak
yang bersebgketa di hadapan pihak pengadilan, di antara pasangansuami isteri dan di antara ibu
bapa dan anak-anaknya.kewajipan berlaku adil danmenjauhi perbuatan zalim adalah di antara
asas utama dalam sistem sosial Islam,maka menjadi peranan utama sistem politik Islam untuk
memelihara asas tersebut.Pemeliharaan terhadap keadilan merupakan prinsip nilai-nilai sosial
yang utamakerana dengannya dapat dikukuhkan kehidupan manusia dalam segala aspeknya.
3)
Kebebasan
Kebebasan yang diipelihara olehsistem politik Islam ialah kebebasan yang berterskan
4)
Persamaan
Persamaan di sini terdiri daripadapersamaan dalam mendapatkan dan menuntut hak,
5)
tindak tanduknya. Prinsip iniberdasarkan kepada kewajipan pihak pemerintah untuk melakukan
musyawarah dalamhal-hal yang berkaitan dengan urusan dan pentadbiran negara dan ummah.
Hakrakyat untuk disyurakan adalah bererti kewajipan setiap anggota dalammasyarakat untuk
menegakkan kebenaran dan menghapuskan kemungkaran. Dalampengertian yang luas, ini juga
bererti bahawa rakyat berhak untuk mengawasi danmenghisab tindak tanduk dan keputusankeputusan pihak pemerintah.
Dengan adanya
Memelihara keimanan menurut prinsip-prinsip yang telahdisepakati oleh ulamak salaf daripada
kalangan umat Islam.
2)
Melaksanakanproses
pengadilan
dikalangan
rakyat
dan
menyelesaikan
masalah
Menjagakeamanan daerah-daerah Islam agar manusia dapat hidup dalam keadaan aman
dandamai.
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Melantik pegawai-pegawai yang cekap dan jujur bagimengawal kekayaan negara dan
menguruskan hal-ehwal pentadbiran negara.
10) Menjalankan pengawalan dan pemeriksaan yangrapi dalam hal-ehwal awam demi untuk
memimpin negara dan melindungi Ad-Din.
2.9.
manusia dapat mengembangkan diri pribadi, peranan dan sumbangannya bagi kesejahteraan
hidup manusia.
Dilihat dari sejarahnya, (yang dipelajari orang sekarang) umumnya pakar di Eropa
berpendapat, bahwa lahirnya hak asasi manusia dimulai dengan lahirnya Magna Charta pada
tahun 1215 di Inggris. Dari sinilah lahir doktrin raja tidak kebal hukum lagi. Dengan demikian
kekuasaan raja mulai dibatasi dan kondisi ini merupakan embrio bagi lahirnya monarki
konstituional yang berintikan kekuasaan raja hanya sebagi symbol belaka.
Kalau kita jujur kepada sejarah, sebenarnya hak asasi manusia sudah ada sejak abad ke
tujuh, tetapi betul-betul dipratekkandalam kehidupan. Pada zaman itu dikenal dengan istilah
perbudakan. Dengan lahirnya ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad, perbudakan
mulai dihapuskan dengan cara memerdekakan mereka dari budak.
Lahirnya magna charta diikuti dengan lahirnya Bill of Rihgts di Inggris pada tahun 1689.
pada saat itu mulai ada peraturan yang berintikan bahwa manusia sama di muka hokum.
Perkembangan hak asasi selanjutnya ditandai munculnya The American Declaration of
Independence yang lahir dari paham Rousseau dan Monterquieu. Selanjutnya muncul pada
tahun 1789 The French Declaration, dimana hak-hak asasi lebih dirinci lahir yang kemudian
The Rule of Law.
B. Perbedaan prinsip antara konsep HAM dalam pandangan Islam dan Barat
Ada perbedaan prinsip antara hak-hak asasi manusia dilihat dari sudut pandangan Barat
dan Islam. Hak asasi manusia menurut pandangan Barat semata-mata bersifat antroposentris,
artinya segala sesuatu berpusat pada manusia. Sedangkan hak asasi manusia menurut pandangan
Islam bersifat teosentris, artinya segala sesuatu berpusat kepada Tuhan.
2.10
bagi tatanan hidup berbangsa dan bernegara. Upaya untuk membangun dan memelihara
kebersamaan tinggal sekadar retorika, yang mencuat justru ego ego berkedok kemunafikan.
Posisi dalam struktur pemerintahan, tidak lagi dianggap sebagai amanah buat memperjuangkan
nasib rakyat, melainkan lahan basah untuk memanjakan hasrat pribadi atau kepentingan
golongan.
Akibatnya, demi menduduki jabatan tertentu, orang tak segan segan menghalalkan segala
cara. Seperti mengeksploitasi massa untuk unjuk kekuatan, political money untuk merekrut
dukungan, memanipulasi angka perhitungan dalam pemilu, dan lain sebagainya. Bahkan kalau
perlu rakyat dijadikan tumbal dalam rekayasa politik. Sehingga lambat laun lahirlah sebuah citra
negatif:
politik
itu
kotor!
Mencermati peta perpolitikan di Indonesia, kalau mau jujur, masih jauh dari gambaran
menggembirakan. Nilai nilai kemanusiaan, etika moral, sering terabaikan. Dan, umat Islam
(penyandang predikat khalifah di muka bumi) sangat tidak layak untuk berdiam diri
menyaksikan wajah perpolitikan di negeri ini berlangsung corat marut. Harus ada rasa tergugah
untuk
melakukan
perubahan
konstruktif.
Munculnya pemikiran reformis dan kreatif dalam penyampaian pesan pesan kemanusiaan Islam
inilah yang ingin disosialisasikan Ahmad Syafii Maarif, dalam bukunya Islam & Politik,
Upaya
Membingkai
Peradaban.
Syafii Maarif, optimis Islam akan mampu memberi corak pertumbuhan dan
perkembangan masyarakat yang berwawasan moral. Asalkan Islam dipahami secara benar dan
realistis, tidak diragukan lagi akan berpotensi dan berpeluang besar untuk ditawarkan sebagai
pilar pilar peradaban alternatif di masa depan. Sumbangsih solusi Islam terhadap masalah
masalah kemanusiaan yang semakin lama semakin komplek ini, baru punya makna historis bila
umat Islam sendiri dapat tampil sebagai umat yang beriman. Menyikapi tantangan tersebut, hal
paling mendasar adalah bahwa umat Islam tidak boleh terpecah belah oleh dua kutub pemikiran:
antara ilmu agama dan ilmu sekuler. Dengan bekal perpaduan spritual dan intelektual, maka
posisi umat Islam yang semula berada di buritan, dimasa mendatang diharapkan menjadi
lokomotif dalam membangun masyarakat bermoral yang diback up kemantapan ontologi.
Kalau mau menelusuri sejauhmana pengaruh Islam terhadap perpolitikan di Indonesia, akar
sejarahnya boleh dikata cukup panjang. Sejak abad 13, sebelum para kolonial menceng-
keramkan kekuasaannya di Nusantara ini, kita sudah mengenal beberapa kerajaan Islam seperti
di Sumatera, Maluku, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan NTB. Namun yang paling monumental
adalah saat perdebatan seputar usul konstitusi Indonesia. Daulah Islamiyah bersaing dengan Asas
Pancasila. Format Piagam Jakarta, dengan tujuh kata kuncinya, yakni: dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya, hanya sempat bertahan selama 57 hari.
Sebab pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila dite-tapkan sebagai dasar filosofis negara.
Langkah tersebut merupakan kompromi politik demi menjaga persatuan dan kesatuan,
mengingat bangsa ini sangat plural, meski mereka yang beragama Islam.
Dengan bahasa
yang lugas, Syafii Maarif, penulis buku ini, menilai penamaan negara tidak terlalu fundamental.
Yang penting, dalam kehidupan kolektif cita cita politik Islam dilaksanakan. Wawasan moral
tentang kekuasaan itulah yang dimaksud aspirasi Islam. Bagi Islam, apa yang bernama
kekuasaan politik haruslah dijadikan kendaraan penting untuk mencapai tujuan Islam seperti:
penegakkan keadilan, kemerdekaan, humanisme egaliter, yang berlandaskan nilai nilai tauhid.
Sayangnya, sejak Orde Lama hingga tumbangnya Orde Baru kelompok kelompok santri
yang tergabung dalam Muhammadiyah, Al Irsyad, Persis, Nahdhatul Ulama, Al Washliyah, PUI
(Persatuan Umat Islam), Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah), Nahdhatul Wathan, Masyumi dan
lain lain telah lumpuh secara politik dan ekonomi, sehingga kurang terlatih untuk menjadi
dewasa
dalam
peolitik
nasional.
Di masa Orde Baru yang feodal serta otoritarian, terutama anggota Korpri sekian lama
mental mereka terpasung, sehingga tak punya peluang untuk menawarkan pemikiran alternatif.
Mereka cenderung menjadi corong pemerintah. Tak heran, kalau dalam beberapa pemilu Golkar
selalu
tampil
sebagai
pemenang.
Demikian pula, di era reformasi ini, banyak melahirkan politisi politisi karbitan yang orientasi
perjuangannya cuma untuk mengincar kursi jabatan. Mereka begitu gampang berkoar mencaplok
slogan demi kepentingan bangsa dan negara, padahal tujuan akhir tak lain adalah untuk
kepentingan
pribadi
atau
kelompok.
Maka, dalam kondisi bangsa yang sangat memprihatinkan sekarang, sudah waktunya bagi
kita semua untuk berpikir jernih, serius, tidak terombang ambing oleh pernyataan pernyataan
politik yang a historis. Karena, semua itu penuh racun yang menghancurkan. Golongan santri
tidak boleh lagi bermain di wilayah pinggir sejarah, turut menari menurut irama genderang yang
ditabuh pihak lain. Oleh sebab itu, kita perlu menyiapkan para pemain yang handal, berakhlak
mulia, profesional, dan punya integritas pribadi yang tangguh dan prima (hal 81).
Dengan begitu, umat Islam di negara ini diharapkan tidak lagi termarginalisasi. Politik
Islam harus mampu merepresentasikan idealismenya sebagai rahmatan lil alamin, sehingga tidak
mudah dicap sebagai ekstremis atau sempalan. aliansyah jumbawuya
Reaksi:
Kontribusi agama Islam dalam kehidupan politik berbangsa dan bernegara ialah :
1) Politik ialah: Kemahiran
2) Menghimpun kekuatan
3) Meningkatkan kwantitas dan kwalitas kekuatan
4) Mengawasi kekuatan dan
5)
institut lainnya.
Kontribusi umat Islam dalam perpolitikan Nasional sudah dimulai semenjak masa
penjajahan (prakemerdekaan).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia diciptakan Allah dengan sifat bawaan ketergantungan kepada-Nya di samping
sifat-sifat keutamaan, kemampuan jasmani dan rohani yang memungkinkan ia melaksanakan
fungsinya sebagai khalifah untuk memakmuran bumi. Namun demikian, perlu dikemukakan
bahwa dalam keutamaan manusia itu terdapat pula keterbatasan atau kelemahannya. Karena
kelemahanya itu, manusia tidak mampu mempertahankan dirinya kecuali dengan bantuan Allah.
Bentuk bantuan Allah itu terutama berupa agama sebagai pedoman hidup di dunia dalam
rangka mencapai kebahagiaan di akhirat nanti. Dengan bantuan-Nya Allah menunjukkan jalan
yang harus di tempuh manusia untuk mencapai tujuan hidupnya. Tujuan hidup manusia hanya
dapat terwujud jika manusia mampu mengaktualisasikan hakikat keberadaannya sebagai
makhluk utama yang bertanggung jawab atas tegaknya hukum Tuhan dalam pembangunan
kemakmuran di bumi untuk itu Al-Qur'an yang memuat wahyu Allah, menunjukkan jalan dan
harapan yakni (1) agar manusia mewujudkan kehidupan yang sesuai dengan fitrah (sifat asal atau
kesucian)nya, (2) mewujudkan kebajikan atau kebaikan dengan menegakkan hukum, (3)
memelihara dan memenuhi hak-hak masyarakat dan pribadi, dan pada saat yang sama
memelihara diri atau membebaskan diri dari kekejian, kemunkaran dan kesewenang-wenangan.
Untuk itu di perlukan sebuah system politik sebagain sarana dan wahana (alat untuk mencapai
tujuan) yaitu Politik Islam.
B. Saran
Islam sebagai agama yang sempurna dan menyeluruh, sudah sepatutnya memiliki peran
utama dalam kehidupan politik sebuah negara. Untuk menuju ke arah integrasi kehidupan
masyarakat, negara dan Islam diperlukan ijtihad yang akan memberikan pedoman bagi anggota
parlemen atau politisi dalam menjelaskan hujahnya dalam berpolitik. Dan interaksi umat Islam
yang hidup dalam alam modern ini dengan politik akan memberikan pengalaman dan tantangan
baru menuju masyarakat yang adil dan makmur. Berpolitik yang bersih dan sehat akan
menambah kepercayaan masyarakat khususnya di Indonesia bahwa memang Islam mengatur
seluruh aspek mulai ekonomi, sosial, militer, budaya sampai dengan politik.