Anda di halaman 1dari 23

i

PENALARAN
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia
Dosen : Ahmad Syaeful Rahman, M. Pd.

Disusun oleh:

Yulaifatul Mahbubah : 1161030192

Wida Khofsyah Sholihah : 1161030189

Suryana Alfathah : 1161030178

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2016/2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang senantiasa memberikan anugrah, hidayah serta
taufiq-Nya kepada kita. Alhamdulillah atas izinnya kami sebagai penulis bisa
menyusun sebuah makalah untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia ini. Makalah
ini kami susun bertujuan untuk memberikan argumen tentang ketatabahasaan
dalam menerapkan prioritas diri dalam bermasyarakat terutama dalam
mengupayakan norma serta perilaku yang menuntun untuk mengembangkan diri
dalam berbahasa. Dengan ini semoga pembaca dapat mengambil manfaatnya dari
isi makalah yang kami susun ini. Mohon maaf atas makalah yang kami susun ini
banyak kekurangannya.

Bandung, September 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan............................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................2
A. Pengertian Penalaran...........................................................................................2
B. Term dan Proposisi..............................................................................................2
C. Syarat Kebenaran Penalaran..............................................................................8
D. Unsur Penalaran Karangan Ilmiah..................................................................14
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................17
BAB IV PENUTUP........................................................................................................19
A. Simpulan.............................................................................................................19
B. Saran...................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sebagai manusia tentunya kita memerlukan sebuah pengetahuan. Dengan


pengetahuan tentunya kita bisa menguasai aspek-aspek dalam kehidupan. Salah
satu dari pengetahuan itu kita harus bisa menguasai penalaran. Dengan penalaran
ini kita bisa paham akan pengetahuan yang kita pelajari.

Penalaran merupakan suatu konsep umum yang menunjuk pada salah satu
proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru.
Oleh karena itu, mempelajari dan memahami penalaran akan membantu kita
dalam memperoleh pengetahuan mengenai definisi, kalimat efektif, paragraf, dan
pengembangan karangan. Melalui proses penalaran, kita dapat sampai pada
kesimpulan yang mungkin berupa asumsi, hipotesis, teori atau keputusan lainnya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas yaitu :

1. Apa definisi Penalaran ?

2. Apa definisi Term dan Proposisi ?

3. Bagaimana Syarat Kebenaran Penalaran ?

4. Apa saja Unsur Penalaran dalam Karangan Ilmiah ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui definisi Penalaran

2. Mengetahui definisi Term dan Proposisi

3. Mengetahui Syarat Kebenaran Penalaran

4. Menghetahui Unsur-unsur penalaran dalam karangan Ilmiah

1
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Penalaran

Kata nalar berasal dari bahasa arab nazara yang artinya ‘melihat’.
Berlainan dengan kata ra yang artinya ‘melihat’ juga, kata ini mengisyaratkan
bahwa menalar tidak sekadar melihat dengan mata, tetapi memandang sesuatu dari
sudut logikanya1.

Penalaran adalah kegiatan berpikir. Kegiatan berpikir tidak mungkin dapat


berlangsung tanpa bahasa. Jadi penalaran senantiasa bersangkut paut dengan
bahasa. Setiap orang yang menalar selalu menggunakan bahasa, baik bahasa yang
digunakan dalam pikiran, bahasa yang diucapkan dengan mulut, maupun bahasa
tertulis. Dengan demikian, jelas bahwa bahasa adalah alat berpikir. Bahasa adalah
alat bernalar2.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut


dengan premis (anteseden) dan hasil kesimpulannya disebut konklusi
(conclusion). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi
(consequence).

B. Term dan Proposisi


Term adalah kata atau kelompok kata yang dapat dijadikan subjek dan
predikat dalam sebuah kalimat proposisi3.

Term juga dapat diartikan sebagai suatu kata atau suatu kumpulan kata yang
merupakan pernyataan dari sebuah ide atau konsep4. Tidak semua kata atau
kumpulan kata adalah term, meskipun setiap term itu adalah kata atau kumpulan
kata. Alasannya: tidak semua kata atau kumpulan kata pada dirinya sendiri 
1
Ahmad Syaeful Rahman dan Hendri P., Mudah Menguasai Bahasa Indonesia (Bandung: Yrama Widya,
2015), h. 71.
2
Jan Hendrik Rapar, Pengantar Logika Asas-asas Penalaran Sistematis (Bekasi: Kanisius, 1996), h. 16.
3
Ahmad Syaeful Rahman dan Hendri P., loc. cit.
4
W. Poespoprodjo, Logika Sientifika (Bandung: Remadja Karya, 1985), h. 77.

2
merupakan pernyataan dari sebuah pengertian, dan bahwa tidak semua kata pada
dirinya  sendiri berfungsi sebagai subyek atau predikat dalam suatu proposisi.

Term adalah kata atau sejumlah kata yang dapat berdiri sendiri. Jenis kata
seperti itu disebut kata kategorimatis. Mis. : bunga, burung, pohon (term tunggal),
orang tua asuh, pencinta lingkungan hidup (term majemuk/kompleks).

Jenis-Jenis Term5 :
Dalam kaitan dengan pengertian (arti yang  dikandungnya):

a) Term Univok (satu kata, satu pengertian) : karyawan,  pelanggan, guru,


manager.
b) Term Ekuivok (satu kata, lebih dari satu pengertian):   genting, bulan, bait,
pasar.
c) Term Analog (satu kata, pengertian bisa sama bisa  berbeda): ada, suap,
sehat.

Dalam kaitan dengan jumlah kata:

a) Term Tunggal : gunung, manusia, kejahatan.


b) Term Majemuk : Kereta api, lapangan sepak bola, CEO, TQM, BKIA,
KPKPN.

Term ditinjau dari luasnya:

a) Term Singular: mengatakan tentang satu hal tertentu


b) Term Partikular: mengatakan tentang sebagian
c) Term Universal: mengatakan tentang seluruh luasnya.

Berdasarkan sifatnya :

a) Term Distributif: berlaku untuk setiap anggota


5
Dzuriyatun Thoyibah, “Pengertian Proposisi, Term, Penalaran, dan Premis”, diakses dari
http://dzuriyatunthoyibh.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-proposisi-term-penalaran-dan.html, (diakses
23 September 2015)

3
b) Term Kolektif: berlaku pada sesuatu sebagai satu  kesatuan

Berdasarkan fungsinya dalam proposisi dan silogisme :

a) Term subyek
b) Term predikat
c) Term menengah / terminus medius

Contoh term :

Semua tebu manis.

Semua tebu adalah term.

Manis adalah term.

Proposisi adalah suatu pernyataan/penuturan (assertion) yang utuh, serta


mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya6. Maksud dari
kedua-duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh
mengandung dua pernyataan benar dan salah sekaligus. Suatu proposisi
mempunyai subjek dan predikat. Dengan demikian, proposisi pasti berbentuk
kalimat, tetapi setiap kalimat dapat disebut proposisi. Hanya kalimat berita yang
netral yang dapat disebut proposisi. Kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat
harapan, dan kalimat inversi tidak dapat disebut proposisi. Kalimat-kalimat itu
dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat yang netral.

Kalimat berikut ini bukan proposisi.

1. Bangsa burungkah ayam?


2. Mudah-mudahan Indonesia menjadi negara makmur.
3. Berdirilah kamu di pinggir pantai.
Kalimat-kalimat tersebut dapat diubah menjadi proposisi sebagai berikut.
1. Ayam adalah burung.
2. Indonesia menjadi negara makmur.

6
W. Poespoprodjo, op. cit., h. 165

4
3. Kamu berdiri di pinggir pantai.

Terdapat lima pola proposisi, yaitu sebagai berikut.


1. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek sama dengan perangkat yang
terdapat dalam predikat.
Contoh :
Semua A adalah semua B
Semua sehat adalah semua tidak sakit.
2. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi bagian dalam
perangkat predikat.
Contoh :
Semua A adalah B
Semua sepeda beroda.
3. Suatu perangkat predikat merupakan bagian dari perangkat subjek.
Contoh :
Sebagian A adalah B
Sebagian binatang adalah kera.
4. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat
predikat. Dengan kata lain, antara subjek dan predikat tidak terdapat relasi.
Contoh :
Tidak satupun A adalah B
Tidak seorang pun manusia adalah binatang.
5. Sebagian perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat
predikat.
Contoh :
Sebagian A tidaklah B
Sebagian kaca tidaklah bening7.

1. Ragam Proposisi

7
Ahmad Syaeful Rahman dan Hendri P., Mudah Menguasai Bahasa Indonesia (Bandung: Yrama Widya,
2015), h. 72

5
1. Bentuk: Tunggal dan jamak.
Contoh:
Dewi Persik bernyanyi.
Kakak memancing dan memakan ikan.

2. Sifat: Kategorial Dan Kondisional


Proposisi kategorial adalah proposisi dimana hubungan antara
subjek dan predikatnya tidak mempunyai syarat apapun.
Contoh:
Semua bayi menangis di malam hari.
Setiap rumah memiliki atap.

Proposisi kondisional dibagi menjadi 2 yaitu:


1) Proposisi hipotesis adalah proposisi dimana hubungan antara
subjek dan predikat membutuhkan syarat tertentu.
Contoh:
Jika lampu menyala, ruangan terlihat terang.
Jika air dimasukkan ke kulkas maka akan terasa dingin.
2) Proposisi disjungtif adalah proposisi dimana hubungan antara
subjek dan predikat tidak membutuhkan syarat tertentu.
Contoh:
Meja itu berwarna coklat atau hitam.
Kakak membaca buku pelajaran atau komik

3. Kualitas: Afirmatif/positif dan negative.


Proposisi afirmatif adalah proposisi dimana predikatnya
mendukung atau membenarkan subjeknya.
Contoh:
Semua helm dipakai di kepala.
Semua ayam betina berkotek.

6
Proposisi negative adalah proposisi dimanan predikatnya menolak
atau tidak mendukung subjeknya
Contoh:
Tidak ada satupun pria yang memakai rok.
Tidak ada satupun mahluk hidup yang hidup kekal di dunia ini.

4. Kuantitas: Universal dan spesifik/khusus.


Proposisi universal adalah proposisi dimana predikatnya
mendukung atau mengingkari semua.
Contoh:
Tidak ada satupun kipas angin yang tidak mengeluarkan angin.
Tidak ada satupun hewan herbivora yang memakan daging.

2. Bentuk-bentuk Proposisi
Dari ragam proposisi, ditemukan empat macam proposisi, yaitu
sebagai berikut.
a. Proposisi umum-positif adalah proposisi yang predikatnya
membenarkan keseluruhan subjek.
Contoh :
Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA.
Semua karya ilmiah mempunyai daftar pustaka.
b. Proposisi umum-negatif adalah proposisi yang predikatnya
mengingkari keseluruhan subjek.
Contoh :
Tidak seorang mahasiswa pun lulusan SLTA.
Tidak seekor gajahpun berekor enam.
c. Proposisi khusus-positif adalah proposisi yang predikatnya
membenarkan sebagian subjek.
Contoh :
Sebagian mahasiswa adalah anak pejabat.
Sebagian perguruan tinggi dikelola oleh yayasan.

7
d. Proposisi khusus-negatif adalah proposisi yang predikatnya
mengingkari sebagian subjek.
Contoh :
Sebagian mahasiswa tidak mempunya mobil.
Sebagian perguruan tinggi tidak dikelola oleh yayasan8.

C. Syarat Kebenaran Penalaran

Menalar pada dasarnya mencari kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika


syarat-syarat dalam menalar dapat dipenuhi. Dalam penalaran, pengetahuan yang
dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi, semua premis harus benar. Benar
meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Benar secara formal
berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat dan diturunkan dari aturan-aturan
berpikir yang tepat, sedangkan benar menurut material berarti isi atau bahan yang
dijadikan sebagai premis tepat. Penalaran memiliki dua metode, yaitu metode
penalaran induktif dan metode penalaran deduktif.

1. Metode Penalaran Induktif

Metode penalaran induktif adalah proses pemikiran di dalam akal kita dari
pengetahuan tentang peristiwa atau kejadian yang lebih khusus untuk
menyimpulkan pengetahuan yang lebih umum9. Dengan kata lain, penalaran
induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari
hal-hal khusus ke umum.

Beberapa bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut.

a. Generalisasi
Generalisasi adalah penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan
yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat
umum.
Contoh :
8
Ibid., h. 73
9
W. Poespoprodjo, Logika Ilmu Menalar (Bandung: Pustaka Grafika, 2011), h. 22

8
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
Sahih atau tidaknya simpulan dari generalisasi itu dapat dilihat dari hal-hal
berikut.
1) Data harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan,
makin sahih simpulan yang diperoleh.
2) Data harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama akan didapat
simpulan yang sahih.
3) Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai
sifat khusus tidak dapat dijadikan data.

b. Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran dengan cara membandingkan
dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh :
Nina adalah lulusan akademi A.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan akademi A.
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut.
1) Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
2) Analogi digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan.
3) Analogi digunakan untuk menyusun klarifikasi.

c. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala
yang saling berhubungan. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal,
terdapat tiga hubungan antarmasalah, yaitu sebagai berikut.

9
1) Sebab-Akibat
Sebab-Akibat ini berpola A menyebabkan B. Di samping hubungan
ini, dapat pula berpola A menyebabkan B, C, dan D, dan seterusnya.
Jadi, efek dari satu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang
lebih dari satu.
Contoh :
Karena hujan turun, jalan-jalan jadi becek,
Lalu apabila kita melihat adanya lebih dari satu kemungkinan
penyebab yang mengakibatkan satu akibat yang mana penyebabnya
belum jelas sementara akibatnya sudah jelas, maka pastilah salah satu
kemungkinan itu adalah penyebabnya.
Contoh :
Angin Hujan lemparan mangga jatuh.
(A) (B) (C) (D)
Angin Hujan mangga tidak jatuh.
(A) (B) (D)
Oleh sebab itu, lemparan anak menyebabkan mangga jatuh.
(C) (D)

Sesuai dengan metode Agreement yang berbunyi, “Jika dua kasus


atau lebih dalam satu gejala mempunyai satu dan hanya satu kondisi
yang dapat mengakibatkan sesuatu, kondiai itu dapat diterima sebagai
penyebab sesuatu tersebut”.

Contoh :
Teh, gula, garam menyababkan kedatangan semut
(A) (B) (C) (F)
Gula, lada, bawang menyebabkan kedatangan semut
(B) (D) (E) (F)
Jadi, gula menyebabkan kedatangan semut
(B) (F)

10
2) Akibat-Sebab
Akibat-sebab ini dapat kita lihat pada peristiw seseorang pergi ke
dokter. Ke dokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi
mirip entimem. Akan tetapi, dalam penalaran jenis akibat-sebab ini,
peristiwa sebab merupakan simpulan.
3) Akibat-Akibat
Akibat-Akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan
penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu
“akibat” yang lain. Contohnya adalah sebagai berikut.
Ketika pulang dari pasar, Ibu Rina melihat tanah di halamannya
becek. Ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang
rumahnya pasti basah.
Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan, yaitu hari hujan.
Pola itu dapat dilihat seperti berikut ini.
Hujan menyebabkan tanah becek
(A) (B)
Hujan menyebabkan kain jemuran basah
(A) (C)
Dalam proses penalaran “akibat-akibat”, peristiwa tanah becek (B)
merupakan data dan peristiwa kain jemuran basah (C) merupakan
simpulan.
Jadi, karena tanah becek, pasti kain jemuran basah10.
(B) (C)

2. Metode Penalaran Deduktif


Metode penalaran deduktif adalah proses pemikiran didalam akal kita dari
pengetahuan yang lebih umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih

10
Ahmad Syaeful Rahman dan Hendri P., op. cit., hh. 77-80

11
khusus11. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum daripada
proposisi tempat menarik simpulan itu. Proposisi tempat menarik simpulan
disebut premis. Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dilakukan
secara langsung dan tidak langsung.

a. Menarik Simpulan secara Langsung


Simpulan langsung ditarik dari satu premis. Sebaliknya, konklusi yang
ditarik dari dua premis disebut simpulan tak langsung.
Contoh :
1) Semua ikan berdarah dingin, (Premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
2) Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat (premis)
Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk (simpulan)
b. Menarik Simpulan secara Tidak Langsung
Dalam hal ini diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis ini
akan dihasilkan sebuah kesimpulan. Untuk menarik simpulan secara tidak
langsung ini, diperlukan suatu premis (pernyataan dasar) yang bersifat
pengetahuan yang semua orang sudah tau.
Beberapa jenis penalaran deduksi dengan penarikan secara tidak
langsung sebagai berikut.
1) Silogisme Kategorial
Silogisme adalah proses menggabungkan tiga proposisi, dua menjadi
dasar penyimpulan, satu menjadi kesimpulan. Silogisme kategorial
berarti argumen yang terdiri atas tiga proposisi kategoris yang saling
berkaitan, dua menjadi premis, satu menjadi kesimpulan (konklusi)12.
Contoh :
Semua manusia bijaksana
Semua polisi adalah manusia
Jadi, semua polisi bijaksana

11
W. Poespoprodjo, op. cit, h. 24
12
Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 45

12
Aturan umum silogisme kategorial adalah sebagai berikut.
a) Silogisme harus terdiri atas tiga term, yaitu term mayor, term
minor, dan term penengah.
Contoh :
Semua atlet harus giat berlatih
Anto seorang atlet
Anto harus giat berlatih
b) Terdirin tiga proposisi, yaitu premis mayor, premis minor, dan
simpulan
c) Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
d) Bila salah satu premisnya negatif,simpulan pasti negatif.
e) Dari premis yang positif,akan dihasilkan simpulan yang positif.
f) Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik suatu simpulan.
g) Bila salah satu premisnya khusus,simpulan akan bersifat khusus.
h) Dari premis mayor yang khusus dan premis minor yang
negatif,tidak dapat ditarik suatu simpulan.
2) Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis adalah suatu silogisme yang terdiri atas premis
mayor yang berproposisi kondisional hipotesis. Contoh :Jika besi
dipanaskan ,besi akan memuai .besi dipanaskan. Jadi besi memuai.
3) Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif yang terdiri premis mayor berupa proposisi
alternatif.kalau premis minornya membenarkan salah satu alternatif,
simpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh : Dia adalah
seorang kiai atau profesor.

4) Entimem
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,baik
dalam tulisan maupun dalam lisan. Akan tetapi, ada bentuk silogisme

13
yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor sudah
diketahui secara umum sehingga yang dikemukakan hanya premis
minor dan simpulan.
Contoh
Semua sarjana adalah orang cerdas .
Ali adalah seorang sarjana
Jadi, Ali adalah orang cerdas
Dari silogisme ini dapat ditarik satu entimen,yaitu Ali adalah orang
cerdas karena dia adalah seorang sarjana.
Contoh : Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang
dalam sayembara itu.

D. Unsur Penalaran Karangan Ilmiah

Unsur-unsur penalaran karangan ilmiah meliputi :

1. Topik adalah ide sentral dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan
berisi sekurang-kurangnya dua variabel.
2. Dasar pemikiran, pendapat atau fakta dirumuskan dalam bentuk
proposisi,yaitu kalimat pernyataan yang dapat dibuktikan kebenaran dan
kesalahannya.
3. Proposisi mempunyai beberapa jenis , antara lain sebagai berikut :
a. Proposisi Empirik adalah proposisi berdasarkan fakta,misalnya :
Anak cerdas dapat memanfaatkan potensinya.
b. Proposisi Mutlak ialah pembenaran yang tidak memerlukan
pengujian untuk menyatakan benar atau salahnya,misalnya:
Gadis adalah wanita muda yang belum pernah menikah.
c. Proposisi Hipotetik merupakan pernyataan-pernyataan hubungan
subjek dan predikat yang harus dipenuhi ,misalnya :
Jika dijemput, X akan ke rumah Y.
d. Proposisi Kategoris adalah tidak adanya persyaratan hubungan
subjek dan predikat,misalnya: X akan menikahi Y.

14
e. Proposisi positif universal adalah persyaratan positif yang
mempunyai kebenaran mutlak,misalnya : Semua hewan akan
mati .
f. Proposisi positif parsial adalah pernyataan bahwa sebagian unsur
pernyataan tersebut bersifat positif, misalnya: Sebagian orang
ingin hidup kaya.
g. Proposisi negative universal merupakan kebalikan dari proposisi
positif universal, misalnya : Tidak ada gajah tidak berbelalai.
h. Proposisi negatif parsial ialah kebalikan dari proposisi positif
parsial, misalnya : Sebagian orang hidup menderita.
4. Proses berpikir ilmiah adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar,teliti
dan terarah menuju suatu kesimpulan.
5. Logika merupakan suatu metode pengujian ketepatan
penalaran,penggunaan argumen (alasan), argumentasi (pembuktian),
fenomena dan justifikasi (pembenaran).
6. Sistematika ialah seperangkat proses atau bagian-bagian atau unsur-unsur
proses berfikir kedalam suatu kesatuan.
7. Permasalahan merupakan pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam
karangan.
8. Variabel adalah unsur satuan pikiran dalam sebuah topik yang dianalisis.
9. Analisis (pembahasan, penguraian) dilakukan dengan mengidentifikasi
,mengklasifikasi,mencari hubungan (kolerasi) ,membandingkan dan lain-
lain.
10. Pembuktian (argumentasi) ialah proses pembenaran bahwa proposisi itu
terbukti kebenaran atau kesalahannya. Pembuktian ini harus disertai
dukungan berupa metode analisis, baik yang bersifat manual maupun yang
berupa perangkat lunak. Selain itu, pembuktian harus didukung pula
dengan data yang mencukupi, fakta, contoh dan hasil analisis yang akurat.
11. Hasil merupakan akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif
atau deduktif.

15
12. Kesimpulan (simpulan) adalah penafsiran atau hasil pembahasan , dapat
berupa implikasi atau interferensi.13

13
Ahmad Syaeful Rahman dan Hendri P., op. cit, h. 90

16
BAB III

PEMBAHASAN

Dari beberapa landasan teori yang dikemukakan para ahli sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa:

Penalaran adalah membaca disertai dengan penggunaan logika.

Term adalah kata atau sekelompok kata yang dijadikan subjek dan predikat dalam
sebuah kalimat proposisi.

Misalnya: bunga, burung, pohon (term tunggal). Orang tua asuh, pecinta
lingkungan hidup (term majemuk/kompleks).

Contoh:

Semua artis kaya.

Semua artis adalah Term.

Kaya adalah Term.

Proposisi adalah suatu pernyataan yang mempunyai nilai benar/salah, dan tidak
boleh mempunyai nilai kedua-duanya. Hanya kalimat netral yang disebut kalimat
Proposisi.

Ada lima pola proposisi:

1. Pola semua A adalah semua B


Contoh: Semua pintar adalah semua tidak bodoh.
2. Pola semua A adalah B
Contoh: Semua motor beroda dua.
3. Pola sebagian A adalah B
Contoh: Sebagian herbivora adalah Kambing.
4. Pola tidak satupun A adalah B

17
Contoh: Tidak satupun buah adalah daging.
5. Pola sebagian A tidaklah B
Contoh: sebagian kucing tidaklah kotor.

Penalaran mempunyai dua metode, yaitu:

1. Metode Penalaran Induktif


Yaitu suatu hal atau kejadian khusus yang kemudian disimpulkan
menjadi kejadian yang lebih umum.
Contoh:
Setiap hari Rabu, pegawai rumah sakit memakai baju batik.
Setiap hari Rabu, guru-guru memakai baju batik.
Setiap hari Rabu, pegawai pemda memakai baju batik.
Jadi, setiap hari Rabu, Pegawai Negeri Sipil (PNS) memakai baju batik.
2. Metode Penalaran Deduktif
Yaitu suatu hal atau kejadian umum yang kemudian disimpulkan
menjadi kejadian yang lebih khusus.
Contoh:
Mahasiswa kelas IQT-E libur pada hari sabtu.
Virna adalah mahasiswa kelas IQT-E.
Jadi, pada hari sabtu Virna libur.

Contoh penalaran dalam wacana:


“Pemerintah mulai membuka banyak lapangan kerja sampai ke pelosok-pelosok
daerah. Berbagai sarana kesehatan seperti Puskesmas turut didirikan.
Menyediakan fasilitas pendidikan/sekolah-sekolah baru di setiap desa. Begitu juga
pembangunan rumah ibadah diperbanyak dengan juga dibantu oleh anggaran
pemerintah.”
Kesimpulan : (1) Pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat, (2) Pemerintah
mengurangi pengangguran.

18
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Dari hasil pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
penalaran adalah proses berpikir yang melibatkan logika. Term adalah suatu
kata atau sekelompok kata yang bisa dijadikan subjek dan predikat,
sedangkan proposisi adalah suatu pernyataan yang utuh, yang mempunyai
nilai salah/benar. Syarat kebenaran penalaran adalah bahwa semua premis
harus benar, baik secara formal maupun material. Unsur-unsur penalaran
dalam karangan meliputi: topik, dasar pemikiran yang harus dirumuskan,
proposisi, proses berpikir ilmiah, logika, sistematika, permasalahan, variabel,
analisis, pembuktian (argumentasi), hasil dan kesimpulan.

B. Saran
Sebagai akhir makalah ini, penyusun memberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Mudah-mudahan makalah ini bisa dijadikan tambahan pengetahuan
khususnya bagi penulis umunya bagi seluruh mahasiswa.
2. Perlunya pemahaman yang lebih mendalam dalam mempelajari penalaran.
3. Bagi para pembaca yang menelaah makalah ini diharapkan untuk bersifat
kritis dan korektip, karena tidak menutup kemungkinan makalah ini
banyak kesalahan dan kekeliruan yang perlu diperbaiki dan
disistematiskan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Rahman, Ahmad Saeful dan Hendri P. 2015. Mudah Menguasai Bahasa


Indonesia. Bandung: Yrama Widya

Rapar, Jan Hendrik. 1996. Pengantar Logika: Asas-Asas Penalaran Sistematis.


Bekasi: Kanisius

Surajiyo. 2009. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara

Thoyibah, Dzuriyatun, “Pengertian Proposisi, Term, Penalaran, dan Premis”,


http://dzuriyatunthoyibh.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-proposisi-
term-penalaran-dan.html (diakses 23 September 2015)

W. Poespoprodjo. 2011. Logika Ilmu Menalar. Bandung: Pustaka Grafika

______________. 1985. Logika Sientifika. Bandung: Remadja Karya

20

Anda mungkin juga menyukai