PENALARAN
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia
Dosen : Ahmad Syaeful Rahman, M. Pd.
Disusun oleh:
FAKULTAS USHULUDDIN
BANDUNG
2016/2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang senantiasa memberikan anugrah, hidayah serta
taufiq-Nya kepada kita. Alhamdulillah atas izinnya kami sebagai penulis bisa
menyusun sebuah makalah untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia ini. Makalah
ini kami susun bertujuan untuk memberikan argumen tentang ketatabahasaan
dalam menerapkan prioritas diri dalam bermasyarakat terutama dalam
mengupayakan norma serta perilaku yang menuntun untuk mengembangkan diri
dalam berbahasa. Dengan ini semoga pembaca dapat mengambil manfaatnya dari
isi makalah yang kami susun ini. Mohon maaf atas makalah yang kami susun ini
banyak kekurangannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan............................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................2
A. Pengertian Penalaran...........................................................................................2
B. Term dan Proposisi..............................................................................................2
C. Syarat Kebenaran Penalaran..............................................................................8
D. Unsur Penalaran Karangan Ilmiah..................................................................14
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................17
BAB IV PENUTUP........................................................................................................19
A. Simpulan.............................................................................................................19
B. Saran...................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penalaran merupakan suatu konsep umum yang menunjuk pada salah satu
proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru.
Oleh karena itu, mempelajari dan memahami penalaran akan membantu kita
dalam memperoleh pengetahuan mengenai definisi, kalimat efektif, paragraf, dan
pengembangan karangan. Melalui proses penalaran, kita dapat sampai pada
kesimpulan yang mungkin berupa asumsi, hipotesis, teori atau keputusan lainnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Penalaran
Kata nalar berasal dari bahasa arab nazara yang artinya ‘melihat’.
Berlainan dengan kata ra yang artinya ‘melihat’ juga, kata ini mengisyaratkan
bahwa menalar tidak sekadar melihat dengan mata, tetapi memandang sesuatu dari
sudut logikanya1.
Term juga dapat diartikan sebagai suatu kata atau suatu kumpulan kata yang
merupakan pernyataan dari sebuah ide atau konsep4. Tidak semua kata atau
kumpulan kata adalah term, meskipun setiap term itu adalah kata atau kumpulan
kata. Alasannya: tidak semua kata atau kumpulan kata pada dirinya sendiri
1
Ahmad Syaeful Rahman dan Hendri P., Mudah Menguasai Bahasa Indonesia (Bandung: Yrama Widya,
2015), h. 71.
2
Jan Hendrik Rapar, Pengantar Logika Asas-asas Penalaran Sistematis (Bekasi: Kanisius, 1996), h. 16.
3
Ahmad Syaeful Rahman dan Hendri P., loc. cit.
4
W. Poespoprodjo, Logika Sientifika (Bandung: Remadja Karya, 1985), h. 77.
2
merupakan pernyataan dari sebuah pengertian, dan bahwa tidak semua kata pada
dirinya sendiri berfungsi sebagai subyek atau predikat dalam suatu proposisi.
Term adalah kata atau sejumlah kata yang dapat berdiri sendiri. Jenis kata
seperti itu disebut kata kategorimatis. Mis. : bunga, burung, pohon (term tunggal),
orang tua asuh, pencinta lingkungan hidup (term majemuk/kompleks).
Jenis-Jenis Term5 :
Dalam kaitan dengan pengertian (arti yang dikandungnya):
Berdasarkan sifatnya :
3
b) Term Kolektif: berlaku pada sesuatu sebagai satu kesatuan
a) Term subyek
b) Term predikat
c) Term menengah / terminus medius
Contoh term :
6
W. Poespoprodjo, op. cit., h. 165
4
3. Kamu berdiri di pinggir pantai.
1. Ragam Proposisi
7
Ahmad Syaeful Rahman dan Hendri P., Mudah Menguasai Bahasa Indonesia (Bandung: Yrama Widya,
2015), h. 72
5
1. Bentuk: Tunggal dan jamak.
Contoh:
Dewi Persik bernyanyi.
Kakak memancing dan memakan ikan.
6
Proposisi negative adalah proposisi dimanan predikatnya menolak
atau tidak mendukung subjeknya
Contoh:
Tidak ada satupun pria yang memakai rok.
Tidak ada satupun mahluk hidup yang hidup kekal di dunia ini.
2. Bentuk-bentuk Proposisi
Dari ragam proposisi, ditemukan empat macam proposisi, yaitu
sebagai berikut.
a. Proposisi umum-positif adalah proposisi yang predikatnya
membenarkan keseluruhan subjek.
Contoh :
Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA.
Semua karya ilmiah mempunyai daftar pustaka.
b. Proposisi umum-negatif adalah proposisi yang predikatnya
mengingkari keseluruhan subjek.
Contoh :
Tidak seorang mahasiswa pun lulusan SLTA.
Tidak seekor gajahpun berekor enam.
c. Proposisi khusus-positif adalah proposisi yang predikatnya
membenarkan sebagian subjek.
Contoh :
Sebagian mahasiswa adalah anak pejabat.
Sebagian perguruan tinggi dikelola oleh yayasan.
7
d. Proposisi khusus-negatif adalah proposisi yang predikatnya
mengingkari sebagian subjek.
Contoh :
Sebagian mahasiswa tidak mempunya mobil.
Sebagian perguruan tinggi tidak dikelola oleh yayasan8.
Metode penalaran induktif adalah proses pemikiran di dalam akal kita dari
pengetahuan tentang peristiwa atau kejadian yang lebih khusus untuk
menyimpulkan pengetahuan yang lebih umum9. Dengan kata lain, penalaran
induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari
hal-hal khusus ke umum.
a. Generalisasi
Generalisasi adalah penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan
yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat
umum.
Contoh :
8
Ibid., h. 73
9
W. Poespoprodjo, Logika Ilmu Menalar (Bandung: Pustaka Grafika, 2011), h. 22
8
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
Sahih atau tidaknya simpulan dari generalisasi itu dapat dilihat dari hal-hal
berikut.
1) Data harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan,
makin sahih simpulan yang diperoleh.
2) Data harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama akan didapat
simpulan yang sahih.
3) Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai
sifat khusus tidak dapat dijadikan data.
b. Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran dengan cara membandingkan
dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh :
Nina adalah lulusan akademi A.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan akademi A.
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut.
1) Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
2) Analogi digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan.
3) Analogi digunakan untuk menyusun klarifikasi.
c. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala
yang saling berhubungan. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal,
terdapat tiga hubungan antarmasalah, yaitu sebagai berikut.
9
1) Sebab-Akibat
Sebab-Akibat ini berpola A menyebabkan B. Di samping hubungan
ini, dapat pula berpola A menyebabkan B, C, dan D, dan seterusnya.
Jadi, efek dari satu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang
lebih dari satu.
Contoh :
Karena hujan turun, jalan-jalan jadi becek,
Lalu apabila kita melihat adanya lebih dari satu kemungkinan
penyebab yang mengakibatkan satu akibat yang mana penyebabnya
belum jelas sementara akibatnya sudah jelas, maka pastilah salah satu
kemungkinan itu adalah penyebabnya.
Contoh :
Angin Hujan lemparan mangga jatuh.
(A) (B) (C) (D)
Angin Hujan mangga tidak jatuh.
(A) (B) (D)
Oleh sebab itu, lemparan anak menyebabkan mangga jatuh.
(C) (D)
Contoh :
Teh, gula, garam menyababkan kedatangan semut
(A) (B) (C) (F)
Gula, lada, bawang menyebabkan kedatangan semut
(B) (D) (E) (F)
Jadi, gula menyebabkan kedatangan semut
(B) (F)
10
2) Akibat-Sebab
Akibat-sebab ini dapat kita lihat pada peristiw seseorang pergi ke
dokter. Ke dokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi
mirip entimem. Akan tetapi, dalam penalaran jenis akibat-sebab ini,
peristiwa sebab merupakan simpulan.
3) Akibat-Akibat
Akibat-Akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan
penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu
“akibat” yang lain. Contohnya adalah sebagai berikut.
Ketika pulang dari pasar, Ibu Rina melihat tanah di halamannya
becek. Ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang
rumahnya pasti basah.
Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan, yaitu hari hujan.
Pola itu dapat dilihat seperti berikut ini.
Hujan menyebabkan tanah becek
(A) (B)
Hujan menyebabkan kain jemuran basah
(A) (C)
Dalam proses penalaran “akibat-akibat”, peristiwa tanah becek (B)
merupakan data dan peristiwa kain jemuran basah (C) merupakan
simpulan.
Jadi, karena tanah becek, pasti kain jemuran basah10.
(B) (C)
10
Ahmad Syaeful Rahman dan Hendri P., op. cit., hh. 77-80
11
khusus11. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum daripada
proposisi tempat menarik simpulan itu. Proposisi tempat menarik simpulan
disebut premis. Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dilakukan
secara langsung dan tidak langsung.
11
W. Poespoprodjo, op. cit, h. 24
12
Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 45
12
Aturan umum silogisme kategorial adalah sebagai berikut.
a) Silogisme harus terdiri atas tiga term, yaitu term mayor, term
minor, dan term penengah.
Contoh :
Semua atlet harus giat berlatih
Anto seorang atlet
Anto harus giat berlatih
b) Terdirin tiga proposisi, yaitu premis mayor, premis minor, dan
simpulan
c) Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
d) Bila salah satu premisnya negatif,simpulan pasti negatif.
e) Dari premis yang positif,akan dihasilkan simpulan yang positif.
f) Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik suatu simpulan.
g) Bila salah satu premisnya khusus,simpulan akan bersifat khusus.
h) Dari premis mayor yang khusus dan premis minor yang
negatif,tidak dapat ditarik suatu simpulan.
2) Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis adalah suatu silogisme yang terdiri atas premis
mayor yang berproposisi kondisional hipotesis. Contoh :Jika besi
dipanaskan ,besi akan memuai .besi dipanaskan. Jadi besi memuai.
3) Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif yang terdiri premis mayor berupa proposisi
alternatif.kalau premis minornya membenarkan salah satu alternatif,
simpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh : Dia adalah
seorang kiai atau profesor.
4) Entimem
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,baik
dalam tulisan maupun dalam lisan. Akan tetapi, ada bentuk silogisme
13
yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor sudah
diketahui secara umum sehingga yang dikemukakan hanya premis
minor dan simpulan.
Contoh
Semua sarjana adalah orang cerdas .
Ali adalah seorang sarjana
Jadi, Ali adalah orang cerdas
Dari silogisme ini dapat ditarik satu entimen,yaitu Ali adalah orang
cerdas karena dia adalah seorang sarjana.
Contoh : Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang
dalam sayembara itu.
1. Topik adalah ide sentral dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan
berisi sekurang-kurangnya dua variabel.
2. Dasar pemikiran, pendapat atau fakta dirumuskan dalam bentuk
proposisi,yaitu kalimat pernyataan yang dapat dibuktikan kebenaran dan
kesalahannya.
3. Proposisi mempunyai beberapa jenis , antara lain sebagai berikut :
a. Proposisi Empirik adalah proposisi berdasarkan fakta,misalnya :
Anak cerdas dapat memanfaatkan potensinya.
b. Proposisi Mutlak ialah pembenaran yang tidak memerlukan
pengujian untuk menyatakan benar atau salahnya,misalnya:
Gadis adalah wanita muda yang belum pernah menikah.
c. Proposisi Hipotetik merupakan pernyataan-pernyataan hubungan
subjek dan predikat yang harus dipenuhi ,misalnya :
Jika dijemput, X akan ke rumah Y.
d. Proposisi Kategoris adalah tidak adanya persyaratan hubungan
subjek dan predikat,misalnya: X akan menikahi Y.
14
e. Proposisi positif universal adalah persyaratan positif yang
mempunyai kebenaran mutlak,misalnya : Semua hewan akan
mati .
f. Proposisi positif parsial adalah pernyataan bahwa sebagian unsur
pernyataan tersebut bersifat positif, misalnya: Sebagian orang
ingin hidup kaya.
g. Proposisi negative universal merupakan kebalikan dari proposisi
positif universal, misalnya : Tidak ada gajah tidak berbelalai.
h. Proposisi negatif parsial ialah kebalikan dari proposisi positif
parsial, misalnya : Sebagian orang hidup menderita.
4. Proses berpikir ilmiah adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar,teliti
dan terarah menuju suatu kesimpulan.
5. Logika merupakan suatu metode pengujian ketepatan
penalaran,penggunaan argumen (alasan), argumentasi (pembuktian),
fenomena dan justifikasi (pembenaran).
6. Sistematika ialah seperangkat proses atau bagian-bagian atau unsur-unsur
proses berfikir kedalam suatu kesatuan.
7. Permasalahan merupakan pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam
karangan.
8. Variabel adalah unsur satuan pikiran dalam sebuah topik yang dianalisis.
9. Analisis (pembahasan, penguraian) dilakukan dengan mengidentifikasi
,mengklasifikasi,mencari hubungan (kolerasi) ,membandingkan dan lain-
lain.
10. Pembuktian (argumentasi) ialah proses pembenaran bahwa proposisi itu
terbukti kebenaran atau kesalahannya. Pembuktian ini harus disertai
dukungan berupa metode analisis, baik yang bersifat manual maupun yang
berupa perangkat lunak. Selain itu, pembuktian harus didukung pula
dengan data yang mencukupi, fakta, contoh dan hasil analisis yang akurat.
11. Hasil merupakan akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif
atau deduktif.
15
12. Kesimpulan (simpulan) adalah penafsiran atau hasil pembahasan , dapat
berupa implikasi atau interferensi.13
13
Ahmad Syaeful Rahman dan Hendri P., op. cit, h. 90
16
BAB III
PEMBAHASAN
Dari beberapa landasan teori yang dikemukakan para ahli sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa:
Term adalah kata atau sekelompok kata yang dijadikan subjek dan predikat dalam
sebuah kalimat proposisi.
Misalnya: bunga, burung, pohon (term tunggal). Orang tua asuh, pecinta
lingkungan hidup (term majemuk/kompleks).
Contoh:
Proposisi adalah suatu pernyataan yang mempunyai nilai benar/salah, dan tidak
boleh mempunyai nilai kedua-duanya. Hanya kalimat netral yang disebut kalimat
Proposisi.
17
Contoh: Tidak satupun buah adalah daging.
5. Pola sebagian A tidaklah B
Contoh: sebagian kucing tidaklah kotor.
18
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
penalaran adalah proses berpikir yang melibatkan logika. Term adalah suatu
kata atau sekelompok kata yang bisa dijadikan subjek dan predikat,
sedangkan proposisi adalah suatu pernyataan yang utuh, yang mempunyai
nilai salah/benar. Syarat kebenaran penalaran adalah bahwa semua premis
harus benar, baik secara formal maupun material. Unsur-unsur penalaran
dalam karangan meliputi: topik, dasar pemikiran yang harus dirumuskan,
proposisi, proses berpikir ilmiah, logika, sistematika, permasalahan, variabel,
analisis, pembuktian (argumentasi), hasil dan kesimpulan.
B. Saran
Sebagai akhir makalah ini, penyusun memberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Mudah-mudahan makalah ini bisa dijadikan tambahan pengetahuan
khususnya bagi penulis umunya bagi seluruh mahasiswa.
2. Perlunya pemahaman yang lebih mendalam dalam mempelajari penalaran.
3. Bagi para pembaca yang menelaah makalah ini diharapkan untuk bersifat
kritis dan korektip, karena tidak menutup kemungkinan makalah ini
banyak kesalahan dan kekeliruan yang perlu diperbaiki dan
disistematiskan.
19
DAFTAR PUSTAKA
20